Disusun oleh :
I Gusti Agung Ngurah Maha , S.Ked (19360106)
Hary Try Anugrah, S.Ked (19360182)
Lilin Noviana, S.Ked (19360110)
Maisaroh Shofy Utari Putri, S.Ked (19360136)
Nikma Nur Fadhila, S.Ked (19360128)
Preseptor & Penguji :
Dr. Jims Ferdinan Possible, M.Ked, For, Sp.FM
A
B. Klasifikasi Asfiksia
Berdasarkan Perjalanan Klinis Berdasarkan Etiologi
1 4 Anoksia
A
Anoksia Histoksik
1 3
anoksik
Mekanik Toksik
2
2 3 1. Ekstraseluler Alamiah
Anoksia Anoksia 2. Intraseluler
Anemik Stagnan
3. Metabolik
4. Substrat
III. FASE-FASE ASFIKSIA
A. FASE I
O2 rangsang RR ↑, HR ↑, TD ↑
DISPNEU
CO2 SSP SIANOSIS (wajah dan tangan)
(+ 4 mnt)
ASFIKSIA
IV. TANDA – TANDA ASFIKSIA SECARA UMUM
SIANOSIS PADA
MUKOSA
SIANOSIS PADABIBIR
UJUNG JARI
D. GAMBAR TANDA SEKUNDER
3. MATA&
2. WJH SEMBAB SEDIKIT TERBUKA
KEKEJANGAN OTOT WJH
1. LEBAM MAYAT BERWARNA LEBIH GELAP
6. KEKEJANGAN
4. TERDAPAT
5. KETUBAN PECAH & JANIN KELUAR
OTOT WAJAH 7. DARAH BERWARNA HITAM DAN4. TDPT CAIRAN VAGINA
ENCER
CAIRAN MANI
V. KLASIFIKASI ASFIKSIA MEKANIK
BERDASARKAN MEKANISME & PERISTIWA
MEKANISME PERISTIWA
a. Gantung (Hanging)
1. Penekanan saluran pernafasan b. Jerat (Strangulation by ligature)
c. Cekik (Manual Strangulation)
a. Bekap (Smotre) = Berada luar
tubuh/ ekstraluminer.
2. Penutupan dan sumbatan jalan nafas b. Sumpal (Gagging) & Sedak
(Chocking) = Berada dalam tubuh
Intraluminer
a. Himpit (Asfiksia Traumatik/Crush
3. Penekanan dinding pernafasan
Asfiksia)
4. Permukaan luka teraba cekung & tdk 11. Terdapat iskemik pada permukaan
rata / kasar, luka berbatas tegas (jika U jejas bila di tekan dg tali.
menggunakan benda yang keras dan m 12. Air liur keluar kontra lateral dari jejas
sempit seperti tali/ kabel). u simpul.
5. Permukaan luka teraba tdk begitu
m 13. Lebam mayat terletak pada bagian tubuh
cekung & rata / tdk kasar, luka berbatas n terendah serta pada daerah leher di atas tali.
tdk tegas (jika menggunakan benda yg y 14. Bila sebab kematian korban mati lemas
lembut dan luas seperti kain/ handuk). a terdapat gambaran asfiksia.
Simpul
Permukaan
iskemik
Tdk
Menempel
Pd Kulit
ekismosis
1. PENEKANAN
SALURAN PERNAFASAN
B. JERAT (STRANGULATION BY LIGATURE)
1. DEFINISI
Penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, rantai, stagen, kawat, kaos kaki dan
sebagainya, melingkari atau mengikat leher yang makin lama makin kuat sehingga saluran
pernafasan tertutup. Dan tidak dipengaruhi oleh berat badan (Dept. Forensik & Medikolegal FK
UI, 1997).
SIMPUL JEJAS
MELINGKAR MATI
SEMPURNA
JERAT DGNLUKA
BENDASETINGGI
YG KERAS JAKUN
(TALI, DSB)
1. PENEKANAN
SALURAN PERNAFASAN
C. CEKIK (MANUAL STRANGULATION)
1. Definisi
Penekanan leher dgn tangan, yang menyebabkan dinding saluran nafas
bagian atas tertekan & terjadi penyempitan saluran nafas sehingga udara
pernafasan tdk dapat lewat (Dept. Forensik & Medikolegal FK UI, 1997).
2. Mekanisme
Pangkal lidah,
Pallatum molle
Penekanan pd leher Kekuatan dan uvula
dengan tangan penekanan terdorong keblkg
(jari&telapak dipengaruhi & keatas, epiglotis Udara tdk
tangan)/kaki/tali/kain/ oleh tenaga tertekan shg laring bisa msk ASFIKSIA
dll yg menekan leher seseorang tertutup ke paru2
3. TANDA-TANDA (POST MORTEM) CEKIK
Pada umumnya :
1. Terdapat luka/ jejas lecet (jenis luka : lecet 5. Tdk terdapat ekimosis.
tekan) yang tdk melingkar leher.
2. Luka berbentuk spt garis datar 6. Patah tulang rawan lidah, tiroid/krikoid.
(asimetris)/bulan sabit (luka lecet akibat tekanan
kuku).
7. Sering dijumpai tanda kekerasan lainnya (sbg
mekanisme pergumulan).
3. Permukaan luka teraba cekung & rata / tdk
kasar (jika menggunakan kain), luka kasar dan
berbatas tegas (jika menggunakan tali dan kuku). 8. Bila sebab kematian korban mati lemas terdapat
gambaran asfiksia.
1. Definisi
Penutupan lubang hidung & mulut yg menghambat pemasukan udara ke paru-
paru. Pembekapan menimbulkan kematian akibat asfiksia (Dept. Forensik &
Medikolegal FK UI, 1997).
2. Mekanisme
2. Luka terdapat pd mukosa bibir bagian dalam 7. Sering ditemukan serat2 pakaian diwajah
dan permukaan hidung di dlm rongga hidung. korban dan aroma zat yang melumpuhkan.
4. Permukaan luka tidak terlalu cekung & rata / 9. Bila sebab kematian korban mati lemas terdapat
tdk kasar, luka berbatas tegas. gambaran asfiksia.
1. DEFINISI
Keadaan dmn terjadi sumbatan jalan nafas oleh benda asing, yg mengakibatkan
hambatan udara utk masuk ke paru-paru. Pd gagging sumbatan terdapat dlm orofaring
sedangkan chocking sumbatan terdapat lebih dlm pd laryngofaring (Budiyanto, 1997).
2. MEKANISME
Sumpal (gagging)
menekan palatum mole
Benda asing shg cavum nasi Udara tdk bisa
menyumbat jln napas menyempit msk ke paru2
dlm (intraluminal)
Sedak (chocking)
menekan glotis ASFIKSIA
3. TANDA-TANDA (POST MORTEM) SUMPAL & SEDAK
1. DEFINISI
Suatu keadaan udara terhalang utk masuk & keluar paru-paru akibat gerakan napas
terhenti oleh karena tekanan dari luar (pada dada/perut) yg menyebabkan rongga dada
& paru-paru tdk mengembang (Hoediyanto, 2012).
2. MEKANISME
Adaya tekanan pada
dada/perut
Udara tdk bisa
msk ke paru2
Gangguan gerakan
pernapasan
ASFIKSIA
4. GAMBAR DARI CIRI PERISTIWA HIMPIT
LUKA BERBATAS
TERHIMPIT TEGAS
BATU
3. TANDA-TANDA (POST MORTEM) HIMPIT
Pada umumnya:
1. Terdapat luka (jenis luka: lecet tekan) & memar (berbatas tegas) pada dada/perut.
2. Patah tulang dada.
3. Pakaian rusak.
4. Terdapat benda asing seperti serpihan tanah, batu, atau kayu.
5. Luka robek pada beban yg sangat berat.
6. Tanda-tanda asfiksia jika meninggal dlm keadaan asfiksia.
1. DEFINISI
2. MEKANISME
Air/cairan terhisap ke
jln napas
Udara tdk bisa
Masuk ke dlm saluran msk ke paru2
pernapasan shg
menutup saluran
pernapasan & paru2 ASFIKSIA
3. KLASIFIKASI TENGGELAM
A. BERDASARKAN VOLUME CAIRAN YANG MASUK
Pelepasan ion kalium dari serabut otot jantung, Air ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dlm jar. interstisial
sehingga kadar ion kalium dalam plasma meningkat
FIBRILASI VENTRIKEL (COD non asfiksia) PAYAH JANTUNG (COD non asfiksia)
o.k: penurunan tekanan darah dan perubahan o.k: Sirkulasi menjadi lambat (akibat hemokonsentrasi)
keseimbangan ion dan beban jantung meningkat
Kematian (terjadi dalam waktu 5 menit) Kematian (terjadi dalam waktu 8-9 menit)
5. TANDA-TANDA (POST MORTEM) TENGGELAM
1. Kulit basah, dingin dan pucat 5. Washer woman hand (keriput, pucat dan kering)
P
2. Sering ditemukan pasir & lumpur pd a
tubuh, wajah, hidung, rambut, rongga d 6. Kadang terdapat cadaveric spasme (terjadi
mulut, lambung, kerongkongan pd org yg sadar pd saat tenggelam)
a
ISKEMIK, KERIPUT
& KERING
X
ISKEMIK,SURFAKTAN
KERIPUT
KEPALA DI & KERING
CADAVERIC
BAGIAN
CUTISPD (Washer
SPASM
TERBAWAH
MULUT & HIDUNG
ANSERINA woman hand )
TENGGELAM SEBAGIAN TUBUH
5. BERADA DI RUANG HAMPA UDARA
1. Definisi
Kekurangan atau ketiadaan O2. Bisa terjadi karena korban berada dalam ruangan
kecil tertutup atau kepala dimasukkan kedalam plastik tertutup yang di ikat di bagian
leher (Dept. Forensik & Medikolegal FK USU, 2009).
2. Mekanisme
Kekurangan Kebutuhan O2
Volume O2 tubuh tidak
mencukupi ASFIKSIA
disekitar
korban kebutuhan tbh
3. TANDA-TANDA 4. GAMBAR DARI
(POST MORTEM) CIRI PERISTIWA
SUFOKASI SUFOKASI
Pada umumnya: SUFOKASI
CADAVERIC SPASM DI RUANG
MATA MELOTOT
1. Terdapat mulut terbuka/ SEMPIT
menganga.
2. Mata melotot dan trismus otot
wajah
3. Tampak iskemik pada wajah (jika
plastik melekat erat pada wajah).
4. Adanya Cadaveric spasme.
5. Sering ditemukan jejas yg tidak
signifikan.
6. Tanda-tanda asfiksia ditemukan
jika meninggal dlm keadaan PLASTIK MELEKAT ERAT
SUFOKASI
PDDI
MULUT PEGUNUNGAN
WAJAH
MENGANGA
asfiksia
KESIMPULAN
Simpulan
Materi asfiksia mekanik sangat penting untuk kalangan Dokter agar mengetahui, memahami,
dan mampu melakukan segala hal terkait dengan asfiksia mekanik sehingga dapat membantu
penegak hukum didalam menentukan sebab kematian, serta dapat membuat Visum et Repertum
sebagai alat bukti di pengadilan terkait dengan peristiwa kematian korban
Saran
1. Perlu memahami materi tentang asfiksia mekanik terutama bagi kalangan dokter agar
dapat menentukan sebab kematian sehingga dapat membuat Visum et Repertum sebagai
alat bukti di pengadilan terkait dengan peristiwa kematian korban
2. Bagi masyarakat umum mampu menentukan sikap/memutuskan tindakan apa yang harus
dilakukan. Seperti dalam hal pertolongan pertama dalam kasus asfiksia mekanik serta
keputusan yang berhubungan dengan kematian asfiksia.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, A. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Budiyanto, A., et al. 1997. Thanatology dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Gani, M.H. 2001. ilmu Kedokteran Forensik. Padang: Universitas Andalas.
Hoediyanto. 2010. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Edisi Ketujuh. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Idries, A.M. 2008. penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Pelayanan. Jakarta: sagung
Seto.
Indrayana, M., et al. 2015. Profil Kasus Autopsi Pada Anak Di Provinsi Riau Periode Tahun 2010-
2016. MKA. 38(3).
Leonardo. 2018. asfiksia Forensik. Artikel Penelitian.
Rey, N.E.K., et al. 2017. Gambaran Kasus Kematian Dengan Asfiksia di Bagian Kedokteran Forensik
Medikolegal RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2013-2017. Jurnal e-Clinic. 5(2).
Robi, M., et al. 2016 Gambaran Kasus Asfiksia Mekanik do Bagian Forensik RSUP Prof. R. D.
Kandou Periode Tahun 2010-2015. Junrla e-Clinic. 4(2).
TERIMAKASIH
Stas
e Fo
Med rensik
Peri i &
ode kolegal
20 J
Febr a
uari nuari-22
2020
Sebab kematian korban diperkirakan (suspect) : gagal proses bernafas (asfiksia) oleh karena
penekanan dan lilitan benda yang berpenampang sempit dengan permukaan kasar menyerupai tali
tambang melingkar tidak sempurna di leher sehingga menekan saluran pernafasan akibat peristiwa
gantung.
Sebab kematian korban diperkirakan (suspect) : gagal proses bernafas (asfiksia) oleh karena
penutupan saluran pernafasan hingga ke paru-paru oleh cairan dan lumpur akibat peristiwa
tenggelam di air tawar.
Sebab kematian korban diperkirakan (suspect) : gagal proses bernafas (asfiksia) oleh karena
penutupan lubang/jalan pernafasan (hidung & mulut oleh kain/oleh handuk / oleh bantal) akibat
peristiwa bekap.
Sebab kematian korban diperkirakan (suspect) : gagal proses bernafas (asfiksia) oleh karena
penekanan benda berpenampang luas, keras & padat menyerupai kayu yang menekan leher
sehingga saluran pernafasan menyempit akibat periwtiwa cekik.