1813020017
DEFINISI
PREVALENSI
Non-
Genetik
genetik
Ekspresi
emosi Asap rokok
Obat-obatan berlebih dari perokok
tertentu aktif dan
pasif
Polusi udara
di luar dan di
Makanan
dalam
ruangan
Exercise
Alergen di
induced
luar ruangan
asthma,
Alergen FAKTOR
Perubahan
didalam LINGKUNGA
cuaca
ruangan N
PATOGENESIS
1. Mekanisme imunologis inflamasi saluran respiratori
2. Inflamasi akut dan kronik
Paparan alergen inhalasi pada pasien alergi dapat menimbulkan
respons alergi fase cepat dan pada beberapa kasus dapat diikuti dengan
respons fase lambat. Reaksi cepat dihasilkan oleh aktivasi sel- sel yang
sensitive terhadap allergen IgE- spesifik terutama sel mast dan makrofag.
Ikatan Antara sel dan IgE mengawali reaksi biokimia serial yang
menghasilkan sekresi mediator-mediator seperti histamin, proteolitik,
enzim glikolitik, dan heparin serta mediator newly generated seperti
prostaglandin, leukotrien, adenosin, dan oksigen reaktif. Bersama sama
dengan mediator-mediator yang sudah terbentuk sebelumnya, mediator-
mediator ini menginduksi kontraksi otot polos saluran respiratori dan
menstimulasi saraf aferen, hipersekresi mukus, vasodilatasi, dan
kebocoran mikrovaskuler.
2. Remodeling saluran respiratori
Remodeling saluran respiratori merupakan
serangkaian proses yang menyebabkan deposisi
jaringan dan mengubah
struktur saluran respiratori
Hipertrofi dan hyperplasia otot polos
saluran respiratori serta
sel goblet kelenjar submucosa
timbul pada bronkus pasien asma
terutama pada yang kronik dan
berat
Penebalan membran reticular basal
Pembuluh darah meningkat
Matriks ekstraselular fungsinya
meningkat
Perubahan struktur parenkim
Peningkatan fibrogenic growth
factor menjadikan fibrosis
PENYEMPITAN SALURAN
RESPIRATORI PADA ASMA
Kontraksi otot polos saluran respiratori
Sebagai respons terhadap berbagai mediator bronkokonstriksi dan
neurotransmitter dan merupakan mekanisme utama dari
penyempitan saluran respiratori dan sebagian besar normal kembali
dengan bronkodilator.
Edema saluran napas
Disebabkan peningkatan kebocoran mikrovaskuler
sebagai respons terhadap mediator inflamasi. Hal ini kemungkinan
sangat berperan selama eksaserbasi akut.
Penebalan saluran napas
Karena perubahan struktural, seringkali disebut remodeling, mungkin
penting dalam penyakit yang lebih parah dan tidak sepenuhnya
reversible dengan terapi yang ada saat ini.
Hipersekresi mucus
Dapat menyebabkan oklusi luminal “mucus plugging” dan merupakan
produk dari peningkatan sekresi mucus dan eksudat inflamasi.
KLASIIKASI
Berdasarkan fenotip
Berdasarkan umur
Fenotip asma adalah pengelompokan
• Asma bayi – balita (bawah dua asma berdasarkan penampakan yang
serupa dalam aspek klinis, patofisologis,
tahun)
atau demografis.
• Asma balita (bawah lima tahun) • Asma tercetus infeksi virus
• Asma tercetus aktivitas (exercise
• Asma usia sekolah (5-11 tahun)
induced asthma)
• Asma remaja (12-17 tahun) • Asma tercetus allergen
• Asma terkait obesitas
• Asma dengan banyak pencetus
(multiple triggered asthma)
Berdasarkan kekerapan
timbulnya gejala
• Asma intermiten
• Asma persisten ringan
• Asma persisten sedang
• Asma persisten berat
Berdasarkan derajat beratnya serangan
Asma merupakan penyakit kronik yang dapat mengalami
episode gejala akut yang memberat dengan progresif yang disebut
sebagai serangan asma.
b). Alergen: debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk sari.
c). Infeksi respiratori akut karena virus, selesma, common
cold, rinofaringitis!
d). Aktivitas fisis: berlarian, berteriak, menangis, atau tertawa berlebihan.
3. Adanya riwayat alergi pada pasien atau keluarganya.
4. Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke
waktu, bahkan dalam 24 jam. Biasanya gejala lebih berat pada
malam hari (nokturnal).
5. Reversibilitas, yaitu gejala dapat membaik secara spontan
atau dengan pemberian obat pereda asma.
PEMERIKSAAN FISIK:
Dalam keadaan stabil tanpa gejala, pada pemeriksaan fisis
pasien biasanya tidak ditemukan kelainan. Dalam keadaan sedang
bergejala batuk atau sesak, dapat terdengar wheezing, baik yang
terdengar langsung (audible wheeze) atau yang terdengar dengan
stetoskop. Selain itu, perlu dicari gejala alergi lain pada pasien
seperti
dermatitis atopi atau rhinitis alergi, dan dapat pula dijumpai tanda
alergi seperti allergic shiners atau geographictongue.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan ini untuk menunjukkan variabilitas gangguan aliran
napas akibat obstruksi, hipereaktivitas, dan inflamasi saluran
respiratori, atau adanya atopi pada pasien.
1.Saturasi oksigen, saturasi oksigen <90% merupakan tanda
segera diperlukannya terapi yang agresif.
2. Uji fungsi paru dengan spirometri sekaligus uji reversibilitas
dan untuk menilai variabilitas. Pada fasilitas terbatas dapat
dilakukan pemeriksaan dengan peakflowmeter.
2.Uji cukit kulit (skin prick test),eosinophil total darah,
pemeriksaan IgE spesifik.
3. Rontgen thorax
TATALAKSANA
Tujuan tatalaksana
Tujuan tatalaksana asma anak secara umum adalah mencapai kendali asma sehingga
menjamin tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal. Secara lebih rinci,
4. Efek samping obat dapat dicegah untuk tidak atau sesedikit mungkin terjadi, terutama
• Kortikosteroid sistemik.
(Steroid sistemik digunakan sebagai obat pelega bila penggunaan bronkodilator yang lain sudah
optimal tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya dikombinasikan dengan bronkodilator lain).
• Antikolinergik
• Aminofillin
• Adrenalin
OBAT PENGENDALI ASMA
a. Steroid inhalasi
c. Antileukotrien
Antileukotrien terdiri dari antagonis reseptor cysteiny leukotriene 1(CysLT1)(seperti
montelukast, pranlukast, dan zafirlukast, serta inhibitor 5-lipoxygenase seperti
zileuton. Studi klinik menunjukkan antileukotrien memiliki efek bronkodilatasi kecil
dan bervariasi, mengurangi gejala termasuk batuk, memperbaiki fungsi paru, dan
mengurangi inflamasi jalan napas dan mengurangi eksaserbasi.
d.Teofilin lepas lambat
e. Anti-immunoglobulin E(Anti-IgE)
TATALAKSANA DI RUMAH
A. Jika diberikan via nebulizer
1. Berikan agonis β2 kerja pendek, lihat responsnya. Bila gejala
(sesak napas dan wheezing) menghilang, cukup diberikan satu kali.
2. Jika gejala belum membaik dalam 30 menit, ulangi pemberian
sekali lagi
3. Jika dengan 2 kali pemberian agonis β2 kerja pendek via
nebulizer belum membaik, segera bawa ke fasyankes.
Jika diberikan via MDI + spacer
1. Berikan agonis β2 kerja pendek serial via spacer dengan dosis 2-4 semprot.
Berikan satu semprot obat ke dalam spacer diikuti 6-8 tarikan napas melalui
antar muka (interface) spacer berupa masker atau mouthpiece. Bila belum ada
respons berikan semprot berikutnya dengan siklus yang sama.
3. Jika gejala tidak membaik dengan dosis 4 semprot, segera bawa ke fasyankes.
ASMA PADA ANAK BALITA <
5 TAHUN
Mungkin bukan asma Mungkin asma Sangat mungkin asma