KELAS : S1 VI B
Dosen Pengampu :
Defenisi Hipersensitivitas
Klasifikasi Hipersensitivitas
Penyakit Hipersensitivitas
Terapi Hipersensitivitas
DEFINISI HIPERSENSITIVITAS
Berdasarkan Tipe II
Mekanisme GELL dan
Coombs Tipe III
Tipe IV
REAKSI CEPAT REAKSI INTERMEDIAT REAKSI LAMBAT
1. Fase sensitasi yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan igE sampai diikat silang oleh
reseptor spesifik pada permukaan sel mast atau basofil.
2. Fase aktivasi yaitu waktu yang diperlukan antara pajanan ulang dengan antigen yang spesifik dan
sel mast atau basofil melepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi. Hal ini terjadi
oleh ikatan silang antara antigen dan igE.
3. Fase efektor yaitu waktu terjadi respons yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator
mediator yang dilepas sel mast atau basofil dengan aktivitas farmakologik.
G a mb ar 2 - 5 . Ika t a n Si l a n g A n t ara A n t ig en Da n Ig E Ya n g M e n g aktif kan Se l M a s t
M e l a lu i F c e R I
MANIFESTASI KLINIS HIPERSENSITIVITAS TIPE 1 (REAKSI ALERGI)
• Reaksi sitotoksik atau sitolitik, terjadi karena di bentuk antibodi jenis IgG atau IgM
terhadap antigen yang merupakan bagian sel pejamu.
• Reaksi di awali oleh reaksi antara antibodi dan determinan antigen yang
merupakan bagian dari membran sel tergantung apakah komplemen atau molekul
asesori dan metabolisme sel dilibatkan.
• Reaksi hipersensitivitas di perantarai antibodi Antibody Dependent Cellular
Cytotoxicity (ADCC)
Manifestasi klinis yang ditemukan dengan mekanisme hipersensitivitas tipe II sitotoksik,
yaitu :
Reaksi Tranfusi
Anemia Hemolitik
• Dalam keadaaan normal kompleks imun dalam sirkulasi diikat dan di angkut eritrosit ke hati
• Pada umumnya kompleks yang besar dapat dengan mudah dan cepat di musnahkan oleh
makrofag dalam hati. Kompleks kecil dan larut sulit untuk dimusnahkan, karena itu dapat lebih
lama berada dalam sirkulasi. Diduga bahwa gangguan fungsi fagosit merupakan salah satu
penyebab mengapa kompleks tersebut sulit di musnahkan. Meskipun kompleks imun berada di
dalam sirkulasi untuk jangka waktu lama, biasanya tidak berbahaya. Permasalahan akan timbul
bila kompleks imun tersebut mengendap di jaringan
Mekanisme Reaksi Tipe 3
KERUSAKAN JARINGAN SEBAGAI AKIBAT ADANYA PENGENDAPAN KOMPLEKS IMUN BERLANGSUNG PADA 4
TAHAP :
• Faktor humoral seperti komplemen atau enzim fagosit dan faktor selular
3 akan berkumpul di daerah pengendapan
Terapi
Hipersensitifitas
TERAPI NON FARMAKOLOGI
•Epinefrin
•NSAIDs
•Antihistamin
•Kortikosteroid
•Teofilin
CON’T