Anda di halaman 1dari 15

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa : Kelompok 4


Tempat Praktik : Desa Pelangi
Tanggal Praktik : 20 April 2021
Tanggal Pengkajian : 21 April 2021

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
Kepala Keluarga (KK) : Tn. S
Alamat : Desa Pelangi RT.01 RW.11
Pekerjaan KK : Petani
Pendidikan KK : SMA
Tipe Keluarga : Keluarga Inti
Suku Bangsa : Banjar
Agama : Islam
Komposisi Keluarga :
Hub Status
No Nama JK dgn Umur Imunisasi Ket
Klien

BCG Polio DPT Hep Cam


pak
1. Ny. A P Istri 33
- - - - - Sehat
tahun
2. An. Cantika P Anak 15
- - - - - Sehat
tahun
3. An. Firman L Anak 10
- - - - - Sehat
tahun
4. An. Desy P Anak 5 - - - - - Sehat
tahun

GENOGRAM

37 33

15 10 5

Aturan Pembuatan Genogram:

a. Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri


b. Umur anggota keluarga ditulis pada symbol laki-laki/perempuan
c. Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah symbol laki-laki/ perempuan
d. Penggunaan symbol dalam genogram

Keterangan :

Status sosial ekonomi keluarga :

Tn. S bekerja sebagai petani dengan pendapatan perbulan sebesar Rp.1.000.000,00.


Aktivitas rekreasi keluarga :

Kegiatan yang dilakukan oleh keluarga untuk rekreasi hanya dengan menonton televisi di
rumah dan dalam sepekan berkunjung ke sanak saudara atau tetangga dekatnya.

II. Riwayat dan perkembangan Keluarga Saat Ini


Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Anak tertua seorang perempuan berusia 15 tahun di bangku kelas 2 SMP. Jadi keluarga Tn. S
berada pada tahap usia remaja dengan tugas perkembangan pengembangan terhadap remaja
dengan memelihara komunikasi yang terbuka dan memelihara hubungan dengan baik dalam
keluarga.

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


Tidak ada tahap perkembangan keluarga saat ini yang belum terpenuhi.

Riwayat kesehatan keluarga inti :


Tn. S menderita penyakit hipertensi (tekanan darah 200/100 mmhg).

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Tn. S hanya pernah menderita penyakit batuk dan pilek yang dianggap hanya penyakit biasa.

III. Data Lingkungan


Karakteristik Rumah :
Situasi rumah Tn. S yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi, dan
di depan rumah ada teras. Bangunan rumah berbentuk segi empat dengan lantai rumah terbuat
dari keramik dengan kondisi cukup bersih, penerangan dan ventilasi cukup, sumber air dan air
untuk diminum menggunakan sumur, toilet menggunakan safety tank yang terletak dibelakang
rumah, di depan rumah terdapat halaman seluas 2x3 m2.

Denah
Safety
Sumur tank

Kamar mandi
Dapur

Kamar Tidur Ruang Tamu

Kamar Tidur

2 m2
Halaman

3 m2

Karakteristik Tetangga dan Komunitas :


Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, interaksi antar warga banyak dilakukan pada malam
hari karena disiang harinya warga bertani. Interaksi keluarga Tn. S dengan warga sekitar
dilakukan dengan baik.

Mobilitas Geografis Keluarga :


Keluarga tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak menikah hingga sekarang, keluarga Tn. S
menetap di Desa Pelangi Rt. 01 Rw. 11.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Interaksi Tn. S dengan warga sekitar dilakukan pada malam hari karena pada siang hari warga
bertani, Tn. S merupakan anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan dilingkungan
dan berinteraksi dengan warga sekitar dengan baik.

Sistem pendukung keluarga :

Saat ini anggota keluarga ada yang tidak sehat yaitu Tn. S. Tn. S menderita hipertensi, dalam
pengobatan keluarga membawa Tn. S ke Puskesmas terdekat. Namun, keluarga kurang menyadari
adanya dampak masalah kesehatan akibat hipertensi dan keluarga kurang memahami tentang
penanganan hipertensi.
Keluarga Tn. S sangat harmonis, selalu bermusyawarah dan mengambil keputusan secara
bersama-sama, selalu melaksanakan ibadah shalat bersama-sama, keluarga menganggap penyakit
hipertensi adalah hal umum dideritanya.

IV. Struktur Keluarga


Struktur Peran :
Tn. S merupakan kepala keluarga yang bertanggung jawab dengan peran mencari nafkah sebagai
petani. Ny. A sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga yang senantiasa selalu memelihara
rumah dan anggota keluarganya sehingga anggota keluarga hidup dengan sangat rukun.

Nilai atau norma keluarga :


Keluarga melaksanakan nilai-nilai, norma-norma dan agama secara baik, dirumah selalu
melaksanakan ibadah shalat berjamaah. Tn. S menganggap penyakit hipertensi adalah penyakit
yang umum diderita oleh seseorang, seusianya (norma kesehatan).
Anggota keluarga hidup sangat rukun dimana Tn. S dan Ny. A selalu mengajarkan dan
menanamkan perilaku sosial yang baik (norma sosial).
Bila ada keluarga yang sakit hanya diberikan obat yang dibeli di warung, sedangkan anak yang
paling kecil dibawa ke puskesmas untuk mengetahui kesehatannya.
Pola komunikasi keluarga :
Keluarga Tn. S selalu bermusyawarah dalam setiap masalah di dalam rumah tangganya,
komunikasi dilakukan dengan cara terbuka dan bijaksana dalam mengambil setiap keputusan.

Struktur Kekuatan Keluarga :


Pengambil keputusan adalah kepala keluarga yaitu Tn. S yang dilakukan secara musyawarah dan
dengan komunikasi yang terbuka. Akan tetapi karena kondisi Tn. S saat ini menyebabkan
keluarga kurang mampu untuk mengambil keputusan tentang masalah kesehatan akibat penyakit
hipertensi.

V. Fungsi Keluarga
Fungsi Efektif :
Keluarga Tn. S sangat harmonis dan anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lain. Tn. S
dan Ny. A selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Anggota keluarga
saling memerhatikan satu sama lain.

Fungsi Sosialisasi :
Interaksi antar anggota keluarga dilakukan secara terbuka dan bijaksana. Interaksi dengan
masyarakat sekitar dilakukan dengan baik dan termasuk masyarakat yang aktif mengikuti
kegiatan di lingkungannya.

Fungsi Reproduksi :
Ny. A menggunakan kontrasepsi suntik untuk mencegah kehamilan, jumlah dianak ada 3 orang, 2
perempuan 1 laki-laki, jarak setiap anak adalah 5 tahun,

Fungsi Ekonomi :
Tn. S bekerja sebagai petani dengan pendapatan 1.000.000 perbulan.

Perawatan Kesehatan :
Tn. S sangat rajin datang ke puskesmas untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarganya.
VI. Stres dan Koping Keluarga
Stresor jangka pendek dan panjang :
Istri Tn. S yakni Ny. A mengatakan hanya bisa pasrah kepada Tuhan tentang penyakit yang
diderita suaminya

Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor :


Keluarga mengatasi masalah kesehatan dengan membawa Tn. S ke Puskesmas terdekat.

Strategi koping yang digunakan :


Selalu bermusyawarah antar anggota keluarga dan komunikasi dilakukan secara terbuka.

Strategi adaptasi disfungsional :


Jika ada masalsh dengan anggota keluarga, Tn. S menyampaikan dengan komunikasi dengan
baik, terbuka, dan bijaksana.

Harapan Keluarga :
Keluarga sangat berharap Tn. S dapat sembuh dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan
nyaman.

VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap individu anggota keluarga


Lakukan Pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga

Nama Kepala Mata Hidung Telinga Leher Dada Abdomen Ektremitas

Tn. S - tidak Konju Tidak Penden Bentu Perger Tidak ada Tidak ada
dite ngtiva ada garan k akan pembesara kelumpuhan
muk anemi permas baik leher dada n hepar. .
an s. alahan norma simetr
Tidak ada Mampu
kelai dengan l. is.
Katar kembung. menggerakk
nan hidung
ak. Tidak Suara an
ada jantun
penin g S1 persendian.
gkata dan
n S2
tekana tungg
n vena al.
jugula
ris.

A. Diagnosa Keperawatan Keluarga


1. Analisa Data
No. Data Fokus Etiologi Problem

1. DS: Ketidakmampuan Manajemen Kesehatan


Keluarga Tn. S mengatakan keluarga merawat Keluarga Tidak Efektif
ingin Tn. S segera sembuh. dalam mengenal
dampak dan
penanganan hipertensi
DO:
1. keluarga kurang
menyadari dampak
masalah kesehatan
akibat hipertensi.
2. keluarga kurang
mampu untuk
mengambil
keputusan tentang
masalah kesehatan
karena kurangnya
pengetahuan.
3. keluarga kurang
memahami
penanganan
hipertensi.

2. DS: Kurangnya Informasi Defisit pengetahuan


Istri Tn. S mengatakan mengenai penyakit pada keluarga
hanya bisa pasrah kepada hipertensi
Tuhan tentang penyakit
yang diderita suaminya.

DO:
1. keluarga kurang
menyadari dampak
masalah kesehatan
akibat hipertensi.
2. keluarga kurang
mampu untuk
mengambil
keputusan tentang
masalah kesehatan
karena kurangnya
pengetahuan.
3. keluarga kurang
memahami
penanganan
hipertensi.

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan :


1.

2.

3.

3. Skoring Prioritas Masalah :


Skoring dilakukan apabila rumusan diagnosis keperawatan lebih dari satu, proses scoring
menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon & Maglaya (1978).
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan yang terdiri dari:
 Tentukan skornya sesuai denga kriteria yang telah dibuat
 Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot
 Skor yang diperoleh × Bobot
Skor Tertinggi
 Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot, yaitu
5)
Skoring Diagnosa Keperawatan (Bailon & Maglaya, 1978)
No. Kriteria Skor Bobot Pembenaran

1. Sifat Masalah

Skala:

 Tidak/kurang sehat 3
 Ancaman kesehatan 1
 Keadaan sejahtera 2

1
2. Kemungkinan Masalah
Untuk di Ubah

Skala :
2 2
 Mudah
 Sebagian 1
 Tidak Dapat
0

3. Potensial Masalah Untuk


di Cegah

Skala :
3
1
 Tinggi
 Cukup 2
 Rendah 1

4. Menonjolnya Masalah

Skala :

 Masalah Berat, harus 2


segera ditangani 1
 Ada masalah, tetapi tidak
perlu ditangani
1
 Masalah tidak dirasakan

4. Prioritas Dignosa Keperawatan


(di buat urutan/prioritas diagnosa dari hasil perhitungan scoring diagnosa keperawatan
keluarga)
No. Diagnosa Keperawatan Skor
B. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa keperawatan :
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Tujuan Kriteria Hasil/Standart Intervensi
Kognitif

Afektif

Psikomotor
A. Implementasi

Tanggal/ Diagnosa Implementasi


Waktu Keperawatan
1 1.
2.
3.

B. Evaluasi (Catatan Perkembangan Keluarga)

No. Tanggal Jam Evaluasi Paraf


Diagnosa
S : adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang
dirasakan secara subyektif oleh keluarga
setelah dilakukan implementasi
O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi
oleh perawat menggunakan pengamatan
yang obyektif setelah implementasi
A : Merupakan analisis perawat setelah
mengetahui respon subyektif dan obyektif
keluarga yang dibandingkan dengan kriteria
dan standar pada rencana keperawatan
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat
melakukan analisis
CRITI NILAI
TINDAKAN CAL 0 1 3
POINT 2
1 PRA INTERAKSI
a. Verifikasi Keluarga
b. Persiapan alat
c. Persiapan Lingkungan
d. Persiapan Keluarga
Bobot 1
2 ORIENTASI
a. Beri Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Pertemuan
d. Memberitahukan kontrak pertemuan
e. Melaksanakan apersepsi terkait Penkes yang akan
dilakukan
Bobot 2
3 TAHAP KERJA
a. Menjelaskan materi Penkes
b. Memberi kesempatan pada keluarga untuk bertanya
hal-hal yang belum jelas
c. Memberi umpan balik terhadap pertanyaan keluarga
Bobot 5
4 TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi respon keluarga
b. Simpulkan kegiatan
c. Kontrak waktu selanjutnya
d. Mengucapkan Hamdallah
Bobot 2
5 DOKUMENTASI
Bobot 2
6 SIKAP
a. Sopan
b. Teliti
c. Memperhatikan Keamanan
d. Empati
Bobot 1
TOTAL NILAI

GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)


FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENDIDIKAN KESEHATAN (PENKES)
PRODI S1 KEPERAWATAN FKIK UM BANJARMASIN
NAMA MAHASISWA:
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :

PENGERTIAN : Pendidikan kesehatan merupakan upaya persuasi atau pembelajaran


kepada Masyarakat agar mau melalukan tindakan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatanya

TUJUAN : Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental dan
sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya dan mampu mengubah dan mengatasi
lingkungan baik lingkungan fisik, sosial maupun budaya.

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI :-

NAMA PENGUJI :

TTD :

CATATAN PENGUJI :

Anda mungkin juga menyukai