Anda di halaman 1dari 10

KEGAWATDARURATAN

RAKTUR PADA EKSREMTAS SUPERIOR, INFERIOR, DAN TRIAGE

kelompok 4 :

NURUL INAYAH SUCI INRIANI AISYAH


NURUL MISNA LESTARI TRIMURTI VIRGINIA
RANI QURAINI JIHAD UMMU KALTSUM
SAWAL YULI HASRI AINUN
SRI ULFA PUTRI YULIANA AHMAD
SRIWAHYUNINGSIH ZATADINA IKHFANY
SEGAR
Pengertian fraktur/ patah tulang
1. pengertian
Kemungkinan patah tulang harus selalu dipikirkan pada setiap
kecelakaan akibat atau benturan yang keras. Patah tulang
terdapat dalam beberapa bentuk, yaitu patah tulag terbuka
dan patah tulang tertutup. Patah tulang terbuka yaitu tulang
yang patah mencuat keluar melalui luka terbuka. Oleh karena
itu, tindakan pertolongan harus lebih hati-hati. Karean selain
bahaya infeksi, gerakan tulang yang patah dapat melukai
pembuluh darah di sekitar sehingga terjadi pendarahan. Pada
patah tulang tertutup, tidak terjadi robekan kulit di sekitar
tulang yang patah. Berikut adalah jenis patah tulang yang
2. sering
Penyebab
dialami.

 Tekanan yang
berlebihan
 Cedera olahraga
 Terjatuh
 Kekerasan terhadap
anak
 Kecelakaan lalu
3. Patofisiologi
Fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tulang,
dimana trauma tersebut kekuatannya melebihi kekuatan
tulang,ada 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya fraktur yaitu
ekstrinsik (meliputi kecepatan, sedangkan durasi trauma yang
mengenai tulang, arah dan kekuatan), intrinsik (meliputi
kapasitas tulang mengabsorbsi energi trauma,
kelenturan,kekuatan adanya densitas tulang tulang.yang dapat
menyebabkan terjadinya patah pada tulang bermacam-macam
antara lain trauma (langsung dan tidak langsung), akibat
keadaan patologi serta secara spontan
4. Macam-macam fraktur
-Fraktur garis rambut
-Fraktur greenstick
-Fraktur comminuted
-Fraktur kompresi
-Fraktur melintang
-Fraktur miring
. Faktur eksremitas superior
• Patah tulang kepala
• Patah tulang rahang
• Patah tulang leher
• Patah tulang selangka
• Patah tulang lengan atas
• Patah tulang lengan bawah
• Patah tulang pergelangan telapak tangan
• Patah tulang jari tengah
• Patah tulang rusuk
• Patah tulang belakang

. Faktur eksremitas inferior


• Patah tulang pinggul
• Patah tulang paha
• Tempurung lutut pecah
• Patah tulang tungkai
• Patah tulang telapak kaki
PRINSIP DAN TIPE TRIAGE
Di rumah sakit, didalam triase mengutamakan perawatan
pasien berdasarkan gejala. Triase menggunakan ABCD
seperti jalan nafas, pernapasan dan sirkulasi, serta warna
kulit, kelembaban, suhu, nadi, respirasi, tingkat
kesadaran dan inspeksi visual untuk luka dalam,
deformitas kotor dan memar untuk memprioritaskan
perawatan yang diberikan kepada pasien di ruang gawat
darurat. korban dalam triage
penilaian

-Menilai tanda vital dan kondisi umum korban-


-Menilai kebutuhan medis
-Menilai kemungkinan bertahan hidup
-Menilai bantuan yang memungkinkan
-Memprioritaskan penanganan definitive
-Tag Warna
LASIFIKASI DAN PENENTUAN PRIORITAS
Berdasarkan Oman (2008), pengambilan keputusan triage
didasarkan pada keluhan utama, riwayat medis, dan data
objektif yang mencakup keadaan umum pasien serta hasil
pengkajian fisik yang terfokus.

Beberapa hal yang mendasari klasifikasi pasien


dalam sistem triage adalah kondisi klien yang
meliputi
1. Gawat, adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa
dan kecacatan yang memerlukan penanganan dengan cepat
dan tepat

2. Darurat, adalah suatu keadaan yang tidak mengancam


nyawa tapi memerlukan penanganan cepat dan tepat seperti
kegawatan

3. Gawat darurat, adalah suatu keadaan yang mengancam


jiwa disebabkan oleh gangguan ABC (Airway / jalan nafas,
Breathing / pernafasan, Circulation / sirkulasi), jika tidak
ditolong segera maka dapat meninggal / cacat (Wijaya, 2010)
. Klasifikasi Triage
 Gawat darurat (P1)
 Gawat tidak darurat (P2)
 Darurat tidak gawat (P3)
 Tidak gawat tidak darurat (P4)
 Prioritas I (merah)
 Prioritas II (kuning)
 Prioritas III (hijau)
 Prioritas 0 (hitam)
Beberapa petunjuk tertentu harus diketahui oleh perawat
triage yang mengindikasikan kebutuhan untuk klasifikasi
prioritas tinggi. Petunjuk tersebut meliputi :
1. Nyeri hebat
2. Perdarahan aktif
3. Stupor / mengantuk
4. Disorientasi
5. Gangguan emosi
6. Dispnea saat istirahat
7. Diaforesis yang ekstrem
8. Sianosis
PROSES TRIAGE

Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD.


Perawat triage harus mulai memperkenalkan diri, kemudian
menanyakan riwayat singkat dan melakukan pengkajian,
misalnya melihat sekilas kearah pasien yang berada di
brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang
tepat.
Alur dalam proses triase:
1. Pasien datang diterima petugas / paramedis UGD.
2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat
dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya
oleh perawat.
3. Bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang,
maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan
gedung IGD)
4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi
kodewarna:
DOKUMENTASI TRIAGE
Dokumen  adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau
dijadikan  bukti  dalam persoalan hukum. Sedangkan
pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat  atau merekam 
peristiwa dan objek maupun aktifitas pemberian jasa
(pelayanan) yang dianggap berharga dan penting
ahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentas

Waktu dan datangnya alat transportasi


eluhan utama (misal. “Apa yang membuat anda datang kemari?”)
engkodean prioritas atau keakutan perawatan
enentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat)
 Penempatan di area pengobatan yang tepat (msl. kardiak
versus trauma, perawatan minor versus perawatan kritis)
 Permulaan intervensi (misal. balutan steril, es, pemakaian
bidai, prosedur diagnostik seperti pemeriksaan sinar X,
elektrokardiogram (EKG), atau Gas Darah Arteri (GDA))
(ENA, 2005).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai