Anda di halaman 1dari 37

BAB 15

DISTRIBUSI KEPADA
PEMEGANG SAHAM :
DIVIDEN DAN
PEMBELIAAN KEMBALI
SAHAM

Marcella GT 111410100

Rena Rolanda 111410068

Sendria Kwanda 111410074


15.1 DIVIDEN VERSUS
KEUNTUNGAN MODAL

–Sasaran rasio pembayaran


–Kebijakan dividen optimal
–Teori dividen irelevan
–Teori the bird in the hand
Alasan mengapa beberapa
investor lebih menyukai :
Investor lebih menyukai dividen : Investor lebih menyukai
– Karena dividen kepastiaannya keuntungan modal :
dapat dilihat masa sekarang, – Tidak dikenakan pajak
sedangkan keuntungan modal
lebih tidak pasti di masa depan.
15.2 PERMASALAHAN
KEBIJAKAN DIVIDEN LAINNYA

– Sulit ditemui pasar modal yang sempurna


– Ada flotation cost
– Pajak pasti ada
– Kebijakan investasi perusahaan dapat berubah
– Dampak klien
Menentukan Kebijakan
Dividen dalam Praktik
Faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya deviden:

– Negara (Pajak)
– Tipe Perusahaan
– Kebijakan Perusahaan (Rasio Pembayaran)
Dua Tipe Perusahaan

Perusahaan Matang Perusahaan Muda


– Kas dalam Jumlah Banyak – Kas dalam Jumlah sedikit
– Peluang tumbuh sedikit – Peluang tumbuh baik
– Presentase kas untuk – Presentase kas untuk
pemegang saham tinggi pemegang saham rendah
– Investornya lebih tertarik – Investornya lebih tertarik
dengan dividen dengan keuntungan modal
Rasio Pembayaran

Rasio Pembayaran adalah rasio untuk mengukur besarnya


uang yang akan didistribusikan kepada pemegang saham.

Sasaran Rasio Pembayaran adalah rasio pembayaran yang


dianggarkan suatu perusahaan.
Sasaran Rasio Pembayaran

– Tujuan : Memaksimalkan nilai Pemegang Saham.


– Arus kas perusahaan sebenarnya dimiliki oleh
pemegang sahamnya, sebaiknya tidak menahan
laba terlalu banyak.
– rs < re (laba ditahan lebih murah daripada saham
biasa baru) lebih baik mendanai investasi dengan r s
Rasio pembayaran optimal
dipengaruhi oleh:
– Opini manajemen tentang preferensi
dividen vs keuntungan modal.
– Peluang investasi.
– Struktur modal perusahaan.
– Ketersediaan dana.
Langkah-langkah menentukan
sasaran rasio pembayaran dengan
metode residual:

1. Perusahaan menentukan anggaran modal optimal.


2. Menentukan jumlah ekuitas modal untuk mendanai anggaran
tersebut.
3. Perusahaan sebisa mungkin menggunakan laba ditahan (rs)
dalam struktur modalnya.
4. Perusahaan membayarkan dividen hanya jika laba > jumlah yang
dibutuhkan untuk mendukung anggaran modal optimal
Rumus Pembagian Deviden
(Metode Residual)
Dividen = Laba bersih – laba ditahan untuk investasi baru
= Laba bersih – [(rasio ekuitas sasaran)x(total anggaran modal)]

Rasio Pembayaran Dividen = Dividen /Jumlah laba bersih x 100%


CONTOH SOAL
Perusahaan A memiliki laba bersih $100, berencana
mengeluarkan $50 untuk proyek-proyek modal
dengan rasio ekuitas sasaran sebesar 60%.
Berapa dividen yang dibayarkan oleh perusahaan A
menurut metode residual?

Jawaban
Diketahui :
laba $100
Anggaran untuk proyek modal $50
Rasio ekuitas sasaran 60% Rasio Utang 40%
Penyelesaian dengan metode
residual
Ekuitas : $50x60%=
Perusahaan membutuhkan $50 $30
Utang : $50x40%= $20

Dividen yang dibayarkan= $100 – (0,6 x


$50)
= $100 – $30 = $70
Rasio Pembayaran = 70/100x100% = 70%
CONTOH SOAL PERBANDINGAN
T&W memiliki laba bersih sebesar $60 dan struktur
modal sasaran terdiri dari 60% ekuitas dan 40%
utang. Selama perusahaan tidak membayarkan
dividen tunai, T&W dapat melakukan investasi bersih
sebesar $100.

Berapa pembayaran dividen T&W dengan laba bersih


$60 ketika menghadapi peluang investasi dengan
anggaran modal $40, $70 dan $150?
Dividen= Laba bersih – [(rasio ekuitas sasaran)x(total
anggaran modal)]
Buruk Rata-rata Baik

Anggaran Modal $40 $70 $150

Laba Bersih 60 60 60

Ekuitas yang 24 42 90
dibutuhkan
(0.6 x Anggaran
modal)
Dividen $ 36 $18 ($30)
(Laba- Ekuitas)
Rasio Pembayaran 60% 30% 0%
Dividen
(Dividen/laba)
Kesimpulan Metode Residual

– Dengan metode residual devidennya berfluktuasi/tidak stabil


– Investor terkadang tidak suka dengan dividen yang tidak
stabil
– Perusahaan sebaiknya menggunakan kebijakan residual
untuk menentukan rasio pembayaran jangka panjang saja,
bukan menjadikan patokan untuk pembayaran selama
setahun.
LABA vs ARUS KAS

Mana yang lebih


mempengaruhi dividen?
Catatan Laba, Arus Kas, Dividen Chevron Corp.
Jawaban Laba vs Arus Kas

Dividen lebih bergantung pada arus kas, yang


mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividen secara tunai.
Sedangkan laba berjalan, sangat dipengaruhi oleh praktik-
praktik akuntansi dan tidak selalu mencerminkan posisi
kas perusahaan.
Program Reinvestasi Dividen

Suatu Program yang memungkinkan pemegang saham secara otomatis


menginvestasikan kembali dividen yang diterimanya kembali ke saham
perusahaan yang melakukan pembayaran.
Faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen:
– Return On Asset (ROA)
– Current Ratio (CR)
– Total Assets Turnover (TATO)
Return On Asset (ROA)

– merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio profitabilitas. Rasio


profitabilitas ,mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang
ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio
profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya
perolehan keuntungan perusahaan
Current Ratio (CR)

– merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio likuiditas. Rasio likuditas
mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat
besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya.
– Current Ratio (CR) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka
pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva
lancar.
Total Assets Turnover (TATO)

– merupakan salah satu rasio untuk mengukur rasio aktivitas. Rasio aktivitas
melihat seberapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan. Rasio
aktivitas melihat seberapa besar dana tertanam pada aset perusahaan
– Total Assets Turnover (TATO) menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan
keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan
tertentu.
PECAH SAHAM

– Pemecahan saham / Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham


kedalam nilai nominal yang lebih kecil. Dengan demikian jumlah lembar saham
yang beredar akan meningkat proporsional dengan penurunan nilai nominal
saham.
Ada 2 jenis stock split yang
dilakukan:
– Split Up (Pemecahan saham naik)
– Split Down (Pemecahan saham turun)
Split Up (Pemecahan saham
naik)
– Adalah penurunan naik nominal perlembar saham yang mengakibatkan
bertambahnya jumlah yang beredar.
– Misalnya : Pemecahan saham dengan faktor 3:1 pada awalnya nilai nominal
perlembar saham sebelum melakukan stock split sebesar Rp.1500 maka setelah
dilakukan stock Split Up dengan perbandingan 3: 1, nilai nominal perlembar
saham baru adalah Rp. 500 sehingga lembar saham awalnya 1 lembar menjadi 3
lembar saham.
Split Down (Pemecahan saham turun)

– Adalah peningkatan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan


berkurangnya jumlah lembar saham yang beredar.
– Misalnya :Split Down dengan faktor 1:3 yang merupakan kebalikan dai split up,
awalnya nilai nominal perlembar saham Rp. 1000, kemudian dilakukan Split Down
dengan perbandingan 1:3 maka nilai nominal perlembar saham baru adalah Rp.
3000 dan jumlah lembar saham yang aalnya 3 lembar menjadi 1 lembar saham.
– Banyak investor percaya bahwa stock split akan menghasilkan harga saham
meningkat dan membeli saham akan cenderung meningkat. Orang lain
berpendapat bahwa manajemen perusahaan dengan memulai stock split secara
implisit merupakan sinyal kepercayaan dalam prospek masa depan perusahaan.
Pemecahan saham dilakukan karena
diharapkan dapat memberikan beberapa
manfaat, antara lain:

– agar saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang
saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham
– untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata rata saham kepada
kisaran yang telah ditargetkan
– untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa
peningkatan laba dan deviden kas
Pembelian Kembali
Saham

Buyback
PEMBELIAAN KEMBALI
SAHAM
– Perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri, sehingga menurunkan jumlah
lembar saham beredar
– Terdapat tiga jenis utama pembelian kembali saham :
– Perusahaan memiliki kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada pemegang sahamnya,
dan perusahaan mendistribusikan kas ini melalui pembelian kembali saham dan bukan
membayar dividen tunai
– Perusahaan berkesimpulan bahwa struktur modalnya terlalu berat pembobotannya pada
ekuitas
– Perusahaan menerbitkan opsi pada karyawan dan kemudian menggunakan pembeliaan
kembali di pasar saham terbuka untuk memperoleh saham yang akan digunakan ketika opsi
tersebut dilaksanakan
Dampak Pembelian kembali
Saham
– Jumlah saham beredar di pasar berkurang, treasury stock perusahaan
bertambah
– Kas perusahaan berkurang, Equitas bertambah
– Perubahan struktur permodalan perusahaan
– Menaikkan harga saham (EPS)
– Mendapatkan keuntungan (bila buyback di harga murah, dan menjual kembali
saat harga lebih tinggi)
Keuntungan Buyback

– Pengumuman pembelian kembali bisa di lihat sebagai suatu sinyal positif oleh
investor
– Pemegang saham memiliki pilihan ketika perusahaan mendistribusikan kas
dengan membeli kembali saham mereka dan mereka dapat menjual atau tidak
menjualnya
Kerugian Buyback

– Pemegang saham dapat bersikap acuh tak acuh antara dividen dan keuntungan
modalnya
– Pemegang saham yang melakukan penjualan tidak sepenuhnya menyadari
keterlibatannya dari suatu pembelian kembali atas saham tersebut
– Perusahaan bisa jadi membayar harga yang terlalu tinggi untuk pembelian
kembali saham
THANKS !

Anda mungkin juga menyukai