Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 3 Kelas 2B

1. Damara Marell F.
2. Lini Nur Istiqomah
3. Maulida Rinanti S. MAMMOGRAPHY
4. Irwan Noor Hidayat TECHNIQUE
5. Intan Ayuningtyas
6. Nofianti Fadia
7. La Ode Fitrah Azwar DOSEN PENGAMPU : VEDERICA FARIDA C.Z. S.ST, MM
PROGRAM STUDI D III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK
8. Farid Anisa DAN RADIOTERAPI SEMARANG
9. Nani Fitriyani JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK
DAN RADIOTERAPI
PENGERTIAN MAMMOGRAPHY

Mammografi merupakan pemeriksaan radiografi untuk


melengkapi struktur anatomis mammae dengan film
khusus yang baik dengan menggunakan media kontras
atau tidak.
PESAWAT MAMMOGRAPHY

Pesawat mamografi dibuat dengan tegangan antara 25 – 35


kVp, ukuran fokus dari pesawat mamografi bervariasi
antara 0,1 mm x 0,1 mm. Pembatas sinar pada pesawat
mamografi berupa konus yang dapat diganti-ganti sesuai
dengan besarnya ukuran payudara. Filter molibdenum pada
pesawat mamografi dimaksudkan untuk mendapatkan
kualitas berkas yang sesuai dengan keperluan.
LANJUTAN

Alat kompresi, untuk menghilangkan kerutan-kerutan pada kulit, menahan


bagian payudara agar tidak bergerak dan untuk mendapatkan penampang
payudara yang lebih luas. Alat tersebut dibuat dari bahan yang homogen
intensitasnya dan transparan sehingga tidak memberikan bayangan yang
mengganggu gambar.
Grid bergerak (bucky) yang pergerakannya sudah diatur secara tersendiri oleh
rangkaian pesawat tersebut dengan ratio 3,5:1 .Film yang digunakan dalam
mamografi biasanya tanpa lembaran penguat dengan emulsi tunggal. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan kontras dan detail yang tinggi dalam
radiograf. Ditempatkan dalam satu amplop, film ini berukuran 15 x 20 cm.
DESIGN PESAWAT MAMMOGRAPHY
ANATOMI MAMMAE
Payudara terletak dalam fasia superfisialis di daerah antara sternum dan axial,
melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh. Bagian tengah terdapat putting susu
yang dikelilingi areola mammae yang berwarna coklat. Dekat dasar putting susu
terdapat kelenjar montgomeri yang mengeluarkan zat lemak supaya putting tetap
lemas. Putting mempunyai lubang kurang lebih 15 sampai 20 tempat saluran air
susu.
Payudara terletak pada hermithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang
tampak dari sebagai berikut:
a. Batas Superior : iga II atau III
b. Batas Inferior : iga VI atau VII
c. Batas Medial : pinggir sternum
d. Batas Lateral : garis aksillaris anterior
FISIOLOGI MAMMAE
1. Nipple
Merupakan bagian tengah pada payudara. Putting susu terdiri dari jaringan
yang dapat menampung darah menjadi keras dan menegang. Air susu yang
mengering juga dapat menimbulkan kerak dan dapat merangsang kulit dan
menimbulkan eczema. Kerusakan putting susu dapat menimbulkan
peradangan sehingga harus dijaga kebersihannya.
2. Areola
Adalah daerah yang berwarna cokelat atau merah muda di sekitar putting susu.
Perubahan warna areola dapat menentukan kemungkinan kehamilan tua dan
perubahan-perubahan yang dipengaruhi hormon.
LANJUTAN
3. Kolostrum
Merupakan cairan kental yang berwarna kekuning-kuningan dan mengandung gizi serta
antibodi. Terdapat dalam payudara pada saat dua hari pertama nifas dan hamil. Selain itu
kolostrum juga banyak mengandung protein dan garam.
4. Air susu ekstra
Setelah menyusui, payudara harus segera dikosongkan dengan cara memijat untuk
mengeluarkan air susu yang masih tertinggal. Hal ini dikarenakan air susu yang tertinggal
mengakibatkan penyumbatan duktus laktiferus.
5. Jaringan-jaringan
Terdapat banyak jaringan pada payudara antara lain jaringan payudara, jaringan ikat, dan
jaringan lemak. Pada radiograf jaringan lemak akan memberi gambaran opaq.
INDIKASI & KONTRAINDIKASI
INDIKASI KONTRAINDIKASI
1. Screening test, pemeriksaan penyaring 1. Wanita hamil atau menyusui memiliki resiko efek
terutama pada wanita yang berumur di atas 35 radiasi pada kandungannya, walaupun demikian
tahun. efek radiasinya kecil karena dosis sinar-x kecil
2. Tiap kelainan benjolan pada payudara 2. Pada wanita yang implan payudara Risiko
kemungkinan dapat dibedakan ganas atau tidak. kerusakan pada implan sangat kecil. Namun,
3. Keluhan rasa tidak enak. kehadiran implan membuat mamografi kurang
4. Keluhan kelenjar getah bening axial. sensitif dan ada kepentingan yang lebih besar pada
pemeriksaan klinis payudara daripada wanita tanpa
5. Mempunyai riwayat keganasan.
implan.
6. Pada pasien-pasien pasca operasi (mastektomi)
payudara yang kemungkinan kambuh atau
keganasan.
7. Diagnosa klinik Paget Disease of The Nipple.
PERSIAPAN MAMMOGRAPHY

PASIEN
ALAT DAN BAHAN
1. Tidak perlu berpuasa sebelum Mammografi
1. Unit Mammografi 2. Karena dalam prosedur mammografi dengan kompresi payudara
maka Pemeriksaan mamograffi sebaiknya di lakukan Satu sampai
2. Film khusus mammografi, dengan dua minggu setelah menstruasi, karena payudara dapat nyeri tekan
karakteristik : Non layar, definisi tinggi selama periode menstruasi.
3. Tidak memakai deodorant atau bedak pada ketiak ataupun
3. Baju pasien kalung atau perhiasan lainnya di dada sebelum pemeriksaan, karena
akan mengganggu gambaran Mammografi dan menyerupai proses
4. Media Kontras (bila diperlukan) keganasan
5. Memproses film 4. Memberikan informasi tentang tata pelaksanaan pemeriksaan
kepada pasien terlebih dahulu sebelum pemeriksaan dimulai.
5. Memberi tahu pada pasien supaya melepas pakaian dan berganti
dengan baju pasien.
6. Meminta pasien supaya bersedia melepas perhiasan di sekitar
payudara.
7. Komunikasi yang baik antara radiografer dengan pasien selama
pemeriksaan berlangsung.
PROSEDUR DAN TEKNIK
MAMMOGAPHY
TEKNIK RADIOGRAFI
PROYEKSI MEDIO LATERAL

1. Proyeksi Medio Lateral


Bertujuan menarik jaringan payudara prioritas daerah lateral.
Posisi pasien :
a. Tidur atau berdiri miring, sedikit obliq ke belakang.
b. Bagian mammae yang difoto terletak didekat kaset.
Posisi objek :
c. Ditempatkan di atas ditempel dengan posisi horisontal.
d. Lengan Posisi yang difoto tempatkan di atas sebagai ganjal kepala.
e. Lengan lain menarik mammae yang tidak difoto ke arah
medio lateral agar tidak superposisi dengan lobus berbaring.
Arah sinar : Tegak lurus mammae Arah medio lateral
Titik bidik : Pertengahan mammae
FFD : Sedekat mungkin (konusmenempel mammae), bila perlu kontak.
KRITERIA RADIOGRAF
PROYEKSI MEDIO LATERAL

Tampak jaringan
payudara dari arah
lateral masuk
daerah axilla dan
otot-otot dada.
TEKNIK RADIOGRAFI
PROYEKSI SUPERO INFERIOR (CRANIO CAUDAL)

2. Proyeksi Supero Inferior (Cranio Caudal)


Untuk melihat struktur jaringan payudara dengan jelas dilihat
dari pandangan superior inferior.
Posisi pasien : Duduk di atas kursi atau dapat juga berdiri
Posisi objek :
a. Ditempatkan di atas ditempel.
b. Film Pengaturan horizontal
c. Tangan sebelah mammae yang difoto menekan kaset ke
Arah dalam (posterior), tangan lain di belakang tubuh.
d. Sebaiknya dengan sistem kompresi (mengurangi ketebalan
mammae agar rata dan tipis)
e. Kepala menoreh ke Arah yang berlawanan
Arah sinar : Film vertikal tegak lurus
Titik bidik : Pertengahan mammae
FFD : 35-40 cm
KRITERIA RADIOGRAF
PROYEKSI CRANIO CAUDAL

Tampak semua jaringan


payudara termasuk pada
bagian sentral, subareola,
dan bagian tengah dari
payudara. Posterior nipple
line (PNL) dengan ukuran
1cm dari MLO (medial
lateral oblik).
TEKNIK RADIOGRAFI
PROYEKSI AXILLA
3. Proyeksi Axila
Bertujuan untuk melihat penyebaran tumor di aksial bagian.
Posisi pasien :
Berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto dirotasikan anterior
15°-30° sehingga sedikit oblik.
Posisi objek :
a. Obyek pengaturan di tengah film
b. Film vertikal pada tepi posterior
c. Batas atas film yaitu iga 11-12
d. Lengan samping yang difoto diangkat ke atas dan fleksi
denagn tangan di belakang kepala, lengan yang tidak
difoto ditempatkan di samping tubuh.
Arah sinar : Film horizontal tegak lurus
Titik bidik : 5 cm di bawah axila
FFD : 35 - 50 cm
Kriteria radiografi : Tampak jaringan payudara dibagian
aksila. Tampak otot-otot dada, pusat payudara dan jaringan
subareola.
TEKNIK RADIOGRAFI
PROYEKSI OBLIQ/MEDIO LATERAL OBLIQ

4. Proyeksi Obliq/ Medio lateral obliq


Memperlihatkan struktrur payudara dari pandangan medio lateral.
Posisi pasien : Duduk atau berdiri menghadap pesawat.
Posisi objek :
a. Payudara yang ditarik ditarik ke depan dan ditempatkan di atas direkam.
b. Kaset membentuk sudut 45 0 dari horizontal, terletak di tepi lateral bawah dari payudara yang
berbicara.
c. Menjalankan kompresi.
d. Bidang tranversal payudara sejajar dengan Proyeksi Axila.
Arah sinar : 45° medio lateral tegak lurus kaset.
Titik bidik : Menembus sumbu payudara yang berbatasan dengan dinding dada.
FFD : 35 - 50 cm
KRITERIA RADIOGRAF
PROYEKSI OBLIQ/MEDIO LATERAL OBLIQ

a. Tampak jaringan payudara


dari otot – otot dada
sampai puting.
b. Tampak inframammary
fold (IML) dan payudara
tidak boleh dalam keadan
droop (kendor).
TINDAKAN
PROTEKSI RADIASI
TINDAKAN PROTEKSI RADIASI

Tujuan
• Menghindari dosis radiasi yang diterima pasien melampaui batas
yang diijinkan.
• Menghindari kerusakan organ tubuh lain yang peka terhadap radiasi.
 
Tindakan
• Dilakukan hanya bila ada perintah dokter.
• Luas lapangan seminimal mungkin.
• Bekerja seteliti mungkin.
PAPARAN KASUS
CA PAYUDARA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Uum
Usia : 62 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Tasikmalaya
Status : Menikah
Pekerjaan : IRT
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Dikirim oleh : Datang sendiri
Masuk rumah sakit : 6 Maret 2013
RIWAYAT PENYAKIT
• Sejak ± 4 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh adanya luka pada
payudara kiri. Keluhan disertai dengan nyeri dan keluar nanah dan darah dari luka
tersebut. Keluhan ini diawali dengan timbulnya benjolan ± 1 tahun yang lalu.
Mula-mula benjolan itu sebesar kelereng, kemudian lama-lama membesar hingga
sebesar telur angsa. Kemudian dari benjolan tersebut timbul luka yang dialami
pasien sekarang. Keluhan juga disertai benjolan pada ketiak dan dada kiri bagian
atas.
• Keluhan tidak disertai dengan demam, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati,
maupun nyeri pada tulang punggung maupun paha namun sudah 1 bulan ini
pasien terkadang batuk-batuk kering dan sesak yang hilang timbul.
• Pasien haid pertama pada usia 16 tahun, siklus 30 hari, teratur. Penderita
menikah pada usia 19 tahun, lalu melahirkan anak pertama pada usia 20 tahun.
Penderita menyusui anaknya selama 2 tahun. Saat ini pasien mempunyai 3 orang
anak. Riwayat pemakaian pil KB selama 3 tahun diakui penderita. Riwayat
keluhan yang sama sebelumnya disangkal.
RESUME PEMERIKSAAN
 Terdapat benjolan di payudara kiri sejak 1 tahun lalu sebesar telur angsa, semakin
membesar, Permukaan kulit muncul borok keluar nanah dan darah yang
merembes terus menerus.
 Adanya 1 benjolan diketiak kiri sebesar kelereng dan tidak nyeri ± 2 bulan lalu.
Sekitar 1 bulan ini pasien sering batuk-batuk kering dan sesak ringan yang hilang
timbul.
 Terdapat penurunan berat badan.
Pemeriksaan mammae sinistra :
Inspeksi : Tampak massa sebesar telur angsa a/r mammae sinitra,
retraksi +, peau d’orange +, abses +, darah+. Tidak tampak benjolan a/r axila
sinistra

Palpasi : Teraba massa 10x10, terfiksir, konsistensi keras, permukaan tidak rata,
batas tegas a/r mammae sinistra. Teraba massa ukuran 3x3, imobile, konsistensi
keras, permukaan licin, batas tegas, a/r axilla anterior sinistra
MODALITAS PEMERIKSAAN
Pemeriksaan radiodiagnostik/imaging
• Recommended (diharuskan)
– USG payudara dan mamografi untuk tumor > 3 cm
– Foto thorax
– USG abdomen (hepar)
• Optional (atas indikasi)
– Bone scanning/Bone survey (bilaman sitologi atau klinis
sangat mencurigai pada lesi > 5 cm)
– CT-scan
PENEGAKKAN DIAGNOSA
• Dari keterangan umum didapatkan Sejak ± 4 bulan sebelum masuk
rumah sakit, pasien mengeluh adanya luka pada payudara kiri. Keluhan
disertai dengan nyeri dan keluar nanah dan darah dari luka tersebut.
Keluhan ini diawali dengan timbulnya benjolan ± 1 tahun yang lalu. Mula-
mula benjolan itu sebesar kelereng, kemudian lama-lama membesar
hingga sebesar telur angsa. Kemudian dari benjolan tersebut timbul luka
yang dialami pasien sekarang. Keluhan juga disertai benjolan pada ketiak
dan dada kiri bagian atas.
• Keluhan tidak disertai dengan demam, sakit kepala hebat, rasa penuh di
ulu hati, maupun nyeri pada tulang punggung maupun paha namun
sudah 1 bulan ini pasien terkadang batuk-batuk kering dan sesak yang
hilang timbul.
• Pasien haid pertama pada usia 16 tahun, siklus 30 hari, teratur. Penderita
menikah pada usia 19 tahun, lalu melahirkan anak pertama pada usia 20
tahun. Penderita menyusui anaknya selama 2 tahun. Saat ini pasien
TEKNIK PEMERIKSAAN
INSPEKSI
• Inspeksi payudara dan nipple dengan posisi pasien duduk
sambil tolak pinggang. Yang dinilai adalah perubahan kulit,
simetris,kontur, retraksi. Begitu pula dilakukan dengan posisi
lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan
membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap aksila, apakah
ada kemerahan, pigmentasi, infeksi.
LANJUTAN
PALPASI
Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk setiap payudara.
Dengan menggunakan jari ke-2, 3 dan 4. Diperlukan pemeriksaan
sistematis, dengan cara pemeriksaan secara melingkar atau pun sejajar dan
berikan tekanan, mulai dari tekanan yang ringan hingga dalam. Pemeriksaan
harus mencakup seluruh payudara. Yang dinilai ialah konsistensi jaringan,
rasa nyeri, adanya nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran,
bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan, mobilitas. Palpasi juga daerah aksila,
seperti gambar di bawah ini. Raba apakah ada pembesaran KGB aksila.
THANK YOU

ANY QUESTION ???

Anda mungkin juga menyukai