Pencegahan,
Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba
1. KEUNTUNGAN YG DI DPT SANGAT BSR
- HARGA SHABU DI MALAYSIA Rp 450 JUTA / KG
- HARGA SHABU DI INDONESIA Rp 1 M 1,2 M /KG
2
Jaringan Indonesia
Istilah NARKOBA adalah singkatan dari NARkotika,
PsiKOtropika dan BAhan adiktif lainnya, pengertian lebih
jelasnya sebagai berikut :
Adalah minuman yg
mengandung etanol yg
diproses dari bahan hasil
Adalah Zat atau obat baik alamiah pertanian yg mengandung
maupun sintesis bukan narkitika karbohidrat dengan cara
yang berkhasiat proaktif melalui fermentasi dan destilasi atau
pengaruh selektif pada susunan diproses dengan cara
syaraf pusat yg menyebabkan mencampur konsentrat
perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku dengan etanol atau dengan
cara pengenceran minuman
yg mengandung etanol
EFEK DAN SIFAT JAHAT
NARKOBA
1. Depresant (penenang) 1. Habitual ;
terbiasa, akrab, familier dg
penekan syaraf pusat, beri rasa tenang,
narkoba
kantuk, tentram dan damai
Ingin bertemu, mencari dan
Contoh : Opium, Morfin,Valium, BK, sangat membutuhkan
Mogadon, Codein 2. Adiktif ;
2. Stimulan ( perangsang ) tidak dpt berpisah dg
perangsang syaraf pusat, datangkan narkoba
rasa gembira, rasa aktif dan daya kerja Bila berpisah tubuh tersa
NARKOTIKA otak menjadi serba cepat tapi tidak sakit
PSIKOTROPIKA terkendali 3. Toleran ;
tubuh menuntut dosis naik
BAYA Contoh : Shabu, Amphitamin, Ekstasi,
Kokain terus
3. Halusinasi ( khayalan )
Obat/Zat tanaman, makanan atau
minuman yang dapat menimbulkan
khayalan
Contoh : LSD. Ganja/Canabis
zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilang kan
rasa nyeri, dan dapat menimbul kan
ketergantungan
GOL. I
Daya adiktif sangat tinggi , Dilarang
untuk pengobatan, Hanya digunakan
untuk penelitian Contoh : ganja, kokain, Dilihat dari asalnya :
heroin, ekstasi, shabu semua 65 Jenis
GOL. II SEMI
ALAMIAH SINTETIS
SINTETIS
Daya adiktif tinggi, Berguna untuk
pengobatan sebagai pilihan terakhir.
Contoh : morfin, petidin, dan lain-lain diproduksi memerlukan
semua 85 jenis langsung
dengan cara proses bersifat
dipakai sebagai
isolasi, sintesis untuk
narkotik
GOL. III ekstraksi penggunaannya
7
Bentuk : kristal yang sangat halus atau detergen. Dibuat
tablet/kapsul dan liquid injeksi HEROIN / PUTAW
Warna : putih sampai putih gading, abu-abu suram, abu-
abu kecoklatan atau coklat
Bau : seperti cuka yang lemah sampai berbau tajam
Efek
Menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan
dungu jalan mengambang
Gejala putus zat mengancam, menimbulkan
ketergantungan secara fisik, rasa tidak nyaman pada
perut, kram otot, nyeri tulang, gejala seperti flu
Problem kesehatan : bengkak pada daerah menyuntik,
tetanus, HIV/AIDS, hepatitis B dan C, problem jantung,
dada dan paru-paru, serta sulit buang air besar. Pada
wanita mengganggu sirkulasi menstruasi
8
ECSTASY
Bentuk : pil atau tablet dengan bermacam-
macam model dan warna
Cara penggunaan : ditelan secara langsung
Efek
Peningkatan detak jantung dan tekanan
darah, hilangnya rasa percaya diri
Setelah efek diatas, biasnaya akan terjadi
perasaan lelah, cemas dan depresi yang
dapat berlangsung beberapa hari
Kematian dilaporkan terjadi karena tidak
seimbangnya cairan tubuh, baik karena
dehidrasi ataupun terlalu banyak cairan
Menimbulkan kerusakan otak yang permanen
SABU
Bentuk : serbuk kristal dan
cairan
Cara penggunaan : dihisap
dengan bantuan alat (di-bong)
Efek
Menimbulkan perasaan
melayang sementara yang
berangsur-angsur
membangkitkan kegelisahan luar
biasa
Aktivitas tubuh dipercepat
berlebihan. Penggunaan shabu
yang lama akan merusak tubuh,
bahkan kematian karena over
dosis
10
.(UU.NO.5 THN 1997).
PSIKOTROPIKA
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang
berkasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku
PSIKOTROPIKA DIBAGI MENJADI 4 GOLONGAN
GOL. I (MASUK GOL NARKOTIKA / UU 35 TH 2009)
potensi sangat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan, tidak digunakan
dalam terapi, hanya untuk penelitian
GOL. II (MASUK GOL NARKOTIKA / UU 35 TH 2009)
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan, berguna untuk
kedokteran.
GOL. III
daya adiktif sedang, berguna untuk kedokteran. Contohnya obat antidepresi
(Flunitrasepam) dan lain-lain (semua ada 9 jenis).
GOL. IV
daya adiktif ringan, berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan. Contohnya obat penenang dan obat
tidur (Diazepam) dan lain-lain (semua ada 60 jenis).
11
BAHAN ADIKTIF LAINNYA adalah zat/obat yg dpt
mengakibatkan ketergantungan selain narkotika dan
psikotropika.
Contoh :
12
Lahgun Narkoba di
Sebabkan oleh berbagai faktor
1. TANDA-TANDA FISIK
a. MATA MEMERAH
b. KULIT PUCAT KEPUCATAN
c. KELOPAK MATA SEPERTI BERAT /
d. MENGANTUK
2. TANDA-TANDA EMOSI
a. MURUNG, CEMAS, DEPRESI
b. EMOSIONAL, PERASA, GAMPANG,
TERSINGGUNG
c. MUDAH MARAH TANPA SEBAB
d. TDK PEDULI DGN PERASAAN
ORANG LAIN
e. PELUPA, MENURUNNYA DAYA INGAT
f. LAMBAT BERFIKIR 14
TANDA-TANDA PECANDU
(PENGGUNA NARKOBA)
3. TANDA-TANDA PERILAKU
a. MALAS
b. MENUNJUKKAN SIKAP TDK PEDULI
c. WAKTUNYA DIHABISKAN MENYENDIRI DI KAMAR, TOILET,
GUDANG, RUANG GELAP, DLL
d. NAFSU MAKAN TDK MENENTU
e. TAKUT AIR, JARANG MANDI
f. SERING BATUK, PILEK
g. SERING MENGUAP
h. MENGELUARKAN AIR MATA / KERINGAT YG BERLEBIHAN
i. SERING MENGALAMI MIMPI BURUK
j. KEPALA SERING NYERI, PERSENDIAN NGILU
k. SIKAPNYA CENDERUNG MANIPULATIF
l. SERING BERTEMU DGN ORANG-ORANG YG TDK DIKENAL
KELUARGA
m. SELALU KEHABISAN UANG, BARANG-BARANG PRIBADI
HILANG/ DIJUAL
n. SUKA BERBOHONG DAN GAMPANG INGKAR JANJI
o. SERING MENCURI BAIK DI LINGKUNGAN KELUARGA,
SEKOLAH ATAU MASYARAKAT.
15
TRANSFER DI BUNGKUS DALAM HANDUK
UNDERCOVER BUY FACE BY FACE DI TELAN
POS / TIKI ( JASA PENGIRIMAN ) BUANG KE LAUT SEBELUM TIBA DI PELABUHAN
ONLINE DI DALAM MAYAT
DI KOPER DLL 16
DI LILIT DI BADAN
DI ALAS KAKI
DAMPAK NARKOBA TERHADAP BANGSA DAN NEGARA
KETAGIHAN
KERACUNAN
PENYAKIT
FISIK MENULAR
GANGG FUNGSI
INDIVIDU ORGAN
KEHANCURAN
MALAS BANGSA & NEGARA
MENTAL
JAHAT
A SOSIAL/TERKUCIL
SOSIAL
KELUARGA DISHARMONI
EKONOMI MISKIN
RAWAN KONFLIK
RAWAN KRIMINALITAS
MASYARAKAT TIDAK PRODUKTIF
APATIS/APARTISIPATIF
17
Pasal 43
Pasal 38
1) Penyerahan Narkotika hanya dapat
Setiap kegiatan peredaran Narkotika dilakukan oleh:
wajib dilengkapi dengan dokumen yang a. apotek;
sah b. rumah sakit;
c. pusat kesehatan masyarakat;
Pasal 39 d. balai pengobatan; dan
e. dokter.
