ETIKA UMUM
TENTANG
TEORI TEORI DALAM ETIKA SERTA HAK DAN KEWAJIBAN
Disusun Oleh :
1. Ni’mah Auliya Nahda
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadiran Allah SWT,yang telah memberi rahmat
dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“TEORI TEORI DALAM ETIKA DAN HAK DAN KEWAJIBAN”. Kemudian shalawat
beriring salam marilah sama-sama kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW dan
segenap keluarga beserta para sahabat sekalian.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing saya dan kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga terselesaikan makalah ini.Saya harapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi mahasiswa/mahasiswi lainnya yang membaca
makalah ini, sehingga dapat menambah wawasan kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan , karena itu kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaannya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan pendididkan dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
A. TEORI TEORI DALAM ETIKA
B. HAK DAN KEWAJIBAN
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori Etika menyediakan kerangka yang dapat digunakan untuk memastikan benar
tidaknyakeputusan moral. Keputusan moral yang diambil bisa menjadi beralasan
( memiliki moralreasoning ) berdasarkan suatu Teori Etika . Namun sering terjadi
benturan – benturan yang diakibatkan karena pada kenyataanya banyak terdapat teori
etika, yang mengakibatkan penilaianberbeda – beda sebagai akibat dari tidak adanya
kesepakatan oleh semua orang.Teori Deontologi sering disebut sebagai etika kewajiban
karena berpendapat bahwa tugas merupakan moral dasar dan tidak tergantung pada
konsekuensi yang ditimbulkan, yang terdiri dari teori hak ( rights) Keadilan ( Justice ),
perhatian ( care ), dan keutamaan (Virtue). Teori Teleologi berpandangan bahwa suatu
tindakan benar atau salah tergantung pada konsekuensi yang ditimbulkan oleh tindakan
tersebut. Teori ini sering juga disebut dengan pendekatan konsekuensialis. Teori Etika
utlitiarianisme berakar dari teori Teleologi dan sering digunakan untuk menilai kebijakan
pemerintah dan komoditas public.
Mengingat pentingnya hak dalam perdebatan moral dewasa ini, dan khususnya
dalam etika profesi. Ada sesuatu yang membuat heran, mengapa tema ini jarang dibahas
dalam konteks filsafat moral. Tidak banyak buku tentang etika umum memaparkan tema
“hak” ini secara eksplisit. Di luar etika umum, dalam rangka filsafat hukum dan filsafat
politik, misalnya, pembahasan soal “hak” sering dapat ditemukan. Dan memang pantas
dibicarakan di situ. Sebab tidak bisa disangkal, hak berkaitan erat dengan posisi manusia
terhadap negara dan dengan manusia sebagai subjek hukum. Tapi di samping itu hak
berhubungan erat dengan manusia sebagai makhluk moral begitu saja dan karena itu perlu
dipelajari juga dalam rangka etika umum. Karena ada hubungan khusus antara hak dan
kewajiban.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja teori – teori dalam etika ?
2. Apa saja hak dan kewajiban itu ?
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini dibuat agar pembaca dapat memahami tentang: teori- teori dalam etika serta
hak dan kewajiba
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Etika sebagai disiplin ilmu, berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat
kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma dan perilaku manusia yang dianggap baik atau
tidak baik.Sebagai ilmu etika belum semapan ilmu fisika atau ilmu ekonomi. Dalam etika
masih dijumpai banyak teori yang menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku
yang sama dari sudut pandang atau prespektive yang berlainan. Dan beberapa jenis teori
antara lain teori egoisme, utilitarianisme, deontology, teori hak, teori keutamaan, teori
etika otonom. Sebagaimana dikatakan oleh Peschke S.V.D (2003), Berbagai teori etika
muncul antara lain karena adanya perbedaan prespektif dan penafsiran tentang apa yang
menjadi tujuan akhir hidup umat manusia, seperti teori Egoisme, Utilitarianisme,
Deontologi, Teori Hak, Teori Keutamaan (Virtue), dan teori etika etonom. Disamping itu
sifat teori dalam ilmu etika masih lebih banyak untuk menjelaskan sesuatu, belum sampai
pada tahap untuk meramalkan, apalagi untuk mengontrol suatu tindakan atau
perilaku.Perkembangan ilmu etika menjadi salah kaprah karena hanya dilandasi oleh
hakikat manusia utuh- suatu paradigma tentang hakikat manusia yang hanya
mengandalkan kekuatan pikiran untuk mencari kebenaran, mengejar makna hidup
duniawi, dan melupakan potensi kekuatan spiritual, kekuatan tak terbatas, kekuatan
Tuhan dalam diri manusia tersebut. Semua teori etika yang pada awal kemunculanya
bagaikan potongan-potongan terpisah dan berdiri sendiri, ternyata dapat dipadukan karena
sifatnya yang saling melengkapi.Teori-teori etika yang dapat dianalogikan dengan alur
proses evaluasi kesadaran, yaitu hak (egoisme)-utilitaranisme-kewajiaban(deontology)-
teonom-keutamaan(virtue).
Sebagaimana telah kita lihat, hak merupakan topik yang masih agak baru dalam
literature etika umum. Sebaliknya, pembahasan tentang kewajiban mempunyai tradisi
yang sudah lama sekali. Dalam buku-buku etika sejak dulu banyak dibicarakan tentang
kewajiban terhadap Tuhan, agama, raja / penguasa, Negara, kelompok khusus di mana
orang menjadi anggota (keluarga, kalangan profesi, dan sebagainya). Bahkan dalam
sejarah etika tidak jarang uraian etis dulu diisi hampir seluruhnya dengan penjelasan
tentang kewajiban saja.Dipandang sepintas lalu, rupanya ada hubungan erat antara hak
dan kewajiban.
DAFTAR PUSTAKA
http://risaristanti.blogspot.com/2016/04/makalah-teori-teori-etika.html
https://web.facebook.com/notes/dpp-garda-taruna-bangsa/penjelasan-tentang-hak-dan-kewajiban-
beserta-dasar-hukum-nya/507468762768983?_rdc=1&_rdr