Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT

JIWA USIA SEKOLAH, REMAJA


Departemen Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
USIA SEKOLAH (usia 6-12 th)

• Belajar memiliki kemampuan bekerja dan


mendapat keterampilan dewasa
• belajar menguasai dan menyelesaikan tugasnya,
produktif belajar, kenikmatan dalam
berkompetisi kerja dan merasakan bangga
dalam keberhasilan melakukan sesuatu yang
baik
• Bisa membedakan sesuatu yang baik/tidak dan
dampak melakukan hal yang baik/tidak.
Kerajinan vs inferioritas
• anak bisa mengembangkan perasaan rendah
diri apabila ia tidak berhasil menguasai tugas-
tugas yang dipilihnya atau yang diberikan oleh
guru dan orangtua.
• Anak dapat mengembangkan sikap rajin, jika
anak tidak dapat meraih sukses karena mereka
merasa tidak mampu (infieoritas), anak dapat
mengembangkan sikap rendah diri.
Karakteristik perilaku
• Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
• Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman, meraih
juara pertama
• Terlibat dalam kegiatan kelompok
• Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
• Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal
merapikan tempat tidur,menyapu dll
• Memiliki hobby tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita,
menggambar
• Memliliki teman akrab untuk bermain
• Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan
Tujuan Tindakan keperawatan
• Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang
optimal
• Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus
• Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial
• Mengembangkan kecerdasan
• Mengembangkan nilai-nilai moral
• Meningkatkan peran serta keluarga dalam
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
Tindakan keperawatan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
• Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
• Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
• kolaborasi pemberihan vitamin dan vaksinasi ulang (booster)
• Ajarkan kebersihan diri

2. Mengembangkan ketrampilan motorik kasar dan halus


– Kaji ketrampilan motorik kasar dan halus anak
– Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar (kejar-kejaran, papan seluncur,
sepeda, sepak bola, tangkap bola, lompat tali)
– Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus (belajar menggambar/melukis,
menulis, mewarna, membuat kerajinan tangan seperti vas, kotak pensil, lampion dsb, )
– Menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak untuk bermain

3. Mengembangkan ketrampilan adaptasi psikososial


– Kaji ketrampilan adaptasi psikososial anak
– Sediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah bersama teman kelompoknya
– Berikan dorongan dan kesempatan ikut berbagai perlombaan
– Berikan hadiah atas prestasi yang diraih
– Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
4. Mengembangkan kecerdasan
– Kaji perkembangan kecerdasan anak
– Mendiskusikan kelebihan dan kemampuannya
– Memberikan pendidikan dan ketrampilan yang baik bagi anak
– Memberikan bahan bacaan dan pemainan yang meningkatkan kreatifitas
– Bimbing anak belajar ketrampilan baru
– Libatkan anak melakukan pekerjaan rumah sederhana misalnya masak,
membersihkan mobil, menyirami tanaman, menyapu
– Latih membaca, menggambar dan berhitung
– Asah dan kembangkan hobby yang dimiliki anak

5. Mengembangkan nilai-nilai moral


– Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
– Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
– Ajarkan hubungan sebab akibat suatu tindakan
– Bimbing anak saat menonton TV dan membaca buku cerita
– Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
– Latih kedisplinan
6. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan

• Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak


• Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
• Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah
dilakukan keluarga
• Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan bergizi
seimbang
• Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan
normal pada usia sekolah
• Berikan informasi cara menstimulasi perkembangan pada usia
sekolah
PERKEMBANGAN REMAJA
Identitas vs kekacauan identitas
• Individu mulai mencari siapa dirinya; sudah siap untuk memasuki
suatu peranan yang berarti di tengah masyarakat.
• Pada tahap ini ego memiliki kapasitas untuk memilih dan
mengintegrasikan bakat-bakat dan ketrampilan dalam melakukan
identifikasi dengan orang yang sependapat dalam lingkungan sosial,
serta menjaga pertahanannya terhadap berbagai ancaman dan
kecemasan.
• Apabila terjadi krisis identitas, membentuk bentuk suatu identitas
yang stabil atau sebaliknya akan kekacauan peranan. Apabila seorang
remaja dalam mencari jati dirinya bergaul dengan lingkungan yang
baik maka akan tercipta identitas yang baik pula. Namun sebaliknya,
jika remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang baik maka akan
timbul kekacauan identitas pada diri remaja tersebut.
Perkembangan Psikososial pada Remaja
• Usia 12-20 th terjadi kebingungan peran
• Tugas utama dalam masa perkembangan remaja
adalah “pembentukan kepribadian”
• Pada masa ini kesadaran akan identitas akan
lebih kuat
• Perkembangan identitas selama masa remaja ini
juga sangat penting karena ia memberikan suatu
landasan bagi perkembangan psikososial dan
relasi interpersonalpada masa dewasa
Perkembangan fisik remaja perempuan
• Dimulai sejak 10,5 tahun atau 12 tahun
• Perkembangan meliputi:
Usia Perkembangan/pertumbuhan
10-11 th Pertumbuhan fisik yg pesat
Pertumbuhan payudara
Timbulnya rambut pada pubis

10-13 th Pengeluaran sekret vagina


12-13 th Timbulnya rambut ketiak
Produksi kelenjar keringat
11-14 th Menstruasi

• Dapat menimbulkan rasa malu krn tidak dibarengi


dg kematangan psikologis
Perkembangan Fisik Remaja Laki-Laki

Usia Pertumbuhan/perkembangan
11-12 th pertumbuhan testis&skrotum
Pertumbuhan rambut pubis

12-13 th Pertumbuhan fisik yg pesat


Perkembangan penis
13-14th Terjadi ejakulasi
13-15th Pertumbuhan rambut ketiak, badan,
kumis, cambang, jenggot
Perkembangan kelenjar keringat
ketiak
14-15th Suara pecah dan membesar
PERKEMBANGAN IDENTITAS PADA
REMAJA
Menurut Desmita(2005) , tahap perkembangan
identitas meliputi:
1. Tahap diferensiasi (12-14 tahun ) : remaja
menyadari bahawa ia berbeda secara psikologis
dari orang tuanya.Kesadaran ini sering
membuatnya mempertanyakan dan menolak
nilai- nilai dan nasehat orang tuanya, sekalipun
nilai dan nasehat tersebut masuk akal
2. Tahap praktis (14 – 15 tahun) : remaja percaya
bahwa ia mengetahui segala-galanya dan dapat
melakukan sesuatu tanpa salah. Ia menyangkal
kebutuhan akan peringatan atau nasehat dan
menantang orangtuanya pada setiap
kesempatan. Komitmen pada lingkungan sebaya
semakin kuat
3. Tahap penyesuaian (15-18 tahun). : kesedihan
dan kekhawatiran yang dialami remaja mendorong
remaja untuk menerima kembali sebagian otoritas
orang tuanya tetapi dengan syarat.

Tingkah laku remaja berganti antara eksperimentasi


dan penyesuaian. Terkadang menantang dan kadang
berdamai dan bekerjasama dengan orang tua.

Perasaan ingin bebas Vs bertanggung jawab


terhadap tugas
4. Tahap konsolidasi (18-21 tahun): Remaja
mengembangkan kesadaran akan identitas
personal yang menjadi dasar pemahaman
dirinya dan orang lain serta untuk
mempertahankan otonomi, independen dan
invidualitas.
Masa Remaja >> peralihan dari masa anak menuju
dewasa

merasa terisolasi , hampa, cemas, mudah


tersinggung dan merasa malu.

Perilaku remaja tidak konsisten dan tidak dapat


diprediksi: menjadi tertutup, takut penolakan,
komitmen berlebihan, gegabah.
Pencapaian identitas diri yang stabil :
• Pandangan yang jelas tentang diri
• Memahami perbedaan dan persamaan dengan orang lain
• Menyadari kelebihan dan kekurangan diri
• Penuh percaya diri
• Tanggap terhadap berbagai situasi
• Mampu mengambil keputusan penting
• Mampu mengantisipasi tantangan masa depan
• Mengenal peran dimasyarakat
Perkembangan psikososial remaja awal (10-
14 th)
1. Cemas terhadap penampilan badan / fisik;
2. Perubahan hormonal;
3. Menyatakan kebebasan dan merasa sebagai seorang individu,
tidak hanya sebagai anggota keluarga;
4. Perilaku memberontak dan melawan;
5. kawan menjadi lebih penting;
6. Perasaan memiliki terhadap teman sebaya, anak laki-laki
membentuk gang, kelompok, anak perempuan mempunyai
sahabat;
7. Sangat menuntut keadilan tapi cenderung melihat sesuatu
sebagai hitam putih serta dari sisi pandang mereka sendiri.
Remaja awal memiliki kecenderungan:
1) kesadaran diri meningkat (self consciousness)
2) Menjadi pemarah, anak laki-laki yang tadinya baik dapat menjadi
agresif;
3) Bereksperimen dengan cara berpakaian, berbicara dan cara penampilan
diri sebagai suatu usaha untuk mendapatkan identitas baru;
4) Kasar dan menuntut memperoleh kebebasan;
5) Mementingkan eksistensi dalam pergaulan;
6) Pengaruh teman menjadi sangat besar, remaja tidak mau berbeda
dengan dari teman sebaya;
7) Tidak toleransi dan sulit berkompromi, perasaan iri hati dengan saudara
kandung.
Perkembangan Psikososial Remaja
Pertengahan (15-16 Tahun )
1. Lebih mampu berkompromi;
2. Belajar berfikir secara independen dan membuat keputusan sendiri;
3. Terus bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang sesuai;
4. Haus akan pengalaman baru, walaupun beresiko;
5. Tidak lagi terfokus pada diri sendiri;
6. Membangun norma/nilai dan mengembangkan realitas;
7. Membutuhkan lebih banyak teman dan rasa setia kawan;
8. Mulai membina hubungan lawan jenis;
9. Intelektual lebih berkembang dan ingin tahu banyak hal,berfikir abstrak;
10.Berkembangnya ketrampilan intelektual khusus;
11.Mengembangkan minat yang besar terhadap bidang seni dan olah raga;
Remaja Pertengahan memiliki kecenderungan:
1. Lebih tenang, sabar dan lebih toleransi. dapat menerima pendapat
orang lain meskipun berbeda dengan pendapatnya sendiri;
2. Menolak campur tangan orang tua;
3. Sering berganti penampilan
4. Mulai bereksperiman dengan rokok , alkohol dan napza;
5. Lebih bersosialisasi dan tidak lagi pemalu
6. Mempertanyakan nilai , norma yang diterima dari keluarga
7. Menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman, mulai pacaran;
8. Mulai berpikir kritis, ingin mengikuti debat dan diskusi;
9. Penurunan minat pada bidang pendidikan (sekolah) karena adanya
minat yang baru.
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA
AKHIR
1. Ideal;
2. Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan
diluar keluarga;
3. Belajar mencapai kemandirian baik dalam bidang
finansial maupun emosional;
4. Mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan
jenis;
5. Meminta pengakuan sebagai orang dewasa dan setara
dg anggota keluarga lainnya;
6. Hampir siap untuk menjadi orang dewasa yang mandiri.
Remaja akhir memiliki kecenderungan:
1. Menggeluti masalah sosial politik,nilai – nilai
agama;
2. Mulai belajar mengatasi stress
3. Kecemasan dan ketidakpastian masa depan dapat
merusak harga diri remaja
4. Mempunyai pasangan yang lebih serius;
5. Cenderung merasa pengalamannya berbeda
dengan orang tua
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP
PERKEMBANGAN JIWA REMAJA
1. Pola Asuh
Pola asuh yang otoriter secara terus
menerus akan menyebabkan remaja
berkembang menjadi penakut, tidak
Otoriter
memiliki rasa percaya diri, merasa tidak
berharga, sehingga proses sosialisasi
terganggu

Permissif menumbuhkan sikap ketergantungan


dan sulit menyesuaikan diri

menimbulkan kesimbangan antara


perkembangan individu dan sosial
Demokratis
sehingga anak akan memperoleh suatu
kondisi mental yang sehat.
2. Kondisi Keluarga
>>> Hubungan orang tua yang harmonis akan
menumbuhkan kehidupan emosional yang
optimal terhadap perkembangan kepribadian
anak.
Research:
“Development of Parent–Adolescent Relationships:
Conflict Interactions as a Mechanism of Change”
Child Development Perspective Journal (Volume 12,
Number 3, 2018)
>> Parent– adolescent conflicts are adaptive for
relational development when parents and
adolescents can switch flexibly between a range of
positive and negative emotions.
• “Parents often think they should suppress the
negative emotions of their adolescent children and
encourage their positive emotions, or they should
avoid expressing their own negative emotions
during conflicts. Instead, adaptive interactions
during adolescence seem to be characterized by a
range of emotions. Parents should learn to guide
adolescents to express, share, and regulate a
range of positive and negative emotions.”
3. Pendidikan moral dalam keluarga
>> Upaya menanamkan nilai-nilai akhlak atau
budi pekerti kepada anak dirumah.
>> Apabila keluarga tidak perduli terhadap
pendidikan moral dalam keluarga akan berakibat
buruk terhadap perkembangan jiwa remaja.
4. Lingkungan sekolah
Suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap
perkembangan jiwa remaja yaitu dalam hal
kedisiplinan, kebiasaan sekolah, pengendalian
diri dan bimbingan guru
5. Lingkungan teman sebaya
sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan
perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya
daripada keluarga.
6. Lingkungan masyarakat (sosbud & media
massa)
Pergeseran budaya menyebabkan pergeseran
nilai kehidupan  terjadi konflik nilai krn
penyimpangan perilaku remaja
Gangguan Jiwa pada Remaja
1. Ansietas  perasaan gelisah yang
dihubungkan dengan antisipasi terhadap
bahaya.
Gangguan cemas merupakan gangguan yang
banyak terjadi pada anak dan remaja. Prevalensi
gangguan cemas ini adalah 5 – 50 %
Research:
“Association between anxiety and aggression in
adolescents: a cross-sectional study”
Chung et al. BMC Pediatrics (2019) 19:115
>> Aggression and anxiety are important
aspects of mental health in adolescents
2. Gangguan Mood
Depresi pada anak- anak dan remaja berkisar antara 1 – 5 %.
Gejolak mood normal Vs depresi patologik.
Depresi patologik: adanya gangguan mood akan beresiko
terjadinya perilaku bunuh diri pada remaja.
Tanda gejala : Menarik diri secara tiba-tiba, berperilaku keras atau
sangat memberontak, penyalahgunaan obat atau alkohol, secara
tidak biasa mengabaikan penampilan diri, kualitas tugas sekolah
menurun, membolos, keletihan berlebihan dan keluhan somatik,
respon yang buruk terhadap pujian, ancaman bunuh diri terang-
terangan secara verbal dan membuang benda-benda yang didapat
sebagai hadiah.
3. Gangguan psikotik
Penurunan kemampuan dalam menilai realitas.
Ditandai dengan perubahan ekstrem dalam
perilaku sehari- hari, isolasi sosial, sikap yang
anah,penurunan nilai akademik dan
mengekspresikan peilaku yang tidak disadarinya
4. Penyalahgunaan NAPZA
Identifikasi remaja penyalahguna NAPZA
terdapat pada konflik keluarga yang berat,
kesulitan akademik, penyalahgunaan NAPZA
oleh orang tua dan teman, merokok pada usia
muda
Penatalaksanaan ganguan jiwa remaja
1. Pencegahan primer melalui berbagai program sosial yang ditujukan
untuk menciptakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan anak;
2. Pencegahan sekunder dengan menemukan kasus secara dini pada
remaja yang mengalami kesulitan di sekolah sehingga tindakan yang
tepat dapat segera dilakukan;
3. Dukungan terapeutik bagi anak-anak diberikan melalui psikoterapi
individu, konseling remaja dan program pendidikan khusus untuk
remaja yang tidak mampu berpartisipasi dalam sistem sekolah
normal;
4. Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga penting untuk membantu
keluarga mendapatkan ketrampilan dan bantuan yang diperlukan
guna membuat perubahan yang dapat meningkatkan fungsi semua
anggota keluarga

Anda mungkin juga menyukai