Anda di halaman 1dari 15

KONSEP MEDIS

1. Pengertian

Ca Mamae adalah sekelompok sel tidak normal


pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda.
Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan
di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol,
maka sel-sel kanker bisa bermetastase pada
bagian-bagian tubuh yang lain.
2. Etiologi dan faktor resiko
1. Umur > 45 tahun
2. Menarche usia dini
Unchangeabl 3. Menopause usia lanjut
e 4. Riwayat keluarga
5. Riwayat penyakit
Faktor payudara jinak
resiko

1. Riwayat kehamilan
2. Obesitas dan konsumsi
Changeable lemak tinggi
3. Penggunaan hormon dan
kontrasepsi oral
4. Konsumsi alkohol dan
rokok
5. Riwayat keterpaparan
radiasi
3. Klasifikasi

In situ breast Invasive


cancer breast cancer Tipe yang Penyaiki
jarang t Paget

Medullary
carcinoma
Invasive
Ductal ductal
carsinom carsinoma Tubular
a in situ (IDC) carcinoma
(DCIS)
Invasive Sarcoma
lobular
Lobular carsinom Micropapillar
carsinom a (ILC) y carcinoma
a in situ
(LCIS)
4. Patofisiologi

Karsinoma mamae berasal dari jaringan


epitel dan paling sering terjadi di sistem duktal,
mula-mula terjadi hyperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan
berlanjut menjadi carcinoma insitu dan
menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan
waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal
sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada
ukuran itu kira-kira seperempat dari carcinoma
mamae telah bermetastasis. Carsinoma mamae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke
jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran
limfe dan aliran darah.
5. Manifestasi klinis
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris/mengalami perubahan bentuk
dan ukuran karena
c. mulai timbul pembengkakan
d. Adanya perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit
pucat disekitar putting susu, mengkerut seperti jeruk
perut dan adanya ulkus pada
e. payudara
f. Adanya perubahan suhu pada kulit : hangat,
kemerahan, panas
g. Ada cairan yang keluar dari puting susu
h. Ada rasa sakit
i. Ada pembengkakan di daerah lengan
j. Adanya rasa nyeri atau sakit di daerah payudara
k. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak
sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu
seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam
l. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar
dan alat tubuh lain
6. Pemeriksaan diagnosis

a. Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB)


b. Mengambil spesimen
c. Pemeriksaan Histopatologi
d. Mammografi dan ultrasonografi  MRI (Magnetic
Resonance Imaging)
dan CT-SCAN
 USG payudara
 Pemeriksaan
Immunohistokimia
7. Penatalaksaan

Penetalaksanaan Penatalaksanaan Non


farmakologi Farmakologi

 Docetaxel  Pembedahan
 Paclitaxel  Mastektomi Radikal
 Agen Platinum Klasik (Classic Radical
(cisplatin, carboplatin) Mastectomy)
 Vinorelbine  Mastektomi dengan
(Navelbine) teknik onkoplasti
 Mastektomi Simpel
 Capecitabine (Xeloda)
 Mastektomi Subkutan
 Liposomal doxorubicin (Nipple-skin-sparing
(Doxil) mastectomy)
 Gemcitabine (Gemzar)  Breast Conserving
 Mitoxantrone Therapy (BCT)
 Ixabepilone (Ixempra)  Salfingo Ovariektomi
 Albumin-terikat Bilateral (SOB)
paclitaxel  Metastasektomi
(menangkap-paclitaxel  Radioterapi Kuratif
Ajuvan
atau Abraxane)
DESKRIPSI KASUS
Ny. S dengan umur 37 tahun datang ke RSWS
Makassar dengan keluhanSesak nafas di alami sejak
10 hari yang lalu dan kadang merasakan nyeri pada
bekas mastektomi, Riwayat penyakit yang pernah di
alami Pasien memiliki riwayat kanker payudara pada
tahun 2018 telah dilakukan kemoterapi dan radiasi,
dengan hasil pemeriksaan Tekanan Darah : 110/70
mmHg, Suhu: 36,5 °C, Nadi : 80x/menit, Pernapasan
frekuensi: 26x/menit, dengan terapi medis yang
diberikan Ceftazidime 1 gr/12 jam/IV line, Metamizole 1
gr/8 jam/IV line, Methyl prednisolone 125 mg/13
jam/iv, dan Bisolvon /8 jam/oral.
KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan nyeri pada 1. Klien tampak meringis dan sesekali
bagian dada riwayat kemoterapi memegangi area yang nyeri
dan radiasi tahun 2018 2. Klien tampak sesak
P : pada saat 3. Klien tampak menggunakan otot
mobilisasi Q : Nyeri bantu aksesoris
seperti tertusuk-tusuk 4. Klien menggunakan oksigen nasal
R : Pada daerah dada sinistra kanul
S : Skala nyeri 4 5. Kebutuhan oksigen klien 3
T : Hilang timbul liter/menit
2. Klien mengatakan sesak napas 6. Lingkaran sekitar mata tampak
sejak 10 hari yang lalu hitam
3. Klien mengatakan aktivitas terbatas 7. Pasien terlihat berbaring di tempat
dan dibantu keluarga karna nyeri tidur
pada bagian dada post mastektomi 8. Aktivitas dibantu oleh keluarga
sinistra. 9. Uji kekuatan otot
5 3
5 5
10. Terpasang infus RL 20 tpm
11. TTV
TD :110/70 mmHg
N : 80 x/menit
P : 26 x/menit
S : 36,5 °C
ANALISA DATA
no Data Diagnosa
Keperawatan
1. DS
1. Klien mengatakan sesak napas sejak 10 hari yang lalu
DO
2. Klien tampak sesak
3. Klien tampak menggunakan otot bantu aksesoris
4. Klien menggunakan oksigen nasal kanul Ketidakefektifan
5. Kebutuhan oksigen klien 3 liter/menit
6. TTV pola nafas
TD :110/70 mmHg berhubungan
N : 80 x/menit
P : 26 x/menit
dengan keletihan
S : 36,5 °C otot pernafasan

2. DS
1. Klien mengatakan nyeri pada bagian dada riwayat kemoterapi dan radiasi
tahun 2018
P : pada saat mobilisasi
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk Nyeri akut
R : Pada daerah dada sinistra berhubungan
S : Skala nyeri 4
T : Hilang timbul
dengan agens
DO cedera biologis (Ca.
1. Klien tampak meringis dan sesekali memegangi area yang nyeri Mammae)

3.  DS
1. Klien mengatakan aktivitas terbatas dan dibantu keluarga karna nyeri
pada bagian dada post mastektomi sinistra.
DO Hambatan mobilitas
1. Pasien terlihat berbaring di tempat tidur
2. Aktivitas dibantu oleh keluarga di tempat tidur
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
n Diagnosa NOC NIC
o keperawatan
1. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
nafas berhubungan keperawatan selama 3x8 1. Posisikan untuk merigankan
dengan keletihan otot jam diharapakn pasien sesak nafas
pernafasan mampu dengan indikator : 2. Monitor status pernafasan
Status pernafasan : sebagaimana mestinya
kepatenan jalan nafas
1. Dipsnea saat istrahat
dari deviasi berat dari
kisaran ringan menjadi
deviasi ringan dari
kisaran normal
2. Dispnea saat aktivitas
ringgan dari deviasi
berat dari kisaran ringan
menjadi deviasi ringan
dari kisaran normal
3. Penggunaan otot bantu
nafas dari deviasi berat
dari kisaran ringan
menjadi deviasi ringan
dari kisaran normal
Lanjutan…
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama 3x8 jam 1. Ajarkan prinsip-prinsip
diharapakn pasien mampu
agens cedera manajemen nyeri
dengan indikator :
biologis (Ca. Kontrol nyeri 2. Gunakan tindakan
Mammae) 1. Mengenali kapan nyeri pengontrol nyeri sebelum
terjadi dari sering nyeri bertambah berat
menujukkan menjadi jarang 3. Kolaborasi dengan
menunjukkan pasien, orang terdekat
2. Menggambarkan faktor
dan tim kesehatan
penyebab dari sering
menunjukkan menjadi lainnya untuk memilih
jarang menunjukkan dan
3. Menggunakan tindakan mengimplementasikan
pencegahan dari sering tindakan penurunan
menunjukkan menjadi nyeri nonfarmakologi,
jarang menunjukkan
4. Menggunakan tindakan
sesuai kebutuhan.
pengurangan nyeri tanpa 4. Libatkan keluarga dalam
analgetik modalitas penurun nyeri
5. Melaporkan perubahan jika memungkinkan
terhadap gejala nyeri pada
professional kesehatan
6. Melaporkan nyeri yang
terkontrol dari sering
menunjukkan menjadi
jarang menunjukkan

3. Hambatan mobilitas di Setelah dilakukan tindakan Pengaturan posisi


keperawatan selama 3x8 jam 1. Minimalisir ketika memposisikan dan
tempat tidur membalikkan tubuh pasien
diharapakn pasien mampu
berhubungan dengan
dengan indikator : 2. Jangan menempatkan pasien pada
fisik tidak bugar Koordinasi pergerakan posisi yang bisa meningkatkan nyeri
1. Gerakan yang di inginkan dari
PELAKSANAAN KEPERAWATAN H-III
N Diagnosa keperawatan waktu Implementasi dan hasil
O
1 Ketidakefektifan pola Kamis, 23-01- 1. Posisikan untuk merigankan sesak nafas
nafas berhubungan 2020 Hasil : sesak berkurang
07.00 2. Monitor status pernafasan sebagaimana
dengan keletihan otot
mestinya
pernafasan 07.02 Hasil : pernafasan 23x/menit

2 Nyeri akut berhubungan Kamis, 23-01- 1. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri


2020 Hasil : pasien dan
. dengan agens cedera
07.05 keluarga mengerti tentang prinsip manajemen
biologis (Ca. Mammae)
nyeri
07.07 2. Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum
nyeri bertambah berat
07.08
Hasil : nyeri berkurang
3. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan
07.10 tim kesehatan lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan penurunan
nyeri nonfarmakologi, sesuai kebutuhan.
4. Libatkan keluarga dalam modalitas penurun
nyeri jika memungkinkan
Hasil :
keluarga ikut serta dalam membantu pasien
dalam upaya pengontrol nyeri

3 Hambatan mobilitas di Kamis, 23-01- 1. Minimalisir ketika memposisikan dan


2020 membalikkan tubuh pasien
. tempat tidur berhubungan
07.12
dengan fisik tidak bugar
Hasil : pergerakan pasien
07.15 terbatas
2. Jangan menempatkan pasien pada posisi yang
EVALUASI KEPERAWATAN H-III
N Diagnosa Tanggal Evaluasi keperawatan
O
keperawatan
1 Ketidakefektifan pola Kamis, 23-01- S : pasien mengatakan masih merasa sesak
. nafas berhubungan 2020 O : pasien nampak masih sesak
A : teratasi
dengan keletihan otot 07.15
P : pertahankan intervensi
pernafasan 1. Posisikan untuk merigankan sesak nafas
2. Monitor status pernafasan sebagaimana mestinya

2 Nyeri akut berhubungan Kamis, 23-01- S : pasien mengatakan masih merasa nyeri
O : pasien nampak meringis
. dengan agens cedera 2020
A : teratasi
biologis (Ca. Mammae) 07.25
P : pertahankan intervensi
1. Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri
bertambah berat
2. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim
kesehatan lainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan penurunan nyeri
nonfarmakologi, sesuai kebutuhan.
3. Libatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri
jika memungkinkan

3 Hambatan mobilitas Kamis, 23-01- S : pasien mengatakan susah bergerak


. fisik berhubungan 2020 O : pasien nampak susah bergerak
A : belum teratasi
dengan penurunan 07.20
P : pertahankan intervensi
kekuatan otot 1. Minimalisir ketika memposisikan dan membalikkan
tubuh pasien
2. Jangan menempatkan pasien pada posisi yang bisa
meningkatkan nyeri
3. Dorong pasien untuk terlibat dalam perubahan posisi
4. Gunakan alat-alat yang tepat dalam menyokong
anggota tubuh pasien

Anda mungkin juga menyukai