PENGURANGAN RISIKO
BENCANA
dr. Hj. Rida Martalena, M.Kes
Konsep penanggulangan bencana mengalami pergeseran
paradigma yaitu dari konvensionall menuju ke holistik
Lima prioritas kegiatan yang merupakan hasil dari konferensi yang dilakukan di jepang
yaitu:
1. Meletakkan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas nasional maupun daerah
yang pelaksanaannya harus didukung oleh kelembagaan yang kuat
2. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana serta menerapkan sistem
peringatan dini
3. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun kesadaran
keselamatan diri dan ketahanan terhadap bencana pada semua tingkatan masyarakat
4. Mengurangi faktor‐faktor penyebab risiko bencana
5. Memperkuat kesiapan menghadapi bencana pada semua tingkatan masyarakat agar
20XX respons yang dilakukan lebih presentation
efektif title 7
Selama enam PELITA upaya penanggulangan bencana berjalan melalui mekanisme
yang sepenuhnya dikendalikan pemerintah, terutama pemerintah pusat. Akibat dari dominasi
pemerintah pusat di dalam upaya penanggulangan bencana, maka dampak yang dirasakan
adalah :
• Ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat sangat tinggi, sehingga setiap terjadi
bencana betapapun kecilnya, daerah selalu meminta bantuan kepada pusat.
• Kemampuan daerah dalam menanggulangi bencana tidak meningkat, sebagai akibat
ketergantungan tersebut.
• Keterlambatan dalam penanggulangan bencana, mengingat luasnya wilayah negara
Indonesia dan sebagian besar masih mengandalkan pada kemampuan pusat.
Paradigma Pengurangan Risiko merupakan jawaban yang tepat untuk melakukan upaya
penanggulangan bencana pada era otonomi daerah. Dalam paradigma ini, setiap individu,
masyarakat di daerah diperkenalkan dengan berbagai ancaman yang ada di wilayahnya,
bagaimana cara mengurangi ancaman (hazards) dan kerentanan (vulnerability) yang dimiliki,
serta meningkatkan kemampuan (capacity) masyarakat dalam menghadapi setiap ancaman
Atau