Anda di halaman 1dari 24

Pengujian Aktivitas

Antidiare
Delia Nursiska (18197016)
Fatimah Nurul Janah (18197025)
Reni Rolina (18197061)
Anna Fitriyana (18197087)
Deby Cintya Herdayanti (18197088)
Tujuan

Mengetahui sejauh mana aktivitas obat


anti diare dapat menghambat diare
dengan metode uji antidiare
Dasar Teori

Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (>200


mg/hari)  yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya cairan,
frekuensi BAB, tidak enak  pada perinal, dan rasa terdesak untuk BAB
dengan atau tanpa inkontinensia fekal (Daldiyono, 1990).

Diare atau diarrhea merupakan kondisi rangsangan buang air


besar yang terus menerus disertai keluarnya feses atau tinja
yang kelebihan cairan, atau memiliki kandungan air yang
berlebih dari keadaan normal.

Umumnya diare menyerang balita dan anak-anak. Namun tidak


jarang orang dewasa juga bisa terjangkit diare. Jenis penyakit
diare bergantung pada jenis klinik penyakitnya (Anne, 2011).
Klinis tersebut dapat diketahui saat pertama kali mengalami sakit
perut. Ada lima jenis klinis penyakit diare, antara lain :

05 01

Diare dengan kurang gizi berat Diare akut


Diare ini lebih parah dari diare yang lainnya, karena bercampur dengan air. Diare memiliki gejala yang
mengakibatkan infeksi yang sifatnya sistemik atau datang tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14
menyeluruh yang berat, dehidrasi, kekurangan hari. Bila mengalami diare akut, penderita akan
vitamin dan mineral. Bahkan bisa mengakibatkan mengalami dehidrasi dan penurunan berat badan
gagal jantung. jika tidak diberika makan dam minum

04 02

Diare Persiten Diare kronik


Gejalanya berlangsung selama lebih dari 14 hari. Diare yang gejalanya berlangsung lebih dari 14 hari
Dengan bahaya utama adalah kekurangan gizi. yang disebabkan oleh virus, Bakteri dan parasit,
Infeksi serius tidak hanya dalam usus tetapi maupun non infeksi.
menyebar hingga keluar usus.

03 Diare akut bercampur darah


Selain intensitas buang air besar meningkat, diare
ini dapat menyebabkan kerusakan usus halus,spesis
yaitu infeksi bakteri dalam darah, malnutrisi atau
kurang gizi dan dehidrasi
Mekanisme timbulnya diare

penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare)

Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin didinding usus, sehingga sekresi air dan
elektrolit meningkat kemudian menjadi diare

Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan
air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik
dan hypokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah

(Zein dkk, 2004).


Penggolongan obat diare
Kemoterapeutika
Walaupun pada umumnya obat tidak digunakan pada diare, ada beberapa pengecualian
dimana obat antimikroba diperlukan pada diare yag disebabkan oleh infeksi beberapa
bakteri dan protozoa. Pemberian antimikroba dapat mengurangi parah dan lamanya diare
01
01 dan mungkin mempercepat pengeluaran toksin. Kemoterapi digunakan untuk terapi
kausal, yaitu memberantas bakteri penyebab diare dengan antibiotika (tetrasiklin,
kloramfenikol, dan amoksisilin, sulfonamida, furazolidin, dan kuinolon) (Schanack, 1980).

Zat penekan peristaltik usus


Obat golongan ini bekerja memperlambat motilitas saluran cerna dengan CONTENTS
mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Contoh: Candu dan alkaloidnya,
02
02 derivat petidin (definoksilat dan loperamid), dan antikolinergik (atropin dan ekstrak
TITLE
beladona) (Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007).

Asdorbensia
            Adsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat ini adalah mengikat
atau menyerap toksin bakteri dan hasil-hasil metabolisme serta melapisi permukaan
03
03 mukosa usus sehingga toksin dan mikroorganisme tidak dapat merusak serta
menembus mukosa usus. Obat-obat yang termasuk kedalam golongan ini adalah
karbon, musilage, kaolin, pektin, garam-garam bismut, dan garam-garam alumunium )
(Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007).
Alat dan Bahan
Alat Bahan
• Suntik sonde oral • Oleum ricini
• Timbangan mencit • Loperamid tab 2 mg
• Timbangan analiktik • Aquadest
• Stopwatch (Hp) • PGS
• Wadah dan kertas
saring
• Gunting
• Disp 1 cc terumo
Preparasi Sampel
Tiap mencit
Siapkan alat dan Pada kelompok dimasukan kedalam
bahan kemudian kedua, (kontrol toples pengamatan
Mencit dibagi menjadi negatif), mencit yang sebelumnya
empat kelompok dan diberi suspensi PGS telah diberi alas
masing-masing per oral 30 menit, dimana kertas saring
kelompok terdiri dari amati yang sudah
lima ekor mencit ditimbang beratnya

2 4 6

1 3 5
Catat waktu
Pada kelompok Pada kelompok ketiga timbulnya diare
pertama (kontrol dan ke empat , frekuensi waktu
positif), mencit diberi mencit masing- defikasi ,skor
suspensi PGS masing diberi konsistensi feases
diamkan 30 menit loperamid dosis I dan Selamaa 1 jam 30
kemudian diberi II (oral) dan 30 menit menit selang waktu
ol.Ricini 1 ml, amati kemudian diberi 5 menit dan terakhir
oleum ricini / parafin Timbang kertas
cair (oral) 1 ml, amati saring (W=1)
sehingga didapatkan
Perhitungan Anti diare
 1. Kontrol Positif  2. Kontrol Negatif
 Pembuatan Sediaan  Suspensi PGS peroral 1 ml pada mencit
 PGS 2%  Volume pemberian
Air untuk pgs  Mencit 1
 Volume pemberian  Mencit 2
 Mencit 1  Mencit 3
 Mencit 2  Mencit 4
 Mencit 3  Mencit 5
 Mencit 4
 Mencit 5
Loperamid 2 mg
  Perhitungan Dosis
Dosis absolut untuk manusia (70 Kg)
Dosis absolut untuk mencit (20 g)

Dosis absolut untuk mencit (35 g)

  Pembuatan Sediaan   Volume Pemberian Loperamid


Loperamid 2mg/20ml Mencit 1
PGS 2% Mencit 2
Air untuk pgs Mencit 3
Aquadest ad 20 ml Mencit 4
Pengenceran loperamid Mencit 5
V1 C1 = V2 V2
V1 0,1 = 25 0,01
V1 = = 2,5 ml
Loperamid 4 mg
  Perhitungan Dosis
Dosis absolut untuk manusia (70 Kg)
Dosis absolut untuk mencit (20 g)

Dosis absolut untuk mencit (35 g)

  Volume Pemberian Loperamid


  Perhitungan Dosis
Mencit 1
Dosis absolut untuk manusia (70 Kg)
Mencit 2
Dosis absolut untuk mencit (20 g)
Mencit 3
Mencit 4
Mencit 5
Dosis absolut untuk mencit (35 g)
Analisis Anava
Tabel Jumlah Efek
Mencit Kontrol (+) Kontrol (-) Loperamid 2 mg Loperamid 4 mg
 

1 6 1 1 0  
2 0 2 0 1  
3 0 2 - 0  
4 3 0 1 1  
5 0 3 0 1 Ntotal = 19  
Jumlah 9 8 2 3 Σx = 22

 Perhitungan I
1. Kontrol Positif = 62 + 32
= 36 + 9 = 45
2. Kontrol Negatif = 12 + 22 + 22 + 33
= 1 + 4 + 4 + 9 = 18
3. Loperamid 2mg = 12 + 12
=1+1=2
4. Loperamid 4mg = 12 + 12 + 12
=1+1+1=3
Σx2T = 45 +18 + 2 + 3 = 68
  Perhitungan II
Σx2 = (9 + 8 + 2 + 3)2
= 222 = 484
 Perhitungan III
Rumus : Σx2T
= 68
= 42.5

  Perhitungan IV
Rumus

31,8 – 25,5
 Perhitungan V
Rumus = perhitungan kuadrat total (per III) perhitungan prilaku (per IV)
= 42,5 6,3
= 36,2
Tabel Anava
Varian Jumlah kuadrat Derajat kesalahan Kuadrat rata-rata
  Per IV    
Kelompok   6,3 Dk = df1 = K – 1
 
Prilaku Per IV   =4–1
Kelompok
    6,3 Dk = df1 == K3 – 1
Prilaku
  =4–1
   =3
 
Galat Per V    
    36,2   Dk = df2 = N – K
= 19 – 4
Galat Per V   = 15
  36,2   Dk = df2 = N – K
= 19 – 4
= 15

  ftabel = df1 : df2


= 3 : 15
= 3,29
fhitung =
=
fhitung = Ftabel
0,87 < 3,29
BERBEDA TIDAK BERMAKNA.
Tabel skor
Mencit Kontrol (+) Kontrol (-) Loperamid 2 mg Loperamid 4 mg  
1 3 1 1 0  
2 0 1 0 1  
3 0 1 - 0  
4 2 0 1 1  
5 0 1 0 1  
Jumlah 5 4 2 3 Σx = 14

 Perhitungan I
1. Kontrol Positif = 32 + 22
= 9 + 4 = 13
2. Kontrol Negatif = 12 + 12 + 12 + 3
=1+1+1+1=4
3. Loperamid 2mg = 12 + 12
=1+1=2
4. Loperamid 4mg = 12 + 12 + 12
=1+1+1=3
Σx2T = 13 + 4 + 2 +3 = 22
  Perhitungan II
Σx2 = (5 + 4 + 2 + 3)2
= 142 = 196
 Perhitungan III
Rumus : Σx2T
= 22
= 11,68
 Perhitungan IV
Rumus

11 – 10,32
 Perhitungan V
Rumus = perhitungan kuadrat total (per III) perhitungan prilaku (per
IV)
= 11,68 0,68
= 11
Tabel Anava
Varian Jumlah kuadrat Derajat kesalahan Kuadrat rata-rata
   Per
Per IVIV     
Kelompok
Kelompok    0,68
0,68 Dk
Dk == df
df11 == KK –– 1
1
Prilaku
Prilaku == 44 –– 1
1
   == 3
3
  
  
Galat Per V    
  11   Dk
Galat Per V   = df2 = N – K
  11   Dk = df2 == 19
N ––K4
== 15
19 – 4
= 15

  ftabel = df1 : df2


= 3 : 15
= 3,29
fhitung =
=
fhitung = Ftabel
0,32 < 3,29
BERBEDA TIDAK BERMAKNA.
Pembahasan
Praktikum kali ini tentang pengujian efek antidiare. Tujuan praktikum adalah praktikan
dapat mengetahui sejauh mana aktivitas obat antidiare dapat menghambat diare yang
diinduksi melalui metode transit intestinal. Diare adalah suatu kondisi, buang air besar
(defekasi) yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer
dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses
inflamasi pada lambung atau usus

Penyebab diare dibagi menjadi dua yakni diare sekresi disebabkan Infeksi virus, kuman-
kuman patogen dan apatogen, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia
makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis
(ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, dan Defisiensi imum terutama SIGA (secretory
imonol globulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur
terutama canalida. Diare osmotik disebabkan kurangnya asupan makanan seperti karbohidrat,
lemak, protein, vitamin dan mineral.
Metode ini digunakan untuk mengetahui efektivitas obat antidiare tanpa hewan percobaan
diberi ransangan diare. Obat antidiare akan memperkecil rasio, sedangkan obat laksansia dan
obat antispasmodik akan memperbesar rasio. Metode ini untuk mengevaluasi obat yang
mekanisme kerjanya terhadap motilitas seperti loperamid HCL. Untuk obat yang bekerja
mempengaruhi osmotik, sekretorik, eksudatif, dan invasif bakteri maka tidak dapat digunakan
metode Peroral.

Hewan yang digunakan adalah mencit karena memiliki keuntungan mudah ditangani,
mudah dikembangbiakan kembali, siklus hidup sempit, terdapat sifat anatomis serta fisiologis
dan suhu normal badan 37,4 C menyerupai manusia. Disamping itu efek dosis yang diberikan
kepada mencit dapat diubah ke manusia dengan menggunakan tabel konversi dosis.
Prosedur pertama yang dilakukan adalah mengambil tiga ekor mencit tiap kelompok dan
menghitung massa mencit.

Diperoleh massa mencit adalah Data berat mencit


kontrol positif= 19,5 gram, 19,5 gram, 21 gram, 22 gram, 19 gram .
Kontrol negatif= 26,5 gram, 23,5 gram, 23,2 gram, 24,5 gram, 22,8 gram.
Loperamid 2mg= 20,5 gram, 20 gram, 20 gram, 24 gram, 21,5 gram.
Loperamid 4mg= 22,5 gram, 21 gram, 24,7 gram, 24,5 gram, 22 gram.

Dengan adanya massa hasil penimbangan bisa menentukan berapa banyak volume dosis yang
diberikan kepada mencit. Kelompok satu volume yang diberikan
Kontrol positif = 0,97 5ml, 0,975ml, 1,1ml,1,05ml, 0,95ml.
Kontrol negatif = 1,3ml, 1,1ml, 1,6ml, 1,2ml, 1,4ml.
Loperamid 2mg = 0,5ml, 0,5ml, 0,7ml, 0,6ml, 0,6ml.
Loperamid 4mg = 0,7ml, 0,6ml, 0,7ml, 0,7ml, 0,6ml.
Dari data kelompok juga dapat diambil kesimpulan dengan peningkatan dosis menyebabkan peningkatan motilitas
usus. Perlakuan yang di alami mencit

1. Mengalami peningkatan yang signifikan pada interval uji 1 terhadap uji

2. Dari data ini juga diambil kesimpulan dengan peningkatan dosis obat antidiare menyebabkan peningkatkan
motilitas usus.

Berdasarkan teori, pemberian loperamid HCL berlebih akan lebih menurunkan kecepatan motilitas usus
sehingga kandungan air yang berlebih pada zat yang masuk ke usus dapat diserap dengan lamanya zat tersebut
menempati usus. Adanya kesalahan data pengamatan disebabkan beberapa hal.

Pertama kematian mencit pada kelompok 1 Sehingga dengan kematian mencit, tidak diperoleh data sebaiknya.

Kematian ini disebabkan pemberian intraperoral yang tidak baik. Kedua, kurang tepatnya volume dosis yang diberikan
sesuai perhitungan terhadap massa mencit.

3. salah Teknik ketika sedang melakukan peroral. Lalu di lakukan pengolahan data berdasarkan tabel anava dan
perhitungannya.
Kesimpulan
Aktifitas obat antidiare dapat diketahui melalui pemberian loperamida pada mencit
dengan menggunakan metode Peroral. mencit tidak mengalami diare karena Di berikan
loperamid 2mg tetapi lebih efektif menggunakan loperamid 4mg
Daftar Pusataka
Anne, Ahira. 2011. Penyakit Diare Akut. http://www.anneahira.com/diare-akut.html. [Diakses tanggal 19
April 2020]

Daldiyono. 1990. Diare, Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta : Infomedika. Hal : 14-4.


Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007. Farmakologi dan Terapi ed 5. Jakarta : Penerbit UI Press.
Schanack, W., et al. 1980. Senyawa Obat, Edisi kedua. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Daldiyono. 1990.
Diare, Gastroenterologi-Hepatologi

Infomedika. Jakarta. Departemen Farmakologi dan Terapi UI, 2007.

Farmakologi dan Terapi edisi V


Penerbit UI Press. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Harkness, Richard. 1984.

Interkasi Obat
Penerbit ITB. Bandung. National Digestive Diseases Information Clearinghouse. 2007. Diarrhea. Available online at
www.digestive.niddk.nih.gov . [Diakses tanggal 28 April 2014].
Thank you

Anda mungkin juga menyukai