Jaringan lokal akses tembaga ( JARLOKAT ) merupakan jaringan akses dari sentral ke
pelanggan dengan menggunakan tembaga sebagai media aksesnya.
Konfigurasi dasar jarlokat ditunjukkan seperti pada Gambar 2.1, dimulai dari RPU
( Rangka Pembagi Utama ) sampai dengan KTB ( Kotak Terminal Batas ) pada pesawat
pelanggan.
Keterangan :
STO : Sentral Telepon Otomat
RPU : Rangka Pembagi Utama
KP : Kotak Pembagi
KTB : Kotak Terminal Batas
Pswt : Pesawat telepon
2. Struktur jaringan
Berdasarkan cara pencatuan saluran dari sentral ke pesawat pelanggan, jaringan kabel lokal
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu jaringan catu langsung, jaringan catu tak
langsung, dan jaringan catu kombinasi.
pada jaringan ini, semua pasangan urat kabel dari KP tersambung secara tetap ( permanen )
ke RPU. Jaringan model ini, biasanya dipakai untuk wilayah :
• Kota kecil yang masih menggunakan sentral manual dengan jumlah pelanggan telepon
sedikit.
• Pada kota besar, sistem ini untuk mencatu daerah sekitar sentral telepon ( radius sampai
dengan 500 meter ).
• Untuk daerah terkonsentrasi yang mempunyai kebutuhan telepon cukup tinggi dan
komplek yang tidak memungkinkan dipasang RK.
Di STO Simpanglima dengan jumlah pelanggan 24.650 sst menggunakan jaringan catu
langsung dan jaringan catu tak langsung. Penggunaan jaringan catu langsung digunakan
pada wilayah sekitar STO Simpang lima dengan alasan jarak antara STO Simpang lima
dengan daerah catu langsung kurang lebih 500 meter.
2.2 Jaringan catu tak langsung
Jaringan catu tak langsung adalah jaringan kabel lokal dimana pesawat pelanggan dicatu
dari KP terdekat yang dihubungkan terlebih dahulu ke RK, baru kemudian dihubungkan ke
RPU. Dalam hal ini, RK berfungsi sebagai titik sambung antara kabel primer dan kabel
sekunder. Pemakaian jaringan catu tak langsung seperti terdapat pada Gambar 2.3 di
bawah ini.
Keterangan :
STO : Sentral Telepon Otomat
RPU : Rangka Pembagi Utama
RK : Rumah Kabel
KP : Kotak Pembagi
Pswt : Pesawat Telepon
Pemakaian jaringan catu tak langsung ini juga dipakai pada kota – kota sedang dan besar
yang digunakan untuk mencatu daerah yang pelanggannya tersebar dan jauh . Jaringan catu
tak langsung juga digunakan di STO Simpang lima yaitu di daerah sekitar Simpang lima yang
merupakan kawasan perkantoran.
2.3 Jaringan catu kombinasi
Jaringan catu kombinasi adalah jaringan lokal di mana pesawat pelanggan dicatu melalui dua
cara, yakni sebagian dengan catu langsung, dan sebagian lagi dengan catu tak langsung.
Pemakaian jaringan catu kombinasi digunakan hampir pada semua kota sedang dan besar,
karena letak sentral telepon biasanya di pusat kota atau pusat kepadatan penduduk, sedang
lokasi pelanggan menyebar mulai dari yang dekat dengan sentral telepon, dan banyak juga
yang berada jauh dari letak sentral tersebut. Pemakaian jaringan catu kombinasi seperti pada
Gambar 2.4 di bawah ini.
Keterangan :
STO : Sentral Telepon Otomat
RPU : Rangka Pembagi Utama
KP : Kotak Pembagi
RK : Rumah Kabel
Pswt : Pesawat
Struktur Jaringan Kabel Lokal
Struktur jaringan kabel lokal dimulai dari Rangka Pembagi Utama (RPU) hingga pesawat
telepon pelanggan. Berikut gambar jaringan kabel lokal :
RPU berbentuk blok-blok terminal yang terdapat dalam gedung STO (Sentral Telepon
Otomat) atau Sentral Lokal. RPU/MDF biasanya terletak di bawah ruang sentral telepon
untuk gedung STO bertingkat. Sedangkan, untuk gedung STO tidak bertingkat, MDF
diletakkan di samping ruang sentral telepon. Di bawah MDF terdapat ruang bawha tanah
yang dipasang rangka besi (Cable Chamber) untuk menenmpatkan kabel-kabel primer dari
luar gedung sebelum didistribusikan ke MDF.
Bentuk MDF :
Berupa kerangka besi untuk menempatkan blok-blok
terminal horizontal dan vertikal.
Blok terminal vertikal terletak di sisi pelanggan pada
rangka MDF dan berfungsi sebagai tempat
diterminasikannya kabel primer. Blok terminal vertikal
yang ada biasanya memiliki kapasitas 25 pasang urat
kabel, 50 pasang urat kabel dan 100 pasang urat
kabel.
kapasitas RK :
RK kapasitas 800 pair, 1600 pair dan 2400 pair, dimana setiap pair akan mencatu satu
pelanggan. RK kapasitas 2400 pair artinya jumlah pasang primer dan sekunder yang dapat
diterminasikan adalah 2400 pair/pasang. RK yang banyak diperguankan adalah RK yang terbuat
dari fiberglass yang diproduksi oleh Krone atau Quante. Kedua RK ini hampir sama, yang
membedakan hanya pada jenis terminal bloknya. RK Krone menggunakan sistem tekan sisip
dalam menterminasinya dan RK Quante menggunakan sistem solder screw dalam
menterminasikannya.
3. Kotak Pembagi (KP)
KP adalah terminal kabel tempat penyambungan kabel sekunder dengan slauran penanggal.
KP biasanya terletak di atas tiang, namun ada juga beberapa KP yang terletak di dinding dan
bawah tanah. Berikut gambar KP yang umum dijumpai di jalan :
Fungsi KP :
a. Tempat penyambungan kabel sekunder dengan slauran
penanggal
b. Tempat pengetesan atau melokalisir gangguan
c. Tempat mutasi jaringan yang menuju rumah pelanggan
d. Fleksibelitas saluran, artinya setiap pasang urat kabel
sekunder bisa ditukarpasangkan dengan setiap pasang
saluran penaggal. KP TIANG
Jenis KP :
a. KP Tiang
b. KP Dinding
KP DINDING DI BANGUNAN
c. KP Bawah Tanah (SPBT/ Saluran Penaggal Bawah
Tanah) Kapasitas KP adalah 10 atau 20 pasang.
KP Dinding :
a. Dipasang pada dinding sebelah luar untuk
mencatu pertokoan/ruko yang letaknya
berdampingan
b. Gedung bertingkat (HRB/Hight Rise Building)
biasanya digunakan mini RPU. Kabel untuk
menghubungkan RPU sdengan mini RPU afdalah
kabel catu langsung.
c. Kompleks industri dan pertokoan dipasang pada
dinsing sebelah dalam
d. Kapasitas sampai dengan 400 pair.
5. Soket/Roset
Soket/roset merupakn sebuah terminal 1 pair to 1 pair (pada umumnya), namun ada juga
yang 1 pair to beberapa pair, dimana kabel rumah tersebut akan diterminasi di roset dan
setelah itu akan dihubungkan ke pesawat telepon. Beginilah bentuk dari roset itu :
ROSET
6. Kabel Primer
Kabel primer adalah akbel yang menghubungkan RPU dengan RK pada jaringan catu tidak
langsung atau RPU dengan mini RPU pada jaringan catu langsung.
Kapasitas kabel primer yang digunakan pada awalnya mulai dari 100 pair hingga 2400 pair
(foam skin), namun saat ini kabel primer kapasitas 100 pair sudah tidak digunakan lagi.
Jadi kapasitas kabel primer yang digunakan saat ini adalah mulai dari 400 pair hingga 2400
pair (foam skin).
Pemasangan kabel primer ada 2, yaitu :
1. Sistem tanam langsung
2. Melalui polongan pipa PVC yang dicor beton atau yang sering disebut dengan
sistem Duct.
Penamaan kabel primer adalah P1, P2, P3, P4, dan seterusnya, dimana P1 merupakan
penamaan untuk kabel primer paling jauh.
7. Kabel Sekunder
Kabel sekunder merupakan kabel yang menghubungkan antara RK dan KP. Kapasitasnya
adalah 10 pair hingga 200 pair urat kabel. Diameter urat kabel yang digunakan adalah mulai
dari 0.4 mm, 0.6 mm dan 0.8 mm. Namun, saat ini untuk urat berdiameter 0.4 mm sudah
tidak digunakan lagi karena saat ini diperlukan urat kabel yang bisa voice dan data. Untuk
urat kabel berdiameter 0.4 mm biasanya dikhususkan untuk aplikasi voice, sedangkan urat
berdiameter 0.6 mm dapat digunakan untuk aplikasi voice dan data.
Penamaan kabel sekunder sama seperti penamaan pada kabel primer, yaitu S1, S2, S3, dan
seterusnya dengan S1 merupakan penamaan kabel sekunder yang paling jauh.
Kabel sekunder yang digunakan adalah kabel multi pair, dimana kabel multi pair ini terdapat
dua jenis, yaitu kabel multi pair tanah dan kabel multi pair udara.
Pemasangan kabel sekundernya ada 2 cara, yaitu dengan sistem tanam langsung dan sistem
di atas tanah (kabel udara).
Perangkat ini banyak digunakan pada gedung perkantoran, rumah sakit, kampus, atau pabrik
dengan fungsi sebagai penghubung masing-masing ruangan yang ada pada suatu area
tertentu.
PABX memiliki prinsip yang sama dengan kantor pusat telepon (STO). Di bawah ini
merupakan blok diagram umum secara keseluruhan PABX Panasonic KX-Tseries:
PABX secara umum, proses yang terjadi pada blok rangkaian extention line dan DTMF pada PABX.
1. Dioda Zener
Digunakan untuk memotong amplitudo tegangan yang terlalu besar. Misal dioda zener untuk
max 10 volt. Maka tegangan yang melebihi 10 volt akan dipotong.
2. Trafo Impedance
Digunakan untuk menyamakan hambatan dari primer ke sekunder. Karena hambatan pada rangkaian
sisi primer dan sekunder sama, maka arus dan bentuk gelombang yang melewatinya akan sama.
Sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi antar penelepon.
3. Relay
Pada bagian ini, diberikan penjelasan saat relay pada posisi on dan off beserta kondisi yang terjadi
saat kondisi – kondisi tersebut.
4. Rangkaian yang berfungsi sebagai Driver
Bagian ini membahas mengenai fungsi rangkaian tersebut sebagai pengendali relay beserta
penjelasan – penjelasan untuk setiap kondisi yang terjadi. Penjelasan pada bagian ini berkaitan dengan
penjelasan pada bagian relay.
5. Noise Protector
Fungsi kedua kapasitor disini adalah sebagai penghalus gelombang. Membuat riple pada gelombang
suara (voice) menjadi lebih halus. Sehingga gangguan dalam bentuk noise dapat dihilangkan.
Sehingga rangkaian ini disebut sebagai noise protector.
6. Amplifier Push Pull
Fungsinya adalah untuk menguatkan sinyal suara atau voltage amplitudeyang
lemah.
7. Hook Detect Circuit
Berisikan analisa arus untuk berbagai kondisi. Sehingga dapat dipahami hal - hal yang dapat
menyebabkan kondisi on - hook dan kondisi off - hook.