Anda di halaman 1dari 5

Nama : Khoirunnisa

NIM : 857823335
Semester : 2 PGSD/BI/2021.2
Mata kuliah : Pembelajaran IPA di SD

TUGAS TUTORIAL 1
Mata Kuliah : Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Hari : Minggu
Tutor : Lilik Rahmawati,S.Pd,M.Pd
Waktu : 60 Menit
Semester : II (Dua)/PGSD BI

Petunjuk Umum :
1. Tulislah terlebih dahulu nama dan NIM, sebelum mengejakan soal dibawah ini.
2. Kerjakan soal ini pada lembar jawaban yang sudah tersedia.
3. Kerjakan soal-soal yang kamu anggap mudah terlebih dahulu.
4. Periksalah kembali pekerjaanmu sebelum kamu serahkan kepada pengawas.

Petunjuk Khusus: Kerjakan Soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat!

1. Piaget membagi perkembangan mental anak menjadi empat tahapan, Jelaskan secara
ringkas beserta dengan ciri-ciri khususnya!
2. Berikanlah contoh penerapan teori Piaget dalam pembelajaran IPA di SD (kls 3,4,5, dan 6)
pilih salah satu!
3. Jelaskan bagaimana kelebihan dari teori belajar penemuan menurut Bruner!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori belajar menurut Robert Gagne!
5. Sebutkan 8 langkah yang sering disebut kejadian-kejadian intruksional. Berikan penjelasan
secara singkat!
6. Jelaskan pengertian pendekatan pembelajaran!
7. Apa tujuan memilih pendekatan yang tepat dan efektif!
8. Jelaskan dengan kata-kata sendiri tentang pendekatan konseptual, keterampilan proses
dan pendekatan faktual!
9. Apa perbedaan antara metode mengajar dan teknik mengajar, jelaskan!
10. Jelaskan enam faktor yang perlu menjadi bahan pertimbangan bagi kita, ketika kita hendak
memilih metode belajar tertentu?
Jawaban:
1. Menurut Piaget, perkembangan mental anak dibagi menjadi empat tahapan, yakni sebagai
berikut:
1) Tahap sensori motor, yaitu perkiraan sekitar umur 0-2 tahun. Ciri khususnya adalah
anak mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman
sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh).
2) Tahap Pre-operasional, yaitu perkiraan sekitar umur 2-7 tahun. Ciri khususnya adalah
anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif. Artinya,
anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau
memisahkan ide atau pikiran.
3) Tahap Konkret Operasional, perkiraan pada umur 7-11 tahun. Ciri khususnya
ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Meskipun
anak bisa memecahkan masalah dengan cara logis, mereka belum bisa berpikir secara
abstrak atau hipotesis.
4) Tahap Operasional, perkiraan pada umur 11 atau 12 tahun keatas. Ciri khususnya
anak mampu untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya,
tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret.

2. Contoh penerapan teori Piaget dalam pembelajaran IPA di SD


Kelas :V
Materi : Perubahan Energi Panas Menjadi Energi Kinetik(gerak)
Konsep yang diajarkan : Energi tidak dapat di musnahkan atau di ciptakan., namun energi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain.
Sub konsep : Energi dapat berubah, salah satunya energi panas menjadi energi
kinetik(gerak)
Metode yang dipakai : Eksperimen
Alat dan Bahan :
1. Lilin satu buah
2. Korek Api
3. Kertas Berbentuk Sepiral
4. Benang kurang lebih sepuluh meter
5. Kayu dan Peganggan
6. Gunting
Cara Kerja :
1. Lubangi ujung sisi kertas sepiral dan ikat dengan benang
2. Ikatkan sisi benang yang satunya pada kayu atau peganggan
untuk memegang pada saat percobaan
3. Nyalakan lilin dan letakkan kertas sepiral di atas lilin namun
beri jarak kurang lebih lima meter
4. Berilah keterangan apa yang terjadi.

3. Kelebihan teori belajar menurut Bruner adalah:


1) Belajar penemuan dapat digunakan untuk menguji apakah belajar sudah bermakna.
2) Pengetahuan yang diperoleh siswa akan tertinggal lama dan mudah diingat.
3) Belajar penemuan sangat diperlukan dalam memecahkan masalah karena yang
diinginkan dalam belajar agar siswa dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang
diterima.
4) Transfer dapat ditingkatkan di mana generalisasi telah ditemukan sendiri oleh belajar
daripada disajikan dalam bentuk jadi.
5) Penggunaan belajar mungkin memiliki pengaruh dalam menciptakan motivasi belajar.
6) peningkatan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.

4. Menurut Gagne, belajar merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk
mengubah tingkah lakunya cukup cepat dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap,
sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi
yang baru. Proses belajar dianggap sebagai transformasi input menjadi output atau disebut
model pemrosesan informasi.

5. Model belajar Gagne meliputi 8 langkah yang sering disebut kejadian-kejadian


instruksional, meliputi:
1) Mengaktifkan motivasi
Harapan dalam model pembelajaran dianggap sebagai kontrol untuk mempengaruhi
seluruh aliran informasi dengan memperhatikan bagian-bagian tertentu sampai
mengatur respon tingkah laku.
2) Memberi tahu pelajar tentang tujuan-tujuan belajar
Dimaksudkan agar siswa tahu apa tujuan yang akan dicapai melalui belajar dengan
mempelajari buku tersebut.
3) Mengarahkan perhatian
Bentuk perhatian ada dua, yaitu membuat siswa siap menerima rangsangan belajar dan
memilih informasi yang akan diteruskan ke memori jangka pendek.
4) Merangsang ingatan
Yaitu dari memori ingatan jangka pendek yang disimpan ke memori jangka panjang.
5) Menyediakan bimbingan belajar
Untuk mempelancar masuknya informasi ke memori jangka panjang diperlukan
bimbingan langsung untuk pemberian kode pada informasi
6) Meningkatkan retensi
Yaitu pengulangan pelajaran berulang-ulang kali dengan memberi berbagai contoh
yang sederhana dan dapat dicerna oleh siswa.
7) Membantu transfer belajar
Tujuannya untuk menerapkan apa yang telah dipelajari pada situasi yang baru.
Contohnya melalui tugas pemecahan masalah dan diskusi kelompok.
8) Memperlihatkan/perbuatan dan memberikan umpan balik
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memperlihatkan hasil belajar mereka
sebagai umpan balik kemudian dijadikan sebagai bahan masukan untuk kelancaran
pelaksanaan pelajaran selanjutnya.

6. Pendekatan pembelajaran adalah adalah pandangan atau sudut pandang berupa rencana
awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan
(tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.

7. Tujuan memilih pendekatan yang tepat dan efektif, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada
siswa, sehingga siswa dapat melakukan belajarnya secara lebih mandiri.
b. Memudahkan guru dalam memilih dan menyusun bahan ajar.
c. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran.
d. Memudahkan guru dalam mengadakan penilaian.

8. Pendekatan konseptual adalah cara mengajar IPA yang memungkinkan siswa untuk
mengorganisasikan fakta kedalam suatu model atau penjelaan tentang sifat alam semesta.
Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk atau hasil IPA, tidak mengajarkan
tentang proses bagaimana produk tersebut dihasilkan. Dengan mengajarkan konsep,
diharapkan akan memberikan hasil belajar yang lebih baik.
Pendekatan keterampilan proses merupakan cara mengajar IPA yang melibatkan siswa
dengan materi yang konkret dan bekerja ilmiah, dengan mengajarkan berbagai keterampilan
proses, seperti mengobservasi, mengukur, mengamati, menyimpulkan, dan melakukan
percobaan.
Pendekatan faktual merupakan cara mengajar IPA dengan menyampaikan hasil-hasil
penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting.

9. Perbedaan antara metode mengajar dan teknik mengajar adalah:


Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam
mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode
pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Selanjutnya metode
pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik
pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah
pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode
diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif
dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

10. Faktor yang perlu menjadi bahan pertimbangan, ketika hendak memilih metode belajar
tertentu adalah sebagai berikut:
1) Metode belajar hendaknya sesuai dengan tujuan, yaitu untuk jenjang tingkat SD
memerlukan metode belajar yang sesuai dengan jenjangnya tingkat SD, berbeda dengan
jenjang tingkat SMP dalam metode belajarnya.
2) Metode belajar hendaknya diadaptasikan dengan kemampuan siswa, yaitu metode
mengajarnya perlu disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan para siswa.
3) Metode belajar hendaknya sesuai dengan psikologi belajar, yaitu pengulangan
secara berkala maksudnya tidak mengulang secara terus menerus bisa melalui
pengulangan lewat latihan-latihan menghubungkan konsep yang satu dengan konsep
yang lain melalui tehnik identifikasi dan pemecahan masalah.
4) Metode belajar hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran, yaitu tiap pokok
bahasan sedikit banyak bersifat khas dan menuntut penggunaan metode yang khas pula.
5) Metode belajar hendaknya disesuaikan dengan alokasi waktu dan saran
prasarana yang tersedia, yaitu dalam mengajar harus memperhatika waktu yang telah
kita tetapkan selain itu mempertimbangkan ketersediaan sarana prasarana.
6) Metode belajar hendaknya sesuai dengan pribadi guru, yaitu apapun metode yang
dipakai oleh seorang guru maka metode itu harus dianggap sebagai yang terbaik bagi
dirinya dan sesuai dengan kepribadiannya.

Anda mungkin juga menyukai