Anda di halaman 1dari 50

P4GN

Pencegahan,
Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba
1. KEUNTUNGAN YG DI DPT SANGAT BSR
- HARGA SHABU DI MALAYSIA Rp 450 JUTA / KG
- HARGA SHABU DI INDONESIA Rp 1 M 1,2 M /KG

2. PINTU MSK SANGAT TERBUKA


- BANYAK PINTU MSK
- MO DI PINTU MSK SELALU BERUBAH
- PERALATAN DI PINTU MSK SGT SEDERHANA & MANUAL

3. REKRUT KURIR MUDAH & MURAH


- MEMANFAATKAN PARA WANITA

4. BANYAK PECANDU / ADICTIF


- HKM DASAR SUPLAY & DEMAND ILEGAL

2
Jaringan Indonesia
Istilah NARKOBA adalah singkatan dari NARkotika,
PsiKOtropika dan BAhan adiktif lainnya, pengertian lebih
jelasnya sebagai berikut :

Adalah Zat atau obat yg berasal dari


tanaman atau bukan tanaman baik Adalah bahan lain bukan narkoba atau
sintesis maupun semi sintetis yg dapat psikotropika yang penggunaannya
menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dapat menimbulkan ketergantungan
mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan

Adalah minuman yg
mengandung etanol yg
diproses dari bahan hasil
Adalah Zat atau obat baik alamiah pertanian yg mengandung
maupun sintesis bukan narkitika karbohidrat dengan cara
yang berkhasiat proaktif melalui fermentasi dan destilasi atau
pengaruh selektif pada susunan diproses dengan cara
syaraf pusat yg menyebabkan mencampur konsentrat
perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku dengan etanol atau dengan
cara pengenceran minuman
yg mengandung etanol
EFEK DAN SIFAT JAHAT
NARKOBA
1. Depresant (penenang) 1. Habitual ;
terbiasa, akrab, familier dg
penekan syaraf pusat, beri rasa tenang,
narkoba
kantuk, tentram dan damai
Ingin bertemu, mencari dan
Contoh : Opium, Morfin,Valium, BK, sangat membutuhkan
Mogadon, Codein 2. Adiktif ;
2. Stimulan ( perangsang ) tidak dpt berpisah dg
perangsang syaraf pusat, datangkan narkoba
rasa gembira, rasa aktif dan daya kerja Bila berpisah tubuh tersa
NARKOTIKA otak menjadi serba cepat tapi tidak sakit
PSIKOTROPIKA terkendali 3. Toleran ;
tubuh menuntut dosis naik
BAYA Contoh : Shabu, Amphitamin, Ekstasi,
Kokain terus

3. Halusinasi ( khayalan )
Obat/Zat tanaman, makanan atau
minuman yang dapat menimbulkan
khayalan
Contoh : LSD. Ganja/Canabis
zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilang kan
rasa nyeri, dan dapat menimbul kan
ketergantungan

PENGGOLONGAN JENIS NARKOTIKA

GOL. I
Daya adiktif sangat tinggi , Dilarang
untuk pengobatan, Hanya digunakan
untuk penelitian Contoh : ganja, kokain, Dilihat dari asalnya :
heroin, ekstasi, shabu semua 65 Jenis

GOL. II SEMI
ALAMIAH SINTETIS
SINTETIS
Daya adiktif tinggi, Berguna untuk
pengobatan sebagai pilihan terakhir.
Contoh : morfin, petidin, dan lain-lain diproduksi memerlukan
semua 85 jenis langsung
dengan cara proses bersifat
dipakai sebagai
isolasi, sintesis untuk
narkotik
GOL. III ekstraksi penggunaannya

Daya adikif ringan, Berguna untuk Ganja Heroin Amfetamin


pengobatan. Contoh : kodein semua 14 Opium Morfin 6
Meth / Shabu
jenis
Koka Putaw Ekstasi
TANAMAN GANJA / CANABIS SATIVA & CANNABIS INDICA

GANJA ADALAH TUMBUHAN


BUDIDAYA PENGHASIL SERAT,
NAMUN LEBIH DIKENAL KRN
KANDUNGAN ZAT NARKOTIKA PA
BIJINYA, YG DPT MEMBUAT
PEMAKAINYA MENGALAMI EUFORIA
(RASA SENANG YG
BERKEPANJANGAN TANPA SEBAB).
CARA GUNAKAN DIROKOK

7
Bentuk : kristal yang sangat halus atau detergen. Dibuat
tablet/kapsul dan liquid injeksi HEROIN / PUTAW
Warna : putih sampai putih gading, abu-abu suram, abu-
abu kecoklatan atau coklat
Bau : seperti cuka yang lemah sampai berbau tajam

Efek
Menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan
dungu jalan mengambang
Gejala putus zat mengancam, menimbulkan
ketergantungan secara fisik, rasa tidak nyaman pada
perut, kram otot, nyeri tulang, gejala seperti flu
Problem kesehatan : bengkak pada daerah menyuntik,
tetanus, HIV/AIDS, hepatitis B dan C, problem jantung,
dada dan paru-paru, serta sulit buang air besar. Pada
wanita mengganggu sirkulasi menstruasi

8
ECSTASY
Bentuk : pil atau tablet dengan bermacam-
macam model dan warna
Cara penggunaan : ditelan secara langsung

Efek
Peningkatan detak jantung dan tekanan
darah, hilangnya rasa percaya diri
Setelah efek diatas, biasnaya akan terjadi
perasaan lelah, cemas dan depresi yang
dapat berlangsung beberapa hari
Kematian dilaporkan terjadi karena tidak
seimbangnya cairan tubuh, baik karena
dehidrasi ataupun terlalu banyak cairan
Menimbulkan kerusakan otak yang permanen
SABU
Bentuk : serbuk kristal dan
cairan
Cara penggunaan : dihisap
dengan bantuan alat (di-bong)

Efek
Menimbulkan perasaan
melayang sementara yang
berangsur-angsur
membangkitkan kegelisahan luar
biasa
Aktivitas tubuh dipercepat
berlebihan. Penggunaan shabu
yang lama akan merusak tubuh,
bahkan kematian karena over
dosis
10
.(UU.NO.5 THN 1997).

PSIKOTROPIKA
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang
berkasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku
PSIKOTROPIKA DIBAGI MENJADI 4 GOLONGAN
GOL. I (MASUK GOL NARKOTIKA / UU 35 TH 2009)
potensi sangat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan, tidak digunakan
dalam terapi, hanya untuk penelitian
GOL. II (MASUK GOL NARKOTIKA / UU 35 TH 2009)
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan, berguna untuk
kedokteran.
GOL. III
daya adiktif sedang, berguna untuk kedokteran. Contohnya obat antidepresi
(Flunitrasepam) dan lain-lain (semua ada 9 jenis).
GOL. IV
daya adiktif ringan, berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan. Contohnya obat penenang dan obat
tidur (Diazepam) dan lain-lain (semua ada 60 jenis).
11
BAHAN ADIKTIF LAINNYA adalah zat/obat yg dpt
mengakibatkan ketergantungan selain narkotika dan
psikotropika.
Contoh :

- Minuman mengandung Alkohol


- Rokok
- Pok Tiner (Lem Aica aibon, dll)
- Jamur kotoran Sapi, Kecubung

12
Lahgun Narkoba di
Sebabkan oleh berbagai faktor

Hubungan tidak harmonis


dengan orang tua
Lingkungan rawan Narkoba Keinginan coba-coba

Kurangnya kontrol Ingin diterima


Tekanan kelompok sebaya Ikut trend
Cari kenikmatan
sesaat
Menimbulkan
ketergantungan fisik & Cari perhatian/
psikis sensasi
Mudah didapat Ikut tokoh idola
Relatif murah 13
TANDA-TANDA PECANDU
(PENGGUNA NARKOBA)

1. TANDA-TANDA FISIK
a. MATA MEMERAH
b. KULIT PUCAT KEPUCATAN
c. KELOPAK MATA SEPERTI BERAT /
d. MENGANTUK

2. TANDA-TANDA EMOSI
a. MURUNG, CEMAS, DEPRESI
b. EMOSIONAL, PERASA, GAMPANG,
TERSINGGUNG
c. MUDAH MARAH TANPA SEBAB
d. TDK PEDULI DGN PERASAAN
ORANG LAIN
e. PELUPA, MENURUNNYA DAYA INGAT
f. LAMBAT BERFIKIR 14
TANDA-TANDA PECANDU
(PENGGUNA NARKOBA)
3. TANDA-TANDA PERILAKU
a. MALAS
b. MENUNJUKKAN SIKAP TDK PEDULI
c. WAKTUNYA DIHABISKAN MENYENDIRI DI KAMAR, TOILET,
GUDANG, RUANG GELAP, DLL
d. NAFSU MAKAN TDK MENENTU
e. TAKUT AIR, JARANG MANDI
f. SERING BATUK, PILEK
g. SERING MENGUAP
h. MENGELUARKAN AIR MATA / KERINGAT YG BERLEBIHAN
i. SERING MENGALAMI MIMPI BURUK
j. KEPALA SERING NYERI, PERSENDIAN NGILU
k. SIKAPNYA CENDERUNG MANIPULATIF
l. SERING BERTEMU DGN ORANG-ORANG YG TDK DIKENAL
KELUARGA
m. SELALU KEHABISAN UANG, BARANG-BARANG PRIBADI
HILANG/ DIJUAL
n. SUKA BERBOHONG DAN GAMPANG INGKAR JANJI
o. SERING MENCURI BAIK DI LINGKUNGAN KELUARGA,
SEKOLAH ATAU MASYARAKAT.

15
TRANSFER DI BUNGKUS DALAM HANDUK
UNDERCOVER BUY FACE BY FACE DI TELAN
POS / TIKI ( JASA PENGIRIMAN ) BUANG KE LAUT SEBELUM TIBA DI PELABUHAN
ONLINE DI DALAM MAYAT
DI KOPER DLL 16
DI LILIT DI BADAN
DI ALAS KAKI
DAMPAK NARKOBA TERHADAP BANGSA DAN NEGARA

KETAGIHAN

KERACUNAN
PENYAKIT
FISIK MENULAR

GANGG FUNGSI
INDIVIDU ORGAN
KEHANCURAN
MALAS BANGSA & NEGARA
MENTAL
JAHAT

A SOSIAL/TERKUCIL
SOSIAL
KELUARGA DISHARMONI
EKONOMI MISKIN

RAWAN KONFLIK
RAWAN KRIMINALITAS
MASYARAKAT TIDAK PRODUKTIF
APATIS/APARTISIPATIF

17
Pasal 43
Pasal 38
1) Penyerahan Narkotika hanya dapat
Setiap kegiatan peredaran Narkotika dilakukan oleh:
wajib dilengkapi dengan dokumen yang a. apotek;
sah b. rumah sakit;
c. pusat kesehatan masyarakat;
Pasal 39 d. balai pengobatan; dan
e. dokter.
1) Narkotika hanya dapat disalurkan 2) Apotek hanya dapat menyerahkan
oleh Industri Farmasi, pedagang Narkotika kepada:
besar farmasi, dan sarana a. rumah sakit;
penyimpanan sediaan farmasi b. pusat kesehatan masyarakat;
pemerintah sesuai dengan c. apotek lainnya;
ketentuan dalam Undang-Undang d. balai pengobatan;
ini. e. dokter; dan
2) Industri Farmasi, pedagang besar f. pasien.
farmasi, dan sarana penyimpanan 3) Rumah sakit, apotek, pusat
sediaan farmasi pemerintah kesehatan masyarakat, dan balai
sebagaimana dimaksud pada ayat pengobatan hanya dapat
(1) wajib memiliki izin khusus menyerahkan Narkotika kepada
19
penyaluran Narkotika dari Menteri. pasien berdasarkan resep dokter.
PERAN SERTA MASYARAKAT
PASAL 104
MASY MEMPUNYAI KESEMPATAN YG SELUAS-LUASNYA
UNTUK BERPERAN SERTA MEMBANTU P4GN &
PREKURSOR NARKOTIKA

PASAL 105
MASY MEMPUNYAI HAK & TANGGUNG JAWAB DLM
UPAYA P4GN & PREKURSOR NARKOTIKA

PASAL 106
HAK MASY DLM P4GN :
a. MENCARI, MEMPEROLEH & MEMBERIKAN INFO
b. MEMPEROLEH PELAYANAN
c. MENYAMPAIKAN SARAN PENDAPAT KPD PENEGAK HUKUM
d. MEMPEROLEH JAWABAN ATAS PERTANYAAN TTG LAPORANNYA
e. MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HUKUM APABILA MENJADI SAKSI 20
Pelaku penyalahgunaan narkoba terbagi atas dua
kategori yaitu pelaku sebagai pengedar dan/atau
pemakai, sedangkan peraturan substansial untuk
menanggulangi kasus penyalahgunaan narkotika adalah
UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, UU Nomor 5
Tahun 1997 tentang Psikotropika dan peraturan lainnya.

21
Pada UU Narkotika dan UU Psikotropika secara eksplisit tidak dijelaskan
pengertian pengedar Narkotika/Psikotropika. Secara implisit dan sempit
dapat dikatakan bahwa, PENGEDAR NARKOTIKA/PSIKOTROPIKA adalah
orang yang melakukan kegiatan penyaluran dan penyerahan
Narkotika/Psikotropika. Akan tetapi, secara luas pengertian pengedar
tersebut juga dapat dilakukan dan berorientasi kepada dimensi penjual,
pembeli untuk diedarkan, mengangkut, menyimpan, menguasai, menyediakan,
melakukan perbuatan mengekspor dan mengimport Narkotika/Psikotropika.
Dalam ketentuan UU 35 TH 2009 ttg Narkotika maka pengedar diatur dalam
Pasal 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124,
125 dan dalam UU Psikotropika diatur dalam Pasal 59 ayat (1) huruf a, c, Pasal
60 ayat (1) huruf b, c, ayat (2), (3), (4), (5), Pasal 61 dan Pasal 63 ayat (1) huruf a
22
UU Psikotropika.
Begitu pula halnya terhadap pengguna Narkotika/Psikotropika. Hakikatnya
PENGGUNA adalah orang yang menggunakan zat atau obat yang berasal
dari tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam UU
Narkotika/Psikotropika. Dalam ketentuan UU Narkotika maka PENGGUNA
diatur dalam Pasal 116, 121, 126, 127, 128, 134, dan dalam UU Psikotropika
diatur dalam Pasal 36, 37, 38, 39, 40, 41, 59 ayat (1) huruf a, b dan Pasal 62 UU
Psikotropika.

23
PENERAPAN PASAL & ANCAMAN HUKUMAN UU
NO.35 TH. 2009 TTG NARKOTIKA
1. Pasal 111 (1) * Menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,
menguasai atau menyediakan narkotika golongan 1 dalam bentuk
tanaman.
Dipidana :
Paling singkat : 4 tahun
Paling lama : 12 tahun
Denda paling sedikit : Rp. 800 jt
Paling banyak : Rp. 8 M
Sebagaimana pasal 111 (1) beratnya melebihi 1 (satu) kilogram
atau melebihi 5 (lima) batang pohon
Dipidana :
Paling singkat : 5 tahun
Paling lama : 20 tahun
Denda maksimum : Rp. 8 M + 1/3
Paling lama : 20 tahun
PENERAPAN PASAL & ANCAMAN HUKUMAN
UU NO.35 TH. 2009 TTG NARKOTIKA
2. Pasal 112 (1)* Menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai
atau menyediakan narkotika Gol 1 bukan tanaman.
Dipidana :
Paling singkat : 4 Tahun
Paling lama : 12 Tahun
Denda
paling sedikit : Rp. 800 jt
Paling byk : Rp. 8 M

Pasal 112 (2) beratnya melebihi 5(lima) gram


Dipidana :
Paling singkat : 5 Tahun
Paling lama : 20 Tahun
Denda
Paling sedikit : Rp. 8 M
Paling byk : + 1/3
PENERAPAN PASAL & ANCAMAN HUKUMAN
UU NO.35 TH. 2009 TTG NARKOTIKA
4. Pasal 114 (1) * Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menerima, menjadi perantara dalam jual beli atau menyerahkan
Narkotik Gol I.
Dipidana : Paling singkat : 5 Tahun
Paling lama : 20 Tahun
Denda : Paling sedikit : Rp. 1 M
Paling byk : Rp. 10 M

5. Pasal 115 (2) * Sebagaimana dimaksud dalam pasal 115 (1) dlm
bentuk tanaman.
Dipidana : Paling singkat : 5 Tahun
Paling lama : 20 Tahun
Denda : Paling sedikit : Rp. 8 M
Paling banyak : + 1/3
PENERAPAN PASAL & ANCAMAN HUKUMAN
UU NO.35 TH. 2009 TTG NARKOTIKA
10. Pasal 127 (1) * Setiap penyalahguna :
Dipidana : paling lama : 2 Tahun
Denda : paling sedikit : Rp.5 M
paling byk : Rp. + 1/3

11. Pasal 128 (1) * Setiap orang tua/wali bagi pengguna yang belum cukup
umur, yang sengaja tidak melapor :
Dipidana : paling singkat : 6 bulan
Denda paling sedikit : Rp.1 jt

12. Pasal 131 * Dg sengaja tidak melaporkan adanya TP narkoba


sbgmana dimaksud dlm psl 111 s/d 129.
Dipidana : paling singkat : 1 Tahun
Denda paling sedikit : Rp.50 Jt
PP No. 25 TH 2011 TTG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

Wajib Lapor
oleh pecandu narkotika yg sdh
cukup umur keluarganya ortu
wali bagi pecandu kepada
institusi penerima wajib lapor

WAJIB LAPOR berniat mengembalikan PARA PECANDU NARKOBA


untuk dapat hidup lebih sehat dan produktif bukan untuk memenjarakan atau menghukum,
Wajib Lapor dan Rehabilitasi bersifat *RAHASIA dan GRATIS*
Siapa yang Wajib Lapor ???? Dan Apabila Tidak ????

A. Pasal 55 UU No 35 Tahun 2009


Pasal 128 dan 134 UU No 35 Tahun 2009
Pasal 3 PP No 25 Tahun 2011

Pasal 128

Pasal 3 Bab II PP No 25 Tahun 1. Orang tua / wali dari pecandu yang


2011 belum cukup umur, yang sengaja
tidak melapor, dipidana dengan
1. Orang Tua atau Wali Pecandu pidana kurungan paling lama 6 bulan
Narkotika yang belum cukup
/ pidana denda paling banyak 1 juta
umur
rupiah.

2. Pecandu narkotika yang belum


cukup umur dan telah dilaporkan
oleh orang tua / walinya, tidak
dituntut pidana.
MEKANISME WAJIB LAPOR
PECANDU NARKOTIKA
PP NO. 25 TH 2011

INSTITUSI
Orang Tua PENERIMA Rehabilitasi Medis
Wali Pecandu LAPOR WAJIB Rehabilitasi Sosial
Pecandu LAPOR

R
E
K
O
M
Asessment
E
N
(Wawancara
D dan Observasi)
A
S Rencana
I Terapi
Orang Tua
Wali Pecandu POLRI
Pecandu LAPOR BNNP /
BNNK
1. RSUP Dr. Kariadi
2. RSJD Amino Gondohutomo Semarang
3. Puskesmas Poncol Semarang
4. RSUD Dr. Muwardi Surakarta
5. RSUD Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
6. RSJ Soejarwadi Klaten
7. RS RA. Kartini Jepara
8. Prof.Dr. Soeroyo Magelang
9. RS BHAYANGKARA POLRI
10. Puskesmas Manahan Surakarta
11. Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga
12. Puskesmas Cilacap Selatan
13. RSJD Surakarta
14. RSUD Banyumas
15. RSUD Soediro MS Wonogiri
16. RSUD Sukoharjo
17. Puskesmas Parakan-Temanggung
17. Balai Rehabilitasi Sosial Semarang II
18. Rumah Damai Semarang
19. Ponpes Nurul Ichsan Purbalingga
31
20. Ponpes At Tauhid Semarang
DRUGS RELATED CRIME
PEMERASAN
Keterkaitan kasus
Narkoba dengan
kejahatan lainnya

PENCUCIAN UANG

PENYELUNDUPAN

PENCUCIAN UANG

PENEGAKAN HUKUM PENCEGAHAN

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


Apakah amphetamine-type stimulants (ATS)?
Dua kelompok utama:
(1) Kelompok zat amphetamines termasuk amphetamine dan
methamphetamine dalam rupa-rupa bentuk

Serbuk Amphetamine Captagon Tableted

(amphetamine) methamphetamine
(Yaba)

Crystalline Methamphetamine

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


Apakah amphetamine-type stimulants (ATS)?

(2) Kelompok zat ekstasi termasuk MDMA (dan analognya) dan


zat-zat yg mengandung atau diduga mengandung MDMA dalam
berbagai bentuk dan cara penggunaan

Ecstasy (MDMA) Ecstasy Palsu (BZP, ketamine, methamphetamine)

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


The Global S.M.A.R.T. Programme:
Synthetics Monitoring: Analysis, Reporting and Trends ***
Side event at the Commission on Narcotic Drugs
11 March 2013

ZAT PSIKOAKTIF BARU


dengan pengertian :
Zat-zat yang disalahgunakan, baik dalam bentuk
murni atau campuran, dimana tidak diatur dalam
konvensi tunggal tentang narkotika dan obat-obat
terlarang tahun 1961 atau dalam konvensi zat-zat
psikoaktif tahun 1971, tapi dapat mengancam
kesehatan masyarakat

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


Zat-zat psikoaktif baru sebuah tinjauan

Zat-zat yg tdk diatur dijual di toko-toko ATS

Properti dan efek farmakologi menyerupai zat


ilegal yg dikenal
Agak [dirancang] seperti struktur kimia

Pengaburan label (Dupa, makanan tanaman,


garam mandi, saset yg wangi riset kimia)

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


JENIS-JENIS PSIKOAKTIF BARU
NO ZAT PSIKOAKTIF PHOTO

1 Synthetic Cannabinoid:
Canabis Sintetis
(e.g. K2; Spice; Kronic,
JWH-122, yucatan fire)
Tinjauan komprehensif
terhadap canabis
sintetis
Iaktifitas farmakologi,
potensi racun dan
rekomendasi berkaitan
dengan penanganan
resmi terhadap
fenomena baru ini.

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


Lanjutan . . . . . . .
NO ZAT PSIKOAKTIF PHOTO

2 Synthetic cathinones:

Mephedrone, MDPV,
flephedrone, naphyrone

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


NO ZAT PSIKOAKTIF PHOTO

Synthetic cathinones:
Potensi
ketergantungan tidak
jelas tetapi studi
menyarankan sebuah
resiko.
Resiko dari kegilaan
kambuhan ?

3 Piperazines:
(BZP, mcPP, TFMPP)

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


Lanjutan . . . . . . .

NO ZAT PSIKOAKTIF PHOTO

4 Ketamine

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


Lanjutan . . . . . . .

NO ZAT PSIKOAKTIF PHOTO


5 Zat tanaman dasar
:Kratom (mitragyna
speciosa), Salvia
divinorum
Sumber : Thailand, Bhutan,
Myanmar, Malaysia Australia,
Finland, Denmark, Poland,
Lithuania
Cara penggunaan :
dikunyah, dikeringkan dan
dibuat teh dan diekstraksi
untuk diminum
Efek : dosis rendah sampai
sedang = menstimulasi,
dosis tinggi = sedatif

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


Lanjutan . . . . . . .

NO ZAT PSIKOAKTIF PHOTO


TANAMAN KHATINONE

Ada di Puncak, Bogor, Jawa


Barat
Banyumas, Jateng

Keberadaan tanaman
tersebut sudah lama ada di
Indonesia, sedangkan
Katinone dalam lampiran UU
No.35/2009 ttg Narkotika
terdapat pada urutan No.35
pada lampiran tabel Narkotika BATANG HIJAU BATANG MERAH
Gol. I

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


Lanjutan . . . . . . .

NO ZAT PSIKOAKTIF PHOTO


SALVIA
potensi alami-terjadi
umumnya yang pernah
ditemukan adalah birahi krn
obat, menjadi aktif dalam
dosisi sekecil 100-200
micrograms.
Dikonsumsi dengan cara
mengunyah daun segar atau
dijus untuk diminum
Tidak dibawah pengawasan
internasional Diawasi
secara tegas di Australia, di
beberapa negara kontrolnya
terfokus pada perdagangan
Salvia divinorum, dan kultivasi
pribadi menjadi target

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


JENIS ZAT-ZAT PSIKOAKTIF BARU LAINNYA
NO ZAT PSIKOAKTIF PHOTO

6 Zat-zat lainnya :
Aminoindanes,
Phencyclidine-type
substances
Phenethylamines (2C-
D),
Tryptamines

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


KROKODIL DRUGS

Direktorat Tindak Pidana Narkoba


PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG
NOMOR 6 TAHUN 2002
TENTANG
LARANGAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
MINUMAN KERAS

PASAL 3 : DI KABUPATEN REMBANG DI LARANG


MEMPRODUKSI, MENGOPLOS, MEMBUAT, MENGEDARKAN,
MENJUAL, MENYAJIKAN DAN MENGGUNAKAN MINUMAN
KERAS DENGAN KADAR ALKOHOL DIATAS 5 % ( LIMA PERSEN)

PASAL 7 : SETIAP ORANG /BADAN HUKUM YANG YANG


MELANGGAR PASAL PERATURAN DAERAH INI DI PIDANA
KURUNGAN PALING LAMA 6 (ENAM) BULAN ATAU DENDA
PALING LAMA Rp 5.000.000 (lima juta)

46
MINUMAN KERAS

47
48
49

Anda mungkin juga menyukai