Anda di halaman 1dari 26

LAJU REAKSI DAN NERACA MOL (MASSA)

Studi tentang teknik reaksi kimia (CRE):


studi tentang kinetika kimia + reaktor

studi tentang
laju reaksi tempat di
kimia dan mana reaksi itu
mekanisme terselenggara
reaksi

Pengetahuan tentang kinetika kimia dan desain reaktor,


membedakan insinyur kimia dari insinyur lainnya
Beberapa contoh yang
menggambarkan bahwa aplikasi
digunakan secara luas dengan
prinsip-prinsip CRE -modelkabut asap di
lembah L.A. (Bab-1)

-sistem pencernaan kuda


nil (Bab-2 DVDROM), dan
molekul CRE (Bab-3)

-pembuatan etilena glikol


(antibeku), di mana tiga
dari jenis reaktor industri
yang paling umum
digunakan (Bab-5 dan 6)
• Setelah mendefinisikan laju reaksi (-rA), akan ditunjukkan
bagaimana persamaan neraca umum yang dapat
digunakan untuk mengembangkan bentuk awal
persamaan desain reaktor skala industri yang paling
umum, di antaranya:
 Reaktor Batch (BR);
 Reaktor Tangki Berpengaduk Continuous (CSTR);
 Reaktor Tubular atau Plug Flow Reactor (PFR);
 Reaktor Unggun Tetap atau Packed Bed Reactor (PBR).
Laju reaksi, -rA

Laju reaksi menginformasikan, seberapa cepat jumlah mol


suatu spesies kimia yang dikonsumsi membentuk spesies
baru.

Identitas spesies kimia ditentukan oleh jenis, jumlah, dan konfigurasi


atom. Misalnya, spesies para-xilena terdiri dari sejumlah atom
tetap tertentu dalam susunan molekul (konfigurasi).

Struktur, menggambarkan: jenis, jumlah, dan konfigurasi atom, pada


tingkat (level) molekuler. Meskipun dua senyawa kimia memiliki jumlah
atom per unsur yang sama persis, mereka masih sebagai spesies yang
mungkin berbeda, karena konfigurasi-nya yang berbeda. Misalnya, 2-
butene memiliki 4-atom karbon dan 8-atom hidrogen. Namun, atom dalam
senyawa ini dapat saja membentuk dua pengaturan yang berbeda.
Identitas spesies kimia ditentukan
oleh jenis, jumlah, dan konfigurasi
atom. Misalnya, spesies para-xilena
terdiri dari sejumlah atom tetap
tertentu dalam susunan molekul
(konfigurasi).

2-butene memiliki 4-atom karbon dan


8-atom hidrogen. Namun, atom dalam
senyawa ini dapat saja membentuk
dua pengaturan yang berbeda.
Sebagai konsekuensi dari konfigurasi yang berbeda, kedua isomer menunjukkan sifat kimia yang
berbeda, dan juga sifat fisika. Oleh karena itu, dianggap sebagai dua spesies yang berbeda,
meskipun masing-masing memiliki jumlah atom yang sama per unsurnya.

Dapat dikatakan bahwa reaksi kimia terjadi, ketika, sejumlah satu atau lebih spesies molekul
terdeteksi menghilangkan identitas-nya, dan diasumsi menjelmakan diri dalam bentuk baru
dengan perubahan (jenis, atau jumlah) atom dalam senyawa, dan/ atau dengan melakukan
perubahan struktur atau konfigurasi atom-atomnya.

Pendekatan secara klasik, diasumsikan, bahwa total massa tidak diciptakan atau dimusnahkan
ketika suatu bahan kimia bereaksi. Massa yang dimaksud adalah total kolektif massa semua
spesies dalam sistem. Jika spesies individu yang terlibat dalam reaksi tertentu, kita berbicara
tentang laju hilangnya massa dari spesies tertentu.

Laju hilangnya spesies (katakanlah spesies A) adalah jumlah molekul A yang kehilangan identitas
kimianya per satuan waktu per satuan volum melalui pemutusan (break) ikatan dan selanjutnya
membentuk kembali ikatan kimia baru selama satu reaksi

.
Agar suatu spesies tertentu ‘muncul’ di dalam sistem, beberapa fraksi spesies lain harus
mengalahkan identitas kimianya.
Ada 3-cara spesies itu kehilangan identitas kimia, yaitu:
 cara dekomposisi,
 cara kombinasi, dan
 cara isomerisasi.
Cara pertama: dekomposisi, molekul kehilangan identitasnya
karena adanya kerusakan molekul (break down) sehingga
runtuh menjadi/ ke dalam bentuk molekul yang lebih kecil, atau
atom, atau fragmen atom.
Umpamanya, ketika benzena dan propilena terbentuk dari
sebuah molekul kumena, seperti berikut.

Molekul kumena
kehilangan identitas-nya
(lenyap, menghilang)
dengan cara memutus-
ikatan untuk selanjutnya
membentuk 2-molekul
hasil ini.
• Cara kedua, molekul kehilangan identitas spesies melalui kombinasi
dengan molekul atau atom lain. Reaksi (lihat gambar), molekul propilena
kehilangan spesies identitas jika reaksi berlangsung ke arah sebaliknya,
sehingga berkombinasi dengan benzena membentuk kumena.

• Cara ketiga, spesies kehilangan identitasnya melalui isomerisasi, seperti


reaksi,

• Di sini, meskipun molekul tidak tertambahkan oleh molekul lain, namun


pecah menjadi molekul yang lebih kecil, kategori disini artinya masih
terjadi kehilangan identitas yaitu melalui adanya perubahan
konfigurasi.
• Ringkasnya, dapat diungkapkan bahwa, angka yang diberikan molekul
(yaitu, mol) spesies kimia tertentu yang mengalami reaksi (atau lenyap)
‘ketika molekul kehilangan identitas kimia-nya’.
• Simak reaksi dari klorobenzena dan kloral sehingga menghasilkan
insektisida DDT (dichlorodiphenyl-trikloroetana) dalam asam sulfat
fuming (pekat).
Kloral + Klorobenzen  DDT + Air
A + 2B  C +D

• Dengan memberi simbol A sebagai kloral, B sebagai klorobenzen, C


adalah DDT, dan D adalah H2O, sehingga dinyatakan,

  Nilai numerik laju hilangnya reaktan A, -rA, merupakan angka yang


positif.

Akhirnya, apakah -rA (laju reaksi) itu?


Maka jawabannya adalah:
 LAJU REAKSI, -rA adalah jumlah mol A (misalnya: kloral)
yang bereaksi (atau menghilang) per satuan waktu per satuan
volum (mol/dm3.detik)
 Contoh 1-1.
Chloral terkonsumsi pada laju 10 mol per detik per m3 ketika
pereaksiannya dengan Chlorobenzene dalam membentuk DDT dan
air, dengan reaksi mengikuti seperti yang telah dijelaskan di atas.
Dalam bentuk simbol reaksi itu ditulis sebagai,

Catatan: Istilah laju penghilangan dan pembentukan, ditulis


dengan kata (yaitu dengan kata: generasi) untuk setiap spesies
pada ruas reaksi di atas.

Analisis: Tujuan dari contoh ini adalah untuk lebih


memahami konvensi suatu laju reaksi. Simbol rj, adalah laju
pembentukan (generasi) dari spesies j. Jika spesies j adalah
reaktan, nilai numerik dari rj akan menjadi angka negatif.
Jika spesies j adalah suatu produk, maka rj akan menjadi
angka positif. Laju reaksi, -rA, adalah laju hilangnya reaktan
A dan harus angka positif.
a. Chloral, : Laju reaksi chloral [A], -rA, diberikan 10 mol/m3.detik
[A] - Laju kehilangan A, -rA = 10 mol/m3.detik
- Laju pembentukan A, rA = -10 mol/m3.detik
a. Chlorobenzene, : Untuk setiap mol chloral yang hilang 2 mol
[B] Chlorobenzene juga menghilang.
- Laju kehilangan Chlorobenzene B, -rB = 20
mol/m3.detik
- Laju pembentukan Chlorobenzene B, rB = -20
mol/m3.detik
a. DDT, : Untuk setiap mol chloral yang hilang, 1 mol DDT
[C] dihasilkan.
- Laju pembentukan C, rC = 10 mol/m3.detik
- Laju kehilangan C, -rC = -10 mol/m3.detik
a. Air, : Hubungan yang sama chloral sebagaimana
[D] hubungan DDT
- Laju pembentukan D, rD = 10 mol/m3.detik
- Laju kehilangan D, -rD = -10 mol/m3.detik
• Hubungan amnemonic untuk membantu mengingat cara mendapatkan laju
reaksi relatif dari A ke B, dan lain-lain, yang diberikan oleh persamaan (3-1)
pada halaman 75 (Fogler), yaitu sebagai berikut :

atau seperti,

A + 2B → C + D
Konvensi:
Dalam bab-3 (Fogler), digambarkan hubungan antara laju
pembentukan satu spesies, rj (misalnya DDT [C]), dan laju hilangnya
spesies lain, -ri (misalnya, klorobenzen [B]), dalam suatu reaksi kimia
tertentu. Reaksi heterogen adalah reaksi yang melibatkan sistem lebih
dari satu fase. Dalam sistem reaksi heterogen, laju reaksi biasanya
dinyatakan dengan ukuran selain per volum, juga: per luas permukaan
reaksi atau per berat katalis.

Untuk reaksi katalitik gas-padat, molekul gas harus berinteraksi dengan


permukaan katalis padat agar reaksi mengambil peran-nya
(berlangsung), seperti yang dijelaskan dalam bab-10 (Fogler). Dimensi
dari laju reaksi yang heterogen ini, -rA’ (prime, utama-nya) adalah:
jumlah mol A bereaksi per satuan waktu per satuan massa katalis
(mol/detik.gram katalis).

Apa atau siapa -rA’ itu?


Sebagian besar paparan pada pengantar teknik reaksi kimia bagian
awal naskah ini berfokus seputar pada sistem homogen, dalam hal ini
kita hanya mengatakan bahwa rj adalah laju pembentukan spesies j
per satuan volum. Ini adalah jumlah mol spesies j yang dihasilkan
(generated, tergenerasi) per satuan volum per satuan waktu.
Definisi dari rj ?

Kita dapat mengatakan empat hal tentang laju reaksi, rj. Hukum
laju reaksi untuk rj adalah:

• Laju pembentukan spesies j (mol per-waktu per-volum);


• Persamaan aljabar;
• Tidak bergantung pada tipe reaktor (misal, batch atau aliran
kontinu) di mana reaksi diselenggarakan;
• Semata-mata merupakan fungsi dari sifat bahan bereaksi dan
kondisi reaksi (misalnya, konsentrasi spesies, suhu, tekanan,
atau jenis katalis, jika ada) pada sebuah titik dalam sistem.

Hukum laju tidak tergantung pada tipe reaktor yang digunakan!!


Namun, karena sifat dan kondisi reaksi dari bahan yang bereaksi
mungkin berbeda terhadap ‘posisi’ dalam reaktor kimia, rj pada
gilirannya dapat menjadi fungsi dari posisi artinya dapat berubah-
ubah dari titik ke titik di dalam sistem.
Apa fungsi atau -rA itu sebagai fungsi apa?

Hukum laju reaksi kimia pada dasarnya adalah sebuah persamaan


aljabar yang melibatkan konsentrasi, bukan persamaan diferensial.
Misalnya, bentuk aljabar dari hukum laju untuk -rA untuk reaksi,

Boleh jadi merupakan fungsi konsentrasi yang linear,


........ persamaan (1-1)

atau, mungkin fungsi konsentrasi banyak aljabar lainnya seperti,


........ persamaan (1-2)

atau,
• Hukum laju merupakan persamaan aljabar. Untuk reaksi yang
diberikan, ketergantungan konsentrasi tertentu bahwa hukum
laju berikut (yaitu, -rA = kCA atau atau ...) harus
ditentukan dari pengamatan eksperimental.

. Persamaan (1-2) menyatakan bahwa laju hilangnya A adalah


sama dengan konstanta laju, k (yang merupakan fungsi dari
suhu) kali kuadrat dari konsentrasi A.

Seperti disebutkan sebelumnya, dengan konvensi


(kesepakatan-ungkapan), rA adalah laju
pembentukan A, dan akibatnya tentu
kebalikannya, yaitu (minus rA) –rA adalah laju
hilangnya A. Sepanjang bahasan dalam naskah
ini, frase dari laju generasi rata-rata persis
sama dengan frase laju pembentukan, dan
ungkapan-ungkapan ini digunakan secara
bergantian.
Persamaan umum neraca mol

• Untuk melakukan peneracaan mol atau massa pada sistem apapun itu,
syarat batas sistem (boundaries system) harus lebih dahulu ditentukan.
Volum yang disorot (enclosed) oleh batas-batas ini baik syarat awal
(waktu) maupun syarat batas (yang melingkupi, fisik) ini disebut
sebagai volum sistem.

Gambar 1-3. Neraca mol terhadap spesies j dalam sebuah volum sistem V
Neraca mol pada spesies j berbagai waktu t yang instant,
menghasilkan persamaan berikut:

....... pers. (1-3)

dimana, Nj mewakili sebagai jumlah mol spesies j dalam sistem pada


waktu t. Jika semua variabel sistem (misalnya, suhu, aktivitas katalitik,
dan konsentrasi dari spesies kimia) yang spatial serba-sama (uniform)
di keseluruhan volum sistem, laju generasi spesies j adalah Gj, produk
reaksi volum-nya V, dan laju pembentukan spesies j adalah rj.
Sekarang anggaplah bahwa laju reaksi pembentukan spesies j
berubah-ubah (bervariasi) terhadap posisi dalam volum sistem. Artinya,
ia memiliki harga rj1 pada lokasi-1, yang dilingkup oleh sejumlah kecil
volum ΔV1, di mana harga laju ini uniform, begitu juga keadaan yang
sama, dimana laju reaksi memiliki harga rj2 di lokasi-2 dan volum terkait
ΔV2, dan seterusnya (Gambar 1-4).

Gambar 1-4. Ilustrasi pemilahan volum sistem, V.


• Laju generasi ΔGj1 dalam term rj1 dan sub-volum ΔV1 adalah,
ΔGj1 = rj1 ΔV1

• Ungkapan yang sama dapat ditulis untuk ΔGj2 dan sub-volum sistem lainnya
ΔVi. Laju total generasi dalam volum sistem merupakan jumlah dari semua laju
generasi pada masing-masing sub-volum. Jika volum total sistem dibagi
menjadi sejumlah M sub-volum, maka laju total generasi adalah,

• Dengan mengambil batas limit yang sesuai (yaitu, biarkan M → ∞ dan ΔV →


0) dan dengan menggunakan definisi integral, kita dapat menulis ulang
persamaan di atas dalam bentuk,

• Dari persamaan ini kita melihat bahwa rj akan menjadi fungsi langsung dari
posisi, karena sifat bahan bereaksi dan kondisi reaksi j (misalnya, konsentrasi,
suhu) dapat memiliki nilai yang berbeda di lokasi yang berbeda dalam volum
reaktor. Sekarang ganti Gj dalam persamaan (1-3),
............... persamaan (1-3)
• Oleh bentuk integral-nya untuk menghasilkan bentuk persamaan neraca mol
umum untuk setiap j spesies kimia yang masuk, meninggalkan, bereaksi, dan/
atau mengurung-huni (terakumulasi) dalam setiap volum sistem V.

.............. persamaan (1-4)

• Ini adalah persamaan dasar untuk rekayasa reaksi kimia. Dari persamaan
neraca mol umum ini, kita dapat mengembangkan persamaan desain untuk
berbagai jenis reaktor industri: batch, semibatch, dan sinambung. Setelah
melakukan evaluasi terhadap persamaan ini, kita dapat menentukan waktu
(untuk batch) atau volum reaktor (untuk aliran sinambung) yang diperlukan
untuk mengkonversi jumlah tertentu dari reaktan menjadi produk.
– Reaktor batch (BRs)
 
• Reaktor batch umumnya digunakan, untuk: operasi berskala kecil,
pengujian berbagai proses baru yang belum sepenuhnya
berkembang, pembuatan produk-produk yang tergolong mahal,
dan proses-proses konversi yang operasinya sulit dilangsungkan
secara kontinyu.

Reaktor batch dengan penampakan


pola pencampuran-nya Reaktor batch sederhana yang homogen
• Jika campuran reaksi adalah campuran yang sempurna seperti
dapat dilihat pada Gambar pola pencampuran sebelumnya,
sehingga tidak ada variasi laju reaksi di seluruh volume reaktor, r
dapat diambil dari integral, kemudian mengintegrasikannya, dan
menuliskan neraca mol dalam bentuk,

............... persamaan (1-5)


• Pencampuran sempurna

Sekarang, pertimbangkan isomerisasi spesies A dalam reaktor batch,

• Hasil reaksinya, jumlah mol A menurun dan jumlah mol B meningkat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-6.

Gambar 1-6. Trajectory (lintasan) mol versus waktu.

 
• Kita mungkin bertanya apakah waktu t1, perlu untuk mengurangi jumlah
mol mula-mula dari NA0 ke jumlah akhir yang diinginkan NA1. Menerapkan
persamaan (1-5) dengan isomerisasi,

• susun ulang persamaan,

• dan integrasikan dengan batas dimana, pada t = 0; harga NA= NA0, dan
pada t = t1; harga NA = NA1 diperoleh,

............... persamaan (1-6)

• Persamaan ini adalah bentuk integral dari neraca mol pada reaktor batch.
Yang memberikan t1 perlu mereduksi jumlah NA0 menjadi NA1 dan juga
membentuk sejumlah NB1 dari B.

Anda mungkin juga menyukai