Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN

UMKM DI LUAR
INDONESIA
Anggota Kelompok 5 :
Aulia Hana Zikrina
C1C017080
Anisa Apriliani C1C018029
Amelia Satriani C1C018063
Yoel Silver C1C018087
Yumna Risky Aprilia
C1C018112
PENGERTIAN
UMKM
UMKM adalah suatu usaha
perdagangan yang dikelola
oleh perorangan atau
badan usaha yang dalam
hal ini termasuk juga
sebagai kriteria usaha
dalam lingkup kecil atau
juga mikro
UMKM Menurut UU 20 Tahun 2008
Usaha mikro, dengan kriteria memiliki aset maks Rp
50juta, dengan omzet maks Rp 300 juta
Usaha kecil, dengan kriteria memiliki aset antara Rp 50
juta sampai Rp 500 juta, dengan omzet antara Rp 300
juta sampai Rp 2,5 miliar
Usaha menengah, dengan kriteria aset antara Rp 500 juta
sampai Rp 10 miliar, dengan omzet antara Rp 2,5 miliar
sampai Rp 50 miliar
UMKM Menurut Bank Dunia
Medium Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan maks 300
orang, pendapatan setahun hingga sejumlah $15 juta, jumlah
aset hingga sejumlah $15 juta
Small Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan kurang dari
30orang, pendapatan setahun tidak melebihi $3 juta, jumlah aset
tidak melebihi $3 juta
Micro Enterprise, dengan kriteria jumlah kurang dari 10 orang,
pendapatan setahun tidak melebihi $100 ribu, jumlah aset tidak
melebih $100 ribu
PERKEMBANGAN UMKM
DILUAR INDONESIA
UMKM di negara berkembang, sering
dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi Di malaysia, peran UMKM sangatlah
dan sosial dalam negeri seperti tingginya penting dan tidak bisa dipandang sebelah
tingkat kemiskinan, besarnya jumlah mata dalam kontribusi pendapatan
pengangguran, ketimpangan distribusi negara. Produk Domestik nyata Bruto
pendapatan, proses pembangunan yang tidak (PDB) dari UMKM secara konsisten
merata antara daerah perkotaan dan menunjukkan hasil yang memuaskan
perdesaan, serta masalah urbanisasi. terhadap ekonomi secara keseluruhan,
Perkembangan UMKM diharapkan dapat meningkat dengan rata-rata tahunan
memberikan kontribusi positif yang tingkat pertumbuhan 6,8% dibandingkan
signifikan terhadap upaya-upaya 4,9% untuk pertumbuhan ekonomi secara
penanggulangan masalah-masalah tersebut di keseluruhan pada periode 2004 - 2010.
atas.
Indonesia Malaysia Jepang
Akses permodalan Pemerintah Indonesia melalui kebijaksanaannya telah Pemerintah Malaysia memberikan fasilitas Dalam akses permodalan ke bank UMKM Jepang selalu
berupaya menyediakan berbagai skema kredit dan bantuan pembiayaan kredit bunga murah kepada para didampingi oleh konsultan, karena semua usaha yang
permodalan yang dibutuhkan UMKM. Namun kenyataan UKM. Skema pinjaman beragam, ada beri bunga didirian di sana harus didampingi konsultan sejak awal
dilapangan menunjukkan bahwa kredit permodalan yang sesuai bunga pasar, ada juga yang lebih rendah. karena usaha ini akan berhubungan dengan pihak bank
disediakan Pemerintah tersebut sulit didapatkan oleh Pemerintah memberikan bungan insentif sebesar sebagai penyedia jasa keuangan.Tentang penjaminan dan
pengusaha kecil. 2% bunga yang ada di Jepang, penjaminan akan dilakukan
oleh pemerintah dengan bunga pinjaman 1 % per tahun.

Akses teknologi dan Sebagian besar UMKM di Indonesia masih dihadapkan UMKM Malaysia dalam akses terhadap teknologi UMKM jepang memliki kemampuan teknologi yang
kendala informasi yang terbatas dan lemahnya akses terhadap dan informasi masih mengalami kendala yang sangat maju, sehingga mampu mengembngkan produksi
informasi informasi. Minimnya informasi yang diketahui oleh UKM, sama dengan UMKM di negara lain, yaitu lebih produktif, efisien dan dapat meningkatkan mutu
sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap kompetisi dari teknologi yang tertinggal. produk, sehingga pada akhirnya produk dapat berdaya
produk ataupun jasa dari unit usaha UKM dengan produk lain saing dan bisa menghasilkan nilaii tambah bagi para
dalam hal kualitas. pelaku UMKM.

Akses pasar Para pelaku UMKM di tanah air masih saja kurang memiliki
informasi yang lengkap dan rinci , terkait pasar mana saja
UMKM Malaysia berhasil mengekspor 20% dari
total UMKM di Malaysia. Jumlah UKM di
Produk UMKM Jepang sudah memiliki orientasi ekspor
dengan spesialisasi produknya
yang bis ditembus oleh produk yang dihasilkan. Sebagian Malaysia adalah lebih dari 80% jumlah total
besar para pelaku UMKM belum memanfaatkan fasilitas perusahaan dengan 88% masuk dalam kategori
teknologi informasi seperti internet. small-scale industry dan 12% kategori medium-
scale industry. Produktivitas UKM cukup tinggi,
meskipun sumbangannya, terhadap perekonomian
hanya sebesar 13,8% dari total produksi nasional
dan 17,4% dari segi tenaga kerja.

Produk UMKM Indonesia memiliki masalah terkait lemahnya Sebagian besar UKM masih berkonsentrasi pada UMKM di Jepang sudah melakukan spesialisasi produk,
Inovasi, terutama inovasi produk. Padahal, inovasi menjadi sektor tradisional makanan dan minimum, produk Misalnya hanya membuat busi saja. Sehingga tidak heran
kunci utama memenangkan persaingan. Untuk sektor pangan metal, dan kayu serta produk kayu. Produk UMKM busi kendaraan bermotor seperti Nippon Denso sebagian
misalnya, kemasan produk pangan dari Malaysia jauh lebih Malaysia sudah memiliki sertifikat mutu diambil dari UMKM binaan Nippon Denso sendiri. 
baik dan didesain menarik dibanding produk kita. internasional. Dengan pembagian tugas kerja dan spesialisasi tersebut,
akhirnya sebuah usaha bersama menjadi besar, saling
dukung satu sama lain.

Sumber daya Berbagai latihan ketrampilan, manajemen, dan diklat teknis Sumber daya manusia masih menjadi permasalahan Jepang memiliki Sumber daya manusia yang memiliki
lain sesuai kebutuhan penting diadakan periodik. Dalam di malaysia dalam mengembangkan UMKM, spirit kerja yang tinggi dan berkualitas mampu
manusia jangka pendek, SDM diperkuat dengan pendampingan pemerintah Malaysia lewat melalui perwakilannya menggerakan UMKM pada taraf yang maju, hal ini
terintegrasi. Namun, ada masalah penting dan mendasar yang di seluruh negara bagian memberikan penyuluhan disebabkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki
perlu segera diselesaikan pemerintah, yakni infrastruktur yang dan edukasi kepada UKM. Pemerintah malaysia oleh para pelaku UMKM di jepang. Adanya konsultan-
buruk, pasokan energi yang terbatas, proses perizinan usaha, mengharapkan UMKM di Malaysia harus bisa konsultan yang mendampingi, dan konsultan-konsultan ini
dan kebijakan pajak yang penghambat tumbuhnya usaha membuat produk yang unggul dan inovatif yang telah mendapat rekomendasi dari Departemen pemerintah
bisa bersaing di pasar global. atau ODA sehingga kapasitas konsultannya sudah
terjamin. 
CONTOH
PERKEMBANG
AN UMKM
DILUAR
INDONESIA
Perkembangan UMKM di
DiFilipina
Filipina juga memiliki visi Misi dalam bentuk perencanaan yang
dibuat untuk jangka waktu 7 tahun, dengan harapan akan tercapai.
Pada tahun 2004-2010 merencanakan tentang kekuatan dan
stimulasi kepada usaha mikro,kecil dan menengah untuk dapat
berkontribusi dalam pembangunan suatu negara yang signifikan.
Pada rencana tersebut, di tahun 2010 diharapkan sudah tercapai
terbentuknya factor utama pada pertumbuhan ekonomi Filipina.
Pada 2012 terhitung ada 944.897 perusahaan bisnis yang
beroperasi di Filipina. Dari jumlah tersebut, 99,58% (940.886)
adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan 0,42%
sisanya (4011) adalah perusahaan besar.
Dalam hal ketenagakerjaan, UMKM menghasilkan total 4.930.851 pekerjaan pada tahun
2012 dibandingkan 2.658.740 untuk perusahaan besar. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM
menyumbang hampir 64,97% dari total pekerjaan yang dihasilkan oleh semua jenis
perusahaan bisnis tahun itu. Dari jumlah tersebut, 47,0% atau 2.316.664 pekerjaan yang
dihasilkan oleh usaha mikro; 41, 8% atau 2.061.090 oleh usaha kecil; dan 11,2% atau
553.097 oleh perusahaan menengah.
Kontribusi UMKM terhadap tenaga kerja pada tahun 2012 cukup baik yaitu sebesar 65%
atau sebanyak 4.930.851 pekerjaan. Dari tahun 2008 hingga 2012 semakin meningkat dan
semakin berkontribusi untuk mengurangi pengangguran.
Dengan demikian kondisi UMKM yang paling baik dalam kontribusinya terhadap GDP negara masing-
masing dalam hal ini dipegang oleh Indonesia. Indonesia sebesar 57,4%, lalu Malaysia sebesar 41%,
kemudian Filipina sebesar 35,52%. Namun fokus sektor-sektor UMKM yang diunggulkan lebih baik di
Malaysia, dengan HDI Malaysia yang tinggi dibandingkan Indonesia dan Filipina. Pada usaha menengah,
Malaysia lebih mendapat output pada sektor pertambangan dan penggalian, ini menunjukkan tenaga kerja
Malaysia berpendidikan tinggi. Pada Filipina terdapat masalah pada tenaga kerja yang gajinya tidak
tinggi, bisa juga disebabkan karena lebih rendahnya pendidikan dan HDI negara ini. Intinya UMKM pada
negara berkembang sangat diperlukan karena memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi,
serta keberhasilan UMKM di negara berkembang dapat dikatakan sangat tergantung dari HDI tenaga
kerja itu sendiri. Perlu adanya kesadaran bahwa harus adanya suatu tindakan atau semacam kebijakan
agar UMKM dapat dikembangkan dan dipertahankan ‘pahlawan krisis’ ini, yang tahan guncangan
ekonomi.
Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai