Anda di halaman 1dari 22

Karsinoma Sel

Basal
(Basal cell carcinoma, Basalioma, Ulkus

rodent)

Kinanti Hapsari
2010420112
Latar belakang
Karsinoma sel basal (KSB) atau basalioma merupakan neoplasma
yang berasal dari sel stratum basalis epidermis. KSB merupakan
tumor maligna, bersifat invasif secara lokal, agresif dan
destruktif.
Merupakan salah satu jenis keganasan terbanyak
pada manusia. Angka kejadian penyakit ini
sebesar 75% dari semua jenis keganasan kulit
non-melanoma.
Angka insidensi KSB terus meningkat dari tahun ke tahun, antara
lain disebabkan oleh perubahan kebiasaan sehari-hari yang
berhubungan dengan pola paparan radiasi UV.
Tinjauan pustaka
Anatomi, histologi, faal kulit
Anatomi kulit
• Kulit merupakan organ tipis yang luas. Tebal
kulit bervariasi antara 0,5-1,5 mm
bergantung pada letak,umur, gizi, jenis
kelamin, suku. Kulit yang tipis terdapat
pada kelopak mata, penis, labium minor,
dan bagian dalam lengan atas, sedangkan
kulit yang lebih tebal terdapat pada telapak
tangan, telapak kaki, punggung dan
bokong. Kulit telapak tangan dan kaki tidak
mengandung kelenjar sebasea dan rambut.
Pada orang dewasa, luas permukaan kulit
sekitar 1,5-2 m²
• Pada kulit terdapat adneksa kulit, yang
tergolong adneksa kulit adalah rambut,
kelenjar, serta kuku
Histologi kulit
epidermis
Lapisan Kulit
Dermis (pars papilare dan reticulare)
dibagi menjadi
subcutis
Epidermis
a. Stratum basal (stratum germinativum), terdiri atas selapis sel kuboid
atau silindris basofilik yang terletak di atas lamina basalis pada perbatasan
epidermis-dermis,
b. Stratum spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid, atau agak gepeng dengan
inti ditengah dan sitoplasma dengan cabang-cabang yang terisi berkas filamen,
c. Stratum granulosum, terdiri atas 3−5 lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul basofilik kasar,
d. Stratum lusidum, tampak lebih jelas pada kulit tebal, lapisan ini bersifat
translusens dan terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat
gepeng,
e. Stratum korneum, lapisan ini terdiri atas 15−20 lapis sel gepeng
berkeratin tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi skleroprotein filamentosa
birefringen, yakni keratin.
Dermis
a. Stratum papilare, terdiri atas jaringan ikat longgar, fibroblas dan sel jaringan
ikat lainnya terdapat di stratum ini seperti sel mast dan makrofag.
b. Stratum retikulare, terdiri atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama
kolagen tipe I), dan oleh karena itu memiliki lebih banyak serat dan lebih sedikit
sel daripada stratum papilar.

Subcutis
Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit secara
longgar pada organ-organ di bawahnya, yang memungkinkan kulit bergeser
di atasnya. Hipodermis sering mengandung sel-sel lemak yang jumlahnya
bervariasi.
fungsi kulit
1. Fungsi proteksi (gesekan, panas, dehidrasi, sinar UV,
mikroba)
2. Fungsi absorpsi (zat-zat)
3. Fungsi ekskresi (keringat, air dan panas)
4. Fungsi persepsi (panas, dingin, rabaan)
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
6. Fungsi pembentukan vitamin D (mengaktivasi
prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar
ultraviolet)
Karsinoma
Sel Basal
DEFINISI
• Karsinoma sel basal atau basalioma adalah neoplasma maligna yang berasal dari sel basal yang terletak
di stratum basalis epidermis maupun sel folikel rambut.

• Merupakan keganasan kulit yang paling sering ditemukan, umumnya pada daerah yang terekspos sinar
matahari seperti wajah, dan paling banyak ditemukan pada orang kulit putih. KSB bersifat invasif
secara lokal, agresif dan destruktif. Awalnya berbentuk nodulus kecil pada kulit yang sklerotik.
Cenderung bertukak, dengan tepian mirip bekas gigitan tikus. Kelainan ini menyebabkan destruksi
setempat.

• Karsinoma sel basal tumbuh lambat dan jarang bermetastasis, sehingga angka kematian rendah.
Meskipun demikian, KSB memiliki angka morbiditas yang tinggi.
EPIDEMIOLOGI
• keganasan kulit terbanyak
• Pria > wanita
• Kulit putih > kulit berwarna
• Usia >40 tahun, paling banyak usia 60 tahun.

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO


• Sampai saat ini bagaimana mekanisme pertumbuhan dan perkembangan KSB masih
menjadi kontroversi dan perdebatan yang panjang. Berbagai penelitian faktor risiko
dihubungkan dengan KSB, baik faktor risiko intrinsik maupun faktor risiko ekstrinsik.
Faktor risiko intrinsik adalah genetik, usia, ras dan jenis kelamin, sedangkan faktor
risiko ekstrinsik adalah sinar UV, radiasi ionisasi, bahan-bahan karsinogenik dan trauma
mekanis kulit
GAMBARAN KLINIS
KSB tipe Nodulo-ulseratif
Tipe klasik, berbentuk “pink” nodul (pada kulit putih), pada kulit berwarna
akan terjadi pigmentasi. Nodus menimbul, membesar, permukaan menjadi
tidak rata dan menjadi ulkus. Ulkus dapat dengan tepi berbentuk papul
berkilat, seperti Mutiara (pearly border), kerusakan jaringan semakin dalam
bahkan dapat sampai tulang.
KSB tipe Superficial
Banyak dijumpai pada ekstremitas atau daerah yang terkena eksposure
matahari, sering sulit dibedakan dengan skuamous sel karsinoma ataupun
Bowen disease. Plak dengan tepi berbatas tegas dan dapat dengan pearly
border yang tersusun linier menimbul, seperti benang. Pada permukaan lesi
dapat ditemukan eritema, erosi, skuama dan krusta.
KSB tipe Morphea
Macula atau plak padat karena fibrosis, berbatas tidak
tegas, permukaan licin, warna kekuningan. Sering
didiagnosa sebagai jaringan parut.
KSB tipe Pigmen
Mungkin merupakan varian dari nodular KSB yang
berpigmen.
KSB tipe Cystic
Jarang dijumpai.
KSB tipe Fibroepitelioma
Jarang dijumpai, berupa nodus agak bertangkai, dan
warna kemerahan.
HISTOPATOLOGIS
KSB tipe Nodulo-ulseratif
Nucleus oval besar, hiperkromatik dan sitoplasma sedikit. Bentuk sel
seragam dan bila ada gambaran mitotic biasanya sedikit. Bentuk padat
biasanya bergabung dengan pola palisade di daerah perifer dan
membentuk sarang-sarang. Biasanya ada peningkatan produksi musin di
sekitar stroma dermis. Pembelahan sel, yang dikenal sebgai artefak
retraksi biasanya muncul di antara sarang-sarang basalioma dan stroma,
yang berkurang selama fiksasi dan pewarnaan.
KSB tipe Superficial
Penampakannya seperti semak-semak sel basaloid yang berlekatan
dengan epidermis. Sarang-sarang berbagai ukuran sering terlihat di
dermis.
KSB tipe Morfea
Pada karsinoma sel basal morfea dan bentuk infiltrasi, pola sarang
pertumbuhannya tidak melingkar tapi membentuk untaian. Bentuk
morfea tertanam dalam stroma fibrous yang padat dalam bentuk untaian.
Untaian karsioma sel basal infiltrasi cenderung lebih tipis daripada
morfea dan bentuknya ireguler. Karsinoma sel basal infiltrasi biasanya
tidak memperlihatkan skar stroma seperti bentuk morfea. Retraksi dan
palisade perifer bentuk morfea dan infiltrasi kurang tegas bila
dibandingkan tumor bentuk agresif.
KSB tipe Pigmen
Pada karsinoma sel basal berpigmen yang mengandung melanosit,
melanosit ini terdiri dari sitoplasma granula melanin dan dendrite
DIAGNOSA
Anamnesis
- Dikeluhkannya adanya lesi seperti “tahi lalat” yang berubah warnanya, gatal, nyeri, berdarah,
membesar, atau timbul ulkus.
- Kadang disebutkan sebagai “borok” yang tidak sembuh-sembuh.

Pemeriksaan Fisik
Gambaran klasik dikenal sebagai ulkus rodent, yaitu ulkus dengan satu sisi berbentuk tidak rata,
seakan-akan seperti gambaran “gigitan tikus”. Biasanya disertai adanya hiperpigmentasi pada
bagian tepi.
Pemeriksaan Penunjang
Foto polos (x-ray) terutama pada lesi KSB yang lebih besar untuk melihat adanya infiltrasi sel tumor pada tulang
dibawanya (KSB daerah muka sering infiltrasi ke maksila).

CT Scan untuk melihat luas destruksi tulang, operabilitas dan perencanaan pembedahan.

Histopatologi dengan biopsi eksisional, atau punch biopsi, atau shave biopsi sampai bagian subcutan untuk
mendapatkan gambaran lengkap.
STADIUM
TATALAKSANA
Dalam penatalaksanaan basalioma, kita harus mencapai :
• Eksisi lesi primer yang radikal
• Rekontruksi dengan memperhatikan fungsi dan kosmetik terutama yang di daerah
wajah.
• Terapi yang dianjurkan adalah eksisi luas dengan safety margin 0,5-1 cm. Bila
radikalitas tidak tercapai, diberi adjuvant radioterapi.

1. Eksisi KSB pada bagian wajah, perlu diperhatikan


“garis tarikan kullit/ Langer line”. Untuk
mendapatkan kosmetik yang baik.
Mohs Micrographic Surgery baik dilakukan pada
KSB yang luas dengan anastesi local. Dimana
diperlukan eksisi tangensial berulang dengan bantuan
pemeriksaan “potong beku” sampai mendapatkan
daerah subklinis yang bebas tumor. Dengan teknok
diharapkan dapat mengkonservasi jaringan lebih
banyak dan memberikan hasil kosmetik yang lebih
baik. 8

Terapi ablatif yang lain adalah dengan


melakukan kuretage, cryotherapy dan laser ablation.
Cryoterapi dilakukan pada lesi prekanker dan KSB
superfisial. 8
ALGORITMA TATALAKSANA
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai