Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN PENYALAHGUNAAN NAPZA


Rindayati
2019
NA
RK
OT
IKA
DA
NO
BA
TB
ER
BA
HA
YA
Zat Psikoaktif adalah bahan yang apabila masuk ke
dalam tubuh manusia, berakibat mempengaruhi
tubuh, terutama susunan saraf pusat sehingga
menyebabkan perubahan aktivitas mental,
emosional & perilaku pada pengguna dan
menyebabkan ketergantungan pd zat tsb. (Depkes
RI, 2003).
Sejarah
• Ganja dikenal di Cina 5000 th y.l  Mesir 1600 SM
• Merokok opium  abad 17
• 1805 Morfin mulai dikenal pertama kalinya
• 1806 Morfin diisolasi  “dewa mimpi”
• 1860 Kokain dari Amerika Selatan  Peru, Bolivia, Columbia  1860 diidentifikasi
• 1874 C.R. Wright menemukan sintesis Heroin (putaw)
Sejarah
• 1837 Elizabeth Barrett Browning menjadi
seorang pecandu morfin (Inggris)
• Perang Candu:1839-1842 Perang Candu I di
Guangzhou, Inggris dan Cina
• 1856 Perang Candu II terjadi antara Inggris,
Prancis, dan Cina
• 1859 Perang Candu lanjutan Inggris dan
Perancis
Sejarah
• 1914 – Merck menemukan MDMA ( Methylene Dioxy Meth
Amphetamine )
• 1927 : Prof Gordon Alles, menemukan MDA ( Methylene Dioxy
Amphetamine )
• 1970 : MDMA banyak disalahgunakan
• 1 Juli 1973 Presiden Nixon mendirikan Badan Penanggulangan Narkoba
(Drug Enforcement Administration, DEA)
• Th 1977 – dilarang di Inggris
• Th 1985 – dilarang di Amerika
• Muncul macam2 derivat Amphetamine
• 1992 – th kematian Aldi
Tahap-tahap Penyalahgunaan
EXPERIMENTAL
EXPERIMENTALUSE
USE

SOCIAL/RECREATIONAL USE
SOCIAL/RECREATIONAL USE

SITUATIONAL
SITUATIONALUSE
USE

ABUSE / DEPENDENCY
ABUSE / DEPENDENCY
Tahap-tahap Penyalahgunaan
• Experimental Use ialah: kondisi penggunaan pada taraf awal,
disebabkan rasa ingin tahu, ingin memiliki pengalaman yang
baru, atau sering dikatakan taraf coba- coba.
• Recreational Use ialah: Menggunakan zat saat berkumpul
bersama-sama dengan teman sebaya, yang bertujuan untuk
rekreasi bersama teman sebaya.
• Situational Use ialah: orang yang menggunakan zat
mempunyai tujuan tertentu secara individual, sudah
merupakan kebutuhan bagi dirinya sendiri, seringkali
penggunaan zat ini merupakan cara untuk melarikan diri
atau mengatasi masalah yang dihadapinya. Biasanya
digunakan pada saat sedang konflik, stress, frustasi.
Tahap-tahap Penyalahgunaan
• Abuse/Dependency
ialah: penggunaan zat yang cukup berat, telah
terjadi ketergantungan fisik dan psikologis.
Ketergantungan fisik ditandai oleh adanya
toleransi dan sindroma putus zat.
• Sindroma putus zat adalah suatu kondisi dimana
orang yang biasa menggunakan secara rutin,
pada dosis tertentu berhenti menggunakan atau
menurunkan jumlah zat yang biasa digunakan,
sehingga menimbulkan gejala pemutusan zat.
Ketergantungan
Ketergantungan
NAPZA
NAPZA

Ketergantungan
Ketergantungan Ketergantungan
Ketergantungan
Psikis
Psikis Fisik
Fisik

Gejala
GejalaPutus
Putus
Keracunan
Keracunan
Obat
Obat

Jika mengalami ketergantungan,


segera berobat utk. menghentikannya
Jenis dan Macam
• UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika
• Narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan baik
sistetis maupun semi sintetis yang dapat daun ganja kering
menyebabkan penurunan atau & serbuk koka
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan
heroin/putauw

ganja kering
Narkotika Gol. I
• Tujuan: ilmu pengetahuan
• tidak untuk terapi
• Potensi amat tinggi mengakibatkan
ketergantungan
• Contoh :
• Tanaman Papaver somniferum L dan semua bagian
kecuali biji
• Opium mentah (getah beku buah Papaver
somniferum L
Narkotika Gol. I
• Opium masak :
• Candu
• Jicing
• Jicingko

• Tanaman Koka (Erythroxylon coca):


Candu
• daun, buah, biji
• Kokain mentah
• Kokain
• Heroin (putauw)
• Tanaman Ganja (genus Cannabis)
Narkotika Gol. II
• Tujuan ilmu pengetahuan
• Untuk terapi/pengobatan
• Potensi mengakibatkan ketergantungan
• Contoh :
• Morfina (alkaloida dalam opium/candu)
• Fentanil (sintetis)
• Petidina
• dll
Narkotika Gol. III
• Tujuan ilmu pengetahuan
• Untuk terapi/pengobatan
• Potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan
• Contoh :
• Kodeina (sintesis dari morfina)
• Etil morfina (dionina)- semisintetis dari
morfina
UU No. 5 Tahun 1997
• Psikotropika
• Adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku
Psikotropika Gol. I
• Tujuan ilmu pengetahuan
• tidak untuk terapi
• Potensi amat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan
ECTACY (MDMA)
• Turunan Amphetamin
• Serbuk putih atau kekuningan
• Bersifat halusinogen kuat
• Nama lain : xtc, adam, essence “E”
• Disintesis I th. 1914 di Jerman sbg penekan nafsu makan,
dipatenkan oleh E. Merck
• Tidak diperdagangkan, penggunaan non medik th. 1968 di USA
ECTACY lanjutan ……
• Mudah disintesis dengan reaksi sederhana dari bahan baku yang mudah didapat
• Di Inggris MDMA termasuk kategori A yaitu obat yang harus diawasi secara ketat
(1977)
• Tahun 1985 MDMA dilarang penggunaannya di klinik USA karena toksis terhadap
syaraf dan banyak disalahgunakan

MDMA TABLET
(Variasi)
Psikotropika Gol. II
• Tujuan ilmu pengetahuan
METAMPHETAMIN
• Untuk terapi/pengobatan (Sabu-Sabu, Ice)
• Potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan
• Contoh :
• Amphetamin
• Metamphetamin
• Metakualon
• Metilfenidat, dll
Psikotropika Gol. III
• Tujuan ilmu pengetahuan
• Untuk terapi/pengobatan
• Potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan
• Contoh :
• Amobarbital
• Flunitrazepam
• Katina, dll
Psikotropika Gol. IV
• Tujuan ilmu pengetahuan
• Untuk terapi/pengobatan
• Potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan
• Contoh :
• Barbital
• Bromazepam
• Diazepam
• Estazolam
• Fenobarbital
• Klobazam
• Lorazepam
• Nitrazepam, dll
Zat Adiktif Lainnya
• Nikotin dalam rokok
• Etanol dalam minuman beralkohol
• Pelarut yang mudah menguap
Jenis-jenis NAPZA yang Beredar disekitar
kita
• SOLVENTS :
• Semprotan Aerosol
• Aica aibon
• Isi korek api gas
• Cairan campuran untuk dry cleaning
• Cat dan campuran cat thinner
• Thinner dari cairan penghapus
• Uap bensin
Jenis-jenis NAPZA yang Beredar disekitar
kita • TRANSQUILIZER :
• Valium
• Ativan
• Librium
• dll.

• ANABOLIC STEROID :
• Dopping atlet
GEJALA PUTUS OBAT (FISIK)
( SAKAU )
• Drug Craving • Menguap
• Gelisah • Keluar Keringat
• Mudah Tersinggung • Keluar Air Mata
• Mual – Muntah – Mencret • Keluar Ingus
• Tidak Suka Makan • Demam, Nafas Cepat
• Otot Mengejang • Susah Tidur, Cemas
• Badan Sakit Semua • Depresi
• Tremor • Bradikardi
GEJALA PUTUS OBAT (PSIKIS)
( SAKAU )
• Disforia
• Anhedonia
• Kecemasa
• Iritabilitas
• Kelelahan
• Hipersomnolensi
• Kadang-kadang agitasi
BEFORE AFTER
Komplikasi
• Tergantung dari zat yang dipakai dan cara
pemakaiannya.
• Tubuh atau fisik :
• imunitas berkurang
• hepatitis, sirosis hati, infeksi HIV/ AIDS
• bronkitis, kanker paru, gangguan janin
• polineuritis/lumpuh
• menjadi kurus, borok pada bekas suntikan atau pada
sekat hidung
• kejang-kejang
• mati
Komplikasi
• Mental :
• gairah dan prestasi menurun, murung
• lekas tersinggung, marah-marah, gelisah, takut
• curiga, halusinasi
• Sosial:
• Sering bolos sekolah/pekerjaan
• Suka bohong, mencuri, kriminal lainnya
• Merugikan keluarga/masyarakat/ perusahaan
• Spiritual:
• Praktek keagamaan berkurang
• Mulai meragukan agamanya
Faktor Pendukung
• Faktor Individu
• Tingkah laku anti sosial: Kepribadian ingin melanggar,
sifat memberontak, rendahnya keimanan otoritas,
mudah kecewa, sifat tidak sabar.
• Kecemasan dan Depresi: Tidak mampu menyelesaikan
kesulitan hidup meliputi kurang PD, harga diri rendah.
• Self Medication: pengobatan zat psikoaktif saat
kecil ketergantungan saat dewasa
Faktor Pendukung
• Faktor Keluarga
• Ortu atau saudara penyalahguna napza
• Konflik keluarga sering terjadi
• Peraturan dalam keluarga yang tidak jelas,
kurang pengawasan, kurang komunikasi
antar anggota keluarga, disiplin tidak
konsisten
• Tekanan sosial dan ekonomi dalam keluarga
• Adanya penganiayaan fisik dan seksual
dalam keluarga
Faktor Pendukung
• Faktor Ekonomi Sosial dan Politik
• Lingkungan tempat tinggal yang
mendukung pemakaian (norma sosial
longgar, tingkat kriminalitas tinggi,
kepadatan penduduk, lemahnya kontrol
sosial)
• Tekanan dari teman/pergaulan
• Kondisi ekonomi, sosial dan politik
(kemiskinan, kurangnya lapangan kerja
dll)
Mekanisme Koping
• Pengobatan Ketergantungan Napza
• Untuk penatalaksanaan diperlukan diagnosis yang tepat melalui:
1. ANAMNESIS : MERUPAKAN KUNCI TERPENTING
• Riwayat Pemakaian Napza sebelum dan sekarang
• Cara Pemakaian
• Jenis Zat / Obat
• Frekuensi, Dosis
• Pemakaian Terakhir
• Keadaan Keluarga (Relasi, Ekonomi, Sosial, Spiritual)
2. GEJALA KLINIS
3. PEMERIKSAAN FISIK DAN PSIKIATRIK
Mekanisme Koping
4. LABORATORIUM :
• Toksikologi
• Lft
• Hepatitis
• Hiv / Aids
• Dll. Sesuai Kebutuhan
5. PSIKOTEST==> MENUNJANG DX DAN
PENATALAKSANAAN
6. KOMORBIDITAS :
• Psikiatri (Gangguan Kepribadian,
Neurosis, Psikosis)
• Interne (Nyeri Khronik)
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
• Detoksifikasi
• Cold Turkey
• UROD (Ultra Rapid Opiate Detoxification)
• Tappering off (menghentikan penggunaan Napza secara perlahan-lahan)
• Terapi Substitusi:
• Non Opioid:
1. Clonidin 3. Analgetik
2. Neroleptik 4. Sedativa

• Opioid:
• Metadon
• Buprenorfin Agonis – Antagonis
• Naltrexon Antagonis
Cold Turkey
Penatalaksanaan
• rawat jalan dan program harian
• tempat penampungan untuk
rehabilitasi
• Resosialisasi
Penatalaksanaan
• Terapi Substitusi (Program Rumatan Metadon)
• Tujuan Substitusi Napza:
• mengurangi risiko infeksi dan penularan HIV
• menggiring pemakai dari ‘pasar gelap’
menjadi pemakaian Napza legal
• mengurangi risiko over dosis
• menggiring pemakai jarum suntik untuk
memakai Napza bukan suntikan
Penatalaksanaan
• Tujuan Substitusi metadon lanjutan ….
• mengurangi pemakaian Napza yang
membahayakan
• menurunkan tindak kriminal yang mendukung
kebiasaan pemakaian Napza
• menjalin hubungan dengan pemakai Napza
• menyediakan bimbingan, rujukan, dan
perawatan
menstabilkan kehidupan pemakai Napza
Methadone Maintenance Treatment (Program
Rumatan Metadon)
• Termasuk terapi substitusi
•  Merupakan salah satu cara untuk terapi
ketergantungan opioid dan mengurangi dampak buruk
penyalahgunaan Napza (Opioid)
• Apakah metadon itu?
• Opioid sintetik
• Kerjanya jangka panjang (waktu paruh 15-32 jam, rata-
rata 24 jam)
• Dapat diberikan secara oral dengan baik
• Relatif aman, tak ada toksisitas jangka panjang
Methadone Maintenance Treatment (Program
Rumatan Metadon)
• KEUNTUNGAN Program Rumatan Metadon:
• Metadon adalah opioid sintetik  dapat mencegah
gejala putus zat opioid.
• Metadon tidak mempunyai efek toksik pada tubuh
manusia bila diberikan pada dosis yang dapat
ditoleransi oleh pasien
• Metadon dapat membuat seseorang “hidup normal”
dalam melakukan pekerjaan, dan bersosialisasi.
Methadone Maintenance Treatment (Program
Rumatan Metadon)
• KEUNTUNGAN …….
• Metadon cukup aman terhadap kehamilan
• Metadon dapat diberikan secara oral
• Metadon mempunyai masa kerja antara 24 –
36 jam  pemberian sekali dalam sehari.
Methadone Maintenance Treatment (Program
Rumatan Metadon)
• KEUNTUNGAN …….
• Metadon lebih menarik bagi penderita
ketergantungan opioida dibanding cara lain
(cold turkey, UROD)
• Lebih efektip dalam mencegah penderita
ketergantungan Narkoba drop out dari
program terapi
• Harga lebih murah dibanding terapi
detoksifikasi atau yang lain
Kerugian …………………
• KERUGIAN :
• Adanya stigma dari masyarakat, bahwa penderita ternyata masih
tergantung pada Zat tertentu (Metadon)
• Adanya kesan dari orang-orang tertentu, bahwa terapi rumatan metadon
hanya merupakan bentuk lain/pengalihan dari ketergantungan
morfin/heroin
• Biaya yang dibutuhkan untuk jangka panjang dan berkesinambungan
Methadone Maintenance Treatment (Program
Rumatan Metadon)
• Efek Samping:
• Toleransi parsial berkembang pd semua efek
• Paling umum berkeringat dan konstipasi
• Pd dosis tinggi ggn fungsi seksual
• Menurunkan aliran liur  kerusakan gigi
• Simtom putus zat dapat timbul pada hari
berikutnya: pupil menyempit dan konstipasi
• Gangguan pola tidur
• Mengantuk padamasa induksi .Pd masa
stabilisasi  tidak terjadi lagi
Harm reduction
• Pengurangan Bahaya
• Bertujuan untuk membatasi atau mengurangi bahaya
akibat pemakaian Napza:
• masalah kesehatan
• biaya sosial, biaya ekonomi
• Prinsip-prinsip Pengurangan Bahaya:
• tujuan pragmatis jangka pendek
• strategi ganda
• pelibatan para pemakai Napza
• hirarki risiko
Harm reduction
• Beberapa Strategi Pengurangan Bahaya:
• Pendidikan
• keanekaragaman jenis perawatan
• Farmakoterapi
• needle programs
• NIROA
• Program untuk mencapai pemutusan pemakaian
Napza
Hirarki risiko
Tidak memakai Napza

Kalau memakai , jangan yang Napza suntik

PRM
Kalau pakai Napza suntik, pakai jarum sendiri, jangan “needle sharing”

Kalau “needle sharing”, gunakan “bleaching”


Perspektif Agama
• Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah [434], adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan (Al Maa'idah : 5:90)
• Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). Al Maa'idah : 5:90-91
• Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk (An-Nisa” 43)
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
I. Identitas
II. Alasan masuk / kedatangan
A. Alasan masuk
B. Keadaan masuk
C. Pemakaian terakhir

III. Faktor Predisposisi


A. Riwayat masalah pengguna napza
B. Etiologi penggunaan zat adiktif pertama
kali
Pengkajian
IV. Faktor penyebab kambuh/relaps
V. Riwayat upaya penanggulangan
VI. Pemeriksaan fisik
VII. Data psikososial
VIII. Mekanisme koping
IX. Pengetahuan kurang mengenai
X. Aspek medikasi
XI. Daftar masalah keperawatan
XII. Daftar diagnosis
Diagnosa keperawatan
• Koping individu tidak efektif: belum mampu mengatasi keinginan menggunakan
napza
RENCANA TINDAKAN
Tujuan dan rencana tindakan
• Tujuan:
1. Klien mampu membina hubungan saling percaya

• Intervensi:
1. Bina hubungan saling percaya
• Salam terapeutik dan empati
• Perkenalkan diri
• Jelaskan tujuan interaksi
• Sepakati kontrak interaksi
Tujuan dan rencana tindakan
• Tujuan:
2. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan
gejala koping individu tak efektif
• Intervensi:
1. Beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
2. Diskusikan tentang tanda dan gejala yang
dirasakan oleh klien saat ini
Tujuan dan rencana tindakan
• Tujuan:
3. Klien dapat mengidentifikasi penyebab dan
akibat dari koping individu tidak efektif
• Intervensi:
1. Kaji kontak pertama dengan zat apakah dari
teman, saudara, atau lain-lain
2. Bantu klien menilai penyebab utama
pemakaian zat
3. Diskusikan dengan klien akibat
penyalahgunaan zat baik dari segi fisik, sosial,
mental dan spiritual
Tujuan dan rencana tindakan
• Tujuan:
4. Klien dapat berpartisipasi dalam melakukan cara baru untuk
mengatasi keinginan menggunakan zat (sugesti)
• Intervensi:
1. Kaji cara yang klien lakukan untuk mengatasi keinginan
menggunakan zat kembali
2. Diskusikan dengan klien cara baru untuk mengatasi sugesti
1. Membuat jadualkegiatan harian dan mengisi kegiatan harian
dengan aktivitas
Lanjutan tujuan 4 …….
1. Membuat jadualkegiatan harian dan mengisi kegiatan harian
dengan aktivitas
2. Cuci otak dengan slogan, misalnya:”saya ingin sembuh” yang
diucapka berulang-ulang
3. Mengemukakan perasaannya bila ada masalah dengan orang yang
dipercaya
4. Bersama keluarga atau orang terdekat membuat kesepakatan
dalam memodifikasi rumah
5. Menghindari atau memutuskan hubungan dengan teman pemakai
3. Memotivasi klien untuk mendemonstrasikan cara baru
mengatasi sugesti
Tujuan dan rencana tindakan
• Tujuan:
5. Klien dapat mematuhi program terapi medis

• Intervensi:
1. Diskusi tentang program terapi obat-obatan
klien: jenis, waktu pemberian, dosis, lokasi, cara
pemberian obat, serta efek terapi dan efek
samping terapi
2. Diskusikan akibat ketidakpatuhan terhadap
program terapi
3. Observasi efek terapi dan efek samping program
Tujuan dan rencana tindakan
• Tujuan:
6. Klien dapat dukungan keluarga
• Intervensi:
1. Diskusi dengan keluarga tentang program terapi medis: efek terapi dan
efek samping terapi serta prinsip 5 benar dalam pemberian obat
2. Diskusikan dengan keluarga apa yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
3. Diskusikan dengan keluarga cara mengatasi sugesti
4. Diskusikan kemajuan dan kegiatan yang telah dilakukan
5. Motivasi keluarga untuk menggunakan sistem pendukung
dimasyarakat

Anda mungkin juga menyukai