Anda di halaman 1dari 14

KLIPING

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

Oleh:
DYAH RETNO UDAYANTI
EEN AYU ARFIANTI
M.BAHRUDIN KHOIRON
IKHLASUL MAULANA P.A
TIARA NURUL ADHANIS

X MIPA 3.1
SMA NEGERI 1 KENDAL
2014-2015
PRAKATA

Assalamualaikum wr.wb.

Puji dan syukur penulis pajatkan atas kehadirat ALLAH Swt., karena atas rahmat dan hidayah-NYA
kami dapat menyelesaikan klipng ​ini.

Adapun maksud tujuan pembuatan kliping ini adalah untuk menyelesaikan tugas sejarah Indonesia serta
mempelajari sejarah tentang pendudukan jepang di Indonesia.

Kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Sunarto,SPd,M.Pd. selaku kepala SMA NEGERI 01 KENDAL.


2. Ibu Tri Istini selaku pembimbing dan guru sejarah Indonesia.

Pembuatan kliping ini tentu jauh dari kata sempurna. Tak ada gading yang tak retak. Untuk itu penulis
mohon kepada Anda untuk memberikan saran agar menjadi lebih baik lagi. Terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb.

Kendal, 3 Februari 2015

Penyusun
1. IUGUN YANFU / FUJINGKAI

Jugun ianfu​ merupakan wanita yang dipaksa untuk menjadi pemuas kebutuhan seksual tentara Jepang
yang ada di Indonesia dan juga di negara-negara jajahan Jepang lainnya pada kurun waktu tahun
1942-1945. Menurut riset oleh Dr. ​Hirofumi Hayashi​, seorang profesor di ​Universitas Kanto Gakuin​,
jugun ianfu termasuk orang ​Jepang​, ​Korea​, ​Tiongkok​, ​Malaya​ (​Malaysia​ dan ​Singapura​), ​Thailand​,
Filipina​, ​Indonesia​, ​Myanmar​, ​Vietnam​, ​India​, ​Indo​, orang ​Eropa​ di beberapa daerah kolonial (​Inggris​,
Belanda​, ​Perancis​, ​Portugis​), dan penduduk kepulauan ​Pasifik​. Jumlah perkiraan dari ​jugun ianfu​ ini pada
saat perang, berkisar antara 20.000 dan 30.000. Pengakuan dari beberapa ​jugun ianfu​ yang masih hidup
jumlah ini sepertinya berada di batas atas dari angka di atas. Kebanyakan rumah bordilnya berada di
pangkalan militer Jepang, namun dijalankan oleh penduduk setempat, bukan militer Jepang.
Penelitian sejarah ke dalam pemerintah Jepang mencatat beberapa alasan untuk pendirian rumah bordil
militer. Pertama, penguasa Jepang mengharapkan dengan menyediakan akses mudah ke budak seks,
moral dan keefektivan militer tentara Jepang akan meningkat. Kedua, dengan mengadakan rumah bordil
dan menaruh mereka di bawah pengawasan resmi, pemerintah berharap dapat mengatur penyebaran
penyakit kelamin​. Terakhir, pengadaan rumah bordil di garis depan menyingkirkan kebutuhan untuk
memberikan izin istirahat bagi tentara.
Pada tahap awal perang, penguasa Jepang mengambil pelacur melalui cara konvensional. Iklan yang
menawarkan pekerjaan sebagai pelacur muncul di koran-koran yang terbit di Jepang dan koloni Jepang di
Korea​, ​Manchukuo​, dan ​daratan Tiongkok​. Banyak yang menanggapi iklan ini dahulunya merupakan
pelacur dan menawarkan jasa mereka sukarela. Yang lainnya dijual oleh keluarga mereka kepada militer
karena kesulitan ekonomi.
Namun, sumber ini dengan cepat mengering, terutama dari Jepang. Menteri Urusan Luar Negeri menolak
mengeluarkan visa perjalanan bagi pelacur Jepang, karena khawatir akan mencemari nama Kekaisaran
Jepang. Militer kemudian mencari wanita penghibur di luar Jepang, terutama dari Korea dan Tiongkok.
Banyak wanita dibohongi dan ditipu untuk bergabung ke rumah bordil militer. Lainnya diculik. Pelacur
Jepang yang tetap tinggal di rumah bordil militer sering menjadi ​karayukisan​, atau manajer rumah bordil,
menyisakan wanita penghibur non-Jepang menjadi korban pemerkosaan beruntun.
Militer juga mengumpulkan wanita penghibur dari daerah setempat. Di wilayah perkotaan, iklan
konvensional melalui orang ketiga digunakan bersama dengan penculikan. Namun, di garis depan,
terutama di negara di mana orang ketiga jarang tersedia, militer meminta pemimpin lokal untuk
menyediakan wanita untuk rumah bordil. Situasi ini menjadi buruk ketika perang berlanjut. Di bawah
tekanan usaha perang, militer menjadi tidak mampu lagi untuk menyediakan persediaan yang cukup bagi
tentara Jepang; sebagai tanggapan, tentara Jepang meminta atau merampok persediaan dari daerah
setempat. Terlebih lagi, ketika orang setempat, terutama Tiongkok, dianggap berbahaya, tentara Jepang
mengadakan kebijakan pembersihan (dalam bhs. Jepang:燼滅作戦, dalam bhs. Tionghoa 三光作戰),
yang termasuk penculikan dan pemerkosaan penduduk setempat.
Menurut wanita penghibur yang masih hidup menggambarkan rumah bordil Jepang tempat yang
mengerikan. Wanita dibagi menjadi tiga atau empat kategori, tergantung lamanya pelayanan. Wanita yang
paling baru yang lebih tidak mungkin terkena ​penyakit kelamin​ ditempatkan di kategori tertinggi. Namun,
dengan berjalannya waktu, wanita penghibur diturunkan kategorinya karena kemungkinan terkena
penyakit kelamin lebih tinggi. Ketika mereka dianggap terlalu berpenyakit untuk digunakan lebih lanjut,
mereka diabaikan. Banyak wanita melaporkan ​uterus​ mereka membusuk dari penyakit yang diperoleh
oleh ribuan lelaki dalam waktu beberapa tahun.
Ketika usaha perang mengalami kemunduran dan militer mengevakuasikan posisi mereka di Asia
Tenggara, wanita penghibur non-Jepang ditinggalkan. Banyak wanita penghibur mati kelaparan di
pulau-pulau yang ditinggalkan ribuan mil dari rumah mereka. Beberapa dapat kembali ke tempat asalnya
di Korea atau timur laut Tiongkok.

Komentar :
Menurut kami tindakan jepang ini sangat sungguh kejam sekali dan tidak manusiawi. Menganggap para
wanita seolah olah binatang peliharaan mereka yang bebas untuk di permainkan kapan saja mereka mau.
Tentara jepang hanya mementigkan dan menuruti nafsu mereka belaka tanpa memikirkan dampak bagi
iugun yanfu. Apalagi dengan adanya pengadaan rumah bordil, lengkap sudah penderitaan ini. Dengan ini
akses perbudakan seks lebih mudah, namun iugun yanfu semakin menderita, karena semakin mudahnya
akses perbudakan mengakibatkan iugun yanfu lebih sering berganti ganti pasangan. Ini mengakibatkan
terjadinya penyakit seksual, di sampng itu juga dapat mengakibatkan gannguan mental, psikologis dan
gangguan fisk. Setiap hari mereka merasakan lara batin maupun fisik. Ironisnya, ada kabar yang
menganggap mereka sebagai wanita penghibur secara sukarela. Kekejaman ini akan selalu membekas
dalam memori otak yang tak bisa terkubur dan menyebabkan trauma dalam hidupnya.
2. Pendidikan pada masa pendudukan Jepang

Dibalik kekejaman Jepang ada beberapa perubahan-perubahan penting yang merupakan


keuntungan bagi Indonesia dianataranya, sekolah-sekolah desa diganti namanya menjadi sekolah
pertama. Jadi, susunan pengajarannya adalah sekolah Rakyat 6 tahun, Sekolah menengah 3
tahun, dan sekolah menengah 3 tahun. Selain itu, Bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi dan
bahasa pengantar pada semua jenis sekolah.

Madrasah dibangun dengan gencar-gencarnya selagi ada angin segar yang diberikan oleh
Jepang. Walaupun lebih bersifat politis belaka, kesempatan itu tidak disia-siakan begitu saja dan
umat Islam Indonesia memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Ini tampak di Sumatera dengan
berdirinya Madrasah ​Awaliyahnya, ​yang diilhami oleh Majelis Islam Tinggi.

Pengembangan pendidikan dan pengajaran

a) Pelatihan guru-guru:

Usaha penanaman ​Ideologi Hakko Ichiu melalui sekolah-sekolah dimulai dengan


mengadakan pelatihan guru-guru. Gru-guru diberi tugas sebagai penyebar ideologi
tersebut. Pelatihan tersebut dipusatkan di Jakarta. Setiap kabupaten diwajibkan
mengirim wakilnya untuk mendapat gemblengan langsung dari pimpinan Jepang.
Gemblengan ini berlangsung selama 3 bulan , jangka waktu tersebut dirasa cukup
untuk menjepangkan para guru.

b) Perubahan-perubahan penting:

1. Hapusnya dualisme pengejaran: berbagai jenis sekolah rendah yang


diselenggarakan pada zaman pemerintahan Belanda dihapuskan sama sekali.
Sehingga hanya ada satu sekolah rendah , yaitu Sekolah Rakyat 6 tahun ( ​Kokimin
Gakkoo ).

Sekolah-sekolah desa diganti namanya menjadi sekolah pertama. Jadi, susunan


pengajarannya adalah Sekolah Rakyat 6 tahun, Sekolah Menengah 3 tahun , dan
Sekolah Menengah Tinggi 3 tahun.

2. Bahasa indonesia dijadikan bahasa resmi dan bahasa pengantar bagi semua
jenis Sekolah . bahasa jepang dijadikan mata pelajaran wajib dan adat kebiasaan
Jepang harus ditaati.

Isi pengajaran :

1. Pengajaran dipergunakan sebagai alat propaganda dan juga untuk kepentingan


perang. Murid-murid seringkali diharuskan kerja bakti, misalnya : membersihkan
bengkel, asrama, membuat bahan-bahan untuk kepentingan pertahanan, dan
sebagainya.

2. Untuk melipatgandakan hasil bumi, murid-murid diharuskan membuat pupuk


kompos atau beramai-ramai membasmi hama tikus di sawah. Sebagian waktu
belajar digunakan untuk menanami halaman sekolah dan pinggir-pinggir jalan
dengan tanaman jeruk.

3. Pelatihan-pelatihan jasmani berupa pelatihan kemiliteran dan mengisi


aktivitas-aktivitas murid-murid sehari-hari. Agar berjalan lancar, pada tiap-tiap
sekolah dibentuk barisan-barisan murid. Barisan murid-murid SD disebut
seinen-tai, ​sedangkan barisan murid-murid sekolah lanjutan disebut ​Gakutotai.
4. Untuk menanamkan semangat Jepang , tiap-tiap hari murid harus
mengucapkan sumpah belajar dalam bahasa Jepang. Mereka harus mengusai
bahasa dan nyanyian Jepang. Tiap pagi diadakan upacara, dengan menyembah
bendera Jepang dan menghormati istana Tokyo.

5. Agar bahasa Jepang lebih populer , diadakan ujian bahasa Jepang untuk para
guru dan pegawai-pegawai, yang dibagi atas lima tingkat. Pemilik ijazah ini
mendapat tambahan upah.

3. Perjuangan rakyat Indonesia terhadap Jepang

Pertempuran Surabaya berawal dari mendaratnya pasukan Sekutu yang diboncengi pasukan
Belanda pada akhir Oktober 1945. Melalui perundingan dengan tokoh-tokoh masyarakat Surabaya dan
melucuti tentara Jepang. Namun pada malam hari tanggal 26 Oktober 1945, Sekutu menyerang penjara
Kalisosok. Tentara sekutu membebaskan Kolonel Huiyer, seorang perwira Belanda beserta tentara
Belanda lainnya yang ditawan RI. Bahkan keesokan harinya Sekutu menyebarkan pamflet yang berisi
perintah agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata yang dirampas dari Jepang.
Atas tindakan Sekutu rakyat Surabaya melakukan serangan umum terhadap kedudukan Sekutu
di Surabaya. Pertempuran baru berakhir setelah Presiden Soekarno yang datang atas permintaan Sekutu
dapat meyakinkan rakyat Surabaya bahwa Sekutu datang hanya untuk melucuti tentara Jepang. Namun,
situasi tenang itu hanya berlangsung sebentar sebab ternyata pasukan sekutu terus memperkuat diri.
Karena tidak ada tanggapan maka Sekutu menggempur Surabaya. Pertempuran Surabaya yang
melibatkan hampir seluruh penduduk Surabaya itu berlangsung selama tiga minggu. Akibatnya, ribuan
korban meninggal, luka-luka, dan gelombang pengungsi ke luar kota. Sejarah ini pula yang menyebabkan
kota Surabaya disebut sebagai kota pahlawan.

Komentar :

. Menurut kami, adanya perlawanan maupun pemberontakan terebut adalah sangatlah wajar. Hal
ini di karenakan rakyat sudah tidak kuat dengan perilaku kekejaman jepang, walaupun Jepang
hanya menjajah Jepang selama 3,5 tahun, namun kekejamannya melebihi belanda. Jepang sangat
merugikan rakyat Indonesia baik dari segi ekonomi, politik, social, mental bahkan kehormatan
manusia.
Rakyat di paksa terus bekerja dan bekerja untuk Jepang, namun Jepaang tak begitu
memperhatikan pangan untuk rakyat. Akibatnya banyak rakyat yang kelaparan, sakit, menderita
bahkan meninggal karena tersiksa. Mereka telah mengorbankan segalanya, baik harta, benda,
tenaga dan waktu. Namun tak mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya, yang teringat hanyalah
penderitaan, sengitnya hidup dan yang tertinggal hanyalah goresan luka. Sengguh kejamnya
jepang.

4. Mata uang

Sebagaimana kita ketahui, Jepang menginvasi banyak negara di Asia Pacifik. Setiap
negara yang didudukinya dikeluarkan uang kertas yang bentuknya mirip. Masing2 uang kertas
tersebut diberikan awalan nomor seri (prefiks) sesuai dengan nama negaranya, seperti :
M untuk Malaya, O untuk Oceania, B untuk Burma (sekarang Myanmar) dan P untuk Pilipina.
Sedangkan untuk Indonesia dipakai awalan S.
Yang menjadi pertanyaan mengapa huruf S?. Para sepuh memiliki pendapat mengenai
hal ini : Jepang menginvasi Singapore dan Indonesia yang waktu itu masih bernama Netherlands
Indies kurang lebih pada waktu yang bersamaan, dan karena jarak Singapore-Indonesia sangat
dekat maka Jepang merencanakan untuk membuat satuan mata uang yang sama. Karena itu
mereka memakai prefiks S yang mungkin diambil dari kata Singapore atau dalam bahasa
Jepangnya disebut ​Shōnantō​.
Jepang tidak memilih huruf I (Indonesia) karena ada beberapa kemungkinan :
1. Bisa keliru dengan angka 1
2. Berhubungan dengan kata Indies yang mengingatkan dengan ex penjajah Belanda
3. Mungkin dipersiapkan untuk India (Jepang berniat menginvasi seluruh Asia)
Karena itu seluruh uang penjajahan Jepang yang diedarkan di Indonesia selalu dimulai dengan
huruf S.

Watermark :
Pada beberapa variasi pecahan 100 maupun 1000 Roepiah memiliki watermark bergambar
bunga kiri yang tersebar di seluruh permukaan kertas. Bunga kiri (Paulownia) adalah bunga yang
harum semerbak dan banyak dipakai sebagai lambang kejayaan para pemimpin Jepang tempo
dulu. Bahkan saat sekarang bunga kiri dijadikan lambang resmi Perdana Menteri Jepang.
Setelah masuk ke Indonesia dengan membawa mata uang yang telah disiapkan sebelumya (De
Japansche Regeering), penjajah Jepang mencetak dan mengedarkan uang dalam bahasa
Indonesia dan dengan nilai satuan rupiah. Disamping untuk memenuhi kebutuhan akan alat
pembayaran, ini merupakan propaganda Jepang untuk menarik simpati bangsa Indonesia,
terlebih dengan dipergunakannya gambar-gambar yang diambil dari kebudayaan kita. Ada
gambar rumah adat minang, Gatotkaca, Arjuna, Stupa, Garuda Wisnu Kencana, yang merupakan
produk budaya kita.
5. HEIHO / BARISAN CADANGAN PRAJURIT

Heiho adalah pasukan yang terdiri dari bangsa Indonesia yang dibentuk oleh tentara pendudukan
Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II. Pasukan ini dibentuk berdasarkan instruksi Bagian
Angkatan Darat Markas Besar Umum Kekaisaran Jepang pada tanggal 2 September 1942 dan mulai
merekrut anggota pada 22 April 1943.

Heiho pada awalnya dimaksudkan untuk membantu pekerjaan kasar militer seperti membangun
kubu dan parit pertahanan, menjaga tahanan, dll. Dalam perkembangannya, seiring semakin
sengitnya pertempuran, Heiho dipersenjatai dan dilatih untuk diterjunkan di medan perang, bahkan
hingga ke Morotai dan Burma.

Menjelang akhir pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah pasukan Heiho diperkirakan mencapai
42.000 orang dengan lebih dari setengahnya terkonsentrasi di pulau Jawa. Heiho dibubarkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia setelah Jepang menyerah pada Belanda dan sebagian
anggotanya dialihkan menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR).

6. SEINENDAN / BARISAN PEMUDA

Seinendan diumumkan secara resmi pada tanggal 24 April 1943. Pelantikan anggota Seinendan
dilakukan pada tanggal 29 April 1943 dengan anggota 3500 pemuda.Anggotanya di rekrut dari
berbagai tempat dari desa-desa sampai sekolah-sekolah dengan di bekali ke ahlian militer,dan pata
bulan Oktober 1944 terbentuklah Josyi Seinendan (Seinendan Putri).Tujuan Seinendan adalah untuk
melatih dan mendidik para pemuda agar mampu menjaga dan mempertahankan tanah air dengan
kekuatan sendiri.Persyaratan untuk menjadi Seinendam adalah pemuda berusia 14-23 tahun .Demi
keberhasilan organisasi tersebut Pemerintah Jepang membentuk pula Seinen Kunrensyo (Lembaga
Latihan Pemuda), yaitu pencetakan kader-kader pemimpin untuk Seinendan, mereka dilatih sesuai
dengan kemiliteran namun dalam perang mereka hanya lah pasukan garis belakang atau cadangan.
7. SERANGAN JEPANG KE PEARL HARBOUR

• Pengeboman Pearl Harbor merupakan serangan mendadak yang dilaksanakan oleh Angkatan
Laut Jepang atas Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat (AL AS) yang tengah berlabuh di
pangkalan Pearl Harbor, Hawai'i, pada tanggal 7 Desember 1941. Serangan ini mengakibatkan
sebanyak +/- 20 kapal-kapal perang dan 188 pesawat terbang Amerika rusak atau hancur, serta
menelan 2.403 korban jiwa. Di lain pihak, Jepang 'hanya' kehilangan 55 dari 441 pesawat yang
digunakan dalam serangan.
• Setelah peristiwa ini, Jepang baru menyatakan perang kepada Amerika Serikat dan memulai
kampanye militernya di Asia-Pasifik Raya. Serangan ini mengawali keterlibatan Amerika Serikat
dalam Perang Pasifik.
• Tujuan serangan Pearl Harbor adalah untuk melumpuhkan Angkatan Laut Amerika Serikat di
Pasifik, walaupun untuk sementara. Laksamana Isoroku Yamamoto sendiri menyatakan bahwa
serangan yang berhasil sekalipun hanya memberikan setahun dua tahun kebebasan bertindak.
Jepang telah terlibat dalam perperangan dengan Cina selama beberapa tahun (bermula pada
tahun 1937) dan telah merampas Manchuria beberapa tahun sebelumnya. Rancangan untuk
serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjutan ketentaraan lanjut bermulai pada Januari
1941, dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun saat proyek ini dianggap
layak setelah perselisihan sesama tentara laut Kekaisaran (Imperial Navy infighting).

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai