Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN


MENGELUARKAN BENDA ASING
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

• Nur Rahmawati Santi ( P1337420316039 )


• Wahyu Astri Priambada ( P1337420316040 )
• Moh Noor Aufal M ( P1337420316041 )
• Devith Ayunda S.C ( P1337420316042 )
• Dwi Octaviani ( P1337420316043 )
• Dyah Retno U ( P1337420316044 )
• Dewi Rosawati ( P1337420316045 )
• Uswatun Chasanah ( P1337420316046 )
• Ulfatul Vaisyah ( P1337420316047 )
Definisi benda asing pada telinga
• Kemasukan benda asing adalah keadaan darurat dimana bagian tubuh seperti mata,
hidung, telinga dan mulut secara tidak sengaja (tidak diinginkan) atau disengaja kemasukan
benda asing yang dapat mengganggu sistem vital tubuh siapa saja dan kapan saja yang
dapat menyebabkan kematian karena kurangnya pengetahuan pertolongan pertama.
• Telinga sering kemasukan benda asing. Benda asing merupakan benda yang berasal dari
luar tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Kadang-kadang benda dapat masuk. Bila
kemasukan benda asing di telinga, tentu saja terjadi penurunan pendengaran. Terkadang
benda asing dapat masuk tanpa sengaja ke dalam telinga orang dewasa yang mencoba
membersihankan kanalis eksternus atau mengurangi gatal atau dengan sengaja anak-anak
memasukkan benda tersebut ke dalam telinganya sendiri.Namun, terkadang sering
dianggap enteng oleh setiap orang. Pada anak, anak tak melaporkan keluhannya sebelum
timbul keluhan nyeri akibat infeksi di telinga tersebut, lama-lama telinganya berbau
Etiologi benda asing pada telinga

• Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.


• Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu
menggunakan alat alat pembersih telinga misalnya kapas, tangkai
korek api atau lidi yang tertinggal di dalam telinga,
• faktor kebetulan terjadi tanpa sengaja dimana benda asing masuk
kedalam telinga contoh masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.
Patofisiologi benda asing pada
telinga
• Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa factor
antara lain pada anak – anak yaitu factor kesengajaan dari anak tersebut , factor
kecerobohan misalnya menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang
dewasa seperti kapas, korek api ataupun lidi serta factor kebetulan yang tidak
disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat , nyamuk dll.
Masukknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius
eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga klien
akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. Namun, tindakan yang klien
lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali berakibat semakin
terdorongnya benda asinr ke bagian tulang kanalis eksternus sehingga
menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari laserasi
kulit dan lukanya membrane timpanai, akan menyebabkan gangguan pendengaran ,
rasa nyeri telinga/ otalgia dan kemungkinan adanya risiko terjadinya infeksi.
pathways
Manifestasi benda asing pada
telinga
Efek dari masuknya benda asing tersebut ke dalam telinga dapat
berkisar di tanpa gejala sampai dengan gejala nyeri berat dan adanya
penurunan pendengaran.
1. Merasa tidak enak ditelinga
2. Tersumbat
3. Pendengaran terganggu
4. Rasa nyeri telinga / otalgia
5. Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing
pemerikaan Penunjang benda asing pada telinga

Pemeriksaan dengan Otoskopik

Caranya : Interpretasi :

1.Warna kemerahan, bau


1. Bersihkan serumen busuk dan bengkak
2. Lihat kanalis dan membran menandakan adanya infeksi
2. Warna kebiruan dan
timpani kerucut menandakan
adanya tumpukan darah
dibelakang gendang.
3. Kemungkinan gendang
mengalami robekan.
pemerikaan Penunjang benda asing
pada telinga
Pemeriksaan Ketajaman

Test penyaringan
sederhana

1. Lepaskan semua alat bantu dengar


2. Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu
telinga
3. Berdirilah dengan jarak 30 cm
4. Tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)
5. Untuk nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam
pemerikaan Penunjang benda asing
pada telinga Uji Ketajaman Dengan Garpu Tala

Interpretasi
1. Menguji hantaran tulang (tuli
konduksi) 1. Normal: suara terdengar
2. Pegang tangkai garpu tala, seimbang (suara terpusat pada
pukulkan pada telapak tangan ditengah kepala)
3. Letakan tangkai garpu tala pada 2. Tuli kondusif: suara akan lebih
jelas pada bagian yang sakit
puncak kepala pasien. (obstruksi: otosklerosis, OM) akan
4. Tanyakan pada pasien, letak menghambat ruang hampa.
suara dan sisi yang paling keras. 3. Tuli sensorineural: suara
lateralisasi kebagian telinga yang
lebih baik.
pemerikaan Penunjang benda asing
pada telinga
Uji Rine

Interpretasi
1. Membandingkan konduksi udara
dan tulang
2. Pegang garpu tala, pukulkan pada 1. Normal: terdengar terus suara
telapak tangan garpu tala.
3. Sentuhkan garpu tala pada tulang 2. Klien dengan tuli kondusif
prosesus mastoid, apabila bunyi udara:
tidak terdengar lagi pindahkan mendengar garpu tala lebih jelas
melalui konduksi tulang (Rinne
kedepan lubang telinga (2 cm)
negatif)
4. Tanyakan pasien, kapan suara tak
terdengar (hitungan detik)
5. Ulangi pada telinga berikutnya
pencegahan
• Kebiasaan terlalu sering memakai cottonbud untuk membersihkan
telinga sebaiknya dijauhi karena dapat menimbulkan beberapa efek
samping
• Hindarkan memberi mainan berupa biji-bijian pada anak-anak, dapat
tejadi bahaya di atas atau juga dapat tertelan dan yang fatal dapat
menyumbat jalan nafas.
penatalaksanaan benda asing pada
telinga
• Ekstrasi benda asing dengan menggunakan pengait atau pinset atau
alligator (khususnya gabah)
• Bila benda asing berupa binatang atau serangga yang hidup, harus
dimatikan dulu dengan meneteskan pantokain,xylokain,minyak atau
alcohol kemudian dijepit dengan pinset.
ASUHAN KEPERAWATAN
TEORITIS
1. PENGKAJIAN
Meliputi identitas klien yaitu : nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama,
pendidikan,  tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, No. RM, diagnose medis, alamat dan rencana
terapi.
a. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit Dahulu
Apakah pasien pernah mengalami Riwayat kesehatan masa lalu yang berhubungan degan
gangguan pendengaran karena benda asing,biasanya kebiasaan dan kecerobohan
membersihkan telinga yang tidak benar  atau klien suka berenang dapat mempengaruhi
penyakit ini
2.  Riwayat Penyakit Sekarang
Penderita biasanya mengeluh nyeri, Penderita biasanya mengeluhkan pendengarannya mulai
menurun,  rasa tidak enak ditelinga.      .
3.  Riwayat Penyakit Keluarga.
Apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit benda asing dalam telinga seperti klien
saat ini atau apakah ada riwayat pendengaran  atau riwayat keluarga.
2  PEMERIKSAAN FISIK
Kaji keadaaan umum:kaji tingkat kesadaran,berat badan dan tinggi badan klien. Dan kaji tanda-tanda vital klien.
a. Kepala
Amati bentuk kepala apakah ada oedema,dan amti apakah ada kondisi luka(jahitan)
b. Rambut
Biasanya rambut klien tidak bersih, rontok dan dikepala tidak ada pembengkakan. 
c. Wajah
Biasaya wajah pasien kelihatan pucat karna adanya nyeri
d. Mata ikterik,pupil isokor
Biasanya kedua mata klien simetris,reflek cahaya baik, dan konjungtiva biasanya anemis,biasanya palpebra klien tdak udema,skelera tdak
e.Telinga
Biasanya telinga klien Terjadi penyumbatan Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, Pendengaran terganggu, Rasa
nyeri telinga / otalgia
f. Hidung
Biasanya klien tidak ada mengeluh dengan masalah hidung.
g. Bibir
Biasanya bibir pasien tampak pucat dan kering.
h. Gigi
Biasanya kelengkapan gigi, kondisi gigi klien tampak normal dan biasanya    kebersihan gigi  kurang.
i. Lidah
Biasanya tampak normal tdakkotor,tdak hiperik
j. Leher
Biasanya leher pada klien penyakit benda asong dalam telinga  ini tampak normal saja
k. Dada
• Inspeksi
Biasanya bentuk dan kesemetrisan rongga dada tampak normal. Biasanya klien tampak susah bernafas / mengatur
jalannya nafas dada,frekwensi nafas 12 sampai 20 X permeni,tidak dyspnea.
• Palpasi
Biasanya normal,biasanya dgn menggunakan getaran vocal yg dsebut vocal primitus
• Perkusi
Biasanya bunyi ketukan pada dinding dada dan bunyi dada normal jaringan sonor
• Auskultasi
Biasanya tidak ada terdengar bunyi tambahan pada saat klien melakukan insipirasi dan ekspirasi.
l. jantung
• inspeksi : biasanya ictus cordis tampak normal terlihat pada ICS -5
• palpasi   : biasanya lokasi ictus cordis teraba normal tidak lebih dri 1cm
• perkusi   : biasanya batas-batas jantung klien pada penyakit ini normal
• auskultasi : biasanya irama denyutan jantung terdengar normal
m. Abdomen
• Inspeksi    : biasanya tidak adanya pembesaran rongga abdomen
• Auskultasi : biasanya bunyi bising usus terdengar frekuensinya tidak normal karna klien mengalami penurunan nafsu
makan
• Palpasi     : biasanya teraba normal saja
• Perkusi    : biasanya bunyi ketukannya terdengar normal
n. Genitourinaria
Biasanya klien tidak ada terpasang kateter
o. Ekstremitas
Biasanya kekuatan otot kurang dari normal akibat klien terasa letih
menahan nyeri dan biasanya ekstremitas atas terpasang infus untuk
menambah cairan dalam tubuh klien karna nafsu makan klien
berkurang dan biasanya kekuatan otot klien ini menurun.
p. Sistem integumen
Biasanya warna kulit klien tampak pucat dan biasanya suhu kulit
meningkat
q. Sistem Neurologi
Biasanya sistem neuro pada klien penyakit  ini normal saja
r. Data Pola Kebiasaan sehari-hari
1)Nutrisi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1.Selera makan Biasanya klien mempunyai Biasanya nafsu makan
2.Frekuensi makan nafsu makan yang tinggi. klien menurun.
3.Makanan pantangan Biasanya klien makan 3x sehari. Biasanya klien makan 1x
sebelum sakit klien sering sehari karna tidak
4.Pembatasan pola makan
minum yang dingin dan makan adanya nafsu makan.
makanan yang pedas-pedas. Saat sakit klien tidak ada
Sebelum sakit pola makan klien lagi makan makanan
pamntangan.
tidak teratur.
Saat sakit pola makan
klien di atur
2) Eliminasi (BAB & BAK)
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
– BAB Biasanya pagi dan sore. Saat sakit frekuensinya biasnya
1. frekuensi (waktu) Biasanya seblm skit tdk ada kesulitan. berkurang,kadang2 tdk ada.
Biasanya terjadi defekasi.
2.Kesulitan Biasanya tidak menggunakan obat
pencahar Biasanya kadang2 menggunakan
3.Obat pencahar
obat pencahar

Biasanya saat sakit BAK sering


Biasanya 5x sehari
–     BAK karna penambahan cairan
Biasanya warnanya kuning kejernihan melalui infus.
1. Frekuensi
dan berbau amis
Biasanya warnanya kuning
2. Warna dan bau kejernihan dan berbau
amis,kadang berbau obat,klien
yg mengonsumsi obat antibiotik
biasnya urine nya berbau obat
itu.
3)Istirahat dan tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jam tidur Biasanya jarang tidur siang karna Biasnya sering tidur siang
–          Siang kesibukan di luar rumah. karna klien hanya berbaring
Biasanya tidur malam klien di tempat tidur.
–          Malam teratur. Biasnya klien susah tidur
malam.

2. Kesulitan tidur Biasanya klien tidak mengalami Biasanya klien mengalami


kesulitan tidur kesulitan tidur karna kondisi
penyakitnya.
4) Aktifitas sehari-hari dan
perawatan diri
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1. Kegiatan sehari-hari Klien sibuk dan menghabiskan Klien hanya istirahat di


2. Perawatan diri waktu d luar rumah karna tempat tidur.
pekerjaan. Perawtan diri klien
Perawatn dri klien biasanya berkurang, hygine klien
teratur dan bersih. berkurang.
s. Data Sosial Ekonomi
Biasanya jika klien masih remaja dan orangtua klien sebagai PNS, biasanya yang
menbiayai pengobatan klien orangtua, dan biasanya mengalami masalah keuangan
karna biaya penginapan RS dan pengobatan klien selama di RS.
t. Data psikososial
Biasanya psikologis klien terganggu selama di rawar di RS karna sakit yang di
deritanya dan ketidaknyamanan,biasanya klien mempunyai harapan cepat sembuh
dan ingin pulang dan adanya kemampuan mekanisme koping dalam keluarga klien.
u. Data Spiritual
Biasanya pelaksanaan ibadah klien tidak sama dengan pelaksanaan ketika klien
masih sehat,klien sholat hanya berbaring di atas tempat tidur karna klien tidak
mampunya untuk shnolat berdiri, dan biasanya klien merasakan beban yang
sangat berat atas  kondisinya saat ini.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut b.d. agen cedera biologis, fisik ,kimia
b. Gangguan sensori persepsi (auditori) b.d. perubahan sensori persepsi
c. Risiko infeksi b.d. laserasi kulit dan trauma membran timpani
3. INTERVENSI
4. IMPLEMENTASI
Melaksanakan/ melakukan tindakan yang telah direncanakan sesuai
dengan intervensi   untuk kesembuhan dan meningkatkan kesehatan
klien.
5. EVALUASI
Pada tahap ini perawat akan mengevaluasi atau melakukan
pemeriksaan kembali untuk mengetahui sejauh manakah
perkembangan terhadap pasiennya serta untuk mengetahui apakah
intervensi dan implementtasi telah tercapai atau belum.Yang terdiri dari
SOAP( subjek,objektif,analisa dan plentasi.

Anda mungkin juga menyukai