Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 3

 EMELDA WANTY PATODINGAN


NIM: 183145105047
 ENJHEL LITHA MASEHI
NIM; A1C219051
 RINI ALFRIANI
NIM: A1C219032
 RINDI ANTIKA
NIM: 183145108026
KEPERAWATAN MATERNITAS
II
INFEKSI MATERNAL, INFEKSI TRAKTUS
GENETALIS, INFEKSI PASCAPARTUM
DEFINISI
INFEKSI MATERNAL

Infeksi maternal adalah proses peradangan atau


implamsi yang terjadi dalam kehamilan, di sebabkan
karena adanya implamasi organisme, virus, bakteri,
dan parasit

Etiologi

di sebabkan kuman-kuman : trikomonas vaginalis,


candida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob
dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus
entrococus, e.coli,dan staplilocukus. Dapat juga
disebabkan oleh robekan serviks
MANIFESTASI KLINIS

Infeksi Maternal

keluhan tidak spesifik


gejala umum seperti rasa cepat lelah, lesu, mual,
sakit kepala, dan demam
kedinginan dan gejala yang difokuskan pada situs
infeksi sehingga infeksi ini didiagnosa hanya ketika
menjalani antenatal skiring tes darah
DIAGNOSA Tujuan dan Kriteria Hasil
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan
dengan agen cidera keperawatan selama 2x24 jam Pasien secara komprehensif termasuk
biologis
tidak mengalami nyeri, dengan lokasi, karakteristik, durasi,
kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Observasi reaksi nonverbal
2. melaporkan bahwa nyeri
dari ketidaknyamanan
berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri 3. Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan menemukan
3. Mampu mengenali nyeri
dukungan
4. Menyatakan rasa nyaman setelah
4. Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri berkurang
mempengaruhi nyeri sepertisuhu
5. Tanda vital dalam rentang normal
ruangan, pencahayaan dan
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
kebisingan
7. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi: napas
dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
9. Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang
dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
10. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali

2. Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien untuk


kulit barhubungan keperawatan selama 2x24 menggunakan pakaian
dengan jam kerusakan integritas kulit yang longgar
penurunan imunologis pasien teratasi dengan 2. Hindari kerutan pada
kriteria hasil: tempat tidur
1. Integritas kulit yang baik 3. Jaga kebersihan kulit
bisa dipertahankan agar tetap bersih dan
(sensasi,elastisitas, kering
temperatur,hidrasi, 4. Mobilisasi pasien (ubah
pigmentasi) posisi pasien) setiap dua
4. Menunjukkan pemahaman 5. Monitor kulit akan adanya
dalam proses perbaikan kulit dan kemerahan
mencegah terjadinya sedera 6. Oleskan lotion atau minyak/baby
berulang oil pada derahyang tertekan
5. Mampu melindungi kulit dan 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi
mempertahankan kelembaban pasien
kulit dan perawatan alami 8. Monitor status nutrisi pasien
6. Menunjukkan terjadinya 9. Memandikan pasien dengan
proses penyembuhan luka sabun dan air hangat
10. Observasi luka : lokasi,
dimensi,kedalaman luka,
karakteristik,warna cairan,
granulasi, jaringan nekrotik, tanda-
tanda infeksi lokal, formasi traktus
11. Ajarkan pada keluarga tentang
luka dan perawatan luka
12. Cegah kontaminasi feses dan
urin
13. Lakukan tehnik perawatan luka
dengan steril
Berikan posisi yang mengurangi
tekanan pada luka

3. Resiko Setelah dilakukan tindakan Pertahankan teknik aseptif


Tinggi Infeksi keperawatan selama……pasien 1. Batasi pengunjung bila perlu
berhubungan tidak mengalami infeksi dengan 2. Cuci tangan setiap sebelum dan
dengan kriteria hasil: sesudahtindakan keperawatan
penurunan 1. Klien bebas dari tanda dan
2.Menunjukkankemampuan 3. Gunakan baju, sarung
untukmencegah tangan sebagaialat
timbulnyainfeksi pelindung
3. Jumlah leukosit 5. Gunakan kateter
dalambatas normal intermiten
4. Menunjukkan untukmenurunkan infeksi
perilakuhidup sehat kandung kencing
6. Tingkatkan intake
nutrisi
7. Berikan terapi
antibiotik
8. Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemikdan
local
9. Inspeksi kulit dan
membran
mukosaterhadap
kemerahan, panas,
drainase
10. Monitor adanya luka
11. Dorong masukan
cairan 12. Dorong istirahat
Definisi
 Infeksi traktus generalis
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat
timbul secara akut dengan akibat meninggalnya
penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa
bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti
penutupan lumen tuba.
 Etiologi
disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas
vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme
aerob dan anaerob endogen vagina seperti
streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus .
 Manifestasi klinis
a. terdapatnya keputihan (leukorea)
b. mungkin terjadi kontak berdarah (saat hubungan
seks terjadi perdarahan)
c. pada pemeriksaan terdapat permukaan serviks
yang berwarna merahh
d. Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak
berhubungan dengan haid(bukan pre menstrual
syndrome)
e. Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari
vagina
f. Nyeri saat berhubungan intim
g. Demam
NO NIC
NANDA NOC
h. Nyeri punggung Manajemen nyeri
1 Nyeri akut Setelah dilakukan perawatan nyeri
Lakukan pengkajian
berhubungan dengan berkurang atau hilang dengan kriteria nyeri komprehensif
yang meliputI lokasi,
hasil: karakteristik, durasi,
agen cedera biologis
frekuensi,kualitas dan
  • Mampu mengontrol nyeri intensitas nyeri
  sertafaktor pencetus
  • Melaporkan bahwa nyeri berkurang • . Observasi reaksi
nonverbal dari
  ketidaknyamanan
• Mampu mengenali
• Berikan informasi
nyeri(skala,intensitas frekuensi dan
mengenai nyeri
tanda nyeri)
• Kurangi faktor yang dapat
mencetuskan atau meningkatkan
nyeri
• Pilih dan implementasikan tindakan
farmakologi dannonfarmakologi
untuk memfasilitasi penurunan
nyeri
• Ajarkan metode farmakologi untuk
menurunkan nyeri
• Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
• Evaluasi keefektifan control nyeri
• Dukung istirahat/tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunannyeri.Pemberian
analgesic
• Tentukan lokasi,
karakteristik,kualitas, dan
keparahan nyeri sebelummengobati
pasien
• Cek perintah pengobatan
• Tentukan pilihan obat analgesic
berdasarkan tipe dan
2 Hipotermi Setelahdilakukanperawata Perawatan demam
berhubungan ntemperature suhu dalam Pantau suhu dan tanda
dengan proses batasnormal (36-37 C) tanda vital lainnya
penyakit dengan kriteriahasil: • Monitor warna kulit
•Klien tidakmenggigil dan suhu
•Tidak terjadi peningkatan • Monitor asupan dan
suhu tubuh keluaran.
•TTV dalam batas normal • Dorong konsumsi
cairan
• Tutup pasien dengan
selimut atau pakaian
ringantergantung pada
fase demam.
• Fasilitasi istirahat,
terapkan
pembatasanaktivitas
• Pantau komplikasi
komplikasi yang
berhubungan dengan
demam serta tanda
dangejala kondisi
penyebab demam.
• Tingkatkan sirkulasi
udara
• Beri obat / cairan
intravena.Manajemen
cairan
• Jaga intake/asupan cairan
yang adekuat
• Monitor status hidrasi
• Monitor hasil laboratorium
yang relevan
denganretensi cairan
• Berikan cairan dengan
tepat
• Dukung pasien dan
keluarga untuk
membantudalam
pemberian makanan
dengan baik.

3 Kerusakan Setelah dilakukan Pengecekkan kulit


integritas kulit perawatan integritas • Periksa kulit dan selaput
berhubungan jaringan kulit dan lendir dengan adanya
dengan membrane mukosa kemerahan, kehangatan
imunodefesien tidak terganggu ekstren, edema
si dengan kriteria hasil : • Monitor warna dan suhu
• Integritas kulit tidak kulit
• Sapukan kulit dengan
bubuk obat dengan tepat
• Jaga alas kasur agar
tetap bersih, kering dan
bebas kerut
• Periksa kulit setiap hari
• Berikan pembersih
topical pada daerah yang
terkena infeksi dengan
tepat

4 Resiko infeksi Setelah dilakukan Control infeksi


• Ganti peralatan
perawatan infeksi tidak perawatan/pasien sesuai
terjadi dengan kriteria protocol
• Batasi jumlah
hasil tidak ada tanda-
pengunjung
tanda infeksi • Cuci tangan sebelum dan
(kemerahan, sesudahkegiatan
perawatan
demam,nyeri dan • Dorong pasien untuk
bengkak) beristirahat
• Berikan terapi antibiotic
yang sesuai perlindungan
infeksi
• Monitor tanda dan
gejalainfeksi sistemik
dan lokal
• Monitor kerentanan
terhadap infeksi
• Monitor hitung
mutlak granolosi,
WBC, dan hasil-hasil
diferensiasi
• Tingkatkan asupan
nutrisi yang cukup

5 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan perawatan Pengurangan


kecemasan
dengan krisis situasi tingkat kecemasan berkurang • Kaji tanda verbal dan
dengan kriteria hasil: nonverbal kecemasan
• Gunakan pendekatan
1. Dapat beristirahat yang tenang dan
meyakinkan
2. Perasaan tidak gelisa • Nyatakan dengan
jelas harapan
3. Menyampaikan rasa takut terhadap perilaku
dan cemas secara lisan TTV klien
• Berikan informasi
dalam batas normal factual terkait
• Berada disisi klien untuk
meningkatkan rasa aman
• Dengarkan klien
• Dorong verbalisasi perasaan
• •dentifikasi pada saat terjadi
perubahan tingkat kecemasan
• Atur penggunaan obat-obat
untuk mengurangi kecemasan
secara tepat
Teknik menenangkan
• Pertahankan sikap yang
tenang dan hati-hati
• Pertahankan kontak mata
• Kurangi stimuli yang
menciptakan perasaan takut
• Duduk dan bicara dengan
klien
• Instruksikan klien mengambil
nafas dalam untuk
mengurangi kecemasan
• Berikan obat anti kecemasan
jika doperlukan
Definisi
Infeksi postpartum adalah infrksi yang, terjadi sesudah
melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius
atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca
persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Nifas
atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana
organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil.
Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer,
Helen, 2001:225)

Etiologi

Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam


tubuh pada saat berlangsungnya proses persalinan.
Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum maupun saat
persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan
masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk
lainnya adalah dari penolong persalinan sendiri, seperti alat-
alat yang tidak steril
digunakan pada saat proses persalinan.Infeksi bisa timbul
akibat bakteri yang sering kali ditemukan didalam vagina
(endogenus ) atau akibat pemaparan pada agen
pathogen dari luar vagina (eksogenus) (Bobak, 2004)

Manifestasi klinis

Infeksi postpartum yaitu :


1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina,
serviks, dan endometrium
 Gejalanya berupa rasa nyeri dan panas pada tempat
infeksi, kadang-kadang perih saat kencing.
 Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya
tidak berat, suhu sekitar 38 derajat selsius dan nadi
dibawah 100 per menit. Bila luka yang terinfeksi,
tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat keluar,
demam bisa naik sampai 39-40 derajat
Penyebaran dari tempat-tempat tersebut melalui vena-
vena, jalan limfe dan permukaan endometrium.
Patofisiologi
Apabila timbul demam post partum kita harus
mencurigai kemungkinan infeksi uterus .
Demnam mungkin setara dengan luas infeksi,
dan apabila terbatas di endometrium ( desidua)
dan miometrium superficial, kasus biasanya
ringan dan demamnya minimal. Biasanya suhu
lebih dari 38 sampai 39 0C. demam dapat
disertai menggigil dan mengisyaratkan adanya
bakterimia, yang terbukti yang terjadi pada 10-
20 % wanita dengan infeksi panggul setelah
seksio sesaria. Denyut nadi biasanya mengikuti
kurva suhu
NO Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1 Nyeri Akut berhubungan dengan Kriteria Hasil: - Tentukan skala
Mampu nyeri dan intensitas
luka insisi, distensi abdomen, after mengontrol nyeri nyeri, monitor
pains, distensi kandung kemih. ( penyebab nyeri, tekanan darah, nadi
mampu dan pernafasan
Batasan Karakteristik
menggunakan setiap 4 jam.
tehnik non • Anjurkan klien
- Perubahan Selera makan
farmakologi untuk
- Perubahan Tekanan Darah - Mampu mengenali menggunakan
nyeri ( skala, teknik relaksasi
- Perubahan frekuensi jantung Intensitas, Frekuensi dan nafas dalam
dan tanda nyeri) serta teknik
- Perubahan frekuensi pernapasan - Menyatakan rasa distraksi (untuk
nyaman Setelah nyeri ringan dan
berkurang sedang).
• Gunakan Teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri
• Check intruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
• Berikan obat
analgetik sesuai
Anjuran Dokter

2 Resiko infeksi Kriteria Hasil: -klien • Cuci tangan setiap


sebelum dan
berhubungan dengan trauma bebas dari tanda dan sesudah tindakan
gejala infeksi keperawatan
jaringan • Pertahankan teknik
-menunjukan isolasi
• Monitor kerentanan
perilaku hidup sehat
terhadap infeksi
3 Intoleransi aktivitas Kriteria hasil: Bantu klien untuk
mengidentifikasi
berhubungan dengan aktivitas yang
-mampu melakukan
hambatan mobilitas fisik mampu dilakukan
aktivitas sehari-hari • Bantu untuk
 Batasan Karakteristik (ADLs) secara mandiri memilih
aktivitas
-Respon tekanan darah
- Tanda-tanda vital konsisten yang
abnormal terhadap aktivitas sesuai dengan
normal
kemampuan
-Respon frekuensi jantung -mampu berpindah kemampuan
abnormal fisik, psikologi
dengan atau tanpa dan social
bantuan alat Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda,
kruk

Anda mungkin juga menyukai