Anda di halaman 1dari 37

ISPA

(infeksi saluran pernafasan atas)

DINDA AYU SYAHIDATUL ARSYA


201710410311163
DEFINISI
Infeksi Saluran Pernapasan Akut sering disingkat dengan ISPA.
Istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute
Respiratory Infections (ARI). ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi,
saluran pernapasan dan akut dengan pengertian (Yudarmawan,
2012), sebagai berikut:

1.Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam


tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala
penyakit.

2.Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14


hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut
meskipun untukbeberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam
ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
DEFINISI
3. Infeksi adalah masuknya kuman atau
mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala
penyakit. Saluran pernapasan adalah organ
mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga
tengah dan pleura. ISPA secara anatomis
mencakup saluran pernapasan bagian atas,
saluran pernapasan bagian bawah (termasuk
jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran
DEFINISI
Menurut WHO (2007), Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang
disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke
manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu
beberapa jam sampai beberapa hari.
Menurut Depkes RI (2005), Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) adalah penyakit Infeksi akut yang menyerang salah satu
bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
A.
A. Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan
berdasarkan umur
umur (Kemenkes
(Kemenkes RI,
RI, 2011b)
2011b)
1. Kelompok umur < 2 bulan, diklasifikasikan atas :
Pneumonia berat, bila disertai dengan tanda-tanda klinis
seperti :
– Berhenti menyusu
– Kejang
– Rasa kantuk yang tidak wajar atau sulit bangun
– Stridor pada anak yang tenang
– Demam (38ºc kurang atau lebih)
– Pernapasan cepat 60 kali atau lebih per menit
– Penarikan dinding dada berat
– Distensi abdomen dan
– Abdomen tegang.
Bukan Pneumonia :
 Anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per
menit
 Tidak terdapat tanda pneumonia seperti di atas.
Next…
2. Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun, diklasifikasikan atas :
a) Pneumonia sangat berat: batuk atau kesulitan bernapas yang
disertai dengan sianosis sentral.

b) Pneumonia berat: batuk atau kesulitan bernapas dan penarikan


dinding dada, tetapi tidak disertai sianosis sentral.

c) Pneumonia: batuk (atau kesulitan bernapas) dan pernapasan


cepat tanpa penarikan dinding dada.
d) Bukan pneumonia (batuk pilek biasa): batuk (atau kesulitan
bernapas) tanpa pernapasan cepat atau penarikan dinding dada.

e) Pneumonia persisten: anak dengan diagnosis pneumonia tetap


sakit walaupun telah diobati selama 10-14 hari dengan dosis
antibiotik yang adekuat dan antibiotik yang sesuai.
Next…
3. Kelompok umur dewasa yang mempunyai faktor risiko lebih tinggi untuk
terkena pneumonia(Kurniawan dan Israr, 2009) :
 Usia lebih dari 65 tahun
 Merokok
 Malnutrisi baik karena kurangnya asupan makan ataupun dikarenakan
penyakit kronis lain.
 Kelompok dengan penyakit paru, termasuk kista fibrosis, asma, PPOK,
dan emfisema.
 Kelompok dengan masalah-masalah medis lain, termasuk diabetes dan
penyakit jantung.
 Kelompok dengan sistem imunitas dikarenakan HIV, transplantasi
organ, kemoterapi atau penggunaan steroid lama.
 Kelompok dengan ketidakmampuan untuk batuk karena stroke,
obatobatan sedatif atau alkohol, atau mobilitas yang terbatas.
B. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi (Depkes
RI, 2005), sebagai berikut :

1. Infeksi Saluran Pernapasan atas Akut (ISPaA) Infeksi


yang menyerang hidung sampai bagian faring,
seperti pilek, otitis media, faringitis.

2. Infeksi Saluran Pernapasan bawah Akut (ISPbA)


Infeksi yang menyerang mulai dari bagian epiglotis
atau laring sampai dengan alveoli, dinamakan
sesuai dengan organ saluran napas, seperti
epiglotitis, laringitis, laringotrakeitis, bronkitis,
bronkiolitis, pneumonia.
ETIOLOG
I
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus
dan riketsia (Depkes RI, 2005). Bakteri penyebab ISPA
seperti : Diplococcus pneumonia, Pneumococcus,
Streptococcus hemolyticus, Streptococcus aureus,
Hemophilus influenza, Bacillus Friedlander. Virus seperti :
Respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus,
cytomegalovirus. Jamur seperti : Mycoplasma pneumoces
dermatitides, Coccidioides immitis, Aspergillus, Candida
albicans (Kurniawan dan Israr, 2009)
PATOFISIOLOGI
Penyebab dari infeksi saluran pernafasan akut
adalah bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing
lainnya. Penyebab umum penyakit ISPA adalah
virus,dan virus tersebut dinamakan strotocous dan
shaphy lococus kemudian masuk melalui partikel
udara dan melekat pada epitel sel dinding hidung.
Kemudian masuk kedalam beronkus dan ketraktus
Raspralorius atau sel nafas sehingga menimbulkan
tanda dan gejala influenza seperti batuk, pilek, dan
demam dan sakit kepala dank arena adanya debu dan
bakteri yang masuk kedalam saluran pernafasan
melalui udara sehingga menimbulkan gejala batuk
pilek.
Faktor predisposisi pada penyakit ISPA adalah
imunisasi yang tidak lengkap, kurang gizi, lingkungan
Next…
Virus (Streptocous & Shaphy lococcus)

Masuk melalui partikel udara ( Droplet)

Melekat pada epitel sel dinding

Masuk kebronkus

Kemudian ke traktus respratorius (sel nafas)

Tampak tanda dan gejala influenza seperti:
batuk, pilek, demam, dan sakit kepala
GEJALA
ISPA akan menimbulkan gejala yang terutama terjadi
pada hidung dan paru-paru. Beberapa gejalanya antara
lain:
 Hidung tersumbat atau berair
 Paru-paru terasa terhambat
 Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit
 Kerap merasa kelelahan
 Tubuh merasa sakit

Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius


akan muncul, seperti:
 Kesulitan bernapas
 Demam tinggi dan menggigil
 Tingkat oksigen dalam darah rendah
 Kesadaran yang menurun bahkan pingsan
PEMERIKSAAN YANG
MENUNJANG
1.Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil
yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai
dengan jenis kuman,
2.Pemeriksaan hitung darah (deferential count);
laju endap darah meningkat disertai dengan
adanya leukositosis dan bisa juga disertai dengan
adanya thrombositopenia
3.Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan
(Benny:2010)
Informasi
Obat
AMOXICILIN
Aspek Informasi Obat Pustaka
MIMIS 2012/13 HAL
Komposisi Amoxiciillin tryhydrate
187
Pengobatan telinga, hidung, tenggorokan, GU, kulit dan struktur kulit, saluran pernapasan bawah, dan infeksi
gonore. A to Z drug Facts
Indikasi
Pengobatan otitis media, sinusitis, dan infeksi yang disebabkan oleh organisme rentan melibatkan saluran DIH 17th Ed
pernapasan, kulit, dan saluran kemih
DIH 17th Ed.
 875 mg setiap 12 jam atau 500 mg setiap 8 jam
Dosis oral yang biasa
Martindale 36th ed.
 250 sampai 500 mg setiap 8 jam
page : 203
Dosis  500-875 mg setiap 12 jam.
 Anak-anak sampai usia 10 tahun dapat diberikan 125-250 mg setiap 8 jam;
 untuk < 40 kg, dosis 20 sampai 40 mg / kg sehari di dosis terbagi setiap 8 jam, atau 25 sampai 45 mg / kg
sehari dalam dosis terbagi setiap 12 jam,
A to Z drug Facts
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap penisilin, sefalosporin, atau imipenem
Jarang Ditemukan , reaksi alergi, mual, muntah, diare A to Z drug Facts
Efek Samping Reaksi kepekaan yang serius dan fatal adalah anafilaksis terutama terjadi pada penderita yang hipersensif pada AHFS Essential
penisilin.
Penderita Infeksi mononucleosis dan Gangguan Ginjal, Penggunaan jangka panjang dapat memicu superinfeksi. DIH 17th Ed
Perhatian
Reaksi alergi, hamil, laktasi A to Z drug Facts
Oral : Tablet : ≤ 25 C AHFS Drug
Cara Penyimpanan Information Essential
Suspensi : Setelah direkonstusi, disimpan dilemari es dan buang setelah 14 hari

Interaksi obat Probenesid , kontrasepsi oral, allupurinol, antikoagulan A to Z drugs


AMOXICILIN
Mekanisme
Mekanisme Kerja
Kerja

• Menghambat sintesis dinding sel bakteri


dengan mengikat satu atau lebih pada
penicillin-binding protein(PBP)
• Menghambat transpeptidasi pada saat sintesis
peptidoglikan di dinding sel bakteri sehingga
menghambat biosintesis dinding sel.
• Bakteri lisis akibat aktivitas enzim autolytic
dinding sel yang sedang berlangsung
sementara perakitan dinding sel dihambat.
(Drug information handbook 17th Edition).
AMOXICILIN
FARMAKOKINETIK
 Absorbsi
Amoxicillin stabil pada asam lambung dan terabsorpsi 74-92%
di saluran  pencernaan pada penggunaan dosis tunggal secara
oral. Nilai puncak konsentrasi serum dan AUC meningkat
sebanding dengan meningkatnya dosis. Efek terapi Amoxicillin
akan tercapai setelah 1-2 jam setelah pemberian  per oral. Adanya
makanan di saluran pencernaan dapat menurunkan dan menunda
tercapainya nilai puncak konsentrasi serum Amoxicillin, namun hal
tersebut tidak berpengaruh pada jumlah total obat yang
diabsorpsi.

 Distribusi:
Distribusi obat bebas ke seluruh tubuh baik. Amoxicillin dapat
melewati sawar  plasenta, tetapi tidak satupun menimbulkan efek
teratogenik. Namun demikian, penetrasinya ke tempat tertentu
seperti cairan serebrospinalis tidak cukup untuk terapi kecuali di
daerah tersebut terjadi inflamasi. Selama fase akut (hari pertama),
meningen terinflamasi lebih  permeable terhadap Amoxicillin, yang
AMOXICILIN
FARMAKOKINETIK

 Metabolisme:
Amoxicillin sebagian besar dimetabolisme di hati
menjadi metabolit inaktif oleh enzim Cytochrome
P450 2C19 (CYP2C19).

 Eskresi:
Waktu paruh Amoxicillin adalah 61.3 menit dan
diekskresi melalui ginjal.

(Bertran G. Katzung. Farmakologi Dasar dan


Klinik Volume 1-3).
PARACETAMOL
Aspek Informasi Obat Pustaka
MIMIS 2012/13 hal 115
Komposisi Acetaminophen

Meredakan nyeri dan demam


Indikasi A to Z drug facts
Bantuan nyeri ringan sampai sedang, pengobatan demam
DWS : 1-2 TAB 3-4X/hr MIMIS 2012/13 hal 115
Dosis
ANAK : ½ - 1 TAB 3-4X/hr
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap parasetamol DIH 17 th ed

Efek samping Kerusakan hati (jarang terjadi kerusakan ginjal) BNF page 259
Kerusakan ginjal, gangguan metabolisme hati, Jika
Perhatian penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan DIH 17 th ed
hepatotoksik

Cara penyimpanan Disimpan dalam suhu ruang A to Z drug facts

Interaksi obat Alkohol, vasopresin, polisorbat, antihipertensi MIMIS 2012/13 hal 115
PARACETAMOL
Mekanisme Kerja

Menghambat prostaglandin di sistem


saraf pusat, namun tidak memiliki efek
antiinflamasi di periferal. Mengurangi
demam melalui tindakan langsung
pada pusat pengatur panas di
hipotalamus.
(A to Z Drug Facts)
PARACETAMOL
Farmakokinetika
 Mudah diserap pada GI tract dengan konsentrasi puncak
plasma terjadi sekitar 10 sampai 60 menit setelah diminum
(oral dose).
 Didistribusikan paling banyak di jaringan tubuh melewati
plasenta dan ada dalam ASI.
 Protein plasma yang mengikat pada dosis terapi diabaikan
tetapi akan meningkat jika konsentrasi juga meningkat.
 Waktu paruh eliminasi dari bervariasi sekitar 1 sampai 3
jam.
 Dimetabolisme terutama di hati
 Di ekskresikan dalam urin terutama sebagai glukoronida dan
konjugat sulfat. Kurang dari 5% diekskresikan tidak berubah
sebagai paracetamol.
PARACETAMOL
Farmakodinamik
 Paracetamol adalah turunan sintesis dari p-
aminofenol yang menghasilkan efek
analgetik dan antipiretik.
 Paracetamol digunakan secara luas dalam
pengobatan ringan sampai nyeri sedang dan
demam.
PARACETAMOL
INTERAKSI OBAT
• Resiko keracunan parasetamol dapat
meningkat pada pasien yang menerima obat
lain yang memiliki potensi hepatotoksik atau
obat yang menginduksi enzim microsomal
hati.
• Absorpsi paracetamol dapat dipercepat
dengan obat-obatan seperti metoklopramid.
• Kolestiramid dapat mengurangi absorbs dari
paracetamol bila diberikan dalam jangka
waktu tidak lebih dari 1 jam dari parasetamol.
• Eksresi mungkin dapat dipengaruhi dan
PHENOBARBITAL
Aspek Keterangan Pustaka
Komposisi Fenobarbital 15mg, 30mg, 60mg 100mg dan 15mg/5ml (BNF vol. 61, Hal. 287)
Phenobarbital Na MIMIS 2012/13 HAL 103
Indikasi Sebagai sedasi, antikonvulsan / kejang akut (AHFS Drugs Information)

Dosis ( A to Z Drug Fact, Drug


DEWASA
Information Handbook edition
InsomniaDEWASA: PO/IM/IV 100-320 mg. 17 )
Sedasi DEWASA: PO 30-120 mg/hari dalam dosis terbagi 2-3.
Epilepsi DEWASA: PO 60-250 mg/hari.
Kejang DEWASA: IV 100-320 mg . ulangi jika diperlukan (maksimum 600 mg/24 jam).
Epilepticus DEWASA: IV 10-20 mg/kg. Ulangi jika diperlukan.
Anak-anak:  IV 15-20 mg/kg lebih dari 10-15 menit.
Sedasi prabedahAnak-anak: PO/IM/IV 1-3 mg/kg
Kontra indikasi Hipersensitifitif terhadap barbiturat atau komponen sediaan. Liver impairment, dyspnea. (A to Z Drug Fact, 2003) dan
(Martindale vol. 36 hal.392)

Efek samping Mengantuk, depresi, lesu, demam, ataksia, halusinasi, mual, muntah, nyeri kepala. Alergi pada kulit, (Drug Information Handbook,
ruam. 17th ed)

Pehatian - Antikonvulsan tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba karena kemungkinan peningkatan frekuensi (Drug Information Handbook,
kejang, terapi harus ditarik secara bertahap untuk meminimalkan potensi peningkatan frekuensi 17th ed)
kejang, kecuali masalah keamanan yang memerlukan penarikan lebih cepat
- Fenobarbital pada anak-anak memiliki resiko terulangnya demam kejang (Martintindale vol.36 hal. 392)
Interaksi Obat Antikoagulan, kortikosteroid, progesteron, esterogen DIH17th ed.
PHENOBARBITAL
Mekanisme Kerja
Menghentikan kejang dengan menurunkan
eksitasi postsinaptik, kemungkinan melalui respon
stimulasi inhibitor GABA ergic post sinaptik. Efek
antikonvulsi yang selektif terutama diberikan oleh
gugus 5-fenil.
Barbiturat bekerja pada seluruh SSP, walaupun
pada semua tempat tidak sama kuatnya. Dosis
nonanastesi terutama menekan respon pasca
sinaps. Penghambatan hanya terjadi pada sinaps
GABA-nergik, walaupun demikian efek yang terjadi
mungkin tidak semuanya melalui GABA sebagai
mediator. Barbiturat memperlihatkan beberapa efek
yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi transmisi
sinaptik. Kapasitas barbiturate membantu kerja
PHENOBARBITAL
Farmakokinetika
 Susunan Saraf Pusat
Efek utama barbiturat ialah depressi SSP. Semua tingkat
depresi dapat di capai, mulai dari sedasi, hipnosis,
berbagaitingkat anastesia, koma, sampai kematian.
Barbiturat tidak dapat mengurangi rasa nyeri, tanpa
disertai hilangnya kesadaran, dan dosis kecil barbiturat
dapat meningkatkan reaksi terhadap rangsangan nyeri.
Pada beberapa individu, dan dalam keadaan tertentu,
misalnya adanya rasa sakit, barbiturat tidak menyebabkan
sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi (kegelisahan
dan delirium). hal ini mungkin disebabkan adanya
depresi pusat penghambatan.

 Efek pada tingkatan tidur


Efek hipnotik barbiturat meningkatkan total lama tidur
dan mempengaruhi tingkatan tidur yang bergantung pada
PHENOBARBITAL
Farmakokinetika
 Tempat dan mekanisme kerja pada SSP.
Barbiturat bekerja pada seluruh SSP, walaupun pada
setiap tempat tidak sama kuatnya. Dosis non anesthesi
terutama menekan respon pasca sinaps. Penghambatan
hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik. Barbiturat
memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada
eksitasi dan inhibisi transmisi sinaps, kapasitas
barbiturat membantu kerja GABA sebagian menyerupai
kerja benzodiazephin, namun pada dosis yang lebih
tinggi bersifat sebagai agonist GABA-nergik, sehingga
dalam dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan
depresi SSP yang berat.
PHENOBARBITAL
Farmakokinetika
ASPEK JUMLAH PUSTAKA

Onset Kerja 20-60 menit, I.V: kurang dari 5 menit Drug information handbook 17th edition
Peak Effect I.V : kurang dari 30 menit Drug information handbook 17th edition

Lama Kerja Obat Oral: 6-10 jam, I.V : 4-10 jam Drug information handbook 17th edition

Absorpsi 70% sampai 90% Drug information handbook 17th edition

Protein Plasma 20% sampai 45%; decreased in neonates (neunatus: bayi yang Drug information handbook 17th edition
berusia 0 sampai 28 hari)

Metabolisme di hati melalui hidroksilasi dan glukuronida konjugasi Drug information handbook 17th edition

Waktu Paruh Neonates: 45-500 jam ; Infants (bayi): 20-133 jam , Drug information handbook 17th edition
Children: 37-73 jam ; Adults: 53-140 jam

Waktu Mencapai Puncak Oral: 1-6 jam Drug information handbook 17th edition

Eksresi Urine (20% sampai 50% ) Drug information handbook 17th edition
PHENOBARBITAL
Farmakodinamik
 Pernapasan
Barbiturat menyebabkan depresi nafas. Pemberian oral
barbiturat yang sangat tinggi atau suntikan iv yang terlalu cepat
menyebabkan depresi nafas yang lebih berat.
Pemberian barbiturat dosis sedatif hampir tidak berpengaruh
terhadap pernafasan, sedangkan dosis hipnotik oral menyebabkan
pengurangan frekuensi dan amplitudo nafas.

 Sistem Kardiovaskular
Pada dosis oral sedatif atau hipnotik, barbiturat tidak
memberikan efek terhadap sistem kardiovaskular. Frekuensi nadi
dan tekanan darah sedikit menurun seperti terjadi dalam keadaan
tidur. Pemberian babiturat dosis terapi iv secara cepat dapat
menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak. Efek
kardiovaskular terhadap intoksikasi barbiturat sebagian
besar disebabkan oleh hipoksia sekunder akibat infeksi nafas.
Dosis tinggi barbiturat menyebabkan depresi pusat vasomotor
diikuti vasodilatasi perifer sehingga terjadi hipotensi. Barbiturat
GLYCERYL GUAIACOLAT
ASPEK KETERANGAN PUSTAKA
Komposisi Tiap tablet mengandung Glyceryl Guaiacolate 100 mg (Drug Information
Handbook 17 ed)
th

Indikasi Meringankan batuk produktif (sebagai ekspektoran). (Drug Information


Handbook 17 ed)
th

Dosis Dosis Dewasa : (Drug Information


Oral 200 - 400 mg setiap 4 jam. Handbook 17th ed)
Dosis Anak :
>12 tahun : Oral 200 - 400 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 2400 mg/hari.
6-11 tahun : Oral 100 - 200 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 1200 mg/hari.
2-5 tahun : Oral 50 - 100 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 600 mg/hari.
< 2 tahun : Oral 25 - 50 mg setiap 4 jam; dosis maksimum 300 mg/hari.

Kontra indikasi Hipersensitivitas terhadap produk guaifenesin (Drug Information


Handbook 17 ed)
th

Efek samping Efek samping yang sering muncul adalah mual dan muntah, nyeri perut, nyeri (Drug Information
kepala. Handbook 17 ed)
th

Pehatian Kehamilan & menyusui, anak < 2 tahun. (Drug Information


Handbook 17 ed)
th
Glyceryl Guaiacolate
Mekanisme Kerja
Memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan
dengan demikan mengurangi kekentalannya,
sehingga mempermudah pengeluarannya dengan
batuk. Mekanisme kerjanya adalah Merangsang
reseptor-reseptor di mukosa lambung yang
kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar-sekresi
dari saluran lambung-usus & sebagai refleks
memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada
disaluran napas (Tjay, 2007)

(sumber: Obat-Obat Penting Ed. VI hal


660)
Glyceryl Guaiacolate
Farmakokinetika & Farmakodinamik

 Absorbsi : Diserap baik dalam GIT


 Waktu Paruh : ~ 1 jam
 Ekskresi : Urine (as unchanged drug
and
metabolites)

(sumber : Drug Information


Handbook Ed. 17th)
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai