Pembimbing:
dr. Marwan Nasri, M.ked(cardio), Sp.JP, FIHA
Prevalensi STEMI meningkat dari 25% ke 40% dari
presentasi infark miokard.
Interpretasi:
Fungsi sistolik ventrikel : menurun Ejeksi Fraksi 36%
Wall motion : akinetik posterior, inferior,
tipe kinetik septal
Katup-katup jantung : MR mild, TR mild
Kontraktilitas RV : Baik
Kesimpulan
HR reduced EF dengan MR mild TR mild
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• DARAH RUTIN
• EKG
• FOTO THORAX
• EKOKARDIOGRAFI
Penatalaksa
naan
• O2 2-4 lpm via nasal kanul
• IVFD NaCl 0.9% 10 tpm
• Bolus amiodaron 300 mg + dex 5% jadikan 10 cc, setelah 30
menit ekg ulang, apabila hasil masih VT, bolus ulang 300mg
jika td > 90 mmhg bolus pelan
• Inj arixtra 2,5 mg / 12 jam
• Aspilet tab 1x 100mg
• Cpg 1x 300mg
• Atorvastatin 1x20mg
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam: dubia ad malam
PEMBAHASAN
STEMI
Stenosis arterri koroner kritis (≥70%) Aliran darah terbatas pada waktu Stable angina
latihan fisik
Ruptur plak yang tidak stabil Trombus mulai terbentuk dan kondisis Unstable angina
istirahat
Pembentukan thrombus tidak stabil Oklusi vascular transien atau inkomplit NSTEMI
Thrombus pada rupture plak Oklusi vaskuler komplit (tidak terjadi STEMI
proses lisis)
Diagnosis STEMI
Anamnesis
•Angina tipikal
•Angina Atipikal
•Pria
•Diketahui memiliki penyakit aterosklerosis non coroner (penyakir arterial perifer)
•Memiliki riwayat pernah mengalami infark miokard, coronary bypass ataupun PCI
(Percutaneous Coronary Intervention)
•Memiliki faktor resiko ; hipertensi, merokok, dyslipidemia, diabetes mellitus, riwayat
penyakit jantung coroner dikeluarga, atau klasifikasi resiko menurut NCEP
***Nyeri bukan khas iskemia berupa nyeri
pleuritik (tajam saat inspirasi atau respirasi),
nyeri abdomen tengah atau bawah, nyeri dada
yang dapat ditunjuk dengan 1 jari, nyeri dada
akibat pergerakan tubu, nyeri dada dengan
durasi beberapa detik, nyeri dada yang
menjalar ke ekstremitas bawah.
EKG
•Gambaran infark miokard menjadi kuat jika
ditemukan gambaran EKG ;
1. Concordant, spesifisitas tinggi dan
sensitivitas rendah :
•Gambaran LBBB baru + elevasi segmen ST ≥ 1
mm pada sadapan dengan QRS kompleks
positif
•Gambaran depresi segmen ST ≥ 1 mm di V1-
V3
2. Discordant, spesifisitas dan sensitivitas
rendah :
•ST segmen diskordan dengan kompleks QRS
negative
3. Jika tidak didapatkan elevasi segmen ST, maka kemungkinan dapat berupa
NSTEMI / Angina pektoris tidak stabil, spesifisitas tinggi :
Depresi segmen ST ≥ 0,05 mm di sadapan V1-V3 dan ≥ 0,1mV di sadapan lainnya.
Elevasi segmen ST yang persisten (<20 menit)
Inversi gelombang T yang simetris ≥ 0,2 mV
insufisiensi ginjal
Troponin I/T