Anda di halaman 1dari 15

EDUKASI

KELUARGA DENGAN
ANAK HIV/ AIDS

KELOMPOK 8:

Dwi Indri Rahmawati (18.1431.S)

Friska Fahira (18.1443.S)

Ghusni Thamrin (18.1445.S)

Heru Bagus Cristanto (18.1450.S)

Mandira Musliana (18.1472.S)


HIV?
HUMAN :
Manusia

IMMUNODEFICIENCY:
Penurunan kekebalan

VIRUS:
Virus
ACQUIRED:
Didapat

? IMMUNE:
DS
Kekebalan tubuh
AI

DEFICIENCY:
Menurun/ berkurang

SYNDROME:
Kumpulan gejala penyakit
What is HIV /AIDS?

– HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang dapat melemahkan dan
menyerang system kekebalan tubuh.
– AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit
yang timbul akibat menurunnya system kekebalan tubuh manusia.
Transmisi HIV

– HIV ditransmisikan melalui cairan tubuh dari seseorang yang terinveksi HIV
(darah, ASI, semen dan secret vagina). Virus masuk melalui port d’entrée yang
terdapat pada tubuh, umumnya kemungkinan ini meningkat melalui perilaku
berisiko yang dilakukan
Bagaimana cara penularan HIV/
AIDS?
Tindakan Pertukaran
Ibu dan anak jarum suntik
Seksual Tdk
terinfeksi secara dan pertukaran
Aman
vertikal Darah
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu
ke Anak
Mencegah penularan
HIV pada perempuan
usia subur
Penularan HIV dari ibu ke bayi kemungkinan
berawal dari hubungan seksual tak aman Mencegah kehamilan yang tidak
antara perempuan dengan laki-laki yang positif direncanakan pada perempuan pengidap
terinfeksi HIV HIV

Mencegah bayi agar tidak tertular HIV tidak


cukup hanya focus kepada perempuan hamil Memberi dukungan, layanan dan perawatan
yang terinfeksi HIV berkelanjutan bagi pengidap HIV
– Edukasi mengenai bahaya HIV sepatutnya diberikan sejak
dini, seiring dengan pemberian Pendidikan seksual
(umumnya sejak masa sekolah), sehingga dapat meningatkan
kewaspadaan dalam menghindari perilaku berisiko. Demi
mengurangi angka kejadian infeksi HIV, Pendidikan mengenai
hal ini sebaiknya diberikan tidak hanya pada anak sekolah
namun juga pada berbagai kalangan usia
Peran Keluarga dalam Sosialisasi
HIV/AIDS
– Peran keluarga sangat penting bagi anak-anaknya. Keluarga yang sehat diperoleh dengan
membentuk suatu sistem sosial dimana masing-masing anggota keluarga membentuk suatu ikatan
bersama, mencapai suatu tujuan (keadaan tubuh yang sehat), dan mengelola keseimbangan
(mempertahankan kondisi yang sehat). Dalam teori perkembangan keluarga, perilaku sehat
diperoleh melalui suatu tahapan tugas-tugas kehidupan di dalam suatu keluarga.
Pengasuhan Anak Yang Terinfeksi HIV/AIDS

– Keluarga tetap memperlakukan anak mereka layaknya anak-anak yang lain. Rutinitas keseharian anak
juga berlaku pada anak yang terinfeksi HIV seperti sekolah dan bermain .hal tersebut dilakukan secara
bebas walaupun secara durasi dibatasi. Hal ini dilakukan keluarga untuk tetap menjaga kualitas
kesehatan anak dan mejauhkan anak dari infeksi kuman/bakteri yang kemungkinan lebih besar jika
anak berada dalam lingkungan yang tidak sehat, walau bagaimanapun resiko terkena infeksi lebih
besar pada anak yang memiliki riwayat HIV dibanding anak yang tidak memiliki HIV .
– Hal yang tersulit dalam pengasuhan anak terinfeksi HIV adalah kepatuhan meminum obat , Kepatuhan
meminum obat memang menjadi salah satu isue yang penting dalam pengasuhan anak HIV/AIDS .
Keterlibatan Keluarga Luas dalam Pengasuhan Anak

– Tidak hanya pentingnya peran keluarga inti – Selain faktor nutrisi dan pengobatan medis,
dalam pengasuhan anak, akan tetapi kehadiran keluarga memiliki peran dalam
keterlibatan keluarga luas/kerabat lainnya perawatan anak dengan HIV/AIDS dan
seperti, nenek, paman, atau bibi penting merupakan lini utama perlindungan bagi
artinya dalam fenomena ini guna mereka
mendukung peningkatan status
kesehatannya.
Dukungan Layanan Kesehatan
Pemerintah
– Dinas Kesehatan melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap penularan HIV pada kelompok
anak dan remaja dengan terus mengembangkan kegiatan promosi kesehatan dalam bentuk
sosialisasi-sosialisasi ke sekolah-sekolah dan organisasi kepemudaan, serta dengan
mendistribusikan KIE mengenai HIV/AIDS ke seluruh masyarakat
Stigma dan Diskriminasi

– Anak-anak penderita HIV/AIDS yang mendapatkan stigma tentu akan dirugikan manakala
mereka mengalami penolakan di lingkungan sosial mereka. Penolakan tersebut akan
berdampak terhadap kualitas tumbuh kembang anak.
– Tindakan lainnya yang muncul dari perilaku keluarga adalah dengan cara melindungi anak
dari lingkungannya secara berlebihan, seperti membatasi jam main secara ketat, tidak
boleh melakukan kegiatan yang berlebihan dan lain sebagainya
Dukungan Lembaga Masyarakat

– Bentuk dukungan kegiatan yang dilaksanakan seperti pendampingan dalam pengobatan rutin, diskusi
kelompok dan lain-lain.
– Menurut Kepala Dinas Kesehatan dibutuhkan dukungan kolektif dari masyarakat agar keluarga yang
memiliki anak HIV/AIDS bisa menjalankan peran-peran pengasuhannya dengan baik, dan jika
terdapat keluarga yang memang benar-benar tidak mampu melakukan itu sudah sepatutnya ada
semacam panti atau sejenisnya untuk membantu pengasuhan anak dengan HIV/AIDS, baik itu yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun lembaga masyarakat
~ THANK YOU ~

Anda mungkin juga menyukai