Anda di halaman 1dari 36

ASFIKSIA

Disusun oleh :
I Gusti Agung Ngurah Maha , S.Ked (19360106)
Hary Try Anugrah, S.Ked (19360182)
Lilin Noviana, S.Ked (19360110)
Maisaroh Shofy Utari Putri, S.Ked (19360136)
Nikma Nur Fadhila, S.Ked (19360128)
Preseptor & Penguji :
Dr. Jims Ferdinan Possible, M.Ked, For, Sp.FM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI


BANDAR LAMPUNG FEBRUARI-2020
I. DEFINISI
A. ASFIKSIA
Suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara
pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan
peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea). Dengan demikian organ tubuh
mengalami kekurangan oksigen dan terjadi kematian (Budiyanto, 1997).

B. HIPOKSIA/ANOKSIA C. ASFIKSIA MEKANIK


Keadaan dimana terjadi defisiensi
Mati lemas yang terjadi bila udara
oksigen, yang mengakibatkan
pernapasan terhalang memasuki
kerusakan sel akibat penurunan
saluran pernapasan diakibatkan oleh
respirasi oksidatif aerob sel
berbagai kekerasan (bersifat
(Departemen Forensik & Medikolegal
mekanik) (Husniani, 2001).
FK UI, 2009)
II. KLASIFIKASI
A. Klasifikasi Anoksia

A
B. Klasifikasi Asfiksia
Berdasarkan Perjalanan Klinis Berdasarkan Etiologi
1 4 Anoksia

A
Anoksia Histoksik
1 3
anoksik
Mekanik Toksik
2
2 3 1. Ekstraseluler Alamiah
Anoksia Anoksia 2. Intraseluler
Anemik Stagnan
3. Metabolik
4. Substrat
III. FASE-FASE ASFIKSIA
A. FASE I
O2 rangsang RR ↑, HR ↑, TD ↑
DISPNEU
CO2 SSP SIANOSIS (wajah dan tangan)
(+ 4 mnt)

Kesadaran mulai hlg, Pupil Kejang klonik B. FASE II


dilatasi, TD , Merangsang   O2, KONVULSI
- Kejang opisotonik
Penutupan lubang2 tbh, SSP   CO2   (+ 2 mnt)
- Kejang tonik
PETEKIE

C. FASE III Penurunan kesadaran


Depresi Kegagalan
APNEU relaksasi otot2 tubuh (pengeluaran cairan
SSP pernapasan
(+ 1 mnt) sperma , urin,surfaktan & tinja)

Aktivitas sistem tbh lainnya menurun Pengeluaran cairan tbh D. FASE IV


Pulsasi nadi hilang hingga hilang, namun pulsasi nadi (SURFAKTAN, tinja, air mata, air TERMINAL
masih teraba mani, air kencing, dll) (+ 30 detik)

ASFIKSIA
IV. TANDA – TANDA ASFIKSIA SECARA UMUM

1. Lebam mayat berwarna lebih


A. TANDA PRIMER gelap (ungu gelap/tua)
2.Wajah sembab (bengkak & gelap)
1Sianosis 3. Mata terbuka
B. TANDA
4. Keluarnya cairan mani (laki laki)/cairan SEKUNDER
Bintik perdarahan vagina (perempuan), urin, feses, air
2
(petekie)/tardieu`s spot mata, dan cairan liur
Busa/buih sukar 5. Pada ibu hamil janin/air ketuban bisa keluar
3 pecah (surfaktan)
6. Kekejangan otot wajah
7. Cairan darah berwarna hitam dan encer
C. GAMBAR TANDA PRIMER
3. Busa/buih
2. Bintik 1.sukar
perdarahan pecah (surfaktan)spot
(petekie)/tardieu`s
SIANOSIS

SIANOSIS PADA
MUKOSA
SIANOSIS PADABIBIR
UJUNG JARI
D. GAMBAR TANDA SEKUNDER
3. MATA&
2. WJH SEMBAB SEDIKIT TERBUKA
KEKEJANGAN OTOT WJH
1. LEBAM MAYAT BERWARNA LEBIH GELAP

