SPINALIS
KELOMPOK 3
1. Pengertian Trauma/Cedera Medula Spinalis
Secara garis besar susunan sistem saraf manusia dijelaskan pada diagram
berikut.
Otak besar
Otak tengah
Otak Otak depan
Sistem saraf Jembatan Varol
pusat Otak kecil
Sistem saraf Sumsum lanjutan
Sadar Sumsum Sumsum tulang
Sistem saraf belakang
Tulang belakang yang mengalami gangguan trauma dapat menyebabkan kerusakan pada medulla
spinalis, tetapi lesi traumatic pada medulla spinalis tidak selalu terjadi karena fraktur dan
dislokasi. Efek trauma yang tidak langsung bersangkutan tetapi dapat menimbulkan lesi pada
medulla spinalis disebut “whiplash”/trauma indirek.
Whiplash adalah gerakan dorsapleksi dan anterofleksi berlebihan dari tulang belakang secara
cepat dan mendadak.Trauma whiplash terjadi pada tulang belakang bagian servikalis bawah
maupun torakalis bawah misal; pada waktu duduk dikendaraan yang sedang cepat berjalan
kemudian berhenti secara mendadak. Atau pada waktu terjun dari jarak tinggi, menyelam dan
masuk air yang dapat mengakibatkan paraplegia.
Trauma tidak langsung dari tulang belakang berupa hiperekstensi, hiperfleksi, tekanan vertical
(terutama pada T.12 sampai L.2), rotasi. Kerusakan yang dialami medulla spinalis dapat
bersifat sementara atau menetap. Akibat trauma terhadap tulang belakang, medula spinalis
dapat tidak berfungsi untuk sementara (komosio medulla spinalis), tetapi dapat sembuh
kembali dalam beberapa hari. Gejala yang ditimbulkan adalah berupa oedema, perdarahan peri
vaskuler dan infark disekitar pembuluh darah. Pada kerusakan medulla spinalis yang menetap,
secara makroskopis kelainannya dapat terlihat dan terjadi lesi, contusio, laserasio dan
pembengkakan daerah tertentu di medulla spinalis.
Akibat suatu trauma mengenai vertebrata mengakibatkan patah tulang belakang. Paling
banyak servikalis, lumbalis. Fraktur dapat berupa patah tulang sederhana kompresi
dislokasia, sedangkan pada sumsum tulang belakang dapat berupa memar / kontusio laserasi
dengan / tanpa perdarahan. Blok syaraf simpatis pelepasan mediator kimia iskemia, dan
hipoksemia, syok spinal, gangguan fungsi kandung kemih. Lokasi cedera medula spinalis
umumnya mengenai C1 dan C2,C4,C6, dan T11 atau L2. Trauma medulla spinalis dapat terjadi
pada lumbal 1-5
Lesi L1: Kehilangan sensorik yaitu sama menyebar sampai lipat paha dan bagian dari
bokong.
Lesi L2: Ekstremitas bagian bawah kecuali 1/3 atas dari anterior paha.
Lesi L3: Ekstremitas bagian bawah.
Lesi L4: Ekstremitas bagian bawah kecuali anterior paha.
Lesi L5: Bagian luar kaki dan pergelangan kaki.
Mekanisme utama terjadinya cedera vertebra adalah karena hiperekstensi, hiperfleksi,
trauma kompresi vertikal dan rotasi, bisa sendiri atau kombinasi. Cedera karena
hiperekstensi paling umum terjadi pada area cervikal dan kerusakan terjadi akibat kekuatan
akselerasi – deselerasi. Cedera akibat hiperfleksi terjadi akibat regangan atau tarikan yang
berlebihan, kompresi dan perubahan bentuk dari medula spinalis secara tiba – tiba
TABEL Kondisi Patologis Saraf Spinal Akibat Cedera
1. Fleksi
Trauma terjadi akibat fleksi dan disertai dengan sedikit kompresi pada
vertebra. Vertebra mengalami tekanan berbentuk remuk yang dapat
menyebabkan kerusakan atau tanpa kerusakan ligamen posterior. Apabila
terdapat kerusakan ligamen posterior, maka fraktur bersifat tidak stabil dan
dapat terjadi subluksasi
2. Fleksi dan rotasi
Trauma jenis ini merupakan suatu trauma fleksi yang bersama-sama dengan
rotasi. Terdapat strain dari ligamen dan kapsul, juga ditemukan fraktur faset.
Pada keadaan ini terjadi pergerakan kedepan/dislokasi vertebra di atasnya.
Semua fraktur dislokasi bersifat tidak stabil.
3. Kompresi Vertikal (aksial)
Suatu trauma vertikal yang secara langsung mengenai vertebra yang akan
menyebabkan kompresi aksial. Nukleus pulposus akan memecahkan permukaan
serta badan vertebra secara vertikal. Material diskus akan masuk dalam badan
vertebra dan menyebabkan vertebra menjadi rekah (pecah). Pada trauma ini
elemen posterior masih intak sehingga fraktur yang terjadi bersifat stabil
4. Hiperekstensi atau retrofleksi
Biasanya terjadi hiperekstensi sehingga terjadi kombinasi distraksi dan
ekstensi. Keadaan ini sering ditemukan pada vertebra servikal dan jarang pada
vertebra torako-lumbalis. Ligamen anterior dan diskus dapat mengalami
kerusakan atau terjadi fraktur pada arkus neuralis. Fraktur ini biasanya bersifat
stabil.
5. Fleksi lateral
Kompresi atau trauma distraksi yang menimbulkan fleksi lateral akan
menyebabkan fraktur pada komponen lateral, yaitu pedikel, foramen vertebra, dan
sendi faset.
6. Fraktur dislokasi
Suatu trauma yang menyebabkan terjadinya fraktur tulang belakang dan
terjadi dislokasi pada ruas tulang belakang
SEKIAN DARI KELOMPOK 3
SALAM KIND3R7OY