Anda di halaman 1dari 17

Studi Surveilans

Epidemiologi Malaria
Dosen Pengampu: Marta Butar Butar., S.KM., M.Epid
Nama Kelompok :

Della Haki (N1A118088)


Andini Arianti (N1A118089)
Ega Fortuna (N1A118093)
Nurul Atiqah (N1A118094)
Widya Anggraini (N1A118099)
Nopis Nopriyansyah (N1A118102)
Muhammad Iqbal (N1A118111)
Desi Irianti Siregar (N1A118112)

Kelas: 4.C

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarkat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jambi
2020
Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria akan
mengeluhkan gejala demam dan menggigil. Walaupun mudah menular melalui gigitan nyamuk, malaria bisa sembuh secara
total bila ditangani dengan tepat. Namun jika tidak ditangani, penyakit ini bisa berakibat fatal dari menyebabkan anemia
berat, gagal ginjal, hingga kematian.

Gejala Malaria                      

Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya gejala melalui tiga tahap selama 6-12 jam,
yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu mengeluarkan banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali
normal. Tahapan gejala malaria dapat timbul mengikuti siklus tertentu, yaitu 3 hari sekali (tertiana) atau 4 hari sekali
(kuartana).

Penyebab Malaria

Manusia dapat terkena malaria setelah digigit nyamuk yang terdapat parasit malaria di dalam tubuh nyamuk. Gigitan
nyamuk tersebut menyebabkan parasit masuk ke dalam tubuh manusia. Parasit ini akan menetap di organ hati sebelum siap
menyerang sel darah merah. Parasit malaria ini bernama  Plasmodium. Jenis Plasmodium bermacam-macam, dan akan
berpengaruh terhadap gejala yang ditimbulkan serta pengobatannya.
Berdasarkan data who, di indonesia setap tahun ditemukan lebih 6 juta
penderita dengan 700 kematian. Hampir 70 juta penduduk (35%) dari jumlah
penduduk di indonesia) tinggal di daerah yang berisiko terhadap penularan
malaian. Pada tahun 2006, di indoensia terdapat sekiatran 2 juta kasus malaria
klinis, sedangkan tahun2007 menjadi 1,75 juta kasus. Jumlah penderita posisitf
malaria tahun 2006 sekitara 350,00 kasus dan pada tahun 2007 sekitaran
311.000 kasus.


Menurut laporan tahunan program malaria kabupaten mamuju, angka
kejadian malaria pada tiga tahun terkhir mengalami fluktasi yaitu: tahun
2006 jumlah penderita malaria sebanyak 28.201 kasus malaria deng an
rincin 273 kasus malaria positif dan 10.201 kasis malaria klinis. Tahun
2007 meningkat menjadi 482.269 kasusu malaria denga rincian 472 kasus
malaria positif dan 11.269 kasusu malaria klinis. Tahun 2008 mengalami
penurunan menjadi 289.143 kasus malaria dengan rincian 275 kasusu
malaria positif dan 14.143 kasusu malaria klinis. Cakupan program
pemeberantas penyakit malaria dari 23 puskesmas yang ada di kabupaten
mamuju, pada tahun 2006 yaitu ada 17 puskesmas, tahun 2007 ada 18
puskesmas, tahun 2008 yaitu ada 23 puskesmas
1
Pelaksanaan Surveilans
Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisis dan Interpretasi Data

Pelaporan dan Penyebarluasan Data

Evaluasi
Pengumpulan
data
Kegiatan pengumpulan data sudah dilakukan oleh semua puskemas berdasarkan
sumber data yang ada, walaupu kebanyakan responden yang melaksanakan kegiatan ini
secara pasif saja atau responden hanya menunggu dan mencatat dari register yang ada
tetapi ada beberapa puskemas yang melakukan kegiatan pengumpulan data langsung
atau di masyarakat serta ada juga bebrapa responden yang menunggu di puskesmas dan
lagsung turun ke masyarakat. Pengumpukan data secara aktif sejak tahun 2006 sampai
dengan 2008 jarang dilakukan karena pengumpukan data secara akti dilakukan hanya
apabila ada kegiatan program yang memiliki sumber dana.
Pengolahan data
Hasil penelitian kegiatan pengolaha data 14 puskesmas (636%) melakukan pengolha data
secara manual. Menurut informasi dari petugas, belum adanya saraan berupa perangkat
komputer di puskesams tersebut tidak memungkinkan untu dilakukannya pengolahan data
secara komputerisasi. Dimana dilakukannya pengolahan data secar manual untuk dimasukkan
ke dalam laporan bulanandan tahuann puskesmas berdasarkan format laporan dari dinas
kesehatan kabupaten.

Pengolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi


akan lebih memberikan hasll kegiatan yang baik karena Namun kenyataan nya pengolahan data
dengan sistem komputersiasi data yang ada dapat tingkat puskesmas sangata jarag
disimpan dan tidak tersebar dimana-mana sehingga akan dilakuakn dengan mengguanka sistem
sangat memudahkan bagi petugas untuk mencari data jika komputerisasi.
akan dperlukan
Analisis dan interpretasi
data
Puskesmas tepalang, binanga, bambu dan dungkait tidak melaksanakan kegiatan
analisis dan interpretasi data disebabkan karena karema tdak tahu cara menganalsis dan
interpretasi data sedangkan puskesmas latra, tobadak dan kalumpang yang tidak
melakukan analsis dan interpretasi data karena tenaga yang ada sangat terbatas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas, tidak melaksanakan analisis data,
alasan utama adalah tidak penting dilakukan karena menurut responden kegiatan.
Surveilans hanya dilakukan bila ada kasus yang muncul di masyarakat, sedangkan yang
lainnya menjawab tidak tahu cara melakukan analisis.
Pelaporan Dan
Penyebarluasan Data
Hasil penelitian cakupan kegiatan pelaporan dinas kesehatn kabupaten sudah dikakukan
oleh semua puskesmas berdasrakab format laporan yang ada, namun penyebarluasan data
melalui kegiatan lintas sektor atau penyuluhan kepada masyarakat dan penyebaran data
melalui media elektronik atau media cetak sejak tahun 2006-2008 belum dilaksanakan.
Petugas lapangan dalan melaksanakan progrma pemberantasan malaria belum didukung
dengan pengetahuan dan pemahaman tugas pokok yang baik. Pelaporan dan penyebarluasan
tidak hanya diberitahukan pada instansi yang lebih tinggi, sebaiknya diberitahukan juga
kepada masayrakat, sehingga mengetahui tentag jumlah penduduk yang sakit agar dilakukan
pencegahan berbasis rumah tangga.
Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari rangkaian kegiatan sesuatu program kerja.
Evaluasi diperlukan untuk menilai program berhasil, gagal atau perlu ada perbaikan,
evaluasi yang selama ini dilaksanakan adalah hasil laporan pencapaian program.
Kegaiatan evaluasi program surveilans malaria dilakukan bersamaan dengan evaluasi
keseluruhan program yang ada di puskesmas dengan interval waktu tertentu yaitu pada 6
bulan sampai 1 tahun
Distribusi Penderita
Malaria Menurut Waktu

Distribusi Penderita
Malaria Menurut Tempat
Distribusi penderita malaria
menurut waktu
Peningkatan kasus mulai pada tahun 2006 sebnayak 29,45% kasus, tahun 2007 sebanyak
33.,01% kasus dan pada tahun 2008 sebanya 37 53% kasus. Terjadinnya peningkatan kasusu
berdasarkan hasil penelitian ini kemungkinan di pengerahui oleh keadaan iklim diwilayan kabupaten
mamuju. Curah hujan di kabupaten mamuju tertinggi terjadi pada bulan januari sebesar 3.926.0 mm
kubik dengan hari huja sebanyak 111 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan maret
1.422 mm kubik dengan jumlah hari huan sebnayak 72 hari. Kelembapan udara berkisar antara 70
sampai 80 % atau arta-rata kelembapan udara berkisar 75%.
curah hujan yang tinggi memebri pengaruj terhadap penyebaran malaria dimana terjadi
genangan air yang memungkinkan nyamuk ANOPHELES untuk berkembang iak. Penelitian yang
dilakukan oleh Arsunan, 2004 di pulau kapoposang. Curah hujan yang tinggi mengaibatkan banya
genangan air yang muncul secara tiba-tiba yang digunakan oleh nyamuk sebagai tempat perindukan
Keadaan ekosistem mendukung berkembangbiakknya nyamuk sepanjang tahun dikarenakan
banyaknya sumber air, sehingga air merupakan faktor utama kehidpuan larva nyamuk krmampuan
hidup dari suatu spesies nyamuk tentunya dipengaruhi oleh bebagai yaitu diantarannya adalah
tersediannya sumber bahan makanan.
Distribusi Penderita Malaria
Menurut Tempat
Tingginya proporsi penderita di puskesmas tampa padang dikarenakan wilayah kerja puskesmas
tampa padng terdapat rawa yang cukup luas yang sebgaian besar mengelilingi daratan sehingga
terdapat genangan air yang menjadi tempat perindukan nyamauk. Sedangkan untuk puskesmas
topoyo, dikarenakan puskemas ini terletak jauh dari ibukota kabupaten mamuju dengan jumlah
penduduk yang banyak dan tingkat mobilitas penduduk yang begitu tinngi baik penduduk yang
masuk dan keluar wilayah kabupaten melalui pelabuhan laut. Tingginya mobilitas penduduk yang
keluar masuk memberi pengaruh terhadap terhadap perubahan penyakit pola penyakit. Selain itu juga
kecamatan topoyo memiliki daerah jawa yang cukup luas, kondisi lingkungan seperti ini sangat
menunjang untuk tempat perindukan nyamuk.
peningkatan jumlah penderita malaria dan munculnya kejadian lluarbiasa yang berkaitan
dengan tingkat mobilitas penduduk suatu wilayah, perubahan lingkungan, yang menyebabkan
perluasan tempat perindukan nyamuk malaria serta aanya perubahan iklim. Jumlah kasus malaria yang
ditemukan berdasarkan pada puskesmas Tapalang adalah yang paling sedikit di wilayah kabupaten
Mamuju
Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan pengumpulan data dilaksanankan secara pasif oleh
beberapa puskesmas di wilayah kerja kabupaten menuju sejak tahun 2006-2008.
pengumpulan data secara aktif dilakukan hanya apabila dada kejaian luar biasa dan
apabila ada kegiatan program yang memiliki sumber dana. Kegiatan pengolahan data
pada puskesmas di wilayah kerja kabupaten mamuju tahun 2006-2008 dilaknsanakan
dengan baik berdasarkan format laporan surveilans puskesmas laporan mingguan
wabah dan laporan bulanan penyakit alaria
Saat hidup
tidak
memberimu
senyuman,
maka beri dia
sedikit
gelitikan

Anda mungkin juga menyukai