6. KEKEJANGAN
4. TERDAPAT
5. KETUBAN PECAH & JANIN KELUAR
OTOT WAJAH 7. DARAH BERWARNA HITAM DAN4. TDPT CAIRAN VAGINA
ENCER
CAIRAN MANI
V. KLASIFIKASI ASFIKSIA MEKANIK
BERDASARKAN MEKANISME & PERISTIWA
MEKANISME PERISTIWA
a. Gantung (Hanging)
1. Penekanan saluran pernafasan b. Jerat (Strangulation by ligature)
c. Cekik (Manual Strangulation)
a. Bekap (Smotre) = Berada luar
tubuh/ ekstraluminer.
2. Penutupan dan sumbatan jalan nafas b. Sumpal (Gagging) & Sedak
(Chocking) = Berada dalam tubuh
Intraluminer
a. Himpit (Asfiksia Traumatik/Crush
3. Penekanan dinding pernafasan
Asfiksia)

4. Penutupan saluran pernafasan oleh a. Tenggelam (Drowning)


cairan

5. Berada di ruang hampa udara a. Hampa Udara (Sufokasi)


1. PENEKANAN
SALURAN PERNAFASAN
A. GANTUNG (HANGING)
1. DEFINISI
Peristiwa dimana terjadi lilitan & tekanan pd jln napas di leher oleh suatu benda yg
melingkar dileher, dimana kekuatan lilitan & tekanannya dipengaruhi oleh berat tubuh
(Dept. Forensik & Medikolegal FKUI, 1997).

Pangkal lidah, 2. MEKANISME


Penekanan pd leher Pallatum molle
akbt benda (tali & Kekuatan
penekanan dan uvula Udara
sejnsnya) yg terdorong ke blkg tdk bisa
menekan& dipengaruhi ASFIKSIA
oleh BB & & ke atas, msk ke
melingkar di leher epiglotis tertekan paru2
tdk sempurna/ gravitasi
shg laring
tdk lgkp tertutup
3. TANDA-TANDA (POST MORTEM) GANTUNG
1. Tdpt luka/jejas lecet (jenis luka : lecet 7. Bentuk leher sering tidak simetris (panjang
tekan&geser) yg melingkar di leher. leher kiri & panjang leher kanan tidak sama).
2. Luka berbentuk spt huruf V / huruf U P 8. Simpul tali tdk menempel pada kulit leher.
(melingkar tdk sempurna/ tdk lengkap/tdk a
utuh/ ada bagian yang hlng). 9. Lidah terjulur dan tergigit
d
3. Luka terletak di atas jakun. a 10. Patah tulang servikalis

4. Permukaan luka teraba cekung & tdk 11. Terdapat iskemik pada permukaan
rata / kasar, luka berbatas tegas (jika U jejas bila di tekan dg tali.
menggunakan benda yang keras dan m 12. Air liur keluar kontra lateral dari jejas
sempit seperti tali/ kabel). u simpul.
5. Permukaan luka teraba tdk begitu
m 13. Lebam mayat terletak pada bagian tubuh
cekung & rata / tdk kasar, luka berbatas n terendah serta pada daerah leher di atas tali.
tdk tegas (jika menggunakan benda yg y 14. Bila sebab kematian korban mati lemas
lembut dan luas seperti kain/ handuk). a terdapat gambaran asfiksia.

6.. Terdapat ekimosis 15. Sering terjadi pd tindakan yg dilakukan


diri sendiri (bunuh diri).
4. GAMBAR DARI CIRI PERISTIWA
PARTIAL/UNCOMPLETE
COMPLETE GANTUNG
HANGING
HANGING
TIPICAL HANGING ATIPICAL HANGING
Permukaan Luka
LUKA
JENIS
Berbatas
DIATAS
LUKAtegas,
LECET
JAKUN
cekung dan sikemik
Lebam
mayat di
bag.
terendah

Simpul
Permukaan
iskemik
Tdk
Menempel
Pd Kulit

ekismosis
1. PENEKANAN
SALURAN PERNAFASAN
B. JERAT (STRANGULATION BY LIGATURE)
1. DEFINISI
Penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, rantai, stagen, kawat, kaos kaki dan
sebagainya, melingkari atau mengikat leher yang makin lama makin kuat sehingga saluran
pernafasan tertutup. Dan tidak dipengaruhi oleh berat badan (Dept. Forensik & Medikolegal FK
UI, 1997).

Pangkal lidah, 2. MEKANISME


Penekanan pd Pallatum molle
leher akibat Kekuatan dan uvula
benda (tali & penekanan terdorong keblkg Udara
sejenisnya) yg dipengaruhi & keatas, tdk bisa
menekan leher msk ke ASFIKSIA
oleh tarikan epiglotis tertekan
sempurna / kedua ujung shg laring paru2
lengkap tali tertutup
3. TANDA-TANDA (POST MORTEM) JERAT
1. Terdapat luka/ jejas lecet (jenis luka :
7. Lidah tidak terjulur dan tergigit.
lecet tekan) yang melingkar leher.
2. Luka berbentuk spt huruf O (melingkar P 8. Simpul tali menempel pada kulit leher.
sempurna/lengkap/utuh/menyatu utuh). a
Luka terletak setinggi jakun. 9. Patah tulang trakea, os krikoid.
d
3. Luka terletak setinggi jakun. a 10. Terdapat iskemik pada permukaan
jejas bila di tekan dg tali.
4. Permukaan luka teraba cekung & tdk
rata / kasar, luka berbatas tegas ( jika U
11. Air liur tidak keluar kontra lateral dari
menggunakan benda yang keras dan m jejas simpul.
sempit seperti tali/ kabel). u
12. Lebam mayat terletak disesuaikan
m
5. Permukaan luka teraba tdk begitu kondisi korban.
n
cekung & rata / tdk kasar, luka berbatas
tdk tegas ( jika menggunakan benda yang y 13. Bila sebab kematian korban mati lemas
lembut dan luas seperti kain/ handuk). a terdapat gambaran asfiksia.
14. Sering terjadi pd tindakan
6. Bentuk leher sering simetris ( panjang leher pembunuhan.
kiri & panjang leher kanan sama).
4. GAMBAR DARI CIRI PERISTIWA JERAT

SIMPUL JEJAS
MELINGKAR MATI
SEMPURNA
JERAT DGNLUKA
BENDASETINGGI
YG KERAS JAKUN
(TALI, DSB)
1. PENEKANAN
SALURAN PERNAFASAN
C. CEKIK (MANUAL STRANGULATION)

1. Definisi
Penekanan leher dgn tangan, yang menyebabkan dinding saluran nafas
bagian atas tertekan & terjadi penyempitan saluran nafas sehingga udara
pernafasan tdk dapat lewat (Dept. Forensik & Medikolegal FK UI, 1997).

2. Mekanisme
Pangkal lidah,
Pallatum molle
Penekanan pd leher Kekuatan dan uvula
dengan tangan penekanan terdorong keblkg
(jari&telapak dipengaruhi & keatas, epiglotis Udara tdk
tangan)/kaki/tali/kain/ oleh tenaga tertekan shg laring bisa msk ASFIKSIA
dll yg menekan leher seseorang tertutup ke paru2
3. TANDA-TANDA (POST MORTEM) CEKIK

Pada umumnya :

1. Terdapat luka/ jejas lecet (jenis luka : lecet 5. Tdk terdapat ekimosis.
tekan) yang tdk melingkar leher.

2. Luka berbentuk spt garis datar 6. Patah tulang rawan lidah, tiroid/krikoid.
(asimetris)/bulan sabit (luka lecet akibat tekanan
kuku).
7. Sering dijumpai tanda kekerasan lainnya (sbg
mekanisme pergumulan).
3. Permukaan luka teraba cekung & rata / tdk
kasar (jika menggunakan kain), luka kasar dan
berbatas tegas (jika menggunakan tali dan kuku). 8. Bila sebab kematian korban mati lemas terdapat
gambaran asfiksia.

4. Lebam mayat ditemukan didaerah tubuh yg


letaknya terendah sesuai posisi tubuh korban saat 9. Sering terjadi pd tindakan pembunuhan
peristiwa terjadi.
4. GAMBAR DARI CIRI PERISTIWA CEKIK
CEKIK
CEKIK
MENGGUNAKAN LUKA BERBENTUK BULAN SABIT
MENGGUNAKAN
UPAYA PERLAWANAN
TELAPAKKAKI
KAKI

CEKIK MENGGUNAKANCEKIK MENGGUNAKAN JARI TANGAN


LENGAN
2. PENUTUPAN DAN PENYUMBATAN
JALAN PERNAFASAN
A. EKSTRALUMINER (BEKAP / SMOTHERING)

1. Definisi
Penutupan lubang hidung & mulut yg menghambat pemasukan udara ke paru-
paru. Pembekapan menimbulkan kematian akibat asfiksia (Dept. Forensik &
Medikolegal FK UI, 1997).

2. Mekanisme

Tertutupnya lubang Udara tdk dapat Udara tdk bisa msk


hidung & mulut masuk ke ke dlm saluran ASFIKSIA
(bersamaan/ rongga hidung pernapasan &paru2
serentak) & mulut
3. TANDA-TANDA (POST MORTEM) BEKAP
Pada umumnya :

1. Terdapat luka/jejas memar & lecet (jenis luka : 6. Mata melotot.


lecet tekan, luka gores) pada hidung dan mulut.

2. Luka terdapat pd mukosa bibir bagian dalam 7. Sering ditemukan serat2 pakaian diwajah
dan permukaan hidung di dlm rongga hidung. korban dan aroma zat yang melumpuhkan.

3. Bentuk luka spt cetakan permukaan gigi


8. Lebam mayat terletak sesuai kondisi korban.
geligi/gusi yg tertekan

4. Permukaan luka tidak terlalu cekung & rata / 9. Bila sebab kematian korban mati lemas terdapat
tdk kasar, luka berbatas tegas. gambaran asfiksia.

5. Permukaan kulit pd daerah penekanan


pucat/iskemik. 10. Sering terjadi pd tindakan pembunuhan.
4. GAMBAR DARI CIRI PERISTIWA BEKAP
1. LUKA
BEKAP
DI LUBANG
BEKAP
BEKAP
BEKAP TDK DISENGAJA
HIDUNG
DIRI) & MULUT
(PEMBUNUHAN)
(KECELAKAAN)
(BUNUH
2. PENUTUPAN DAN PENYUMBATAN
JALAN PERNAFASAN
B. INTRALUMINER (SUMPAL/GAGGING) & (SEDAK/CHOCKING)

1. DEFINISI

Keadaan dmn terjadi sumbatan jalan nafas oleh benda asing, yg mengakibatkan
hambatan udara utk masuk ke paru-paru. Pd gagging sumbatan terdapat dlm orofaring
sedangkan chocking sumbatan terdapat lebih dlm pd laryngofaring (Budiyanto, 1997).

2. MEKANISME
Sumpal (gagging)
menekan palatum mole
Benda asing shg cavum nasi Udara tdk bisa
menyumbat jln napas menyempit msk ke paru2
dlm (intraluminal)
Sedak (chocking)
menekan glotis ASFIKSIA
3. TANDA-TANDA (POST MORTEM) SUMPAL & SEDAK

A. TANDA-TANDA (POST B. TANDA-TANDA (POST


MORTEM) SUMPAL MORTEM) SEDAK
Pada umumnya:
Pada umumnya:
1. Ditemukan benda asing (sisa
1. Ditemukan benda asing (sisa
serat benang/kain, dan makanan,
serat benang/kain, makanan, dll)
dll) di rongga mulut.
di daerah kerongkongan (glotis).
2. Terdapat luka/jejas memar atau
2. Terdapat luka/jejas memar atau
lecet pada rongga mulut
lecet pada daerah kerongkongan
(permukaan lidah, pallatum
(glotis).
mole, gusi).
3. Bila sebab kematian korban mati
3. Bila sebab kematian korban mati
lemas terdapat gambaran
lemas terdapat gambaran
asfiksia.
asfiksia.
4. GAMBAR DARI CIRI PERISTIWA SUMPAL&SEDAK
SEDAK
SUMPAL MENGGUNAKAN
SUMPAL MENGGUNAKAN
SEDAK KAIN
UANG
1. DITEMUKAN BENDA ASING
3. PENEKANAN
DINDING PERNAFASAN
A. HIMPIT (ASFIKSIA TRAUMATIK/CRUSH ASFIKSIA)

1. DEFINISI

Suatu keadaan udara terhalang utk masuk & keluar paru-paru akibat gerakan napas
terhenti oleh karena tekanan dari luar (pada dada/perut) yg menyebabkan rongga dada
& paru-paru tdk mengembang (Hoediyanto, 2012).

2. MEKANISME
Adaya tekanan pada
dada/perut
Udara tdk bisa
msk ke paru2
Gangguan gerakan
pernapasan
ASFIKSIA
4. GAMBAR DARI CIRI PERISTIWA HIMPIT

LUKA BERBATAS
TERHIMPIT TEGAS
BATU
3. TANDA-TANDA (POST MORTEM) HIMPIT

Pada umumnya:
1. Terdapat luka (jenis luka: lecet tekan) & memar (berbatas tegas) pada dada/perut.
2. Patah tulang dada.
3. Pakaian rusak.
4. Terdapat benda asing seperti serpihan tanah, batu, atau kayu.
5. Luka robek pada beban yg sangat berat.
6. Tanda-tanda asfiksia jika meninggal dlm keadaan asfiksia.

LUKA LECET & MEMAR PD


PERUT & DADA
HIMPIT PADA DADA
4. PENUTUPAN SALURAN
PERNAFASAN OLEH CAIRAN
A. TENGGELAM (DROWNING)

1. DEFINISI

Kematian akibat asfiksia karena terhalangnya udara masuk kedalam saluran


pernafasan disebabkan tersumbat oleh cairan (Dept. Forensik & Medikolegal FK USU,
2009).

2. MEKANISME
Air/cairan terhisap ke
jln napas
Udara tdk bisa
Masuk ke dlm saluran msk ke paru2
pernapasan shg
menutup saluran
pernapasan & paru2 ASFIKSIA
3. KLASIFIKASI TENGGELAM
A. BERDASARKAN VOLUME CAIRAN YANG MASUK

1. Dry Drowning(Tdk Sadar) / Tipe I 2. Wet drowning (Sadar) / Tipe II


Cairan tdk masuk ke dlm saluran pernapasan Cairan masuk ke dlm saluran nafas yg
dmn jalan napas menutup karena spasme yg mengganggu pernapasan & menyebabkan
disebabkan adanya air. sistem sirkulasi kolaps.

B. BERDASARKAN JENIS AIR

1. Air Tawar / Tipe IIa 2. Air Asin / Tipe IIb


Tenggelam pd air yg memiliki konsentrasi Tenggelam pd air yg memiliki konsentrasi
elektrolit lebih rendah daripada darah. elektrolit lebih tinggi daripada darah.
4. Perbedaan mekanisme kematian pada tenggelam berdasarkan jenis
air:
A. Tenggelam dalam air tawar B. Tenggelam dalam air asin
Penyerapan air menyebabkan hemodilusi Konsentrasi elektrolit air asin > daripada dalam darah

Pelepasan ion kalium dari serabut otot jantung, Air ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dlm jar. interstisial
sehingga kadar ion kalium dalam plasma meningkat

EDEMA PULMONER (COD non asfiksia)


Perubahan keseimbangan ion K yg meningkat dan o.k: hemokonsentrasi, hipovolemi dan kenaikan kadar
kadar ion Na turun dalam serum darah magnesium dalam darah

FIBRILASI VENTRIKEL (COD non asfiksia) PAYAH JANTUNG (COD non asfiksia)
o.k: penurunan tekanan darah dan perubahan o.k: Sirkulasi menjadi lambat (akibat hemokonsentrasi)
keseimbangan ion dan beban jantung meningkat

Kematian (terjadi dalam waktu 5 menit) Kematian (terjadi dalam waktu 8-9 menit)
5. TANDA-TANDA (POST MORTEM) TENGGELAM

1. Kulit basah, dingin dan pucat 5. Washer woman hand (keriput, pucat dan kering)
P
2. Sering ditemukan pasir & lumpur pd a
tubuh, wajah, hidung, rambut, rongga d 6. Kadang terdapat cadaveric spasme (terjadi
mulut, lambung, kerongkongan pd org yg sadar pd saat tenggelam)
a

3.. Kadang-kadang terdapat cutis U


anserina (Goose flesh) pada lengan, dan m 7. Mata merah karena iritasi oleh air
bahu (pada air hangat/dingin mekanisme u
pertahanan diri dari suhu luar (aktivitas m
M. Erector pilli).
n 8. Lebam mayat di bagian kepala / wajah
y
4. Buih putih halus pada mulut dan a
hidung (cairan encer dan berbuih) yaitu
surfaktan. 9. Bila sebab kematian korban mati
lemas terdapat gambaran asfiksia.
6. GAMBAR DARI CIRI PERISTIWA TENGGELAM

ISKEMIK, KERIPUT
& KERING
X

ISKEMIK,SURFAKTAN
KERIPUT
KEPALA DI & KERING
CADAVERIC
BAGIAN
CUTISPD (Washer
SPASM
TERBAWAH
MULUT & HIDUNG
ANSERINA woman hand )
TENGGELAM SEBAGIAN TUBUH
5. BERADA DI RUANG HAMPA UDARA

A. HAMPA UDARA (SUFOKASI)

1. Definisi
Kekurangan atau ketiadaan O2. Bisa terjadi karena korban berada dalam ruangan
kecil tertutup atau kepala dimasukkan kedalam plastik tertutup yang di ikat di bagian
leher (Dept. Forensik & Medikolegal FK USU, 2009).

2. Mekanisme

Kekurangan Kebutuhan O2
Volume O2 tubuh tidak
mencukupi ASFIKSIA
disekitar
korban kebutuhan tbh
3. TANDA-TANDA 4. GAMBAR DARI
(POST MORTEM) CIRI PERISTIWA
SUFOKASI SUFOKASI
Pada umumnya: SUFOKASI
CADAVERIC SPASM DI RUANG
MATA MELOTOT
1. Terdapat mulut terbuka/ SEMPIT

menganga.
2. Mata melotot dan trismus otot
wajah
3. Tampak iskemik pada wajah (jika
plastik melekat erat pada wajah).
4. Adanya Cadaveric spasme.
5. Sering ditemukan jejas yg tidak
signifikan.
6. Tanda-tanda asfiksia ditemukan
jika meninggal dlm keadaan PLASTIK MELEKAT ERAT
SUFOKASI
PDDI
MULUT PEGUNUNGAN
WAJAH
MENGANGA
asfiksia
KESIMPULAN

Simpulan
Materi asfiksia mekanik sangat penting untuk kalangan Dokter agar mengetahui, memahami,
dan mampu melakukan segala hal terkait dengan asfiksia mekanik sehingga dapat membantu
penegak hukum didalam menentukan sebab kematian, serta dapat membuat Visum et Repertum
sebagai alat bukti di pengadilan terkait dengan peristiwa kematian korban

Saran
1. Perlu memahami materi tentang asfiksia mekanik terutama bagi kalangan dokter agar
dapat menentukan sebab kematian sehingga dapat membuat Visum et Repertum sebagai
alat bukti di pengadilan terkait dengan peristiwa kematian korban
2. Bagi masyarakat umum mampu menentukan sikap/memutuskan tindakan apa yang harus
dilakukan. Seperti dalam hal pertolongan pertama dalam kasus asfiksia mekanik serta
keputusan yang berhubungan dengan kematian asfiksia.
DAFTAR PUSTAKA

Amir, A. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Budiyanto, A., et al. 1997. Thanatology dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Gani, M.H. 2001. ilmu Kedokteran Forensik. Padang: Universitas Andalas.
Hoediyanto. 2010. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Edisi Ketujuh. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Idries, A.M. 2008. penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Pelayanan. Jakarta: sagung
Seto.
Indrayana, M., et al. 2015. Profil Kasus Autopsi Pada Anak Di Provinsi Riau Periode Tahun 2010-
2016. MKA. 38(3).
Leonardo. 2018. asfiksia Forensik. Artikel Penelitian.
Rey, N.E.K., et al. 2017. Gambaran Kasus Kematian Dengan Asfiksia di Bagian Kedokteran Forensik
Medikolegal RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2013-2017. Jurnal e-Clinic. 5(2).
Robi, M., et al. 2016 Gambaran Kasus Asfiksia Mekanik do Bagian Forensik RSUP Prof. R. D.
Kandou Periode Tahun 2010-2015. Junrla e-Clinic. 4(2).
TERIMAKASIH

Stas
e Fo
Med rensik
Peri i &
ode kolegal
20 J
Febr a
uari nuari-22
2020
Sebab kematian korban diperkirakan (suspect) : gagal proses bernafas (asfiksia) oleh karena
penekanan dan lilitan benda yang berpenampang sempit dengan permukaan kasar menyerupai tali
tambang melingkar tidak sempurna di leher sehingga menekan saluran pernafasan akibat peristiwa
gantung.

Sebab kematian korban diperkirakan (suspect) : gagal proses bernafas (asfiksia) oleh karena
penutupan saluran pernafasan hingga ke paru-paru oleh cairan dan lumpur akibat peristiwa
tenggelam di air tawar.

Sebab kematian korban diperkirakan (suspect) : gagal proses bernafas (asfiksia) oleh karena
penutupan lubang/jalan pernafasan (hidung & mulut oleh kain/oleh handuk / oleh bantal) akibat
peristiwa bekap.

Sebab kematian korban diperkirakan (suspect) : gagal proses bernafas (asfiksia) oleh karena
penekanan benda berpenampang luas, keras & padat menyerupai kayu yang menekan leher
sehingga saluran pernafasan menyempit akibat periwtiwa cekik.

Anda mungkin juga menyukai