Anda di halaman 1dari 15

MEKANISME

CEDERA

FISIOTERAPI
2017
KELOMPOK 6 :
1. ANDI IKMAL ABDULLAH
2. DWIANTI ABNER PAWAN
3. INDRI MURNIASI AWAN
4. NURASWITA
5. SRI WAHYU NINGSI
SEGAR
A. PENGERTIAN CEDERA

Cedera merupakan rusaknya struktur dan fungsi anatomis


normal diakibatkan karena keadaan patologis (Potter& Perry,
2005). Cedera adalah kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh
manusia tiba-tiba mengalami penurunan energi dalam jumlah yang
melebihi ambang batas toleransi fisiologis atau akibat dari
kurangnya satu atau lebih elemen penting seperti oksigen (WHO,
2014). Cedera pada anak dapat berupa cedera yang tidak
disengaja(unintentionalinjury)dan cedera yang
disengaja(intentionalinjury)(EuropeanChildSafetyAlliance,2014;
CaliforniaInjuryPreventionnetwork, 2012). Berdasarkan beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cedera adalah sesuatu
kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu trauma atau
tekanan fisik maupun kimiawi.
B. KLASIFIKASI CEDERA

Menurut Hardianto (2005), klasifikasi cedera sebagai berikut:


a. Berdasar berat ringannya, cedera dapat diklasifikasikan
menjadi :
1) Cedera Ringan
Cedera yang tidak diikuti kerusakaan yang berarti pada
jaringan tubuh kita, misalnya kekakuan otot dan kelelahan. Pada
cedera ringan biasanya tidak diperlukan pengobatan apapun, dan
cedera akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa waktu.
2) Cedera Berat
Cedera yang serius, dimana pada cedera tersebut terdapat
kerusakan jaringan tubuh, misalnya robeknya otot atau ligamen
maupun patah tulang.
NEXT…

b. Berdasarkan jaringan yang terkena, cedera dapat diklasifikasikan


menjadi :
Cedera Jaringan Lunak
Beberapa cedera jaringan lunak :
a) Cedera pada kulit, Cedera yang paling sering adalah
ekskoriasi (lecet), laserasi(robek), maupun punctum (tusukan).
b) Cedera pada otot/tendon dan ligamen
Cedera Jaringan Keras ,Cedera ini terjadi pada tulang atau sendi. Dapat
ditemukan bersama dengan cedera jaringan lunak. Yang termasuk cedera
ini adalah Fraktur (Patah Tulang) .
C. PENEBAB CEDERA

Cedera pada anak usia sekolah dapat disebabkan oleh beberapa


faktor, seperti usia, jenis kelamin, lingkungan dan tingkat sosial
ekonomi. Kemampuan anak untuk mengolah dan menyatukan
informasi seperti meyatukan apa yang mereka lihat dan dengar
masih terbatas. Banyak anak tidak memahami konsep tentang
bahaya atau tidak bahaya. Penyebab lain terjadinya cedera pada
anak adalah kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anak.
Hal ini mempengaruhi lebih tingginya angka kejadian cedera pada
laki-laki dari pada perempuan dimana orang tua biasanya lebih
memperhatikan anak perempuan dari pada anak laki-laki.
Kuschitawati dan Magetsari (2007) menyatakan bahwa jenis cedera
yang lebih sering dialami oleh anak laki-laki yaitu luka robek,
patah tulang dan terkilir, sedangkan perempuan lebih sering
mengalami cedera tergigit dan kemasukan benda asing.
D. PENANGANAN PADA CEDERA

a. Cedera Pada Kulit


1) Luka Lecet (ekskoriasi)
Menurut Potter& Perry (2005) pembersihan luka yang dianjurkan dapat
menggunakan cairan pembersih normal salin (NaCl). Normal salin
merupakan cairan fisiologis yang tidak akan membahayakan jaringan
luka. Penggunaan normal salin juga bertujuan untuk meningkatkan
perkembangan dan migrasi jaringan epitel. Setelah dibersihkan dengan
normal salin,tutup luka menggunakan kassa steril dan fiksasi.
2) Luka Robek (laserasi)
Menurut Junaidi (2011) luka robek pada umumnya memerlukan jahitan.
Oleh karena itu, tindakan pertolongan pertamanya ialah melakukan
desinfeksi kemudian menutupnya dengan plester atau kassa steril lalu
membawa korban ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat.
Jika diperlukan dapat diberikan antibiotika dan antitetanus untuk
mencegah infeksi atau serangan tetanus.
NEXT…

3) Luka Tusuk (punctum)


Menurut Junaidi (2011) apabila tusukan mengenai pembuluh darah yang
besar, terlebih dahulu lakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan itu.
Tutup lukanya menggunakan kain / kassa steril dan balut dengan baik
kemudian segera membawa korban ke rumah sakit.

b. Cedera pada tendon ( sprain dan strain)


Salah satu cara menangani cedera pada kasus sprain dan strain adalah
dengan PRICES (Protection, Rest, Ice, Compression, Elevation, Support), yaitu :
1) Protect (Proteksi)
Proteksi bertujuan untuk mencegah cedera bertambah parah dengan
mengurangi pergerakan bagian otot yang cedera. Proteksi dapat menggunakan air
splint dan anklebrace.
2) Rest (Istirahat)
Istirahatkan bagian tubuh yang cedera selama 2-3 hari untuk mencegah
cedera bertambah parah dan memberikan waktu jaringan untuk sembuh.
NEXT…

3) Ice (Pemberian Es)


Pemberian kompres es bertujuan untuk mengurangi peradangan.
Kompres es akan menyebabkan menyempitnya pembuluh darah pada daerah yang
dikompres sehingga mengurangi aliran darah ke tempat tersebut dan
meredakan peradangan.
4) Compression (Kompresi)
Kompresi bertujuan untuk mencegah pergerakan otot dan juga dapat
mengurangi pembengkakkan. Kompresi dilakukan dengan menggunakan
elasticbandage atau ankletaping. Dalam melakukan kompresi, harus
diperhatikan jangan sampai kompresi terlalu ketat.
5) Elevation (Elevasi)
Elevasi dilakukan dengan menopang bagian yang cedera dengan suatu
benda agar daerah yang cedera lebih tinggi dari permukaan jantung. Elevasi
bertujuan untuk mengurangi tekanan dan aliran darah ke daerah cedera
serta mengurangi pembengkakkan.
6) Support
Support bertujuan untuk mencegah pergerakan otot yang berlebihan dan
pencegahan cedera berulang.
  
E. MEKANISME CEDERA

Terdapat 3 mekanisme cedera dasar:


Deselerasi cepat ke depan (Rapid Forward Deceleration)
Deselerasi cepat vertikal (Rapid Vertical Deceleration)
Penetrasi proyektil (Projectile Penetration)
 
1) Deselerasi cepat ke depan (Rapid Forward Deceleration)
Deselesari cepat ke depan dapat menimbulkan cedera tum pul atau tem bus.
Yang sering terjadi adalah Deselesari cepat ke depan yang disebabkan oleh
kecelakaan kendaraan berm otor. Dengan mem perhatikan kecelakaan m obil yang
m enubruk pohon dari depan (head on) dengan kecepatan 100 km /jam ,terjadi
deselerasi cepat yang membuat korban m enderita trauma kepala,cedera
servikal,cedera intra abdom en,cedera m uskuloskeletal (m isalnya fraktur atau
dislokasi panggul). Dengan m encerm ati m ekanisme ini dapat diketahui berbagai
jenis cedera yang dapat terjadi.Kesim pulan yang harus diperhatikan adalah:
 Kerusakan kendaraan
 Kerusakan bagian dalam kendaraan (menunjukan benturan penumpang)
 Cedera korban (bagian tubuh yang mengalami cedera)  
NEXT…

2) Deselerasi cepat vertikal (Rapid Vertical Deceleration)  


Mekanisme jatuh dari ketinggian adalah contoh deselerasi vertikal.
Jenis cedera yang terjadi bergantung pada 3 faktor:
 Jarak ketinggian
 Bagian tubuh yang membentur
 Permukaan yang terbentur
Kelompok yang sering terkena adalah dewasa dan anak-anak di bawah
5 tahun. Pada anak kecil,umumnya anak-laki-laki,disebabkan karena
kurangnya pengawasan,tidak adanya pagar,dan sikap ingin tahu anak.
Cedera kepala seringkali terjadi pada anak karena kepala merupakan
bagian yang relatif berat pada anak. Pada dewasa umumnya
disebabkan oleh kecelakaan kerja atau mabuk. Orang dewasa
umumnya jatuh dengan kaki terlebih dahulu dan jatuhnya lebih
terkontrol.Setelah kaki menyentuh dasar kemudian jatuh ke belakang
dengan pantat membentur dasar dan dengan tangan menahan badan.
Akan terjadi kemungkinan cedera sebagai berikut:
NEXT…

Patah tulang kaki


Cedera pelvis
Tekanan axial pada lumbal dan tulang servikal
Beban deselerasi vertikal pada alat-alat tubuh.
Fraktur colles/pergelangan tangan.
Makin tinggi jatuhnya,makin berat kemungkinan cederanya.
Walaupun demikian jangan menganggap ringan orang yang jatuh
dari tempat yang rendah. Kerasnya pemukaan dan bentuknya yang
tidak teratur akan mempengaruhi cederanya.
NEXT…

3) Penetrasi proyektil (Projectile Penetration)


Berbagai obyek dapat menimbulkan luka tembus mulai dari
benda tajam sampai benda asing yang etrlempar. Benda yang
terlempar dapat menembus dinding thorax dan abdomen,yang
sering adalah pisau dan peluru.Luka karena pisau bergantung pada
lokasi anatomi yang terkena,panjangnya pisau dan sudut arahnya.
Luka tusuk abdomen bagian atas dapat menembus thorax dan luka
tusuk dibawah iga IV dapat menembus abdomen. Luka tembus
akibat peluru dapat disebabkan oleh berbagai jenis senjata.
F. PATOFISIOLOGI CEDERA

Ada dua jenis cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu trauma
akut dan Overuse Syndrome (Sindrom Pemakaian Berlebih).
Trauma akut adalah suatu cedera berat yang terjadi secara
mendadak, seperti robekan ligament, otot, tendo, atau terkilir, atau
bahkan patah tulang. cedera akut biasanya memerlukan pertolongan
profesional. Sindrom pemakaian berlebih sering dialami oleh atlet,
bermula dari adanya suatu kekuatan yang sedikit berlebihan, namun
berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama. Sindrom ini
kadang memberi respon yang baik dengan pengobatan sendiri.
Cedera yang sering terjadi pada atlet adalah sprain yaitu cedera
pada sendi yang mengakibatkan robekan pada ligament. Sprain
terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan dan mendadak pada
sendi, atau karena penggunaan berlebihan yang berulang-ulang.
NEXT…

Dislokasi sendi juga sering terjadi pada olahragawan


yaitu terpelesetnya bonggol sendi dari tempatnya.
Apabila sebuah sendi pernah mengalami dislokasi, maka
ligament pada sendi tersebut akan kendor, sehingga sendi
tersebut mudah mengalami dislokasi kembali (dislokasi
habitualis). Penanganan yang dapat dilakukan pada saat
terjadi dislokasi adalah segera menarik persendian
tersebut dengan sumbu memanjang.
FISIOTERAPI 2017

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai