Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATAN

KEHAMILAN
(TROMBOSIS VENA, EKLAMSIA, DAN
EMBOLI CAIRAN AMNION)

KELOMPOK 1
A1-2015
ANGGOTA KELOMPOK 1

• Qurrata A'yuni Rasyidah (131511133013)


• Wahyu Agustin Eka Lestari (131511133033)
• Fitria Kusnawati (131511133038)
• Diah Ayu Mustika (131511133080)
• Ucik Nurmalaningsih (131511133088)
• Nurul Fitrianil Jannah (131511133099)
• Aulathivali Inas Faravida (131511133109)
• Rian Priambodo (131511133119)
DEFINISI EKLAMSIA

Eklampsia didefinisikan sebagai perkembangan kejang dan/atau koma


yang tidak dapat dijelaskan selama kehamilan atau postpartum pada pasien
dengan tanda dan gejala preeklampsia (Sibai, 2005)
emolysis(H), Elevated Liver Enzimes(EL), dan Low platelet count(LP).

KLASIFIKASI EKLAMSIA
Jenis Eklamsia Eklamsia Klasik Eklamsia Krusial

Kejang ≤2 >2

Nadi < 90 x/menit >96 x/menit

Tekanan darah ≤ 150/90 mmHg >150/90 mmHg

Laju nafas ≤ 20x/ menit ≥ 28x/ menit

Temperatur ≤ 37,5oC ≥ 38 oC

Kesadaran Compose Mentis Menurun

Gangguan organ lain* Normal Abnormal

*HELLP Syndrome: Merupakan kondisi eklamsia berat dengan tanda


Haemolysis(H), Elevated Liver Enzimes(EL), dan Low platelet count(LP).
MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Sibai, 2005)

1.Edema
1.Kej
1.
Hipertensi
1.Prote (160 mmHg
seluruh pada sistole

tubuh inuria dan 100 mmHg


pada diastole) ang
ETIOLOGI EKLAMSIA
Sampai saat ini, tidak ada teori yang menjelaskan penyebab dari
eklamsia. Tidak ada komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan
eklamsia.
Namun, dipercaya bahwa eklamsia terjadi karena hipermetabolisme pada
janin, yang kemudian berubah menjadi hipertiroid klinis selama masa
kehamilan. Satu kondisi yang sangat dipercaya dapat menyebabkan eklamsia
adalah kesalahan metabolisme dari kolestrol (Patterson, 2016).
PATOFISIOLOGI EKLAMSIA

(Goncalo et al, 2017) faktor yang paling memungkinkan adalah kegagalan


invasi tropoblast yang menyebabkan kegagalan transformasi arteri spiral
uterus, dan keselahan placentation. Di sisi lain, kelebihan berat badan juga
merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan eklamsia. Meski belum
ada temuan mengenai hal tersebut, namun secara klinis dikabarkan bahwa
ibu hamil dengan berat badan berlebih memiliki kesempatan yang lebih
tinggi untuk mengalami eklamsia.
WOC EKLAMSIA
WOC EKLAMSIA
PENATALAKSANAAN EKLAMSIA MENURUT SITI PATIMAH ET AL (2016)

Pengel
o
Pemberian obat anti kejang (anti konvulsan), untuk mencegah adanya kejang berulang.

o
Penyediaan berbagai perlengkapan untuk penanganan kejang, beberapa diantaranya adalah jalan nafas, penghisap lendir, masker oksigen, oksigen.

olaan
o
Pasien dibaringkan pada sisi sebelah kiri, atau posisi yang disebut Trendelenburg untuk mengurangi adanya risiko aspirasi.

o
Membebaskan jalan napas klien.

Kejang o
Pemberian oksigen sebesar 4-6 lpm.

o
Pemberian perlindungan pada pasien juga dibutuhkan untuk menghindari kemungkinan adanya trauma, fiksasi secara tepat untuk menghindari risiko jatuh dari tempat tidur.

o
Pemasangan spatel lidah penting dilakukan untuk menghindari risiko tergigitnya lidah saat kejang terjadi.

Penanganan pada kasus eklampsia adalah persalinan harus segera


berlangsung dalam jangka waktu 12 jam setelah terjadinya kejang
pada klien dengan eklampsia.
PENATALAKSANAAN EKLAMSIA MENURUT SITI PATIMAH ET AL
(2016)

oPenting dilakukan adalah jika sudah diketahui bahwa ibu hamil dengan preeklampsia harus segera dirujuk ke rumah sakit secepat mungkin.

Pengelolaa oApabila tekanan darah diastolik mencapai >110 mmHg, berikan obat antihipertensi sampai tekanan diastolik mencapai antara 90-100 mmHg.

n umum oPemasangan infus ringer laktat dengan ukuran jarum sebesar no.16 atau lebih.

oUkur dan pantau keseimbangan cairan klien dan hindari terjadinya kelebihan cairan.

oKateterisasi urin dilakukan untuk mengukur volume urin dan kepentingan pemeriksaan proteinuria.

oPantau agar infus cairan tetap dipertahankan 1,5-2 liter/24 jam.

o
Pantau klien secara terus menerus jangan sampai ditinggalkan sendirian, sehingga apabila terjadi kejang secara tiba-tiba dapat ditangani dengan segera, karena kejang yang disertai aspirasi dapat menimbulkan kematian ibu dan janin.

oObservasi tanda-tanda vital secara berkala, refleks dan denyut jantung janin setiap 1 jam.

o
Auskultasi paru untuk mengetahui tanda-tanda edema paru. Adanya krepitasi merupakan salah satu indikasi adanya edema paru. Jika terjadi edema paru, maka hentikan pemberian cairan dan ganti dengan pemberian diuretik (misal: furosemide 40 mg IV).
PEMERIKSAAN PENUNJANG EKLAMSIA

Pemeriksaan 
Tes fungsi
darah
Penghitunga ginjal Ultraso
n sel darah
lengkap 
Tes serum nografi
kreatinin
Analisis
hematokrit
Tes urine (USG)
KOMPLIKASI EKLAMSIA


Iskemia uteroplasenter
Komplikasi eklamsia ●
Spasme arteriolar
menurut Siti ●
Kejang dan koma
Patimah et al (2016) ●
Penanganan yang tidak tepat
DEFINISI TROMBOSIS VENA

Trombosis adalah terjadinya bekuan darah di dalam sistem kardiovaskuler


termasuk arteri, vena, ruangan jantung dan mikrosirkulasi Trombosis vena
merupakan pembentukan gumpalan darah terkonsentrasi di vena dan dapat
terjadi karena adanya tromboflebitis.
KLASIFIKASI TROMBOSIS VENA

Deep Vein Portal Vein


Trombosis Trombosis

Cerebral
Renal Vein
Venous Sinus
FAKTOR RISIKO THROMBOSIS VENA
1.Sindroma 1.Tindakan
Usia
Nefrotik operatif

1.Immobilisasi
1.Kehamilan
1.Infark yang lama
dan
miokard dan paralisis
persalinan
ekstremitas

1.Obat-obatan
1.Obesitas 1.Proses
konstrasepsi
dan varises keganasan
oral
ETIOLOGI TROMBOSIS VENA

Trias Virchow
1.1. Stasis, bisa diakibatkan oleh imobilitas, operasi lama,
obesitas, gagal jantung dan trauma.

1.2. Jejas endotel (cedera pada dinding pembuluh darah) bisa


diakibatkan olehtrauma, kanul intralumen, inflamasi, dan
infeksi .

1.3. Perubahan koagulasi darah (hiperkoagulasi) bisa diakibatkan


oleh polisitemia, trombositemia, leukemia, sepsis, trauma
mayor, diabetes mellitus, kehamilan/pil kontrasepsi oral
kombinasi, merokok dan keganasan.
PATOFISIOLOGI TROMBOSIS VENA

Masa Memudahkan
kehamilan terjadi Ibu hamil
trimester pembekuan mengalami
ketiga dan darah serta thrombosis
periode post terjadi statis vena
partum venosa
Plasma
Terjadi fibrinogen
perkembangan mengalami
janin peningkatan
40%
Menekan vena-
vena besar
Berat janin
yang mengaliri
akan
pelvik dan
bertambah
ekstrimitas
bawah
WOC TROMBOSIS VENA
WOC THROMBOSIS VENA
MANIFESTASI•• Betis
KLINIS TROMBOSIS
membengkak
Nyeri tekan dan terlihat warna
VENA
kemerahan pada daerah ekstremitas
bawah
• Vena superficial dapat lebih menonjol
Terdapat dan kulit pada tungkai yang terkena
50% dari dapat teraba hangat,
semua • Nyeri abdomen difus
pasien • Pada klien dengan edema paru akan
trombosis mengalami dispnea, nyeri dada,
tidak syncope, takikardi, sianosis, hipotensi
memunjukka • Suhu meningkat tapi tidak tinggi
n gejala • Terjadi perubahan warna coklat pada
kulit, biasanya di atas pergelangan
kaki
• Warna pucat, dingin serta penurunan
nadi perifer pada ekstrimitas yang
KOMPLIKASI TROMBOSIS VENA

Komplik
asi • emboli paru
Trombos
• sindrom post-trombotik.
is Vena
PEMERIKSAAN PENUNJANG TROMBOSIS VENA (OSMAN
AA, 2018)

1.Pemeriksaan Fisik
• Tidak ada tanda-tanda gejala yang spesifik untuk memprediksi
trombosis vena secara akurat. Gejala sugestif yang muncul antara
lain, tanda Homans (betis nyeri pada saat kaki posisi dorsofleksi) ,
namun hanya terlihat pada 50% dari semua pasien trombosis
vena.
1.Pemeriksaan Laboratorium
• Venografi
• Flestimografi impendans
• Ultra sonografi (USG) Doppler (duplex scanning)
• Tes D-Dimer
• MRI
PENATALAKSANAAN TROMBOSIS VENA

Selama • Pemberian LMWH (Low Molecule


masa Weight Heparin) atau UFH
kehamilan (Unfractionated Heparin)

• Penatalaksanaan dengan tirah baring


Penatalaksa • Peninggian ekstermitas yang terkena
naan • Penggunaan antiembolism stocking
Keperawat (AES)
• Analgetik untuk mengurangi nyeri
DEFINISI EMBOLI CAIRAN AMNION

Emboli cairan amnion atau Amniotic Fluid Embolism (AFE) adalah


masuknya cairan amnion yang berisi verniks, lanugo, mekonium dan lendir ke
dalam sirkulasi darah maternal sehingga menyebabkan kolaps kardiovaskular
(Apsari dan Bambang, 2017).
ETIOLOGI EMBOLI CAIRAN AMNION
(DAMAYANTI, 2014)
1.Multiparitas
Etiolo
1.Usia ibu lebih dari 30 tahun.
gi
1.Kematian janin di dalam Rahim
AFE
1.Mekonium dalam cairan ketuban
1.Kontraksi uterus yang kuat
1.Insiden yang tinggi kelahiran dengan
operasi.
PATOFISIOLOGI EMBOLI CAIRAN AMNION
air ketuba tadi dapat
menyumbat timbul dua gangguan
pembuluh darah di sekaligus, yaitu pada
Proses persalinan
paru-paru ibu dan jantung dan paru-
sumbatan aliran paru
darah kejantung

terjadi respon
Kemungkinan saat
inflamasi yang
persalinan, selaput
mengakibatkan
ketuban pecah dan
kolaps cepat yang
pembuluh darah ibu
sama dengan syok
(terutama vena)
anafilaksi atau syok
terbuka
sepsis
Cairan amnion juga
Akibat tekanan yang dapat masuk ke dalam
tinngi, antara lain sirkulasi darah ibu
karena kontraksi, air melalui laserasi pada
ketuban beserta vena endoservikals
komponennya selama dilatasi serviks,
berkemungkinan sinus vena
masuk ke dalam subplasenta, dan
sirkulasi darah laserasi pada segmen
WOC EMBOLI CAIRAN AMNION
WOC EMBOLI CAIRAN AMNION
MANIFESTASI KLINIS EMBOLI CAIRAN AMNION

• Hipotensi (tekanan darah menurun)


• Dispnea
• Batuk
• Sianosis perifer dan perubahan pada membrane mukosa akibat dari hipoksia.
• Janin bradycardia sebagai respon terhadap hipoksia, denyut jantung turun < 110 DJJ.
Jika penurunan ini berlangsung selama 10 menit atau lebih itu adalah bradycardia.
• Edema Pulmonal
• Kejang 10-50%
• Dispnea
• Cardiac arrest
• Atony uterus: biasanya mengakibatkan pendarahan yang berlebihan setelah
melahirkan.
• Koagulopati atau pendarahan parah karena tidak adanya penjelasan lain (DIC terjadi
pada 83% pasien).
KOMPLIKASI EMBOLI CAIRAN AMNION

Edema paru yang


1.Gangguan luas dan akhirnya
pembekuan mengakibatkan 1.Koma 1.Kematian
kegagalan dan payah
darah
jantung kanan
PEMERIKSAAN PENUNJANG EMBOLI CAIRAN AMNION

Electrocardiog 1.Pemeriksaa
ram dan pulse n
oximeter Laboratorium

1. Foto 1.CVP (Central


rontgen Venous
PENATALAKSANAAN EMBOLI CAIRAN AMNION
PENATALAKSANAAN EMBOLI CAIRAN AMNION
MEDIKASI

• Dopamine
• Nor epinephrine
• Ephedrine
• Digoxin

Anda mungkin juga menyukai