Sebuah fotometer nyala adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia
anorganik untuk menentukan konsentrasi ion logam tertentu, di antaranya natrium,
kalium, lithium, dan kalsium. Fotometri nyala adalah suatu metoda analisa yang
berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada
panjang gelombang tertentu yang di
pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam
keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari
komponen logam tersebut.
Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau warna yang khas oleh tiap-
tiap unsur adalah disebabkan oleh karena energi kalor dari suatu nyala-nyala
elektron dikulit paling luar dari unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkat dasar ke
tingkat yang lebih tinggi, yang dibolehkan.Pada waktu elektron-elektron tereksitasi
kembali ke tingkat dasar, akan diemisikan foton yang energinya. Oleh karena
tingkat-tingkat energi eksitasi tersebut adalah khas atau spesifik untuk suatu unsur
logam tertentu,maka sinar yang dipancarkan oleh suatu atom unsur logam tersebut
adalah khas pula. Dasar ini digunakan untuk analisa kualitatif unsur-unsur logam
secara reaksi nyala.
dari nyala sebesar 2,2 elektron volt. Energi inisesuai dengan energi eksitasi atom
Na. Atom- atom yang lain tidak akan bisamenyerap energi yang sama dengan atom
Na
1. Gangguan Spectral
Yaitu gangguan yang di sebabkan oleh unsur-unsur lain yang terdapat bersama
dengan unsur yang akan dianalisa. Gangguan ini disebabkan karena penggunaan
filter untuk memilihλ yang akan diukur intensitasnya. Misalnya : spektrum pita dari
Ca(OH)2 akan mengganggu pancaran sinar Na pada panjang gelombang 550 nm.
Gangguan tersebut dapat dihilangkan dengan mempertinggi pemisahan cahaya
atau mengatur band width.
Variasi sifat fisik dari larutan dapat memperkecil atau membesar intensitas sinar
yang akan dianalisa, sehingga intensitas yang terbaca tidak sesuai dengan
konsentrasi yang akan dianalisa, seperti :
Viskositas
Makin besar visikositas dari suatu larutan yang dianalisa, makin lambat larutan
tersebut mencapai nyala. Sehingga intensitas pancaran pada alat akan semakin
kecil dan tidak sesuai dengan konsentrasi unsur yang kita analisa.
Sifat ini akan mempengaruhi ukuran besar kabut. Kabut dengan ukuran besar akan
sedikit mecapai nyala, sehingga intensitas yang terbaca pada alat akan lebih kecil
dari nilai yang sebenarnya.
3. Gangguan ionisasi
Gangguan ini disebabkan karena menggunakan suhu nyala yang lebih tinggi.
Logam alkali dan alkali tanah yang mudah terionisasi, akibat dari adanya ionisasi
akan mengurangi jumlah atom netral. Akibatnya intensitas dari spektrum atom akan
berkurang dan tidak sesuai dengan konsentrasi yang akan kita amati. Nyala yang
dihasilkan dari campuran oksigen dan gas akan mempunyai energi yang dapat
mengionisasi logam alkali dan alkali tanah hal ini menggakibatkan terjadinya
penurunan jumlah atom yang akan diekstraksi. Adanya atom yang lebih mudah
terionisasi akan memberikan sejumlah elektron kedalam nyala sehingga akan
mendesak ion menjadi atom.
Pada umumnya sinar dari emisi unsur-unsur akan lebih rendah apabila jumlah
asam yang relatif tinggi gangguan anion ini tidak akan nyata bila kadarnya lebih
rendah dari 0,1M diatas kepekatan tersebut asam sulfat, nitrat dan fosfat akan
memberikan akibat pada penurunan sinar emisi logam. Gangguan–gangguan
analisa fotometri secara intensitas langsung adalah segala gangguan atau hal dan
peristiwa-peristiwa yang dapat mempengaruhi intensitas pancaran unsur yang kita
analisa, sehingga nilai intensitas pancaran yang dihasilkan tersebut tidak lagi
sesuai dengan unsur yang sebenarnya.
Beberapa masalah yang ditemui dalam analisa kuantitatif secara flame fotometri :
Radiasi dari unsure
Jika terdapat garis spektrum yang berdekatan dengan garis spectrum logam yang
ditentukan sehingga memungkinkan terjadinya interferensi.
Penambahan kation
Na↔ Na + e
Ion tersebut mempunyai spektrum emisi tersendiri dengan frekuensi- frekuensi
yang
berbeda dari atomnya sehingga akan mengurangi tenaga radiasi dari emisi
atomnya. Interferensi anion
Pada percobaan ini dilakukan penentuan kadar logam natrium dan kalium dengan
cara pengukuran intensitas nyala masing-masing logam alkali tersebut. Karena
intensitas nyala merupakan fungsi dari konsentrasi atau kadar unsur dalam sampel.
Cara intensitas langsung untuk analisa fotometri langsung akan memberikan hasil
yang baik hanya apabila tidak ada gangguan – gangguan yang dapat
mempengaruhi intensitas pancaran sedemikian rupa sehingga nilai intensitas yang
dibaca akan lebih rendah atau lebih tinggi daripada nilai intensitas yang sesuai
dengan konsentrasi unsur. Apabila terdapat gangguan-gangguan tersebut maka
analisa tidak dilakukan secara intensitas langsung melainkan dengan salah satu
cara dari kedua cara yang lain yaitu, cara penambahan standar atau dengan cara
standar dalam. Gangguan-gangguan dalam fotometri sumber dan sifatnya dapat
dibagi dalam beberapa golongan, antara lain :
a) Gangguan spektral
Ialah gangguan yang disebabkan oleh spektrum unsur-unsur lain yang terdapat
bersama unsur yang dicari. Gangguan ini dijumpai terutama kalau dipakai filter
untuk memperoleh panjang gelombang yang akan diukur intensitasnya. Dengan
monokromator seperti prisma dsb. Gangguan ini akan berkurang.
Contoh gangguan spektral ini misalnya : Pita jingga dari CaOh mengganggu
pengamatan intensitas garis Na pada 590 mu gangguan ini sukar diatasi walaupun
dengan monokromator bukan filter karena Sisitin Ca tumpang suh ( overlap)
dengan panjang gelombang Na. Suatu keuntungan adalah bawa kebanyakan garis-
garis spektrum yang berguna dalam fotometri nyala terdapat dalam daerah biru dan
ultra lembayung, sedang kebanyakan pita spektrum molekul dan spektrum kontinu
yang mengganggu terdapt didaerah hijau dan daerah merah spektrum tampak.
Gangguan spektral jenis lain disebabkan karena garis unsur pengganggu berimpit
dengan garis spektrum unsur yang akan diselidiki. Kedua garis spektrum dapat
berimpit (overlap) sebagian saja atau keseluruhan. Intensitas yang dibaca adalah
intensitas kedua- duanya, Cara mengatasi gangguan spektral ini dapat dengan
memilih panjang gelombang pancaran lain dari unsur lain yang akan dianalisa jika
tidak ada dilakukan pemisahan unsur yang dianalisa dari unsur pengganggu
dengan pertolongan cara-cara pemisahan seperti ekstraksi pelarut, penukaran ion,
pengendapan dll. Gangguan spektral jenis lain adalah intensitas pancaran latar
belakang atau background.
viskositas ini mempengaruhi kecepatan larutan atau kabut larutan mencapai nyala.
Semakin
c) Gangguan ionisasi
Ionisai akan mengurangi jumlah-jumlah atom netral unsur yang dianalisa. Akibatnya
intensitas spektrum atom berkurang sehingga tidak sesuai lagi dengan konsentrasi
logam. Gangguan ionisai ini misalnya dapat terjadi kalau logam alkali dan alkali
tanah dianalisa dengan nyala yang suhunya terlalu tinggi.
Sinar pancaran yang berasal dari atom-atom unsur yang dianalisa dapat diabsorbsi
kembali oleh atom-atom lain unsur yang sama yang ada dalam nyala, taetapi masih
ada dalam keadaan belum tereksitasi. Dengan sendirinya gangguan ini akan
menyebabkan intensitas yang yang dipancarkan oleh unsur tersebut, dan yang
dibaca pada alat akan lebih rendah dengan yang sesuai dengan konsentrasi unsur
ybs. Gejala absorbsi sendiri ini terutama nyata sekali kalu intensitas yang diukur
intensitasnya adalah panjang gelombang yang sesuai dengan perpindahan
elektron antara tingkat energi dasar ( ground state) dan tingkat energi tereksitasi
pertama diatasnya. Gejala absorbsi sendiri ini dapat dihindari dengan
menggunakan konsentrasi rendah.
Intensitas pancara logam akan turun (hingga tidak sesuai lagi dengan
konsentrasinya) apabila tercampur dengan asam-asam HNO3, H2SO4, H3PO4
dan atau garam dari asam-asam tersebut dalam jumlah yang besar.
1.Atomizer
Udara pada tekanan tertentu (atm), masuk ke dalam pembungkan cuvet oleh pipa
kecil. Hisapan oleh udara menyebabkan larutan contoh terhisap ke dalamruangan
pengabut dalam bentuk kabut-kabut yang halus
2.Mixing Chamber
Kabut yang berasal dari atomizer masuk ke dalam ruangan pencampur alat
pembakar, disini akan bertemu dengan gas pembakar yang masuk dengantekanan
tertentu
3.Flame
Campuran udara dengan gas pembakar menghasilkan nyala dan ke dalamnyala ini
pula kabut halus dari larutan contoh menguap. Kalor nyalamenyebabkan larutan
contoh menguap, sehingga contoh berubah menjadi butir-butir halus padat
(garam). Molekul-molekul garam ini (uap) selanjutnyaakan terdisosiasi menjadi
atom-atom netral. Atom-atom netral ini akanmenyerap energi kalor dari nyala
sehingga tereksitasi dan kemudian memancarkan sinar pancaran yang terdiri dari
berbagai panjang gelombang
4.Reflektor
Sinar pancaran yang keluar dari nyala akan dipantulkan kembali ke nyala.
5.Optical Lens
Lensa pancaran yang bersifat polikromatik akan difokuskan oleh lensa melaluisuatu
celah (diafragma).
6.Filter
7.Photo Tube
Intensitas sinar pancaran tersebut oleh photo tube diubah menjadi arus listrik yang
besarnya berbanding lurus dengan intensitas sinar pancaran tersebut.
8.Amplifier
Arus listrik yang berasal dari photo tube, oleh amplifier akan diperkuat
danditeruskan ke recorder.
9.Recorder
Output dari amplifier dicatat oleh recorder yang skalanya terkalibrasi oleh suatu
intensitas.
Untuk contoh air laut yang homogen, kadar logam-logam alkali dapatdilakukan
langsung tanpa pemisahan terlebih dahulu. Bila kadar-kadar logamtersebut terlalu
rendah, maka analisa dapat dilakukan dengan pemekatan terlebihdahulu.
Pemekatan ini dapat dilakukan dengan cara, yaitu penguapan, distilasi,ekstraksi,
dsb. Untuk air yang tidak homogen, harus didestruksi terlebih dahuludengan asam-
asam kuat, misalnya asam nitrat dan
asam sulfat. Untuk contohpadat, harus didestruksi dengan destruksi basah dengan
menggunakan asam nitrat,asam sulfat, dan asam perklorat. Sedangkan destruksi
kering dengan carapengabuan kemudian dilarutkan dalam air atau asam-asam
kuat (encer) yangcocok. Analisa logam alkali dan alkali tanah dengan
menggunakan filter fotometrinyala dapat dilakukan dengan cepat dan praktis
karena mampu mendeteksi kadar-kadar yang rendah (ppb) dan analisis
pendahuluannya tidak rumit.
Dan bila terjadi eksitasiatom, ion molekul akan kembali ke orbital semula dan akan
memancarkan cahaya pada panjang gelombang tertentu.Prinsip dasar dari flame
fotometri ini adalah pancaran cahaya elektronyang tereksitasi yang kemudian
kembali ke keadaan dasar. Besaran intensitassinar pancaran ini sebanding dengan
tingkat kandungan unsur dalam larutan.Maka hal ini digunakan dalam flame
fotometri untuk tujuan kuantitatif pengukuran intensitas secara relatif,
menggunakan detektor fotosel dan gas bahan bakar berupa propana / Elpiji dan
gas pembakarnya udara.Suhu nyala merupakan salah satu variabel yang paling
penting dalamfotometri nyala. Ini ditentukan oleh sifat bahan bakar dan laju
penyediaanya,penyediaan udara atau oksigen dan perencanaan alat pembakar.
Nyala hydrogendan oksigen digunakan secara luas untuk memberikan energi bagi
banyak keperluan dan nyala apinya menghasilkan radiasi dengan latar belakang
sangatsedikit yang dapat mengahalangi pengamatan spektrum.Sebagian besar
unsur akan tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentuserta memancarkan
emisi radiasi untuk panjang gelombang tertentu. Eksitasiterjadi bila elektron dari
atom netral keluar dari orbitnya ke orbit yang energinyalebih tinggi, dan bila terjadi
eksitasi atom, ion molekul akan kembali ke orbitsemula dan akan memancarkan
cahaya pada panjang gelombang tertentu.
Dengan fotometer nyala kebanyakan atom berada dalam keadaan dasar (ground
state energy), sehingga mempunyai kecenderungan untuk menyerapenergi yang
dipancarkan oleh atom yang tereksitasi ketika kembali ke keadaandasar. Peristiwa
ini disebut dengan self absorption. Untuk mendapatkan kondisinyala yang optimum
dipergunakan pengaturan untuk mengendalikan tekanan gasdengan cermat dan
pengukur untuk memonitor laju alir.