Anda di halaman 1dari 16

P A L E O N T O L O G I BERASAL DARI KATA,

PALEO : MASA LAMPAU


ONTO : KEHIDUPAN
LOGOS : ILMU

 PALEONTOLOGI ADALAH
ILMU YANG MEMPELAJARI KEHIDUPAN DI MASA LAMPAU/PURBA

ALAT YANG DIPERGUNAKAN ADALAH FOSIL, MAKA PALEONTOLOGI


DAPAT DIARTIKAN SEBAGAI ILMU YANG MEMPELAJARI FOSIL.
Paleontologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai
sejarah kehidupan di bumi dan tanaman serta hewan purba
berdasarkan fosil yang ditemukan di bebatuan.
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan
praaksara. Paleontologi mencakup studi fosil untuk menentukan
evolusi suatu organisme dan interaksinya dengan organisme lain
dan lingkungannya (paleoekologi).

Apa PALEONTOLOGI itu ?


Dyan Arini
D061191019
Kegunaan Fosil-fosil Dapat Dipakai Untuk :
1. Penentuan Umur Relatif
Fosil berasal dari bahasa latin yaitu “fossa”
2. Korelasi Antar batuan
yang berarti bahan galian.
3. Menentukan Lingkungan Pengendapan Purba
Fosil adalah sisa, bekas ataupun jejak dari

F makhluk hidup seperti hewan


tumbuhan serta benda alam yang berupa tubuh
maupun
(Paleoenvironment)
4. Menentukan Iklim Masa Lalu

O atau cangkang organisme yang terproses secara


alamiah, terawetkan dan terekam terutama
5. Menentukan Geografi Masa Lalu
6. Bukti Evolusi

S pada batuan sedimen kemudian mengeras


menjadi batu atau mineral.

I Syarat-syarat terjadinya fosil,


1. Penguburan yang cepat dalam media pelindung.

L
2. Mempunyai bagian-bagian yang keras.
3. Terhindar dari perusakan secara biologis atau fisik atau
kimiawi
Proses terbentuknya fosil dimulai,
……, Setelah organisme ini mati lalu terbebas dari bakteri pembusuk dan tidak mengalami
penguraian. Organisme ini akan tertransportasi oleh media geologi seperti angin, air, atau es
menuju daerah cekungan. Selama mengalami transportasi, material yang tidak resisten
terhadap pelapukan akan mengalami pergantian menjadi material yang resisten terhadap
pelapukan serta material sedimen akan ikut tertransportasi. Di daerah cekungan inilah
material sedimen akan terakumulasi. Semakin lama, material sedimen akan bertambah dan
menumpuk sehingga menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu material mengalami
sementasi. Seiring dengan berjalannya waktu, material sedimen dan organisme akan
mengalami proses pembatuan (lithifikasi), sehingga organisme tersebut menjadi fosil dan akan
muncul di permukaan oleh dorongan tenaga endogen ataupun perubahan sea level.
Termineralisasi
Proses pemfosilan/pengawetan ada 2 bentuk,
yaitu : Merupakan proses pemfosilan dimana fosil sudah
berubah karena material penyusun fosil tersebut sudah
1. Tidak termineralisasi tidak asli lagi.
2. Termineralisasi

Macam fosil termineralisasi :


Tidak termineralisasi
- histometabasis - destilasi
Merupakan suatu proses pemfosilan yang
fosilnya tidak berubah, dimana penyusun fosil - Permineralisasi -
tersebut masih asli. replacement
Banyak dijumpai pada batuan mesozoikum & - Molds dan cast - impression
kenozoikum dimana hewan atau tumbuhan - Tracks & trail -
terjebak ke dalam resin/getah. pseudofosil/ dendritis
- Boring & burrows - coprolite
Trail & track

Trail itu merupakan jejak (umumnya ekor)


Replacement hewan melata yang sedangkan,
Track adalah bekas kaki atau bagian lain dari
Merupakan proses penggantian total dari organisme yang terawetkan
rumah organisme oleh mineral-mineral
asing.

Worms trail Dinosaur track

Coprolite
Merupakan sisa-sisa kotoran hewan
yang terawetkan.
Permineralisasi

Merupakan suatu keadaan dimana pori-


pori dari shell atau tulang terisi oleh
mineral-mineral yang dibawa air tanah.
Dentrites
Merupakan bahan-bahan anorganik yang
terawetkan, biasanya berbentuk seperti
tumbuh-tumbuhan.
Destilasi (distillation): carbonization
Proses pemfosilan dari tanaman, dan bagian lunak
dari ikan, reptil, invertebrata laut yang mengalami
penguraian meninggalkan hanya karbon. Karbon ini
kemudian menghasikan cetakan dari fosil yang kadang
tergambarkan secara detil.

Pseudofosil
Merupakan fosil palsu yang biasanya terdiri dari
kumpulan zat anorganik yang menyerupai tumbuh-
tumbuhan.
Filum Protozoa

Pengertian Protozoa Morfologi protozoa


Secara garis besar, Pengertian Protozoa merupakan Morfologi protozoa bervariasi, fisiologi dan
suatu organisme seluler yang sifatnya itu adalah eukariotik metabolismenya disesuaikan dengan kebutuhan mereka;
dengan tidak mempunyai dinding sel serta heterotrof dan nutrisi adalah heterotrofik dalam bentuk parasit dan
juga dapat bergerak (motil). autotrofik yang hidup bebas, mereka memiliki siklus hidup
yang lebih atau kurang kompleks, baik yang hidup bebas
Ciri-Ciri Protozoa dan parasit, dan dalam banyak kasus, bentuk vegetatif
1. Organisme uniseluler (bersel satu ) (trophozoite) dan bentuk lain tahan (kista) (Giro´n, 2008).
2. Sifatnya eukariotik (Mempunyai inti sel yang terbungkus
oleh sebuah membran)
3. Tidak memiliki dinding sel Klasifikasi dan Contoh Protozoa
4. Heterotrof (umumnya tidak dapat membuat makanan Berdasarkan alat gerak yang dimiliki, maka protozoa
sendiri) dibedakan atas empat kelas yaitu rhizopoda,
5. Hidup dengan sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni) mastigophora, sporozoa dan ciliata.
6. Hidup bebas secara parasit, bebas, dan sporofit
7. Memiliki alat gerak yang berupa silia, flagela dan
pseudopodia
8. Memiliki ukuran tubuh sekitar 100-300 mikron
9. Alat utama pergerakan yakni flagela, silia, pseudopodia
Contoh fosil Filum Protozoa

Nummulites millecaput BOUBEE termasuk dalam filum Protozoa, Kelas


Sporozoa, Ordo Nummulitacea , Famili Nummulitesidae, dan termasuk

Filum Protozoa dalam genus Nummulites. Fosil ini berbentuk plate, dimana kenampakannya

Nummulites millecaput BOUBE’E fosilnya pipih. Setelah ditetesi dengan larutan HCL 0.1 M, fosil ini bereaksi
yang ditandai dengan adanya buih-buih pada daerah yang ditetesi HCL 0.1 M
tersebut. Dari hal ini dapat diketahui bahwa terdapat kandungan kalsium
karbonat (CaCo3) pada fosil ini. Berdasarkan komposisi kimianya, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa fosil ini terendapkan pada lingkungan laut
dangkal.
Dalam skala waktu geologi, diperkirakan fosil ini berumur Eosen tengah
yaitu antara 40-55 juta tahun yang lalu. Kegunaan fosil ini adalah sebagai
bukti adanya kehidupan pada zaman Eosen bawah, untuk menentukan
umur relatif batuan, penentuan lingkungan tempat fosil tersebut
diendapkan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
pembentukan batuan sedimen
Filum Bryozoa

Pengertian Bryozoa
Dalam bahasa Yunani, Bryozoa, bryon berarti lumut dan zoon berarti hewan. Sehingga Bryozoa dikatakan
juga sebagai sekumpulan hewan yang menyerupai lumut. Selain disebut dengan Bryozoa, hewan ini biasa
disebut juga Polyzoa yang berarti binatang laut atau air tawar yang membentuk koloni dari zooid dan
Ectroprocta yang berarti hewan dengan anus berada di luar.
Bryozoa dapat ditemukan di laut dan beberapa jenis dapat ditemukan di perairan dangkal yang subur dan
jernih. Bryozoa hidup dengan cara menempelkan diri pada batu, benda, atau tumbuhan lain yang berada di
perairan.
Morfologi Bryozoa
Bryozoa merupakan hewan mikroskopis yang hidup berkoloni.
Bryozoa dibagi atas tiga kelas, yaitu :
Setiap koloni terdiri atas beberapa individu yang disebut dengan zooid.
1. Phylactolaemata
3.                  Bryozoa memiliki rongga tubuh yang sempurna, tetapi Bryozoa tidak
memiliki pembuluh darah dan organ pernapasan. Bryozoa dapat
Stenolaemata3.                 
2. Gymnolaemata
menggerakan mulut yang tertutup oleh tentakel dan anus dengan
Stenolaema3.             
3. Stenolaemata menggunakan saraf ganglion.
Pseudohornera bifida EICHW termasuk dalam filum Brozoa, Kelas
Contoh fosil Filum Bryozoa
Stenolaenata, Ordo Phylloporitida, Famili Pseudohorneranidae, dan
termasuk dalam genus Pseudohornera.. Fosil ini berbentuk brenching,
dimana bentuknya bercabang menyerupai koral. Setelah ditetesi dengan
larutan HCL 0.1 M, fosil ini tidak bereaksi. Dari hal ini dapat diketahui bahwa
terdapat kandungan Silika (SiO2) pada fosil ini. Berdasarkan komposisi
kimianya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fosil ini terendapkan pada
Filum Bryozoa
lingkungan laut dalam. Proses pemfosilan yang terjadi adalah
Pseudohornera bifida EICHW permineralisasi, dimana terdapat proses perubahan mineral penyusun fosil
oleh mineral lain seperti silika (SiO2), kalsium karbonat (CaCo3), atau besi
sulfida (FeS). Dengan adanya proses ini, fosil akan menjadi lebih berat dan
lebih awet.

Dalam skala waktu geologi, diperkirakan fosil ini berumur


Ordovisium atas yaitu antara 500-435 juta tahun yang lalu. Kegunaan fosil ini
adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada zaman Kambrian tengah, untuk
menentukan umur relatif batuan, penentuan lingkungan tempat fosil
tersebut diendapkan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada
saat pembentukan batuan sedimen.
Filum Porifera

Porifera berasal dari kata porus yaitu Ciri-ciri morfologinya antara lain:
lubang-lubang kecil dan fera yaitu 1. Tubuhnya berpori (ostium)
mengandung. Jadi, porifera berarti hewan 2. Tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
yang memiliki pori. Porifera adalah sebuah 3. Berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan.
filum untuk hewan multiseluler yang paling
sederhana. Ciri-ciri anatominya antara lain:
1. Memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askon, sikon dan leukon (ragon)
Porifera ini merupakan salah satu hewan 2. Pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit
yang menyusun terumbu karang, hewan ini
banyak terdapat di air laut ada yang hidup
sendiri ( soliter ) dan ada juga yang Klasifikasi porifera dapat dibagi menjadi 3 kelas yakni :
berkoloni. Hewan berpori (Porifera) yang 1. Kelas Calcarea
hidup di air dangkal seperti di kolam atau 2. Kelas Hexactinellida
aliran sungai ialah Spongillidae. 3. Kelas Demospongia
Contoh fosil filum Porifera

Filum Porifera, kelas calcarea, ordo Foraminifera, family Cnemidiastrumidae dan


termasuk dalam genus Cnemidiastrum dengan nama spesies Cnemidiastrum
Rimulosum GOLDF.

Selama proses terbentuknya fosil ini, terjadi proses pemfosilan yang disebut
dengan permineralisasi, yaitu sebagian fosil yang masih tersisa tergantikan oleh
mineral-mineral lain.

Berdasarkan waktu geologi, fosil ini diperkirakan berumur Jura Atas (± 160 - 142)
juta tahun yang lalu. Fosil ini memiliki kandungan karbonat atau bersifat karbonatan
dibuktikan dengan bereaksinya fosil tersebut setelah ditetesi HCL. Berdasarkan hal ini
dapat dikatakan bahwa lingkungan pengendapannya adalah di laut dangkal.
Kegunaan dari fosil ini adalah sebagai bukti adanya kehidupan pada zaman Jura Atas,
penentuan umur relatif batuan dan penentuan lingkungan tempat fosil tersebut
diendapkan. Fosil ini berbentuk Discoidal (kenampakan berbentuk lingkaran dan
memusat). Bagian tubuh berupa Ekssokeleton dan Calix
Klasifikasi Coelenterata ( Cnidaria )
Filum Coelenterata
Berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus
hidupnya, filum Coelenterata dibagi menjadi tiga kelas,
Pengertian Filum Coelenterata yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa.
Coelenterata sering disebut hewan berongga. Istilah
Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, Ciri-Ciri Coelenterata
enteron=usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai 1.Struktur tubuh diploblastik
hewan yang ususnya berongga, tetapi cukup disebut hewan 2.Punya mulut, dikelilingi tentakel
3.Bersel banyak, simetri radial
berongga.
5.Sistem pencernaan makanan dilakukan secara
intrasel dan ektrasel.
6. Hidupnya bersifat polymorphise atau
metagenesis, terdiri atas bentuk polip dan
mendusa.
7. Jenis kelamin: monoecius atau dioecius, larvanya
disebut planula.
8. Sistem gerak dilakukan oleh sel-sel
9. epiteliomuskuler yang terdapat pada lapisan
ektoderm dan pada bagian dasar gastodermis.
Contoh fosil Filum Coelenterata
Fosil ini merupakan salah satu bagian Filum Coelenterata, Kelas
Anthozoa, Ordo Rugosa, dan merupakan Family Cyathophyllumidae dari
Genusnya Cyathophyllum, dan nama spesiesnya Cyathophyllum
tubinatum GOLDF.
Proses pemfosilan yang dialami oleh fosil ini adalah adalah petrifikasi
permineralisasi. Proses ini terjadi ketika terdapat proses perubahan
mineral yang menyebabkan pergantian sebagian mineral penyusun fosil
oleh mineral lain.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan.
Setelah naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air,
angin, atau es, sehingga fosil tampak di permukaan.

Adapun bentuk dari fosil ini adalah tabular, yaitu fosil yang memiliki
bentuk seperti tabung. Apabila ditetesi dengan HCl 0,1 M maka fosil
akan bereaksi dengan membentuk buih-buih, sehingga dapat
disimpulkan bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO 3)
karena terbentuk di perairan laut dangkal. Fosil ini berumur Devon
tengah (± 318-295 juta tahun lalu).
Fosil ini berguna sebagai bukti adanya kehidupan masa lampau dan
evolusi, penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu iklim saat
terjadi sedimentasi, penentu lingkungan pengendapan, dan untuk
mengkorelasi batuan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai