Anda di halaman 1dari 41

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM SARAF PUSAT DAN


OTONOM
Oleh :
1. JUNIDA APNI (1101045)
2. MELATI RISMAN (1601026)
3. NURDINA PUTRI (1601033)
4. SISKA MUHARANI (1601050)
5. SUCI RIZKY AULIA R. (1601052)
Sistem saraf
• Sistem saraf adalah suatu
jaringan saraf yang kompleks,
sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang
lain
• Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan
lingkungan lainnya.
Comparison of Divisions
Pembagian pada
sistem saraf
Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh


kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau
gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi
penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum
tulang belakang.
Meninges
Meninges merupakan membran yang melindungi
otak dan susmsum tulang belakang. Meninges dari dalam
keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter, arachnoid,
dan durameter
Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang


menyelimuti sistem saraf pusat. Lapisan ini banyak
sekali mengandung pembuluh darah. sehingga
berperan dalam menyalurkan oksigen dan zat makanan
serta mengeluarkan sisa metabolisme.

2. Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada


di antara piamater dan duramater.

3. Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan


tengkorak. Antara lapis araknoid dan pia mater terdapat
rongga yang disebut dengan rongga subaraknoid, Yaitu
berisi cairan yang disebut cairan serebrospinal
Cairan Serebrospinal
FUNGSI :

memberikan dukungan mekanik pada otak dan


bekerja seperti jaket pelindung dari air. Cairan ini
mengontrol eksitabilitas otak dengan mengatur komposisi
ion, membawa keluar metabolit-metabolit (otak tidak
mempunyai pumbuluh limfe), dan memberikan beberapa
perlindungan terhadap perubahan-perubahan tekanan
(volume venosus volume cairan cerebrospinal).
Otak dan sumsum tulang belakang memiliki substansi pokok,
yaitu:
• Substansi abu-abu (substansi grissea/gray matter), berwarna
abu-abu dan merupakan kumpulan badan sel.
• Substansi putih (substansi alba/white matter), berwarna putih
dan merupakan kumpulan serabut saraf.
OTAK
OTAK DEPAN
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan
hipotalamus.

A. CEREBRUM (OTAK BESAR)

• Merupakan bagian terbesar dari otak manusia.


• Terdapat 2 hemisfer yg tampak simetris tetapi struktur & fungsinya
berbeda.

1. hemisfer kanan: mengontrol tangan kiri, pengenalan terhadap


musik & artistik, ruang & pola persepsi, pandangan & imajinasi.
2. hemisfer kiri: mengontrol tangan kanan, bahasa lisan & tulisan,
ketrampilan numerik & saintifik, & penalaran

• Permukaan hemisfer tampak berbentuk tonjolan (gyrus) & lekukan


(sulcus); lekukan yg dalam disebut fissura.
• Tiap hemisfer dibagi menjadi 4 lobus: lobus frontal, lobus parietal,
lobus oksipital, & lobus temporal
LOBUS DI CEREBRUM
Fungsi dari masig-masing lobus di cerebrum:

• Temporal, berperan dalam mengolah informasi suara.


• Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls
cahaya dari penglihatan.
• Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari kulit
serta berhubungan dengan pengenalan posisi tubuh.
• Frontal, merupakan bagian yang penting dalam proses
ingatan dan perencanaan kegiatan manusia.
TALAMUS DAN HIPOTALAMUS
B. TALAMUS

Fungsi:
• sbg stasiun relay & pusat integrasi sinaps untuk
pengolahan awal semua input sensori menuju korteks
• menyaring sinyal-sinyal tak bermakna
• bersama batang otak & area asosiasi mengarahkan
perhatian kita ke rangsangan yang menarik
• Menentukan kesadaran kasar bbg sensasi ttp tdk dpt
membedakan lokasi & intensitas
• Memperkuat perilaku motorik volunter yang dimulai oleh
korteks
C. HIPOTALAMUS

• Merupakan area terpenting dlm pengaturan lingkungan


internal tubuh (homeostasis)
• Mengontrol suhu tubuh, rasa haus & pengeluaran urin,
lapar & kenyang, sekresi hormon-hormon hipofisis
anterior, menghasilkan hormon-hormon hipofisis posterior,
kontraksi uterus & pengeluaran ASI.
• Merupakan pusat koordinasi sistem saraf otonom utama
• Berperan dalam pola perilaku & emosi (respons takut &
berani; perilaku seksual)
OTAK TENGAH
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak.

berfungsi :
- dalam sinkronisasi pergerakan kecil,
- pusat relaksasi dan motorik,
- serta pusat pengaturan refleks pupil pada mata.

Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar


(cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang
berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata. Pada bagian otak
tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang mengontrol
pergerakan lembut.
Jika terjadi kerusakan pada bagian ini, orang akan
mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi, bagian
otak tengah banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
OTAK BELAKANG
OTAK BELAKANG

Otak belakang meliputi jembatan Varol (pons


Varolii), sumsum lanjutan (medula oblongata), dan otak
kecil (serebelum). Ketiga bagian ini membentuk batang
otak.

A. JEMBATAN VAROL
Jembatan Varol berisi serabut saraf yang
menghubungkan lobus kiri dan otak kanan kecil, serta
menghubungkan otak kecil dengan korteks otak besar.
B. CEREBELUM

Serebelum membandingkan antara informasi yg


diterima dari pusat pengontrolan yg lebih tinggi ttg apa yg
sebaiknya otot lakukan & sistem saraf perifer ttg apa yg
otot lakukan  memberi sinyal umpan balik untuk
mengoreksi gerakan  dikirim ke serebrum melalui
thalamus  gerakan yg lebih halus, cepat, terkoordinasi, &
terampil; mempertahankan posisi & keseimbangan
Fungsi cerebelum
(1) Menerima perintah gerakan terencana bds informasi dr
korteks motorik & ganglia basal mll nukleus di Pons
(2) Menerima gerakan nyata
• dari reseptor propriosepsi melalui traktus spinoserebellar
anterior & posterior
• dari reseptor vestibular di telinga melalui traktus
vestibulocerebellar
• dari mata
(3) Membandingkan sinyal umum (perintah untuk bergerak)
dgn informasi sensorik (gerakan nyata)
(4) Mengirimkan umpan balik berupa sinyal korektif ke nukleus
di batang otak & korteks motorik mll thalamus
Medula Oblongata
Fungsinya:

• Pusat pengaturan jantung:


cardioaccelerator center  meningkatkan denyut &
kekuatan kontraksi jantung (mll saraf simpatis) &
cardioinhibitori center  menurunkan denyut jantung ke
pacemaker N.vagus (saraf parasimpatis)
• Pusat vasomotor  mengontrol diameter pembuluh darah
mll saraf simpatis dlm pengaturan tekanan darah
• Pusat refleks nonvital  refleks menelan, muntah, batuk,
bersoin, & tersedak
Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Secara anatomis, sumsum tulang belakang
merupakan kumpulan sistem saraf yang dilindungi oleh
ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau
biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan
sistem saraf dari dan ke otak. Secara rinci, ruas-ruas
tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang
ini adalah sebagai berikut:
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang
saraf spinalis yang terdiri dari 7 pasang dari segmen
servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang dari
segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan 1
pasang dari segmen koxigeus
Saraf Tepi
Sistem saraf sadar

Dua belas saraf tersebut meliputi:


• Tiga pasang saraf sensori, yaitu nomor I, II, dan VIII
• Lima pasang saraf motor, yaitu saraf III, IV, VI, XI, dan XII
• Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu
saraf nomor V, VII, IX, dan X.
Gambar Saraf kranial dan letaknya.
Sistem saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf
yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf tulang
punggung melayani reseptor dan efektor lain (selain
reseptor dan efektor yang disarafi oleh otak). Berdasarkan
asalnya, saraf tersebut dibedakan atas 8 pasang saraf
leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf
pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Sistem saraf tak sadar
parasimpatis
Sistem saraf parasimpatis
Jika datang impuls yang melewati nilai ambang batas akan
terjadi peningkatan permeabilitas membran sel saraf
Jika impuls belum melewati nilai ambang rangsang, sel saraf
berada dalam keadaan istirahat (dalam sel bermuatan (–) dan
dalam sel (+) ).
Jika impuls melewati nilai ambang rangsang terjadi pertukaran
ion melalui kanal masing-masing sehingga bagian dalam sel
akan bermuatan (+), akibatnya terjadi kenaikan potensial aksi
dimana sel yang dalam keadaan istirahat akan mengalami
depolarisasi
Jika intensitas impuls yang masuk mulai menurun maka
potensial dalam sel akan menurun (repolarisasi).
Selama proses depolarisasi akan terjadi proses biokimia
dalam sel saraf, glukosa akan berdifusi dari luar kedalam
sel untuk diubah jadi asam piruvat seterusnya menjadi
asetil Ko A. Dengan berdifusinya kolin masuk kedalam sel
maka asetil Ko A akan diubah menjadi asetilkolin.
Asetilkolin akan ditransportasikan dengan bantuan enzim
Mg+2 ATP-Ase keujung-ujung saraf dalam bentuk granul-
granul
Ion Ca++ akan masuk kedalam sel sehingga menimbulkan
kontraksi pada ujung saraf, maka asetilkolin akan keluar
menuju reseptornya yakni otot polos (muskarinik) dan otot
rangka (nikotinik).
Sebelum neurotransmiter sampai pada reseptornya,
enzim asetilkolin esterase akan menguraikan asetilkolin
menjadi kolin dan asam asetat. Kolin hasil uraian ini akan
masuk kembali kedalam sel saraf untuk pembentuk
asetilkolin.
Saraf Simpatis
Saraf simpatis berasal dari dalam medula spinalis antara
segmen T-1 dan L-2
Tiap lintasan simpatis terdiri dari serat praganglion dan
pascaganglion
Badan sel neuron praganglion terletak dalam kornu
intermediolateralis m.spinalis.
Serabut praganglion (meninggalkan saraf) ganglion rantai
simpatis (bersinap dengan s. pascaganglion) organ
Banyak s. pascaganglion dalam rantai simpatis berjalan
kembali ke dalam saraf spinal pada semua tingkat medula
spinalis
Serat ini membentang keseluruh bagian tubuh dalam
saraf spinalis yang mengatur pembuluh darah, kelenjar
keringat dan muskulus pilo-erektor rambut.
Sifat khusus ujung saraf simpatis didalam medula
adrenal :

Serabut saraf simpatis praganglion, berjalan tanpa


bersinap dari sel kornu intermediolateral medula spinalis
melalui rantai simpatis, saraf splanikus medula adrenal
(sel khusus mensekresikan epinefrin dan norepinefrin).
Perangsangan pada sistem saraf parasimpatis dan
simpatis akan menimbulkan gejala berikut :

yang dipengaruhi Saraf simpatetik Saraf parasimpatetik

Iris (pupil) Memperbesar pupil Mengecilkan pupil

Bronkus Memperbesar bronkus Mengecilkan bronkus

Jantung Mempercepat detak jantung Memperlambat detak jantung

Konstriksi (memperkecil
Arteri Dilatasi (memperbesar diameter)
diameter)

Kandung kemih Relaksasi kandung kemih Kontraksi kandung kemih

Lambung Menghambat kerja lambung Memacu kerja lambung

Penis Mengontrol ejakulasi Merangsang ereksi


Neurontransmiter pada sistem saraf
neurotransmiter saraf fungsi
asetilkolin Saraf simpatik Mengendalikan kontraksi
otot dan pembentukan
ingatan
norepinefrin Saraf parasimpatik Proses-proses mental
yang terlibat dalam beljar
dan ingatan
dopamin Saraf pusat Mengatur kontraksi otot
dam proses-proses
mental yang meliputi
beljar, ingatan dan emosi
serotonin Saraf pusat Pengatur konsisi mood,
kepuasan dan tidur
TERIMAKASIH
Epinefrin merupakan salah satu hormon yang berperan
pada reaksi stres jangka pendek. Epinefrin disekresi oleh kelenjar
adrenal saat ada keadaan gawat ataupun berbahaya. Di dalam
aliran darah epinefrin dengan cepat menjaga kebutuhan tubuh
saat terjadi ketegangan, atau kondisi gawat dengan memberi
suplai oksigen dan glukosa lebih pada otak dan otot. Selain itu
epinefrin juga meningkatkan denyut jantung, stroke volume,
dilatasi dan kontraksi arteriol pada gastrointestinal dan otot
skeleton.
• Epinefrin akan meningkatkan gula darah dengan jalan
meningkatkan katabolisme dari glikogen menjadi glukosa di
hati dan saat bersamaan menurunkan pembentukan lipid dari
sel-sel lemak. Epinefrin memiliki banyak sekali fungsi di
hampir seluruh tubuh, diantaranya dalam mengatur konsentrasi
asam lemak, konsentrasi glukosa darah, kontrol aliran darah
ginjal, mengatur laju metabolisme, kontraksi otot polos,
termogenesis kimia, vasodilatasi, vasokonstriksi, dll. (Feriawati
: 2006)
• 1. Reseptor α adrenergik
• Dibedakan lagi menjadi α1 dan α2

• 2. Reseptor β adrenergik
• Dibedakan menjadi β1, β2, β3
• Pada prinsipnya, pembagian tipe dan sub tipe didasarkan atas selektivitas
agonis, ekspresinya dalam organ tubuh serta transduksi sinyal aksinya

• Reseptor α1 adrenergik terdapat pada organ pembuluh darah


• Reseptor α2 bekerja pada hati, berperan dalam inhibisi pelepasan insulin
• Reseptor β1 adrenergik terdapat pada organ jantung
• Reseptor β2 adrenergik terdapat pada otot polos bronkus dan pembuluh
darah otot skeletal
• Reseptor β3 adrenergik terdapat pada jaringan adiposa

Anda mungkin juga menyukai