1) Narkotika hanya dapat disalurkan 2) Apotek hanya dapat menyerahkan
oleh Industri Farmasi, pedagang Narkotika kepada:
besar farmasi, dan sarana a. rumah sakit;
penyimpanan sediaan farmasi b. pusat kesehatan masyarakat;
pemerintah sesuai dengan c. apotek lainnya;
ketentuan dalam Undang-Undang d. balai pengobatan;
ini. e. dokter; dan
2) Industri Farmasi, pedagang besar f. pasien.
farmasi, dan sarana penyimpanan 3) Rumah sakit, apotek, pusat
sediaan farmasi pemerintah kesehatan masyarakat, dan balai
sebagaimana dimaksud pada ayat pengobatan hanya dapat
(1) wajib memiliki izin khusus menyerahkan Narkotika kepada
19
penyaluran Narkotika dari Menteri. pasien berdasarkan resep dokter.
PERAN SERTA MASYARAKAT
PASAL 104
MASY MEMPUNYAI KESEMPATAN YG SELUAS-LUASNYA
UNTUK BERPERAN SERTA MEMBANTU P4GN &
PREKURSOR NARKOTIKA
PASAL 105
MASY MEMPUNYAI HAK & TANGGUNG JAWAB DLM
UPAYA P4GN & PREKURSOR NARKOTIKA
PASAL 106
HAK MASY DLM P4GN :
a. MENCARI, MEMPEROLEH & MEMBERIKAN INFO
b. MEMPEROLEH PELAYANAN
c. MENYAMPAIKAN SARAN PENDAPAT KPD PENEGAK HUKUM
d. MEMPEROLEH JAWABAN ATAS PERTANYAAN TTG LAPORANNYA
e. MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HUKUM APABILA MENJADI SAKSI 20
Pelaku penyalahgunaan narkoba terbagi atas dua
kategori yaitu pelaku sebagai pengedar dan/atau
pemakai, sedangkan peraturan substansial untuk
menanggulangi kasus penyalahgunaan narkotika adalah
UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, UU Nomor 5
Tahun 1997 tentang Psikotropika dan peraturan lainnya.
21
Pada UU Narkotika dan UU Psikotropika secara eksplisit tidak dijelaskan
pengertian pengedar Narkotika/Psikotropika. Secara implisit dan sempit
dapat dikatakan bahwa, PENGEDAR NARKOTIKA/PSIKOTROPIKA adalah
orang yang melakukan kegiatan penyaluran dan penyerahan
Narkotika/Psikotropika. Akan tetapi, secara luas pengertian pengedar
tersebut juga dapat dilakukan dan berorientasi kepada dimensi penjual,
pembeli untuk diedarkan, mengangkut, menyimpan, menguasai, menyediakan,
melakukan perbuatan mengekspor dan mengimport Narkotika/Psikotropika.
Dalam ketentuan UU 35 TH 2009 ttg Narkotika maka pengedar diatur dalam
Pasal 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124,
125 dan dalam UU Psikotropika diatur dalam Pasal 59 ayat (1) huruf a, c, Pasal
60 ayat (1) huruf b, c, ayat (2), (3), (4), (5), Pasal 61 dan Pasal 63 ayat (1) huruf a
22
UU Psikotropika.
Begitu pula halnya terhadap pengguna Narkotika/Psikotropika. Hakikatnya
PENGGUNA adalah orang yang menggunakan zat atau obat yang berasal
dari tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam UU
Narkotika/Psikotropika. Dalam ketentuan UU Narkotika maka PENGGUNA
diatur dalam Pasal 116, 121, 126, 127, 128, 134, dan dalam UU Psikotropika
diatur dalam Pasal 36, 37, 38, 39, 40, 41, 59 ayat (1) huruf a, b dan Pasal 62 UU
Psikotropika.
23
PENERAPAN PASAL & ANCAMAN HUKUMAN UU
NO.35 TH. 2009 TTG NARKOTIKA
1. Pasal 111 (1) * Menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,
menguasai atau menyediakan narkotika golongan 1 dalam bentuk
tanaman.
Dipidana :
Paling singkat : 4 tahun
Paling lama : 12 tahun
Denda paling sedikit : Rp. 800 jt
Paling banyak : Rp. 8 M
Sebagaimana pasal 111 (1) beratnya melebihi 1 (satu) kilogram
atau melebihi 5 (lima) batang pohon
Dipidana :
Paling singkat : 5 tahun
Paling lama : 20 tahun
Denda maksimum : Rp. 8 M + 1/3
Paling lama : 20 tahun
PENERAPAN PASAL & ANCAMAN HUKUMAN
UU NO.35 TH. 2009 TTG NARKOTIKA
2. Pasal 112 (1)* Menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai
atau menyediakan narkotika Gol 1 bukan tanaman.
Dipidana :
Paling singkat : 4 Tahun
Paling lama : 12 Tahun
Denda
paling sedikit : Rp. 800 jt
Paling byk : Rp. 8 M
5. Pasal 115 (2) * Sebagaimana dimaksud dalam pasal 115 (1) dlm
bentuk tanaman.
Dipidana : Paling singkat : 5 Tahun
Paling lama : 20 Tahun
Denda : Paling sedikit : Rp. 8 M
Paling banyak : + 1/3
PENERAPAN PASAL & ANCAMAN HUKUMAN
UU NO.35 TH. 2009 TTG NARKOTIKA
10. Pasal 127 (1) * Setiap penyalahguna :
Dipidana : paling lama : 2 Tahun
Denda : paling sedikit : Rp.5 M
paling byk : Rp. + 1/3
11. Pasal 128 (1) * Setiap orang tua/wali bagi pengguna yang belum cukup
umur, yang sengaja tidak melapor :
Dipidana : paling singkat : 6 bulan
Denda paling sedikit : Rp.1 jt
Wajib Lapor
oleh pecandu narkotika yg sdh
cukup umur keluarganya ortu
wali bagi pecandu kepada
institusi penerima wajib lapor
Pasal 128
INSTITUSI
Orang Tua PENERIMA Rehabilitasi Medis
Wali Pecandu LAPOR WAJIB Rehabilitasi Sosial
Pecandu LAPOR
R
E
K
O
M
Asessment
E
N
(Wawancara
D dan Observasi)
A
S Rencana
I Terapi
Orang Tua
Wali Pecandu POLRI
Pecandu LAPOR BNNP /
BNNK
1. RSUP Dr. Kariadi
2. RSJD Amino Gondohutomo Semarang
3. Puskesmas Poncol Semarang
4. RSUD Dr. Muwardi Surakarta
5. RSUD Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
6. RSJ Soejarwadi Klaten
7. RS RA. Kartini Jepara
8. Prof.Dr. Soeroyo Magelang
9. RS BHAYANGKARA POLRI
10. Puskesmas Manahan Surakarta
11. Puskesmas Sidorejo Lor Salatiga
12. Puskesmas Cilacap Selatan
13. RSJD Surakarta
14. RSUD Banyumas
15. RSUD Soediro MS Wonogiri
16. RSUD Sukoharjo
17. Puskesmas Parakan-Temanggung
17. Balai Rehabilitasi Sosial Semarang II
18. Rumah Damai Semarang
19. Ponpes Nurul Ichsan Purbalingga
31
20. Ponpes At Tauhid Semarang
DRUGS RELATED CRIME
PEMERASAN
Keterkaitan kasus
Narkoba dengan
kejahatan lainnya
PENCUCIAN UANG
PENYELUNDUPAN
PENCUCIAN UANG
(amphetamine) methamphetamine
(Yaba)
Crystalline Methamphetamine
1 Synthetic Cannabinoid:
Canabis Sintetis
(e.g. K2; Spice; Kronic,
JWH-122, yucatan fire)
Tinjauan komprehensif
terhadap canabis
sintetis
Iaktifitas farmakologi,
potensi racun dan
rekomendasi berkaitan
dengan penanganan
resmi terhadap
fenomena baru ini.
2 Synthetic cathinones:
Mephedrone, MDPV,
flephedrone, naphyrone
Synthetic cathinones:
Potensi
ketergantungan tidak
jelas tetapi studi
menyarankan sebuah
resiko.
Resiko dari kegilaan
kambuhan ?
3 Piperazines:
(BZP, mcPP, TFMPP)
4 Ketamine
Keberadaan tanaman
tersebut sudah lama ada di
Indonesia, sedangkan
Katinone dalam lampiran UU
No.35/2009 ttg Narkotika
terdapat pada urutan No.35
pada lampiran tabel Narkotika BATANG HIJAU BATANG MERAH
Gol. I
6 Zat-zat lainnya :
Aminoindanes,
Phencyclidine-type
substances
Phenethylamines (2C-
D),
Tryptamines
46
MINUMAN KERAS
47
48
49