Anda di halaman 1dari 52

“HERNIA UMBILICALIS”

Disusun oleh : sinta merlinda yuni


NIM : 1813020008

Dokter pembimbing :
dr. Esdianto Setiawan, Sp.B.
ANATOMI ABDOMEN
QUADRAN ABDOMEN
• Bagian kanan atas: Hepar dan
kantong empedu.
• Bagian kiri atas: Gastric dan limfa
• Bagian kanan bawah: Cecum,
ascending colon dan usus kecil
• agian kiri bawah: Descending
colon, sigmoid colon, dan usus
kecil
REGIO ABDOMEN
• Hypocondriaca dextra : lobus
kanan hepar, kantung empedu,
sebagian duodenum fleksura
hepatik kolon, sebagian ginjal
kanan dan kelenjar suprarenal
kanan.
• Epigastrica : pilorus gaster,
duodenum, pankreas dan
sebagian hepar.
• hypocondriaca sinistra: gaster, lien,
bagian kaudal pankreas, fleksura
lienalis kolon, bagian proksimal
ginjal kiri dan kelenjar suprarenal
kiri.
• lateralis dextra : kolon ascenden, • Inguinalis dextra : sekum,
bagian distal ginjal kanan, sebagian apendiks, bagian distal ileum dan
duodenum dan jejenum. ureter kanan.
• Umbilicalis : Omentum, • Pubica : ileum, vesica urinaria dan
mesenterium, bagian bawah uterus (pada kehamilan).
duodenum, jejenum dan ileum.
• Inguinalis sinistra : kolon sigmoid,
• Lateralis sinistra : kolon ascenden, ureter kiri dan ovarium kiri.
bagian distal ginjal kiri, sebagian
jejenum dan ileum.
Lapisan Dinding Abdomen
1. Kutis
2. Subkutis
- Fascia superfisial (fascia camper)
- Fascia profunda (fascia scarpa)
3. Otot dinding perut
a. Kelompok ventrolateral
- Tiga otot pipih : Musculus obliquus abdominis eksternus , Musculus obliquus
abdominis internus, Musculus transversus abdominis
- Satu otot vertikal: musculus rectus abdominis
b. Kelompok posterior : musculus psoas major, musculus psoas minor, musculus
iliacus, musculus quadratus lumborum
4. Fascia tranversalis
5. Peritonium
Anatomi Hernia
3 komponen yang selalu ada pada
hernia adalah:
• Kantong hernia (Pada hernia
abdominalis berupa peritoneum
parietalis.
• Isi hernia (usus,omentum, organ
intra ataupun ekstraperitoneal).
• Pintu atau leher hernia (cincin
hernia, lokus minoris dinding
abdomen)
Isi hernia bervariasi, tetapi yang paling sering adalah organ dalam. pada
abdomen isi terbanyak adalah usus halus dan omentum majus. Kemungkinan
lainnya termasuk :
• usus besar dan apendiks
• Divertikulum Meckel
• Vesica Urinaria
• Ovarium – dengan atau tanpa tuba falopi.
• Cairan asites
DEFENISI
Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai
organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang
mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut.
Hernia umbilical adalah : Hernia umbilikalis merupakan penonjolan yang
mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilicus akibat
peninggian tekanan intra abdomen ataupun faktor predisposisi lain.
EPIDEMIOLOGI
• Hernia terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibandingkan wanita.

• Pada pria, 97 % dari hernia terjadi di daerah inguinalis, 2% sebagai hernia femoralis
dan 1% sebagai hernia umbilicalis1. Pada wanita variasinya berbeda, yaitu 50 % terjadi
pada daerah inguinalis, 34 % pada canalis femoralis dan 16 % pada umbilicus.
ETIOLOGI
1. Kelemahan otot dinding abdomen. 3. Faktor lain (kongenital).
• Kelemahan jaringan
• Hernia congenital sempurna, bayi sudah
• Adanya daerah yang luas di area cincin menderita hernia kerena adanya defek pada
umbilical
tempat-tempat tertentu.
• Trauma
• Hernia congenital tidak sempurna, bayi
2. Peningkatan tekanan intra abdominal.
dilahirkan normal (kelainan belum tampak)
• Obesitas tapi dia mempunyai defek pada tempat-
• Mengangkat benda berat tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa
• Mengejan dan Konstipasi bulan (0-1 tahun) setelah lahir akan terjadi
hernia melalui defek tersebut karena
• Kehamilan
dipengaruhi oleh kenaikan tekanan
• Batuk kronik intraabdominal (mengejan, batuk,
• Acites menangis).
Klasifikasi
Hernia berdasarkan terjadinya Hernia aquisita

• hernia dibagi atas hernia bawaan a. Hernia primer : terjadi pada titik lemah
yang terjadi alamiah, seperti pada :
atau kongenital
• truktur yang menembus dinding
1. Sempurna (jelas abdomen : seperti pembuluh darah
defeknya) femoralis yang melalui kanalis femoralis.

2. Tidak sempurna (defek • Otot dan aponeurosis yang gagal untuk


tidak jelas dan saling menutup secara normal, seperti
pada regio lumbal Jaringan fibrosa yang
dioengaruhi tekanan secara normal berkembang untuk
intra abdomen) menutup defek, seperti pada umbiliku
• hernia yang didapat atau aquisita b. Hernia Sekunder : terjadi pada tempat
pembedahan atau trauma pada dinding,
seperti pada laparatomi dan trauma tembus
Hernia berdasarkan letaknya :
• Inguinal
• Femoral
• Umbilical
• Scrotalis
• Epigastrica
• dll
Hernia menurut riwayat alamiah dan komplikasi yang terjadi
• Hernia reponibel

bila isi hernia dapat keluar masuk,


tetapi kantungnya menetap. Isinya
tidak serta merta muncul secara
spontan, namun terjadi bila disokong
gaya gravitasi atau tekanan
intraabdominal yang meningkat.
Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika
berbaring atau didorong masuk
perut, tidak ada keluhan nyeri atau
gejala obstruksi usus.
• Hernia Ireponibel

bila isi kantong tidak dapat direposisi


kembali kedalam rongga perut. Ini
biasanya disebabkan oleh perlekatan
isi kantong pada peritoneum kantong
hernia. Hernia ini disebut hernia
akreta. Dapat juga terjadi karena leher
yang sempit dengan tepi yang kaku
(misalnya pada : femoral, umbilical).
Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun
sumbatan usus. Hernia ireponibel
mempunyai resiko yang lebih besar
untuk terjadi obstruksi dan
strangulasi daripada hernia reponibel
• Hernia obstruksi

Hernia obstruksi berisi usus, dimana


lumennya tertutup. Biasanya
obstruksi terjadi pada leher kantong
hernia. Jika obstruksi terjadi pada
kedua tepi usus, cairan berakumulasi
di dalamnya dan terjadi distensi
(closed loop obstruction). Biasanya
suplai darah masih baik, tetapi lama
kelamaan dapat terjadi strangulasi.
• Hernia Strangulata

Suplai darah untuk isi hernia terputus.


Kejadian patologis selanjutnya adalah
oklusi vena dan limfe;
akumulasi cairan jaringan (edema)
menyebabkan pembengkakan lebih
lanjut ; dan sebagai konsekuensinya
peningkatan tekanan vena.
Terjadi perdarahan vena, dan
berkembang menjadi lingkaran setan,
dengan pembengkakan akhirnya
mengganggu aliran arteri. Jaringannya
mengalami iskemi dan nekrosis.
• Hernia Inflamasi

Isi hernia mengalami inflamasi dengan proses apapun sebagai penyebab pada
jaringan atau organ yang secara tidak normal mengalami hernia, misalnya3 :
1. Apendisitis akut
2. Divertikulum Meckel
3. Salpingitis akut
Hampir tidak mungkin untuk membedakan hernia yang terinflamasi dengan
yang mengalami strangulasi.
Tipe khusus hernia
• Sliding hernia (hernia en glissade)

Hernia ini adalah dimana struktur


extraperitoneal membentuk sebagian
dinding kantong. 5 % dari seluruh hernia
adalah sliding hernia, dan hernia
inguinalis indirek merupakan mayoritas.
Di sebelah kanan, caecum dan colon
ascendens terlibat, sementara di sebelah
kiri, sigmoid dan kolon descendens
ditemukan di dalam sakus. Bagian dari
vesica urinaria dapat masuk ke hernia
inguinalis direk. Insidens sliding hernia
bertambah dengan usia dan lamanya
hernia. Kegagalan untuk mengenali
sliding hernia saat operasi dapat
mengakibatkan kerusakan struktur yang
terlibat
• Hernia Richter

Pada hernia tipe ini, hanya sebagian


dari usus yang terperangkap
(biasanya usus halus). Isi dari
kantung hernia terdiri dari hanya
satu sisi dari dinding usus (selalu
antemesenterik). Bahayanya hernia
ini adalah, usus dapat mengalami
iskemi tanpa perkembangan nyata
dari gejala obstruks
• Hernia-en-W—Maydl’s Hernia

dua loop berdekatan usus kecil


berada dalam kantung hernia dengan
leher ketat. The intervensi bagian
usus dalam perut kehilangan
pasokan darah dan akhirnya menjadi
nekrotik
PATOGENESIS
• Hernia umbilicalis terjadi karena kegagalan orifisium umbilikal untuk menutup.
• Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan
seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar
atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot
abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis
atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau
terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan
kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdominal, kemudian terjadi hernia.
• Karena organ-organ selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung
dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan
kerusakan yang sangat parah. Sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang
terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah
terganggu maka berbahaya dan gangguan menyebabkan ganggren.
• Bila tekanan dari cincin hernia (cincin dari jaringan otot yang dilalui oleh
protusi usus) memotong suplai darah ke segmen hernia dari usus, usus
menjadi terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah karena kecuali
usus terlepas, usus ini cepat menjadi gangren karena kekurangan suplai darah
MANIFESTASI KLINIS
Umum Pada anak - anak

• Berupa benjolan keluar • Anak menangis dan gelisah


masuk/keras dan yang sering
terjadi tampak benjolan pada area • Si kecil akan mudah menangis dan
umbilical. terus menerus terlihat gelisah.
Benjolan di area umbilical tersebut
• Adanya rasa nyeri pada daerah juga akan terlihat hilang timbul
benjolan bila isinya terjepit disertai ketika si kecil menangis.
perasaan mual.
• Rewel
• Terdapat gejala mual dan muntah
distensi bila lelah ada komplikasi. • Demam
• Penonjolan di daerah umbilikalis • Kembung
• Nyeri pada benjolan/bila terjadi • erubahan pola eliminasi BAB
strangulasi.
• Gelisah
• Obstruksi usus yang ditandai
dengan muntah, nyeri abdomen • Dehidrasi
seperti kram dan distensi abdomen.
• Hernia biasanya terjadi/tampak di
• Terdengar bising usus pada atas area yang terkena pada saat
benjolan pasien berdiri atau mendorong
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
• Pada anak dan orang dewasa, benjolan disekitar pusar (umbilical).
• Benjolan timbul pada waktu terjadi peningkatan tekanan intra abdominal,
misalnya mengejan, menangis, batuk, atau mengangkat beban berat. Benjolan
akan menghilang atau mengecil ketika penderita berbaring (reponibilis), tidak
dapat kembali atau tidak menghilang ketika berbaring (irreponibilis).
• Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah
epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada
mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
• Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserata
karena illeus (dengan gambaran obstruksi usus dan gangguan keseimbangan
cairan elektrolit dan asam basa), atau strangulasi karena nekrosis atau
gangrene (akibat adanya gangguan vaskularisasi).
• Faktor-faktor predisposisi, antara lain:
• Pekerjaan (mengangkat-angkat beban berat, atlet angkat besi, tentara, kuli
bangunan, dll)
• Penyakit ataupun gangguan kronis (BPH, stricture urethra, batuk kronis,
ascites, atau susah BAB)
• Faktor usia, semakin tua, otot-otot dinding abdomen semakin lemah.
• - Factor kegemukan (obesitas) dan kehamilan
Pemeriksaan Fisik
(Posisi penderita berdiri dan berbaring)
INSPEKSI
• Tampak benjolan dilipatan umbilical simetris atau asimetris pada posisi
berdiri. Apabila tidak didapatkan benjolan, penderita kita minta untuk
melakukan manuver valsava
• Benjolan berbentuk lonjong (HIL) atau bulat (HIM)
• Tanda-tanda radang ada atau tidak (Cardinal sign)
PALPASI
• Dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, bila tidak tampak benjolan
penderita diminta mengejan atau melakukan manuver valsava.
• Tentukan konsistensinya
• Lakukan reposisi (bisa masuk atau tidak)
• Kompresable umumnya (+)

AUSKULTASI
• Ditemukan suara bising usus (diatas benjolan)
Yang harus dibedakan dalam pemeriksaan fisik
dinding abdomen
Pemeriksaan fisik Khusus hernia
ZIEMAN’S TEST
Penderita dalam keadaan berdiri atau.Bilamana kantong hernia terisi, kita
masukkan dulu kedalam kavum abdomen.Untuk memeriksa bagian
kanan digunakan tangan kanan dan sebaliknya. Test ini dapat dikerjakan
pada penderita laki-laki ataupun perempuan
Dengan jari kedua tangan pemeriksa diletakkan diatas annulus inguinalis
internus ( ± 1,5 cm diatas pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum),
jari ketiga diletakkan pada annulus inguinalis ekternus dan jari keempat
pada fossa ovalis. Penderita disuruh mengejan maka timbul dorongan
pada salah satu jari tersebut diatas.Bilamana dorongan pada jari kedua
berarti hernia inguinalis lateralis, bila pada jari ketiga berarti hernia
inguinalis medialis dan bila pada jari keempat berarti hernia femoralis.
FINGER TEST
Test ini hanya dilakukan pada penderita laki-laki. Dengan menggunakan jari
telunjuk atau kelingking skrotum diinvaginasikan menyelusuri annulus
eksternus sampai dapat mencapai kanalis inguinalis kemudian penderita
disuruh batuk, bilamana ada dorongan atau tekanan timbul pada ujung jari
maka didapatkan hernia inguinalis lateralis, bila pada samping jari maka
didapatkan suatu hernia inguinalis medialis
THUMB TEST
Penderita dalam posisi tidur telentang atau pada posisi berdiri. Setelah benjolan
dimasukkan kedalam rongga perut, ibu jari kita tekankan pada annulus
internus.Penderita disuruh mengejan atau meniup dengan hidung atau mulut
tertutup atau batuk.Bila benjolan keluar waktu mengejan berarti hernia
inguinalis medialis dan bila tidak keluar berarti hernia inguinalis lateralis.
Untuk mencari kemungkinan adanya tekanan intra peritoneal meningkat,
sebagai penyebab timbulnya hernia.
• Rectum toucher : BPH, Stenosis Anal, Tumor Recti
• Thorax foto : Batuk kronis, asma, tumor paru
• USG Abdomen : Asites, tumor abdomen
• Genitalia Eksterna : Striktura urethra, phymosis
Pemeriksaan penunjang
• Herniografi

Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontras ke dalam kavum peritoneal dan
dilakukan X-ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi untuk mengidentifikasi
hernia kontralateral pada groin. Mungkin terkadang berguna untuk memastikan
adanya hernia pada pasien dengan nyeri kronis pada groin.
• USG

Sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis, misalnya
pada Spigelian hernia.
• CT dan MRI

Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi (misalnya : hernia obturator)
• Darah lengkap, darah rutin dan EKG
herniography
USG
CT-MRI
PENATALAKSANAAN
Konservatif
• Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara
perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong (Tirah
baring).
• Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan
setelah 5 menit di evaluasi kembali.
• Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya
Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk
mencegah sembelit.
• Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan
dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan
mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol
yang dapat memperburuk gejala-gejala.
Reposisi
• Reposisi tidak dilakukan pada hernia umbilicalis strangulate, kecuali pada
pasien anak-anak. reposisi dilakukan secara bimanual.
• Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan
kompres es diatas hernia. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu
enam jam harus dilakukan operasi segera.
Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia umbilicalis yang
rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi
hernia terdiri dari herniotomi dan hernioraphy.
• timbul nyeri, hernia berukuran besar (diameter >3.8 cm) serta tidak mengecil setelah
anak berusia satu tahun
• tidak menghilang setelah anak berusia 3 atau 4 tahun dan adanya tanda sumbatan

a. Hernioplasty : memindahkan fasia pada dinding perut yanglemah, hernioplasty


sering dilakukan pada anak"anak.
b. Herniotomy : Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
kelehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.
c. Hernioraphy
Pada hernioplasti/hernioraphy dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti
mencegah terjadinya residif. Dikenal berbagai metode hernioplastik seperti metode
Bassini, atau metode McVay. Bila defek cukup besar atau terjadi residif
berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene
mesh atau marleks untuk menutup defek.
d. Laparaskopi
Hernia yang tidak diperkirakan terkadang ditemukan saat laparaskopi untuk nyeri
perut yang tidak dapat didiagnosa.
e. Operasi Eksplorasi
Pada beberapa bayi, dengan riwayat meyakinkan dari ibunya, namun tidak ditemukan
secara klinis. Operasi eksplorasi dapat dilakukan.
INDIKASI TINDAKAN OPERATIF
• Hernia Reponibel
• Hernia Ireponibel
• Hernia Inkaserata
• Hernia Strangulatae

KONTRA INDIKASI TINDAKAN


• Peningkatan tekan intra abdomen
• Hipertrofi prostad
• Kalinan fungsi paru
KOMPLIKASI
• Obstruction – yakni ketika bagian dari usus terjebak di luar perut,
menyebabkan mual, muntah dan nyeri.
• Strangulation – terjadi ketika sebagian dari usus terjebak, hingga membuat
suplai darah terhambat. Kondisi ini membutuhkan tindakan operasi
secepatnya, untuk memperbaiki jaringan yang terjebak sehingga aliran darah
bisa lancar kembali.
• Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan • Timbul edema bila terjadi obstruksi
kantong hernia, sehingga isi hernia tidak usus yang kemudian menekan pembuluh
dapat dimasukkan kembali (hernia darah dan kemudian timbul nekrosis.
umbilicalis ireponibilis). Pada keadaan ini
belum ada gangguan penyaluran isi usus. • Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan
akan timbul perut kembung, muntah dan
• Terjadi penekanan pada cincin hernia, obstipasi.
akibatnya makin banyak usus yang masuk.
• Kerusakan pada pasokan darah, testis atau
Cincin hernia menjadi relatif sempit
saraf jika pasien laki-laki,
dan dapat menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus. Keadaan ini • Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka
disebut hernia umbilicalis incarcerata. bedah,
• Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul • Komplikasi lama merupakan atropi testis
edema sehingga terjadi penekanan karena lesi.
pembuluh darah dan terjadi nekrosis.
Keadaan ini disebut hernia umbilicalis • Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock,
strangulata demam, asidosis metabolik, abses
DIAGNOSIS BANDING
• Hernia Diafragmatik : Hernia yang terjadi melalui foramen bochdalek :
protrusi bagian organ abdomen melalui lubang pada diafragma
• Hernia Hiatal Sliding : protusi struktur abdomen (biasanya lambung) melalui
hiatus oesofagus.
• Omfalokel : Protrusi visera intra abdominal kedasa korda umbilical kantong
tertutup peritoneum tanpa kulit
• Gastroskisis : Protrusi isi intra abdomen melalui defek dinding abdomen
lateral terhadap cincin umbilical ; tidak pernah terdapat kantong peritoneal.
PROGNOSIS
• Manegement faktor predisposisi hernia mencegah terjadinya hernia.
• Ketepatan dalam mendiangnosis dan perencanaan terapi dapat mencegah
komplikasi dari hernia.
• Pemilihan tindakan anestesi dengan tujuan tindakan operatif, mencegah
terjadinya komplikasi selama tindakan operatif.
• Management pasca tindakan operatif menjegah terjadinya komplikasi pasca
tindakan hernotopi dan herniorapy.
trimakasih
ABDUL KHALIK ADAM

Anda mungkin juga menyukai