Anda di halaman 1dari 10

SISTEM ENDOKRIN

“HIPOGLIKEMIA”

Oleh kelompok 2:
1.Miranti Yuliadi
2.Hoiba Oktarini
Kegawatdaruratan Sistem Endokrin
Pertolongan penderita gawat darurat dapat terjadi dimana saja baik di dalam rumah sakit maupun di luar
rumah sakit, dalam penanganannya melibatkan tenaga medis maupun non medis termasuk masyarakat
awam. Pada pertolongan pertama yang cepat dan tepat akan menyebabkan pasien/korban dapat tetap
bertahan hidup untuk mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut.

Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien berada dalam ancaman
kematian karena adanya gangguan endokrin seperti ketoasidosis, hipoglikemia, koma miksedema,
thyroid strom, dan Acute Adrenal Insuffiency
Hipoglikemia
1.Konsep Medis Hipoglikemia
a.Pengertian
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah dibawah 60 mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat
hipoglikemi oral.Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah hingga dibawah 60 mg/dl secara abnormal rendah
Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dl.
Adapun batasan hipoglikemia adalah:
-Hipoglikemia murni : ada gejala hipoglikemi , glukosa darah < 60 mg/dl
-Reaksi hipoglikemia : gejala hipoglikemi bila gula darah turun mendadak, misalnya dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl
-Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl
-Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3-5 jam sesudah makan

b.Klasifikasi
Menurut Soemadji (2009) klasifikasi klinis hipoglikemia adlah sebagai berikut:
-Ringan   : simptomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata.
-Sedang : simptomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata.
- Berat : sering tidak asimptomatik, karena gangguan kognitif pasien tidak mampu mengatasi sendiri

c.Etiologi
 Etiologi hipoglikemia pada diabete militus (DM) :
-Hipoglikemia pada DM stadium dini
-Hipoglikemia dalam ranka pengobatan DM
-Hipoglikemia yg tidak berkaitan dengan DM
d.Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien yang mendapat pengobatan insulin atau sulfonylurea:
1. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien
-pengurangan/keterlambatan makan
-kesalalahan dosis obat
-latihan jasmani yang berlebihan
-penurunan kebutuhan insulin
2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan dokter
-pengendalian glukosa darah yang ketat
-pemberian obat-obat yang mempunyai potensi hiperglikemik
-penggantian jenis insulin

e.Tanda Dan Gejala


Gejala-gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase, yaitu :
1.Fase I 
Gejala-gejala akibat aktivasi pusat otonom di hipotalamus sehingga hormon epinefrin masih dilepaskan. Gejala awal ini merupakan
peringatan karena saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.
2. Fase II
Gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak, karena itu dinamakan gejala neurologis.

f. Pathofisiologi
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar.
Saat jumlah glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai dalam
beberapa menit saja
G.Penyimpangan KDM
1.Puasa / intake kurang
2.Glikogenolisis
3.Defisit glikogen pada hepar
4.Penurunan nutrisi jaringan otak
5.Respon SSP
6.Respon Otak
7.Korteks serebri kurang suplai energi
8.rasa kekaburan pada kepala
9.respon vegetatif
10.pelepasan   norepinefrin dan adrenalin
11.takikardi, pucat, gemetar

H.Pemeriksaan Penunjang
1.Tes glukosa darah melalui finger – stick
2.Hemoglobin glikosilat bisa normal atau tinggi
3.Lipid serum bisa normal atau abnormal
4.Keton  bias negative atau positif
5.Dasar  diagnosis terbukti hipoglikemi dipakai trias whipple :
-Hipoglikemi dengan gejala – gejala syaraf pusat, psikiatrik,  vasomotrik.
-Penentuan kadar glukosa darah berulang ditemukan dengan harga < 50mg %.
I.Penatalaksanaan
Pengobatan harus cpat dilakukan. Bila pasienmasi sadar tindakan dapat dilakukan oleh pasien itu sendii dengan minum
larutan gula 10-30 g. pada pasien tidk sadar diberikan bolus dekstrosa 15-25g. bila tindakan tersebut belum dapat
dilakukan, oleskan mdu atau sirup kemukosa pipi. (Mansjoer A, 2000:604)
Bila hipoglikemia terjadi pada pasien yang mendapatkan terapi insulin, maka selain dekstrosa dapat juga digunakan
suntikan glucagon 1mg im, lebih-lebih bila suntikan dekstrosa iv sulit dilakukan. (Mansjoer A, 2000:604)
Bila koma hipoglikmia terjadi pada pasien yang mendapat sulfomilure sebaiknya pasien tersebut dirawat dirumah sakit,
karena ada resiko jatuh koma lagi setelah suntikan dekstrosa.
C.Konsep Asuhan Keperawatan Hipoglikemia
1.Pengkajian Kegawatdaruratan
a.identitas
b.keluhan utama
c.riwayat penyakit saat ini
d.riwayat penyakit dahulu
e.riwayat penyakit keluarga
2. pemeriksaan fisik Review of system(ROS)
a.pernafasan(B1)
b.kardivaskuler(B2)
c.persyarapan(B3)
d.perkemihan(B4)
e.perencanaan(B5)
f.musculoskeletal(B6)
3.Diagnosa keperawatan
a.Resiko aspirasi b.d penurunan kesadaran
b.Resiko cidera b.d penurunan kesadaran dan gangguan penglihatan
c.Kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan berlebih
d.Nyeri akut b.d vasodilatasi pembuluh  darah intracranial
e.Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
f.Hambatan komunikasi verbal b.d efek adregenic: parestesia bibir
4.Intervensi keperawatan
a.Resiko aspirasi b.d penurunan kesadaran
Tujuan: Tidak terjadi aspirasi
Kriteria Hasil : Kesadaran meningkat, toleransi pemberian makanan per oral tanpa aspirasi
b.Resiko cidera b.d penurunan kesadaran dan gangguan penglihatan
 Tujuan: Tidak terjadi cidera
Kriteria Hasil: Resiko cidera berkurang/hilang
c.Kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan berlebih
Tujuan : Kebutuhan cairan seimbang
Kriteria Hasil : intake-output cairan seimbang, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, tanda vital stabil
d.Nyeri akut b.d vasodilatasi pembuluh  darah intracranial
Tujuan:  Nyeri berkurang/hilang
  Kriteria Hasil:  Skala nyeri berkurang, nyeri dapat dikontrol
f.Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Tujuan : Toleransi aktivitas yang biasa dilakukan
  Kriteria Hasil: Peningkatan toleransi aktivitas
Kesimpulan
Salah satu kasus gawat darurat yang memerlukan tindakan segera dimana pasien berada dalam ancaman
kematian karena adanya gangguan endokrin seperti ketoasidosis, hipoglikemia, koma miksedema, thyroid
strom, dan Acute Adrenal Insuffiency. Jika hal ini dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi korban atau
pasien bahkan bisa menimbulkan kematian
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai