Anda di halaman 1dari 50

ERPRETASI DATA KLINI

EMERIKSAAN TIROID”
Dosen Pembimbing :
Dr.Meiriza Djohari, M.Kes., Apt

OLEH :
KELOMPOK 2
SI-VIIC
Soufie Aryani (1801134)
Desi Dinanda Prastika (1601093)
Intan Purmalatiwi (1601108)
Meilita Putri (1601133)
Sri Rahayu Suprapto (1601120)
Sri Raudoh Rezki MR (1601121)
Sukma Wirdaningsih (1601122)
Winda Eki Elia (1601128)
Winda Sari (1601130)
ANATOMI
1. Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus
TIROID lateral dihubungkan melalui sebuah ismus
yang sempit. Organ ini terletak diatas
permukaan anterior kartilago tiroid
trakea, tepat dibawah laring.
2. Folikel adalah unit fungsional kelenjar
tiroid. Setiap folikel ditutup oleh sebuah
lapisan sel-sel folikular epitel tunggal yang
menghubungkan suatu rongga sentral.
Epitelium folikular berbentuk kolumnar.
Jika distimulasi TSH dan berbentuk
kuboidal jika kelenjar tidak aktif.
3. Rongga folikel berisi koloid, yang tersusun
dari protein globular tiroglobulin
• Tiroglobilin adalah bentuk cadangan
hormon tiroid
• Tiroglobulin juga berfungsi dalam
sintesis hormon tiroid
4. Sel parafolikular yang jumlahnya sedikit
(sel c) ,yang mensekresi kalsitonin,
terdapat dalam ruang interfolikuler dan
diantara sel-sel folikel. Kalsitonin
menurunkan konsentrasi kalsium dalam
ruang darah (Ethel, S. 2003).
FISIOLOGI Kelenjar tiroid mensekresi dua jenis hormon
Tiroksin, atau tetraiodotironin (T4),
TIROID mencapai 90 % dari seluruh sekresi kelenjar
tiroid.
Triioditironin (T3), disekresi dalam jumlah kecil
Jika TSH mengikat reseptor sel folikel, maka akan mengakibatkan
terjadinya sintesis dan sekresi tiroglobulin, yang mengandung
asam amino tirosin, ke dalam lumen folikel.
Iodium yang tertelan bersama makanan dibawa aliran darah dalam bentuk ion
iodida (I),menuju kelenjar tiroid. Sel-sel folikular memisahkan iodida dari darah
dan mengubahnya menjadi molekul (unsur) iodium.
Molekul iodium bereaksi dengan tirosin dalam tiroglobulin untuk membentuk
molekul monoiodotirosin dan diiodotirosin.

Dua molekul diiodotirosin membentuk T4 (tiroksin). Satu molekul


monoiodotirosin atau satu molekul diiodotirosin membentuk T 3
atau triioditironin.
Sejumlah besar T3dan T4 disimpan dalam bentuk tiroglobulin selama
berminggu-minggu. Saat hormon tiroid akan dilepas dibawah pengaruh TSH,
enzim protealisis memisahkan hormon dari tiroglobulin. Hormon berdifusi
dari lumen folikel melalui sel-sel folikular dan masuk ke sirkulasi darah
(Ethel, S. 2003).
PENGATURAN SEKRESI
TIROID
Fungsi tiroid diatur terutama oleh
kadar TSH hipofisis dalam darah.

Sekresi TSH meningkat oleh hormon


hipofisiotropik thyrotropin-releasing
hormone (TRH)

Sedangkan penururnan TSH


adalahmelalui proses umpan-balik
negatif oleh T4 dan T3 bebas dalam
darah.

Efek T4 ditingkatkan oleh


pembentukan T3 didalam sitoplasma
sel-sel hipofisis oleh 5’-D2 yang
dikandungnya.
(Ganong, W.F. 2008
AKTIVITAS
HORMON TIROID (Sacher, R.A. 2004

Jaringan Sasaran Efek Mekanisme

Jantung Kronotropik Meningkatkan jumlah dan afinitas reseptor adrenergik-1

  Memperkuat respons terhadap katekolamin darah

Inotropik Meningkatkan proporsi rantai berat miosin α (dengan aktivitas ATPase

yang lebih tinggi)

Jaringan lemak Katabolik Merangsang lipolisis

Otot Katabolik Meningkatkan penguraian protein

Tulang Perkembangan Mendorong pertumbuhan normal dan perkembangan tulang

Sistem Saraf Perkembangan Mendorong perkembangan otak normal

Sistem Cerna Metabolik Meningkatkan laju penyerapan karbohidrat

Lipoprotein Metabolik Merangsang pembentukan reseptor LDL

Lain-lain Kalorigenik Merangsang konsumsi oksigen oleh jaringan yang aktif secara metabolik

(kecuali: testis, uterus, kelenjar limfe, limpa, hipofisis anterior)


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKTIVITAS TIROID
Defisiensi enzim yang ditentukan secara genetis
mungkin mengganggu metabolisme iodium disetiap
tahapnya, dan menyebabkan gondok ( pembesaran
kelenjar tiroid ) kongenital.

. Hormon tiroid eksogen menekan pembentukan


hormon dengan menekan kadar TSH

Obat golongan tiosianat dan perklorat mengganggu


konsentrasi iodium, sedangkan tiourea dan tiourasil
mencegah penggabungan iodium tiroid kedalam
senyawa organik.

Iodium radioaktif memiliki efek tambahan berupa


iradiasi selektif jaringan yang aktif secara hormonal,
karena zat ini diserap oleh kelenjar yang berfungsi
aktif .
(Sacher, R.A. 2004
PENGUKURAN AKTIVITAS
HORMON TIROID

Immunoassay otomatis digunakan secara luas


untuk mengukur T3 dan T4 secara terpisah.

Antibodi pada pemeriksaan ini bersifat sangat


spesifik, sehingga dalam pengukuran tidak ada
reaksi silang yang bermakna antara T3 dan T4.

Pengukuran triiodotironin bermanfaat untuk


memastikan kecurigaan kelainan tiroid, tetapi
pengukuran tersebut juga dapat bersifat
diagnostik pada situasi-situasi hipertiroidisme
yang jarang yang hanya dijumpai T4 rendah
atau normal dan T3 tinggi.

(Sacher, R.A. 2004


Uji Singkatan Yang Variable Yang Diukur Rentang Normal Catatan

Sering Digunakan

Iodium terkait protein PBI Kandungan iodium dalam serum 3,5-8 µg/dl Bermanfaat apabila akan dilakukan

pengukuran iodim nonhormonal

Tiroksin yang diukur dengan T4RIA Kandungan tiroksin dalam 4-12 µg/dl Pengukuran penapisan yang lazim

Immunoassay serum digunakan

Triiodotironin dengan T3 Kandungan Triiodotironin 70-190 ng/dl  

Immunoasaay dalam serum

Indeks tiroksin bebas FTI Perhitungan,didasarkan pada Bergantung pada metode Hasil kali konsentrasi T4 dan penyerapan

T4 serum dan kapasitas T3.

pengikatan TBG

Penyerapan resin T3 RT3U % T3 berlabel yang tidak 25-35%  

terkait ke TBG dalam serum

pemeriksaan

Rasio Penyerapan T3 RT3UR Perbandingan T3 antara serum 0,8-1,35  

yang diperiksa dan serum

normal

Globuin pengikat tiroid TBG Konsentrasi TBG   Digunakan dalam penilaian T4 bebas

Hormone perangsang tiroid TSH Kadar hormone hipofisis dalam 1-10 Rentang normal bervariasi di
PENGUKURAN AKTIVITAS
HORMON TIROID (Sacher, R.A. 200
A. Stimulasi Tiroid-Stimulating Hormone

• Pengukuran TSH memberikan informasi mengenai fungsi tiroid dan hipofisis .

• Angka-angka TSH diberikan dalam satu aktivitas internasional. Dengan


rentang normal sekitar 0.5 sampai 5.0 µl/mL.

• Immunoassay untuk TSH telah menjadi sangat spesifik untuk TSH melalui
penggunaan antibody monoclonal.  pada beberapa keadaan yang sangat
jarang, kadar FSH, LH, atau Hcg yang sangat tinggi dapat memperlihatkan
reaktivitas silang untuk pemeriksaan pada TSH.

• Waktu pemeriksaan jauh dibawah 1 jam

• Pada hipotiriodisme primer, kadar TSH secara konsisten meningkat,


pemeriksaan TSH paling bermanfaat dalam membedakan antara defisiensi
tiroid primer dan hipertiroidisme akibat disfungsi hipofisis.

• Kadar TSH juga membantu membedakan hipertiriodisme sejati dan kondisi


eutiroid fungsional dengan kadar hormone tiroid yang rendah
Pemeriksaa Metode
n TSH ECLIA
Cara
PRIN Ke r j a
SIP 1. Inkubasi pertama: 50 ul sampel, antibodi spesifik TSH
monoclonal biotinylasi dan antibodi spesifik T4 yang
Pemeriksaan dilabel dengan komplek ruthenium membentuk komplek
TSH metode sandwich.
ECLIA 2. Inkubasi kedua: setelah ditambahkan mikropartikel yang
menggunakan dilapisi streptavidin, komplek yang terbentuk berikatan
prinsip sandwich dengan fase solid melalui interaksi biotin dengan
streptavidin.
dengan waktu
3. Campuran reaksi diaspirasi dalam cell pengukur dimana
pemeriksaan mikropartikel secara magnetic ditangkap pada
selama 18 menit. permukaan elektroda. Substansi yang tidak berikatan
dibuang melalui Procell. Aplikasi voltase (tegangan) pada
HASIL : elektroda kemudian menginduksi emisi chemiluminescent
Rentang nilai untuk TSH yang diukur oleh photomultiplier.
adalah 4. Hasil ditetapkan melalui kurva kalibrasi yang merupakan
0.270 – 4.20 μIU/mL. instrument yang dihasilkan secara khusus oleh kalibrasi
Dengan batas deteksi 2 titik dan master kurva dihasilkan melalui reagen
barcode.
terendah adalah
0.005 μIU/mL
Pemeriksaa Metode
n TSH ELFA
Cara
PRIN Ke r j a
SIP 1. Sampel diambil dan di transfer ke dalam SPR yang
Pemeriksaan mengandung aantibodi TSH berlabel fosfatase
TSH metode alkalin ( conjugate).
ELFA
menggunakan 2. Antigen menangkap anti antibodi yang dilapisi SPR
prinsip sandwich dan membentuk komplek sandwich. Komponen yang
dengan waktu tidak terikat dieliminasi pada langkah penyucian.
pemeriksaan
selama 40 menit. 3. Kemudian ditambahkan substrat 4-methyl
umbelliferyl fosfat, enzim akan mengkatalisis
reaksi hidrolisis substrat menjadi 4-methyl-
umbelliferon sebagai produk fluoresen

4. Di baca pada panjang gelombang 450 nm.


Pemeriksaa
Metode EIA
n TSH
1. Pemeriksaan TSH berdasarkan prinsip ELISA menggunakan antibodi monoklonal
terhadap TSH. Mouse monoclonal anti TSH antibody digunakan sebagai fase
padat (dalam microwells).
2. Anti TSH antibody dari goat digunakan dalam larutan enzim konjugat
(horseradish peroxidase).
3. Sampel akan bereaksi dengan 2 antibodi tersebut, sehingga molekul TSH akan
diikat diantara fase padat dan enzyme-linked antibody.
4. Setelah inkubasi 60 menit pada suhu ruang, wells dicuci dengan diluted wash
buffer untuk menghilangkan antibodi berlabel yang tidak terikat.
5. Ditambahkan TMB substrate solution dan diinkubasi selama 20 menit, sehingga
terbentuk warna biru.
6. Pembentukan warna biru dihentikan dengan menambahkan stop solution, sehingga
warna berubah menjadi kuning.
7. Konsentrasi TSH berbanding lurus dengan intensitas warna sampel. Absorbans
diukur secara spectrophotometric pada 450 nm.
Pemeriksaa
Metode EIA
n TSH
Prinsip
Pemeriksaannya?
#important to
be noted
• Rata-rata kadar TSH dewasa normal
adalah 1,6 (0,4 - 6,0) μIU/mL.

• Kadar yang rendah juga dapat terjadi


akibat hipersekresi T3 dan T4 pada
Grave’s disease atau tiroiditis.

• Diagnosis banding diperoleh dengan cara


memeriksa kadar TSH dan fT4 dalam
serum secara simultan.

• Konsentrasi minimal yang dapat terdeteksi


adalah 0,2 μIU/mL.
PENGUKURAN AKTIVITAS
HORMON TIROID
B. Penyerapan Radioiodium

 • Kecepatan tiroid menyerap dan memetabolisasi iodium


mencerminkan aktivitas kelenjar.

• Radioaktivitas diketahui dengan melakukan hitung eksternal


pada interval interval yang bervariasi setelah pemberian oral .

• Pada hipertiroidisme pada 1 sampai 6 jam dan biasanya pada


24 jam di jumpai penyerapan yang tinggi. Sebagian pasien
hipertiroid memperlihatkan nilai 24 jam yang normal karena
penyerapan dan perputaran bahan uji yang sangat cepat.

• Pada hipotoroidisme memperlihatkan penurunan penyerapan


pada semua interval.

• Pada kondisi normal, 5 sampai 30% dosis oral masih


terdeteksi dikelenjar setelah 24 jam

(Sacher, R.A. 200


PENGUKURAN AKTIVITAS
HORMON TIROID
C. Antibodi Tiroid

 Antibodi terhadap berbagai antigen


terkait tiroiditis dari hipertiroidisme
atau penyakit graves dan dapat
terjadi pada hipertiroidisme atau
karsinoma tiroid.

 Autoantibodi tiroid yang paling sering


diukur adalah autoantibodi terhadap
tiroglobulin dan terhadap antigen-
antigen mikrosom sel epitel tiroid.

 Sudah tersedia uji aglutinasi dengan


menggunakan sel darah merah coklat
yang dilapisi oleh antigen spesifik,
atau potongan jaringan tiroid untuk
pewarnaan imunofluorosensi tidak
langsung

(Sacher, R.A. 200


PENGUKURAN AKTIVITAS
HORMON TIROID
D. Globulin Pengikat Tiroksin Dan Hormon Bebas

Konsentrasi protein pengikat memengaruhi kadat


T3 dan T4 serum, tetapi status tiroid fisiologik
tercermin hanya oleh jumlah hormon aktif bebas
yang ada.

Apabila kadar T3 atau T4 total abnormal  perlu


mengevaluasi protein pengikat- tiroid yang
utama, TBG.

Kadar TBG dapat diukur secara langung dengan


RIA, tetapi uji yang biasanya dilakukan untuk
mengetahui aktivitas TBG adalah uji penyerapan
T3 ( T3 uptake test ).

Uji penyerapan T3 mencerminkan jumlah TBG


yang ada dan jumlah hormon yang melekat
kepadanya ( yaitu derajat saturasi oleh hormon
tiroid )
(Sacher, R.A. 200
PENGUKURAN AKTIVITAS
HORMON TIROID
E. Aktivitas Penyerapan Hormon Tiroid

  Pada prosedur uji penyerapan T3 sejumlah T3 berlabel


radioaktif ditambahkan ke serum yang diperiksa.

Hormon tiroid endogen biasanya tidak menyebabkan


penjenuhan TBG, sehingga tersedia tempat – tempat
pengikatan yang dapat bereaksi dengan T3 reagen T3
berlabel mengikat TBG ke suatu tingkat yang berbanding
terbalik jumlah hormon endogen yang sudah terikat.

Apabila kadar T endogen rendah, banyak tempat di TBG


yang akan bebas bereaksi dengan berlabel, apabila
terdapat banyak , hanya sedikit terdapat di TBG yang
tersedia untuk mengikat berlabel

(Sacher, R.A. 200


PENGUKURAN AKTIVITAS
HORMON TIROID
E. Aktivitas Penyerapan Hormon Tiroid (lanjutan….)

 • Hasil pemeriksaan ditentukan oleh jumlah berlabel


yang tersisa setelah semua tempat yang tersedia di
TBG ditempati.

• Residu radioaktivitas yang tinggi menunjukkan bahwa


kadar hormone endogen tinggi dan hanya tersedia
sedikit tempat di TBG yang dapat mengikat berlabel
radioaktif.

• Radioaktivitas yang rendah berarti bahwa banyak


tempat pengikat yang tidak ditempati oleh homron
endogen sehingga dapat ditempati oleh berlabel
radioaktif.

• Pada hipertiroidisme penyerapan dan


memperlihatkan angka yang tinggi, pada
hipotiroidisme memperlihatkan angka yang rendah.

(Sacher, R.A. 200


Pemeriksaa
n T3
Pengukurannya dapat menentukan adanya varian pada
kelainan hipertiroid pada pasien tirotoksik dengan
peningkatan kadar T3 namun T4 nya normal, juga dapat
digunakan untuk monitoring pasien hipertiroid yang
sedang mendapatkan terapi maupun pasien yang telah
berhenti menggunakan obat anti tiroid, dan sangat
bermanfaat untuk membedakan pasien eutiroid dan
hipertiroid.

Peningkatan T3 tanpa adanya peningkatan T4 kebanyakan


merupakan gejala awal dari tirotoksikosis rekuren pada
pasien yang telah mendapat terapi.

Jika peningkatan T3 diikuti oleh peningkatan TBG dan


T4, maka perubahan ini tidak menggambarkan adanya
kelainan tiroid

(Wirawati, I.A.P, 201


Pemeriksaa Metode
n T3 ECLIA
Cara
PRIN Ke r j a
1. Inkubasi pertama: 15 μl sampel, antibodi spesifik T3
SIP dilabel dengan komplek ruthenium
Pemeriksaan T3
2. Inkubasi kedua: setelah ditambahkan T3 berlabel biotin
metode ECLIA
dan mikropartikel yang dilapisi streptavidin, komplek
menggunakan yang terbentuk berikatan dengan fase solid melalui
prinsip interaksi biotin dengan streptavidin.
kompetitif
dengan waktu 3. Campuran reaksi diaspirasi dalam cell pengukur dimana
pemeriksaan mikropartikel secara magnetic ditangkap pada
selama 18 menit. permukaan elektroda. Substansi yang tidak berikatan
dibuang melalui Procell. Aplikasi voltase (tegangan) pada
elektroda kemudian menginduksi emisi chemiluminescent
HASIL : yang diukur oleh photomultiplier.
Rentang nilai untuk T3
adalah 1.3 – 3.1 nmol/L 4. Hasil ditetapkan melalui kurva kalibrasi yang merupakan
atau 0.8-2.0 ng/mL. instrument yang dihasilkan secara khusus oleh kalibrasi
dengan batas deteksi 2 titik dan master kurva dihasilkan melalui reagen
terendah adalah 0.300 barcode.
nmol/L atau 0.195ng/mL.
Pemeriksaa Metode
n T3 ELFA
Cara
PRIN Ke r j a
SIP 1. Sampel diambil dan di transfer ke dalam SPR yang
Pemeriksaan T3 mengandung antigen T3 berlabel fosfatase alkalin
metode ELFA ( conjugate).
menggunakan
prinsip 2. Kompetisi terjadi antara antigen sampel dan
kompetitif antigen berlabel untuk anti bodi T3 yang melapisi
dengan waktu bagian dalam SPR.
pemeriksaan
selama 40 menit. 3. Kemudian ditambahkan substrat 4-methyl
umbelliferyl fosfat, enzim akan mengkatalisis
reaksi hidrolisis substrat menjadi 4-methyl-
umbelliferon sebagai produk fluoresen

4. Di baca pada panjang gelombang 450 nm.


Pemeriksaa
Metode EIA
n T3
1.Antibodi kedua (gout anti-mouse IgG) dilekatkan pada microwells.

2.Serum pasien, monoklonal antibodi anti T3 dari tikus dan T3


conjugated dengan horseradish peroxidase ditambahkan ke dalam
microwells.

3.Selama inkubasi, anti T3 antibodi tikus akan terikat pada pada antibodi
kedua dalam wells, dan T3 dan conjugated T3 berkompetisi untuk
berikatan dengan antibodi anti T3.

4.Setelah inkubasi 60 menit pada suhu kamar, wells dicuci 5 kali dengan
air untuk menghilangkan konjugat T3 yang tidak terikat.

5.Kemudian ditambahan larutan substrat TMB dan diinkubasi selama 20


menit, sehingga timbul warna biru.

6.Pembentukan warna biru dihentikan dengan menambahkan stop solution


dan absorbans diukur secara spektrofotometrik pada 450 nm.
lanjutan………
Pemeriksaa
Metode EIA
n T3
PERHITU 1. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan
jumlah enzim yang ada dan berbanding terbalik dengan
NGAN jumlah T3 yang tak berlabel, selanjutnya kadar T3 dalam
HASIL sampel dapat dihitung berdasarkan pemeriksaan standar
dengan cara yang sama.

2. Hitung rata-rata absorbans (A450) untuk tiap set


standar, control dan sampel.

3.Buat kurva standar dengan meletakkan mean absorbans


yang diperoleh untuk tiap standar terhadap
konsentrasinya dalam ng/mL pada kertas gambar linear,
absorbans pada garis vertikal (sumbu y) dan konsentrasi
pada garis horizontal (sumbu x)

4. Konsentrasi T3 dalam ng/mL ditentukan dengan


memasukkan nilai absorbans tiap sampel ke dalam kurva
standar.
Pemeriksaa
Metode EIA
n T3
Prinsip
Pemeriksaannya?
#important to
be noted
• Range T3 pada individu
normal berkisar 0,6-1,85
ng/mL.

• Pada umumnya, kadar T3


total dalam serum cenderung
pararel dengan TBG.

• Konsentrasi minimal yang


dapat terdeteksi adalah 0,2
ng/mL.
Pemeriksaa
n T4
Kadar T4 dalam darah secara langsung dipengaruhi oleh jumlah dan
aktivitas protein pengikat tiroid; jumlah protein yang ada, afinitasnya
terhadap hormon dan adanya hormon eksogen atau obat lain yang
berikatan dengan protein semuannya akan mempengaruhi jumlah total
yang diukur. (Sacher. 2004).

Kombinasi kadar T4 yang tinggi dan RAIU yang rendah  kecurigaan


bahwa pasien mengobati dirinya sendiri (Sacher. 2004).

Pengukuran T4 total dengan immunoassay  metode skrining yang


paling memungkinkan dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya
gangguan tiroid pada pasien.

Peningkatan kadar T4 ditemukan pada hipertiroidisme karena Grave’s


disease dan Plummer’s disease pada akut dan subakut tiroiditis.

Kadar T4 yang rendah berhubungan dengan hipotiroidisme kongenital,


myxedema, tiroiditis kronis (Hashimoto’s disease) dan beberapa
kelainan genetik (Wirawati, I.A.P, 2017).
Pemeriksaa Metode
n T4 ECLIA
Cara
PRIN Ke r j a
SIP 1. Inkubasi pertama: 15 ul sampel, dan antibodi spesifik t4
yang dilabel dengan komplek ruthenium
Pemeriksaan T4
metode ECLIA 2. Inkubasi kedua: setelah ditambahkan biotin dan
menggunakan mikropartikel yang dilapisi streptavidin, komplek yang
prinsip terbentuk berikatan dengan fase solid melalui interaksi
biotin dengan streptavidin.
kompetitif
dengan waktu 3. Campuran reaksi diaspirasi dalam cell pengukur dimana
pemeriksaan mikropartikel secara magnetic ditangkap pada
selama 18 menit. permukaan elektroda. Substansi yang tidak berikatan
dibuang melalui procell. Aplikasi voltase (tegangan) pada
HASIL : elektroda kemudian menginduksi emisi chemiluminescent
Rentang nilai untuk T4 yang diukur oleh photomultiplier.
adalah 64 - 164 nmol/L
atau 4.8-12.7 μg/mL. 4. Hasil ditetapkan melalui kurva kalibrasi yang merupakan
dengan batas deteksi instrument yang dihasilkan secara khusus oleh kalibrasi
terendah adalah 5.40 2 titik dan master kurva dihasilkan melalui reagen
nmol/L atau 0.420 ng/mL. barcode.
Pemeriksaa
Metode EIA
n T4
Prinsip
Pemeriksaannya?
Pemeriksaa Metode
n T3 ELFA
Cara
PRIN Ke r j a
SIP 1. Sampel diambil dan di transfer ke dalam SPR yang
Pemeriksaan T4 mengandung antigen T3 berlabel fosfatase alkalin
metode ELFA ( conjugate).
menggunakan
prinsip 2. Kompetisi terjadi antara antigen sampel dan
kompetitif antigen berlabel untuk anti bodi T3 yang melapisi
dengan waktu bagian dalam SPR.
pemeriksaan
selama 40 menit. 3. Kemudian ditambahkan substrat 4-methyl
umbelliferyl fosfat, enzim akan mengkatalisis
reaksi hidrolisis substrat menjadi 4-methyl-
umbelliferon sebagai produk fluoresen

4. Di baca pada panjang gelombang 450 nm.


Pemeriksaa
Metode EIA
n T4
1. Antibodi anti T4 dilekatkan pada microtiter wells.
2. Serum pasien dan T4 yang telah dilabel dengan
horseradish peroxidase ditambahkan ke dalam
microtiter wells.
3. Selama inkubasi, T4 dan T4 yang telah dilabel enzim
akan berkompetisi untuk berikatan dengan dengan
antibodi anti T4.
4. Setelah inkubasi selama 60 menit pada suhu kamar,
wells dicuci 5 kali dengan air untuk menghilangkan T4
berlabel enzim yang tidak terikat.
5. Larutan substrat TMB ditambahkan dan diinkubasi
selama 20 menit, sehingga terbentuk warna biru.
6. Pembentukan warna biru dihentikan dengan
menambahkan stop solution dan absorbans diukur
secara spektrofotometrik pada 450 nm.
lanjutan………
Pemeriksaa
Metode EIA
n T4
PERHITU 1.Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan
jumlah enzim yang ada dan berbanding terbalik dengan
NGAN jumlah T4 yang tak berlabel, selanjutnya kadar T4 dalam
HASIL sampel dapat dihitung berdasarkan pemeriksaan standar
dengan cara yang sama.

2. Hitung rata-rata absorbans (A450) untuk tiap set


standar, control dan sampel.

3.Buat kurva standar dengan meletakkan mean absorbans


yang diperoleh untuk tiap standar terhadap
konsentrasinya dalam ng/mL pada kertas gambar linear,
absorbans pada garis vertikal (sumbu y) dan konsentrasi
pada garis horizontal (sumbu x)

4. Konsentrasi T4 dalam ng/mL ditentukan dengan


memasukkan nilai absorbans tiap sampel ke dalam kurva
standar.
#important to
be noted
• Kadar T4 rentang antara
5,0 - 13,0 ng/mL.
• Direkomendasikan agar
setiap laboratorium
menentukan kadarnya
sendiri disesuaikan dengan
keadaan geografis dan
populasi yang ada.
• Konsentrasi minimal yang
dapat terdeteksi adalah
0,4 ng/mL.
Pemeriksaa
n f T4
Hanya 0,03% T4 yang bebas, disebut sebagai Free
T4 (fT4) yang merupakan metabolit aktif, sehingga
pemeriksan kadar fT4 menjadi indikator dari status
tiroid pasien

Hipotiroidisme primer menyebabkan produksi T4


oleh kelenjar tiroid berkurang, sehingga kadar fT4
yang ada di sirkulasi juga rendah.

Hipertiroidisme primer mengakibatkan produksi T4


yang berlebihan sehingga kadar fT4 meningkat

fT4 diperiksa  untuk mengetahui secara langsung


adanya keseimbangan antara T4 dan T4 yang terikat
TBG dalam serum
Pemeriksaa Metode
n fT4 ECLIA
Cara
PRIN Ke r j a
SIP 1. Inkubasi pertama: 15 ul sampel, dan antibodi spesifik T4
yang dilabel dengan komplek ruthenium
Pemeriksaan fT4
metode ECLIA 2. Inkubasi kedua: setelah ditambahkan biotin dan
menggunakan mikropartikel yang dilapisi streptavidin, komplek yang
prinsip terbentuk berikatan dengan fase solid melalui interaksi
biotin dengan streptavidin.
kompetitif
dengan waktu 3. Campuran reaksi diaspirasi dalam cell pengukur dimana
pemeriksaan mikropartikel secara magnetik ditangkap pada
selama 18 menit. permukaan elektroda. Substansi yang tidak berikatan
dibuang melalui Procell. Aplikasi voltase (tegangan) pada
HASIL : elektroda kemudian menginduksi emisi chemiluminescent
Rentang nilai untuk fT4 yang diukur oleh photomultiplier.
adalah 12 – 22 pmol/L
atau 0.93 – 1.7ng/dL, 4. Hasil ditetapkan melalui kurva kalibrasi yang merupakan
dengan batas deteksi instrument yang dihasilkan secara khusus oleh kalibrasi
terendah adalah 0.300 2 titik dan master kurva dihasilkan melalui reagen
pmol/L atau 0.023ng/dL. barcode.
Pemeriksaa Metode
n fT4 ELFA
Cara
PRIN Ke r j a
SIP 1. Sampel diambil dan di transfer ke dalam SPR yang
Pemeriksaan
mengandung antigen fT4 berlabel fosfatase
TSH metode
alkalin ( conjugate).
ELFA
menggunakan
2. Kompetisi terjadi antara antigen sampel dan
prinsip
antigen berlabel untuk antibodi fT4 yang melapisi
kompetitif
bagian dalam SPR.
dengan waktu
pemeriksaan
3. Kemudian ditambahkan substrat 4-methyl
selama 40 menit.
umbelliferyl fosfat, enzim akan mengkatalisis
reaksi hidrolisis substrat menjadi 4-methyl-
umbelliferon sebagai produk fluoresen

4. Di baca pada panjang gelombang 450 nm.


Pemeriksaa
Metode EIA
n fT4
1. Pemeriksaan fT4 menggunakan prinsip solid phase competitive enzyme
immunoassay.
2. Sampel serum pasien, standar dan Thyroxine Enzyme Conjugate Working
Reagent ditambahkan pada well yang telah di-coated dengan antibodi monoklonal
anti T4.
3. fT4 yang ada pada spesimen pasien dan T4 berlabel conjugate akan berkompetisi
untuk berikatan dengan antibodi.
4. Setelah inkubasi selama 60 menit pada suhu kamar, wells dicuci untuk
menghilangkan T4 conjugate yang tidak terikat.
5. Larutan H2O2/TMB ditambahkan dan diinkubasi selama 20 menit hinggga
terbentuk warna biru.
6. Pembentukan warna biru dihentikan dengan menambahkan 3N HCl dan absorbans
dibaca secara spektrofotometrik pada 450 nm.
7. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan jumlah enzim yang ada dan
berbanding terbalik dengan jumlah fT4 pada sampel.
Pemeriksaa
Metode EIA
n fT4
Prinsip
Pemeriksaannya?
#important to
be noted
• Rentang kadar fT4 antara 0,8 - 2,0 ng/dL.

• Perubahan konsentrasi serum binding protein pada


umumnya akan menyebabkan perubahan yang sama
pada konsentrasi T4 total, sedangkan kadar fT4
yang secara fisiologis aktif tetap tidak berubah
pada individu yang eutiroid.

• Pemeriksaan konsentrasi fT4 dapat memberikan


penilaian yang lebih akurat untuk penilaian status
tiroid daripada pemeriksaan T4 total.

• Peningkatan konsentrasi fT4 mengindikasikan


hipertiroidisme dan konsentrasi yang rendah
mengindikasikan hipotiroidisme.
IMPLIKASI KLINIK
ABNORMALITAS TIROID
Hipertiroidi
sme
 Pada sebagian besar tipe hipertiroid T3
dan T4 tinggi disertai peningkatan
penyerapan T3 dan T4 bebas atau
tiroksin bebas yang sangat tinggi.

 Kadar TSH tertekan sampai tidak


dapat terukur.

 Yang tidak ada adalah penurunan


aktivitas tiroid yang seharusnya
terjadi setelah pemberian hormon
tiroid eksogen.

 Banyak pasien penyakit graves memiliki


TSIg dalam serum, tetapi kadar TSIg
yang diukur dan status hormonal
fungsional tidak berkembang baik (Sacher, R.A. 2004
IMPLIKASI KLINIK
ABNORMALITAS TIROID
Hipotiroidi
sme
T4 (protein bound thyroxine),
rendah, T4 total normal : 5-
11 µg/dl

TSH (thyroid stimulating


hormon), meningkat. Normal :
0,4-6 µU/ml

FT4 (tiroksin bebas), rendah.


Normal : 9-24 pmol/l

(Soedarto, 2002)
IMPLIKASI KLINIK
ABNORMALITAS TIROID
Tiroidistis

Pengukuran T3 biasanya memperlihatkan hasil


normal saat penyakit pertama kali muncul tetapi
bahkan pada tahap ini biasanya terjadi
kerusakan folikel sehingga iodium nonhormonal
masuk kedalam sirkulasi.

Pengukuran PBI mungkin bermanfaat apabila


kita mencurigai hal ini, PBI yang tinggi disertai
nilai T4 yang normal atau rendah mengisyaratkan
adanya gangguan folikel

(Sacher, R.A. 2004


IMPLIKASI KLINIK
ABNORMALITAS TIROID
Sakit
Eutiroid

Jumlah T4 yang
didelodinasi menjadi T3
turun secara bermakna

(Sacher, R.A. 2004

Anda mungkin juga menyukai