Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN EDUKASI PENCEGAHAN

PENYALAHGUNAAN NAPZA

A. Latar belakang

Narkoba atau NAPZA adalah bahan atau zat yang dapat mempengaruhi
kondisi kejiwaan atau psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta
dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam
NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Dilakukannya penyuluhan di SMP 1 Kedungwuni karena untuk
mengantisipasi terjadinya Napza pada usia remaja ini.
Oleh karena itu saya mengambil pokok bahasan Pencegahan Penayalahgunaan
Napza untuk menambah pengetahuan dan menyadarkan para anak remaja bagaimana
dampak yang akan ditimbulkan jika menggunakan Napza.

B. Pokok Bahasan : Napza

C. Sub Pokok Bahasan : pencegahan penyalahgunaan Napza

D. Sasaran : seluruh siswa SMP 1 Kedungwuni

E. Tempat : Aula SMP 1 Kedungwuni

F. Waktu : Senin ,20 April 2020, pukul 09:00 WIB

G. Tujuan :

 Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengetahui,


memahami dan melaksanakan pencegahan dan penanggulangan bahaya
Napza.
 Tujuan khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 35 menit sasaran
diharapkan mampu :
1. Peserta mengetahui beberapa pengertian Napza
2. Peserta mengetahui faktor-faktor penyebab penyalahgunaan Napza

1
3. Peserta mengetahui penggolongan Napza
4. Peserta mengetahui cara kerja Napza dan pengaruhnya pada otak
5. Peserta mengetahui pengaruh berbagai jenis Napza pada tubuh
6. Peserta mengetahui akibat penyalahgunaan Napza
H. Media dan Alat : LCD , Leaflet, laptop
I. Metode : ceramah ,tanya jawab
J. Pengorganisasian :
 Pemateri : Mahasiswa A
 Moderator : Mahasiswa B
 Fasilitator : Mahasiswa C dan D
 Denah posisi penyuluhan:

LCD

Moderator Pemateri

Siswa Siswa Siswa Siswa

Fasilitator
1
Siswa siswa siswa Siswa

Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa

Fasilitator
2

K. Kegiatan penyuluhan

2
No Tahap Waktu Kegiatan Mahasisiwa Kegiatan Peserta Alat yang
Kegiatan dipakai
1 Pendahuluan 5 menit - Mengucapkan - Menjawab Mic
salam salam
- Memperkenalka - Mendengarkan
n diri dan memperhatikan
- Menjelaskan - Mendengarkan
tujuan penyuluhan dan memperhatikan
- Menjelaskan
kontrak waktu
- Menyampaikan
pokok- pokok materi
2 Pelaksanaan 20 - Menggali - Memperhatikan LCD,
menit pengetahuan audiens dan mendengarkan Leaflet
tentang Napza dengan seksama
- Menjelaskan - Menyampaikan
materi: pertanyaan setelah
 pengertian penyampaian
NARKOBA materi
 faktor-faktor
penyebab
penyalahgunaan
Napza
 penggolongan
Napza
 cara kerja Napza
dan pengaruhnya
pada otak
 pengaruh
berbagai jenis
Napza pada
tubuh
 akibat
penyalahgunaan

3
NARKOBA
- memberikan
audiens waktu untuk
bertanya.

3 Penutup 10 - Memberikan - Menjawab Mic


menit beberapa pertanyaan pertanyaan
untuk mengavaluasi - Menyimpulkan
sejauh mana - Mendengarkan
pemahaman dan memperhatikan
audience tentang - Menjawab
materi yang salam penutup
dijelaskan
- Menyimpulkan
hasil kegiatan
penyuluhan
Bersama- sama
- Mengakhiri
acara dengan salam
penutup dan ucapan
terima kasih

L. Kriteria evaluasi :

a. Evaluasi Struktur

Kegiatan yang dilakukan penyuluh sebelum pelaksanaan :

- Materi dan media sudah disiapkan 3 hari sebelum pelaksanaan

- Agenda kegiatan sudah diberitahukan kepada pihak sekolah 2 hari sebelum


pelaksanaan

4
b. Evaluasi proses

Semua kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh dan peserta sejak mulai
penyuluhan sampai selesai :

- Penyuluh memberikan materi sesuai SAP

- Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung

- Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung

- Peserta sangat antusias dalam kegiatan tanya jawab

- Penyuluh memberikan jawaban yang mudah dimengerti dan di pahami peseta

- Kegiatan berlangsung dengan lancar dan tepat waktu

c. Evaluasi Hasil:

Hasil yang dicapai peserta selama proses penyuluhan :

- 100% peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

- 80% perserta mampu menyebutkan pengertian

- 75% peserta mampu menyebutkan factor

- 75% peserta mampu menyebutkan penggolongan

- 70% peserta mampu menyebutkan cara kerja

- 65% peserta mampu menyebutkan pengaruh

- 65% peseta mampu menyebutkan akibat

Pekalongan ,16 April 2020

Mengetahui Pembimbing Mahasiswa

David Arifianto M.kep,Ns,Sp.Kep M.B Kelompok 4

5
M. Lampiran Materi

NAPZA/ NARKOBA

A. Definisi
 Narkoba adalah narkotik dan obat-obatan berbahaya yang disebut juga Napza
(Narkotik, Alkohol dan Zat Aktif).
 NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat yang
bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/ susunan
saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,psikis, dan fungsi
sosialnya krn trjd kebiasaan, ketagihan, dan ketergantungan.
 Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk
maksud pengobatan, tetapi ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang
secara kurang teratur dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan
fisik, mental, dan kehidupan sosialnya (Joewono, 2004).

B. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Napza


Terdapat 3 faktor (alasan) yang dapat dikatakan sebagai “ pemicu” seseorang dalam
penyalahgunakan narkoba. Ketiga faktor tersebut adalah faktor diri, faktor lingkungan,
dan faktor kesediaan narkoba itu sendiri.

1. Faktor Diri

a. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau brfikir panjang tentang
akibatnya di kemudian hari.

b. Keinginan untuk mencoba-coba kerena penasaran.

c. Keinginan untuk bersenang-senang.

d. Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau


lingkungan tertentu.

e. Workaholic agar terus beraktivitas maka menggunakan stimulant (perangsang).

6
f. Lari dari masalah, kebosanan, atau kegetiran hidup.

g. Mengalami kelelahan dan menurunya semangat belajar.

h. Menderita kecemasan dan kegetiran

i. Kecanduan merokok dan minuman keras. Dua hal ini merupakan gerbang ke arah
penyalahgunaan narkoba.

j. Karena ingin menghibur diri dan menikmati hidup sepuas-puasnya.

k. Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan menggunakan obat
penghilang rasa lapar yang berlebihan.

l. Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau tidak disayangi, dalam
lingkungan keluarga atau lingkungan pergaulan.

m. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

n. Ketidaktahuan tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba.

o. Pengertian yang salah bahwa mencoba narkoba sekali-kali tidak akan


menimbulkan masalah.

p. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau
kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba.

q. Tidak dapat atau tidak mampu berkata TIDAK pada narkoba.

2. Faktor Lingkungan

a. Keluarga bermasalah atau broken home.

b. Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalahguna atau
bahkan pengedar gelap nrkoba.

c. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau bahkan
semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap narkoba

d. Sering berkunjung ke tempat hiburan (café, diskotik, karoeke, dll.).

e. Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur.

7
f. Lingkungan keluarga yang kurang / tidak harmonis.

g. Lingkungan keluarga di mana tidak ada kasih sayang, komunikasi, keterbukaan,


perhatian, dan saling menghargai di antara anggotanya.

h. Orang tua yang Otoriter,.

i. Orang tua/keluarga yang permisif, tidak acuh, serba boleh, kurang/tanpa


pengawasan.

j. Orang tua/keluarga yang super sibuk mencari uang/di luar rumah.

k. Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian.

l. Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk, orang tidak dikenal secara pribadi, tidak
ada hubungan primer, ketidakacuan, hilangnya pengawasan sosial dari masyarakat,
kemacetan lalu lintas, kekumuhan, pelayanan public yang buruk, dan tingginya
tingkat kriminalitas.

m. Kemiskinan, pengangguran, putus sekolah, dan keterlantaran.

3. Faktor Ketersediaan Narkoba. Narkoba itu sendiri menjadi faktor pendorong bagi
seseorang untuk memakai narkoba karena :

a. Narkoba semakin mudah didapat dan dibeli.

b. Harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat.

c. Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan.

d. Modus Operandi Tindak pidana narkoba makin sulit diungkap aparat hukum

e. Masih banyak laboratorium gelap narkoba yang belum terungkap.

f. Sulit terungkapnya kejahatan computer dan pencucian uang yang bisa membantu

g. Bisnis perdagangan gelap narkoba.

h. Semakin mudahnya akses internet yang memberikan informasi pembuatan


narkoba.

i. Bisnis narkoba menjanjikan keuntugan yang besar

8
j. Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yagn kuat dan professional.

C. Penggolongan Napza/Narkoba

Karena bahaya ketergantungan, penggunaan, dan peredaran narkoba diatur dalam


undang-undang, yaitu undang-undang Nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika, undang-
undang Nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika. Penggolongan jenis-jenis narkoba
didasarkan pada peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:

1. Narkotika
Menurut undang-undang Nomor 22 tahun 1997, narkotika dibagi menurut potensi
yang menyebabkan ketergantungannya adalah sebagai berikut :

- Narkotika Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan,


tidak digunakan untuk terapi (pengobatan). Contoh : heroin, kokain dan ganja.
Putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.

- Narkotikan Golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan,


digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh : morfin, petidin dan
metadon.

- Narkotika Golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan


banyak digunakan dalam terapi. Contoh : kodein.

2. Psikotropika
Menurut undang-undang Nomor 5 tahun 1997 psikotropika dibagi menurut potensi
yang dapat menyebabkan ketergantungan antara lain :

- Psikotropika Golongan I : amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak


digunakan dalam terapi. Contoh : MDMA (ekstasi)

- Psikotropika Golongan II : kuat menyababkan ketergantungan, digunakan terbatas


pada terapi. Contoh : amfetamin, metamfetamin (sabu), fensiklidin, dan ritalin.

- Psikotropika Golongan III : potensi sedang menyebabkan ketergantungan, banyak


digunakan dalam terapi. Contoh : pentobarbital dan flunitrazepam.

9
- Psikotropika Golongan IV : potensi ringan menyebabkan ketergantungan dan
sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh : diazepam, klobazam, fenobarbital,
barbital, klorazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam (nipam, pil KB/koplo)

3. Zat psiko-aktif lain

Tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan tentang narkotika dan


psikotropika. Yang sering disalah gunakan adalah :

- Alkohol, yang terdapat pada berbagai jenis minuman keras

- Inhalasia/sovel, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat pada
berbagai keperluan pabrik, kantor dan rumah tangga.

- Nikotin yang terdapat pada tembakau

- Kafein pada kopi, minuman penambah energi dan obat sakit kepala tertentu.

Penggolongan narkotiba, psikotropika, dan zat adiktik lainnya menurut WHO


didasarkan atas pengaruhnya terhadap tubuh manusia antara lain :

- Opioida : mengurangi rasa nyeri dan menyebabkan mengantuk atau turunnya


kesadaran. Contoh : opium, morfin, heroin dan petidin.

- Ganja : menyebabkan perasaan riang, meningkatkan daya khayal, dan perubahan


perasaan waktu. Contoh : mariyuana, hasis.

- kokain dan daun koka, tergolong stimulansia (meningkatkan aktivitas otak/fungsi


organ tubuh lain).

- Golongan amfetamin, tergolong stimulansia. Contoh : ekstasi, sabu.

- Alkohol, yang terdapat pada minuman keras.

- Halusinogen, memberikan halusinasi (khayal). Contoh : Lysergic Acid (LSD)


sering disebut acid, red dragon, blue heaven, sugar cuber, trips dan tabs.

- Sedativa dan Hipnotika (obat penenang/obat tidur, seperti pil BK, MG)

- Solven dan inhalasi : gas atau uap yang dihirup. Contoh : tiner dan lem

- Nikotin, terdapat pada tembakau (termasuk stimulansia).

10
- Kafein, terdapat dalam kopi, berbagai jenis obat penghilang rasa sakit atau nyeri,
dan minuman kola (termasuk stimulansia).

D. Cara Kerja Narkoba Dan Pengaruhnya Pada Otak


Narkoba berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab atas kehidupan perasaan
yang disebut sistem limbus. Hipotalamus merupakan pusat kenikmatan pada otak adalah
bagian dari sistem limbus. Narkoba menghasilkan perasaan ”High” dengan mengubah
susunan biokimia molekul pada sel otak yang disebut neurotransmitter. Otak dilengkapi
alat untuk menguatkan rasa nikmat dan menghindarkan rasa sakit atau tidak enak, guna
membantu kita memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti rasa lapar, haus, rasa hangat
dan tidur. Mekanisme ini merupakan mekanisme pertahanan diri. Jika kita lapar, otak
menyampaikan pesan agar mencari makanan yang kita butuhkan, kita berupaya mencari
makanan itu dan menempatkat diatas segala-galanya, kita rela meninggalkan pekerjaan
dan kegiatan lain demi memperoleh makanan itu.

Yang terjadi pada adiksi adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat
kenikmatan (hipotalamus), jika mengonsumsi narkoba, otak akan membaca tanggapan
kita jika nikmat otak akan menngeluarkan neurotransmitter yang menyampaikan pesan
”zat ini berguna bagi mekanisme pertahanan tubuh, jadi ulangi pemakaiannya” jika
memakai narkoba lagi, kita kembali merasa nikmat seolah-olah kebutuhan kita
terpuaskan. Otak akan merekamnya sebagai suatu yang harus dicari sebagai prioritas
akibatnya otak membuat program salah, seolah-olah kita memang memerlukanya sebagai
mekanisme pertahanan diri maka terjadilah kecanduan.
E. Pengaruh Berbagai Jenis Narkoba Pada Tubuh
1. Opioida
a. Pengaruh jangka pendek : hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang, rasa
nyaman (eforik) diikuti perasaan seperti mimpi dan rasa mengantuk.
b. Pengaruh jangka panjang : ketergantungan (gejala putus zat, toleransi) dan
meninggal dunia karena over dosis. Dapat menimbulkan komplikasi seperti
sembelit, gangguan mentruasi dan impotensi. Karena pemakaian jarum suntik tidak
steril timbul abses dan tertulas hepatitis B/C atau penyakit HIV/AIDS.
2. Ganja (mariyuana, cimeng, gelek, dan hasis)
a. Pengaruh jangka pendek : segera setelah pemakaian akan timbul rasa cemas,
gembira, banyak bicara, tertawa cekikikan, halusinasi, dan berubahnya perasaan

11
waktu (lama dikira sebentar) dan ruang (jauh dikira dekat), peningkatan denyut
jantung, mata merah, mulut dan tenggorokan kering, selera makan meningkat.
b. Pengaruh jangka panjang : daya pikir berkurang, motivasi belajar turun, perhatian
ke sekitarnya berkurang, daya tahan terhadap infeksi menurun, aliran darah ke
jantung berkurang dan perubahan pada sel-sel otak.
3. Kokain
a. Pengaruh jangka pendek : rasa percaya diri meningkat, banyak bicara, rasa lelah
hilang, kebutuhan tidur berkurang, minat seksual meningkat, halusinasi visual dan
taktil (seperti ada serangga merayap), waham curiga dan waham kebesaran.
b. Pengaruh jangka panjang : kurang gizi, anemia, sekat hidung rusak/berlubang, dan
gangguan jiwa psikotik.
4. Alkohol
a. Pengaruh jangka pendek : alkohol dapat menyebabkan mabuk, jalan sempoyongan,
bicara cadel, kekerasan atau perbuatan merusak, ketidakmampuan belajar dan
mengingat dan menyababkan kecelakaan karena mengendarai dalam keadaan
mabuk.
b. Pengaruh jangka panjang : menyebabkan kerusakan pada hati, kelenjar getah
lambung, saraf tepi, otak, gangguan jantung, meningkatkan risiko kanker, dan bayi
lahir cacat dari ibu pecandu alkohol.
5. Golongan amfetamin
a. Pengaruh jangka pendek : tidak tidur (terjaga), rasa riang, perasaan melambung
(fly), rasa nyaman, meningkatkan keakraban. Namun setelah itu timbul rasa tidak
enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat, rasa haus, rahang kaku dan
bergerak-gerak, badan gemetar, jantung berdebar dan tekanan darah meningkat.
b. Pengaruh jangka panjang : kurang gizi, anemia, penyakit jantung, dan gangguan
jiwa. Pembuluh darah otak dapat pecah sehingga mengalami stroke atau gagal
jantung yang dapat menyebabkan kematian.
6. Halusinogen (lysergic acid)
a. Pengaruh jangka pendek : pengaruh LSD tak dapat diduga dimana sensasi dan
perasaan berubah secara dramatis, mengalami flasbacks dan bad trips (halusinasi)
secara berulang tanpa peringatan sebelumnya, pupil melebar, tidak dapat tidur,
selera makan hilang, suhu tubuh meningkat, berkeringat, denyut nadi dan tekanan
darah meningkat.

12
b. Pengaruh jangka panjang : merusak sel otak, gangguan daya ingat, dan pemusatan
perhatian, meningkatnya resiko kejang, kegagalan pernafasan dan jantung.
7. Sedativa dan hipnotika (obat penenang dan obat tidur)
a. Pengaruh jangka pendek : perasaan tenang dan otot-otot mengendur. Pada dosis
lebih besar dapat terjadi gangguan bicara (pelo), persepsi terganggu, dan jalan
sempoyongan, untuk dosis lebih tinggi mengakibatkan tertekannya pernafasan,
koma, dan kematian.
b. Pengaruh jangka panjang : gejala ketergantungan.
8. Solven dan inhalasi
a. Pengaruh jangka pendek : dapat mengakibatkan kematian mendadak karena otak
kekurangan oksigen atau karena ilusi, halusinasi dan persepsi salah (merasa bisa
terbang sehingga mati ketika terjun dari tempat tinggi).
b. Pengaruh jangka panjang : kerusakan otak, paru-paru, ginjal, sumsum tulang dan
jantung.
9. Nikotin
a. Menyebabkan kanker paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung dan
tekanan darah tinggi.
F. Akibat Penyalahgunaan Narkoba
1. Bagi diri sendiri
a. Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja seperti :
1) Daya ingat sehingga mudah lupa
2) Perhatian sehingga sulit berkonsentrasi
3) Perasaan sehingga tidak dapat bertindak rasional dan impulsive
4) Persepsi sehingga memberi perasaan semu/khayal
5) Motivasi sehingga keinginan dan kemampuan belajar merosot, persahabatan
rusak, minat dan cita-cita semula padam
b. Intoksikasi (keracunan)
Yaitu gejala yang timbul akibat pemakaian narkoba dalam jumlah yang cukup
berpengaruh pada tubuh dan perilakunya. Gejalanya tergantung jenis, jumlah dan
cara penggunaannya.
c. Over dosis
Dapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernafasan (heroin) atau
perdarahan otak (amfetamin,sabu). Over dosis terjadi karena toleransi maka perlu

13
dosis yang lebih besar, atau karena sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi
dengan dosis yang dahulu digunakan.
d. Gejala putus zat
Yaitu gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau dihentikan pemakiannya.
Berat ringan gejala bergantung jenis zat, dosis dan lama pemakaian.
e. Berulang kali kambuh
Yaitu ketergantungan yang menyebabkan craving (rasa rindu pada narkoba), walau
telah berhenti pakai. Narkoba dan perangkatnya seperti kawan-kawan sesama
pemakai, suasana dan tempat-tempat penggunaannya dahulu mendorong untuk
memakai narkoba kembali. Itu sebabnya pecandu akan berulang kali kambuh.
f. Gangguan perilaku/mental-sosial
Sikap acuh tak acuh, sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung, menarik diri
dari pergaulan, hubungan dengan keluarga dan teman terganggu, terjadi perubahan
mental diantaranya gangguan pemusatan perhatian, motivasi belajar/bekerja lemah,
ide paranoid, gejala parkinson.
g. Gangguan kesehatan
Yaitu kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung, paru,
ginjal, kelenjar endokrin, alat reproduksi, infeksi hepatitis B/C, HIV/AIDS,
penyakit kulit dan kelamin, kurang gizi dan gigi berlubang.
h. Kendornya nilai-nilai
Mengendornya nilai-nilai kehidupan agama, sosial, budaya seperti perilaku seks
bebas dengan akibatnya (penyakit kelamin, kehamilan yang tidak diinginkan),
sopan santun hilang, menjadi asosial, mementingkan diri sendiri dan tidak
memperdulikan kepentingan orang lain.
i. Keuangan dan hukum
Yaitu keuangan menjadi kacau karena harus memenuhi kebutuhan akan narkoba.
Itu sebabnya ia akan mencuri, menipu dan menjual barang-barang milik sendiri
atau orang lain. Jika masih sekolah,uang sekolah digunakan untuk membeli
narkoba sehingga akan terancam putus sekolah. Dapat juga malakukan tindakan
kriminal sehingga bisa terkena sanksi hukum (ditahan, dipenjara atau didenda).
2. Bagi keluarga
Suasana hidup nyaman dan tentram menjadi terganggu, membuat keluarga resah
karena barang-barang berharga di rumah hilang. Anak berbohong, mencuri, menipu,

14
bersikap kasar, acuh tak acuh dengan urusan keluarga, tidak bertanggung jawab, hidup
semaunya dan asosial.

Orang tua menjadi malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, tetapi juga
sedih dan marah. Perilakunya ikut berubah sehingga fungsi keluarga terganggu. Orang
tua menjadi putus asa karena masa depan anak tidak jelas, stres meningkat dan
membuat kehidupan ekonomi morat-marit, pengeluaran uang meningkat karena
pemakaian narkoba atau karena harus berulang kali dirawat dan bahkan mungkin
mendekam di penjara.

3. Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar. Siswa
penyalahguna narkoba mengganggu suasana belajar-mengajar di kelas dan prestasi
belajar turun drastis. Penyalahgunaan narkoba juga berkaitan dengan kenakalan dan
putus sekolah, kemungkinan siswa penyalahguna narkoba membolos lebih besar dari
siswa lain.

Penyalahgunaan narkoba juga berhubungan dengan kejahatan dan perilaku asosial lain
yang mengganggu suasana tertib dan aman, perusakan barang-barang milik sekolah,
meningkatnya perkelahian. Mereka juga menciptakan iklim acuh tak acuh dan tidak
menghormati pihak lain. Banyak diantara mereka menjadi pengedar atau pencuri
barang milik teman atau karyawan sekolah.

4. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara


Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba. Terjalin hubungan antara
pengedar/bandar dan korban sehingga tercipta pasar gelap. Oleh karena itu, sekali
pasar terbentuk akan sulit memutus mata rantai peredarannya. Masyarakat yang rawan
narkoba tidak memiliki daya tahan, sehingga kesinambungan pembangunan terancam.
Negara menderita kerugian karena masyarakatnya tidak produktif dan tingkat
kejahatan meningkat, belum lagi sarana dan prasarana yang harus disediakan.

15
Daftar Pustaka

BNN-RI. 2009. Advokasi pencegahan penyalahgunaan narkoba. Jakarta : Departemen Sosial


RI

Badan Narkotika Nasional (2004). Terapi KomunitasDalam Rehabilitasi Sosial


Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta : Departemen Sosial RI

http:// www.Kompas.co.id/ Merokok dan Narkoba Sama Bahayanya.


http:// www.infonarkoba.com/ Gerbang Informasi Dan Solusi Masalah Narkoba.
Joewana, Satya (2005) Pencegahan Dan Penanggulanagan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis
Sekolah. Jakarta : PT Balai Pustaka
Martono, L. Harlina (1998) Pendidikan Sebagai Sarana Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba. Jakarta : Badan Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (BPKJM)

16

Anda mungkin juga menyukai