Anda di halaman 1dari 9

DEKONSTRUKSIONISME

MK: TEORI SASTRA MUTAKHIR Halimatussakdiah


PENDAHULUAN
1) KBBI Dekonstruksi arti penataan ulang; Isme arti aliran, ajaran
2) Dekonstruksionisme, Tokoh Jacques Derrida (tokoh filsafat Postmodernisme 1930-
2004M) bahwa konsep kebenaran tidak mesti bermakna tunggal, absolut
karenanya Derrida selalu bergairah mendekonstruksi pemikiran modern, termasuk
bahasa. Membantah /strukturalisme/
3) Dekonstruksionisme bahwa memahami sebuah teks itu bertolak dari makna asal
teks itu sendiri, dua penyusun oposisi biner ini bersifat saling berlawanan.
4) Dekonstruksionisme melihat makna teks dalam bahasa bisa berubah kapanpun
sesuai kehendak pembaca, dan berdasarkan interpretasi oleh masyarakat atau
pelakunya.
5) Dekonstruksionisme merupakan sebuah metode membaca teks harus sangat cermat
hingga pembedaan konseptual hasil ciptaan penulis yang menjadi landasan teks
tersebut tampak tidak konsisten, adanya penghianatan dalam menggunakan
konsep-konsepnya dalam teks secara keseluruhan.
DASAR BERPIKIR
Latarbelakang pemikiran Derrida sangat dipengaruhi oleh filsuf
EdmundHusserl dan ahli bahasa Ferdinand de Saussure. Buku pertama
Derrida adalah menerjemahkan karya Husserl yang berjudul The Origin of
Geometry. Di dalam bukunya yang berjudul Of Grammatology, Derrida
menyampaikan pandangannya terhadap pemikiran Saussure mengenai
definisi bahasa. Ia mengatakan bahwa Saussure memberikan esensi manusia
kepada bahasa. Logosentrisme dan fonosentrisme adalah paham yang
berusaha dikritik Derrida. Menurutnya kelemahan logosentrisme adalah
menghapus dimensi material bahasa, dan kelemahan fonosentrisme adalah
menomorduakan tulisan karena memprioritaskan ucapan. Pemikiran Derrida
tentang dekonstruksi melihat makna teks dalam bahasa bisa berubah
kapanpun sesuai kehendak pembaca.
OPOSISI, DALAM KUTIPAN PUISI “SATU LORONG” KARYA REMY SYLADO
Kesedihan adalah nyanyian romantis
ilham bagi orang yang tegar pada kesengsaraan
Ayo, ramai kita tertawa,
munasabat biarpun atas kematian seorang kekasih
agar kita tidak diperbudak ratap tangis

Di sengsara kita, kita madahkan lagu sedih
tapi kita tahu pesta satu lorong yang membebaskan ratap tangis

Dekonstruksi Dua bait puisi ini merupakan bait yang beroposisi sbb:
1) Kesedihan atau sengsara dipandang dari dua sisi yang berbeda.
Kesedihan dan sengsara merupakan suatu implikasi dari situasi yang
secara umum dipahami sebagai situasi yang bertolak balakang dengan
kesenangan. Kesedihan dan sengsara dianggap sebagai situasi yang
tidak lebih baik dari kesenangan.
2) Nyanyian romantis dan lagu sedih merupakan oposisi dalam menyikapi
kesedihan atau sengsara. Nyanyian romantis dan lagu sedih diposisikan
sebagai situasi yang sama-sama memberikan warna pada kesedihan dan
sengsara. Jika situasi yang bertolak belakang itu dapat sama-sama digunakan
untuk mengimplikasikan situasi kesedihan dan sengsara, maka ketika seseorang
mengalami kesenangan pun berarti dapat diimplikasikan dengan dua hal yang
beroposisi juga.
Pada puisi Remy tersebut, ada beberapa oposisi berpasangan yang terdapat di
dalamnya. Serangkaian oposisi tersebut adalah sebagai berikut.
a) Oposisi kesedihan dengan kesenangan
b) nyanyian romantis dengan lagu sedih
c) tertawa dengan rataptangis
d) terkepung dengan membebaskan
e) tegar dengan rapuh
f) kematian dengan kehidupan
g) kekasih dengan musuh
h) surga dengan neraka
INTERPRETASI, DALAM PUISI “AKU” KARYA KHAIRIL ANWAR
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorangkan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulan yang terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih dan peri.
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
TEMA

1) Perjuangan .................................. Membaca Puisinya dengan Semangat


2) Perasaan Ingin Bebas ................. Membaca Puisinya dengan prontal
3) Kematian ....................................... Membaca Puisinya dengan Sedih
PENGHIANATAN, DALAM NOVEL “SITI NURBAYA” KARYA MARAH RUSLI
Pembacaan dekonstruktif terhadap novel “Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai)”.
Penghianatan yang bisa dimunculkan adalah pergeseran status tokoh di dalam
novel tersebut. Jika diketahui bahwa novel ini memiliki latar sosio-historis
pemberontakan rakyat Padang terhadap Belanda karena kebijakan pajak.
Maka pembacaan Faruk (1999: 48-49) yang menyatakan bahwa Samsul
Bahri sebagai tokoh utama adalah bermasalah. Bagaimana tidak? Samsul
Bahri-lah yang berada di pihak Belanda ketika terjadi pertempuran dengan
rakyat Padang. Pun juga Samsul Bahri pula yang mengganggu istri Datuk
Meringgih dengan berciuman di malam hari di salah satu fragmen novel
tersebut. Datuk Meringgih adalah pahlawan (hero) sesungguhnya karena
sokongannya kepada perjuangan melawan Belanda lepas dari cara liciknya
mendapatkan Sitti Nurbaya sedangkan Samsul Bahri adalah pengkhianat
negara dan perusak perkawinan orang sehingga lebih layak dia disebut
sebagai penjahat.
S3 PBSI Terimakasih
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Anda mungkin juga menyukai