Anda di halaman 1dari 82

PENCEGAHAN & PENGENDALIAN

5 PTM UTAMA
dr. Muhammad Bal’an Kamali Rangkuti, MARS
Kepala Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan
Suku Dinas Kesehatan
Kota Administrasi Jakarta Timur
1
PENCEGAHAN &
PENGENDALIAN PTM UTAMA
5 PTM UTAMA
1.KARDIOVASKULER
2.DM
3.STROKE
4.PPOK
5.KANKER TERTENTU
KARDIOVASKULER

HIPERTENSI
&
KESEHATAN JANTUNG
Apakah itu Hipertensi?

Tekanan darah di atas normal


≥140 mmHg untuk sistolik, ATAU
≥ 90 mmHg untuk diastolik)
Bisa menyerang anak-anak / dewasa,
umumnya dewasa > 35 tahun
Apa Penyebab Hipertensi ?
90-95% hipertensi tidak diketahui
5-10% disebabkan penyakit lain :
– Gangguan ginjal
– Gangguan pembuluh darah
– Penyakit pembuluh darah bawaan
Pengukuran Tekanan Darah
• Ada 2 angka yang terukur dalam pengukuran
tekanan darah :
– Sistolik (tekanan ketika jantung memompa)
– Diastolik (tekanan ketika jantung menerima darah
kembali)
A. Hipertensi
Pengertian
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah secara menetap > 140/90
mmHg.
 Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga
penderita tidak merasa sakit.

GEJALA DAN TANDA:


1. Sakit kepala 2. Kelelahan
3. Mual dan muntah 4. Sesak napas
5. Napas pendek (terengah-engah) 6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur 8. Mata berkunang-kunang
9. Mudah marah 10.Telinga berdengung
11.Sulit tidur 12.Rasa berat di tengkuk
Perjalanan Hipertensi Esential
Tanpa Terapi
HEREDITER - LINGKUNGAN
Umur

0 – 30 tahun
PRE-HIPERTENSI

Normotensi HIPERTENSI DINI 20 – 40 tahun

HIPERTENSI (KLINIS) 30 –50 tahun

TANPA KOMPLIKASI DENGAN KOMPLIKASI

Hipertensi Jantung P.Darah Besar Otak Ginjal


Maligne Hipertrofi Aneurisma Iskemia Sklerosis
Gagal Diseksi Trombosis Gagal Ginjal
Infark Perdarahan

Gambar 1. Perkembangan alamiah hipertensi esential tanpa terapi


KOMPLIKASI

Ginjal
Gagal Ginjal

Jantung Otak
HIPERTENSI
Stroke
Pembesaran ventrikel kiri
Gagal jantung kronis
Infark miokard
Pembuluh darah
Gagal jantung kongestif
Aritmia Arteriosklerosis
Penyakit pembuluh perifer
Penyakit jantung koroner
10 KEWAJIBAN PENDERITA HIPERTENSI
1. Mengukur TD teratur
2. Mengkonsumsi obat sesuai aturan dokter
3. Mengontrol BB
4. Tidak mengkonsumsi garam berlebih
5. Makan makanan rendah lemak

6. Berhenti merokok
7. Berkonsultasi teratur dengan dokter
8. Latihan fisik sesuai anjuran dokter
9. Menjalani kehidupan normal & sehat
10. Menganjurkan keluarga (orang tua, kakak, adik, paman, dll)
memeriksakan TD teratur (risiko keturunan)
Pengobatan Hipertensi
• Sabar menjalani pengobatan, tidak mengharapkan
terapi “ajaib” yang cepat menurunkan tekanan darah
• Memberi kesempatan tubuh untuk menyesuaikan
dengan obat, yang memerlukan waktu untuk
mengendalikan tekanan darah
• Obat diminum sesuai dengan anjuran dokter.
• Tidak menghentikan pengobatan sendiri / merubah
dosis
• Segera mengunjungi dokter jika ada efek samping
Mitos-mitos seputar Hipertensi

Tekanan darah diastolik (angka yang


lebih rendah) lebih penting dari sistolik
FAKTA:
Tekanan darah sistolik & diastolik sama-
sama penting, bahkan pada usia lanjut,
tekanan darah sistolik harus lebih dikontrol
Mitos-mitos seputar Hipertensi

Pada orang tua, sudah biasa tekanan


darahnya tinggi, sehingga tidak perlu
diobati (100 + umur mmHg adalah wajar)
FAKTA:
Baik orang muda maupun orang tua, tekanan
darah HARUS di bawah 140/90 mmHg untuk
mencegah komplikasi
Mitos-mitos seputar Hipertensi

Jika saya minum obat hipertensi dan tekanan darah


saya terkontrol baik, obat tersebut tidak perlu diminum
lagi
FAKTA:
 TD terkontrol tsb. disebabkan oleh obat
 Jika obat dihentikan tensi meningkat kembali
 Hipertensi tidak dapat disembuhkan, hanya dapat
dikendalikan
 Jadi obat hipertensi harus terus diminum sesuai instruksi
dokter
Mitos-mitos seputar Hipertensi

Jika kita pusing-pusing & leher terasa kaku,


berarti tensi sedang naik.
Jika tidak terasa apa-apa, tensi kita normal
FAKTA:
Hipertensi penyakit yang umumnya tidak
bergejala. Untuk mengetahui apakah tensi kita
naik/ tidak hanyalah mengukur dengan tensi
meter.
Faktor Risiko Hipertensi

Tidak dapat dimodifikasi


• Usia lanjut
• Keturunan

Dapat dimodifikasi
1. Kegemukan
2. Asupan garam berlebih
3. Kurang bergerak/beraktivitas
4. Stress
5. Merokok
Tips Mengurangi Asupan Garam
• Kurangi jumlah garam dalam masakan
• Kurangi kripik kentang & jagung asin, hot dogs, ikan
asin, burger yang banyak mengandung garam
• Tambahkan bumbu & penyedap untuk mengimbangi
rasa masakan
• Tambahkan konsumsi buah dan sayur segar dan bukan
kalengan
• Perhatikan LABEL kandungan garam dalam makanan
Perhatikan label makanan
Rekomendasi asupan garam

• Mengurangi asupan garam hingga tidak lebih


dari 2000 mg per hari (1 sendok teh)
 1/4 sendok teh = 500 mg
 1/2 sendok teh = 1000 mg
 3/4 sendok teh = 1500 mg
 1 sendok teh = 2000 mg
Kesimpulan
•• Kenalilah
Kenalilahtekanan
tekanandarah
darahanda
anda
•• Kendalikanlah
Kendalikanlahdengan
dengan::
Mengkonsumsi
Mengkonsumsiobat
obatsesuai
sesuaianjuran
anjurandokter
dokter
Rajin
Rajinberkonsultasi
berkonsultasipada
padadokter
dokter
Mengurangi
Mengurangiasupan
asupangaram
garam
Mengendalikan
Mengendalikanberat
beratbadan
badan
Berhenti
Berhentimerokok
merokok
 Diabetes Melitus

 Kelompok penyakit metabolik


 Hiperglikemia
 Kelainan sekresi insulin dan atau
 Kelainan kerja insulin
 Bersifat kronis
 Risiko timbul komplikasi


Penyebab Diabetes

Faktor Faktor
Gaya hidup
keturunan lingkungan
berisiko:
Makan
berlebihan
Kurang sport
Stres
Insulin kurang jumlahnya
Insulin kurang baik kerjanya

DIABETES =
Gula (glukosa) darah meningkat
Jenis-jenis DM
 DM Tipe-1 :
yang disebabkan tidak adanya produksi
insulin sama sekali.
 DM Tipe-2 :
DM yang disebabkan tidak cukup dan
tidak efektifnya kerja insulin.
 DM Gestasional, yaitu tipe DM yang
muncul ketika penderita hamil
 DM tipe lain yang disebabkan oleh
pemakaian obat, penyakit lain-lain, dsb
Gejala diabetes
• Rasa haus yang berlebihan
• Sering kencing terutama malam hari
• Berat badan yang turun dengan cepat.
• Keluhan lemah
• Kesemutan pada jaringan tangan dan kaki
• Cepat lapar
• Gatal-gatal
• Penglihatan jadi kabur
• Gairah seks menurun
• Luka sukar sembuh
• Pada ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas 4kg.
Masalah
– Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan
adanya keluhan
– Mereka mengetahui adanya diabetes hanya karena pada saat
chek up ditemukan kadar glukosa darahnya tinggi.
Manifestasi Klinis
Gejala khas: poliuria,
polifagia, polidipsi,
Sering haus dan BB turun
Sering bak
Sering lapar atau lelah
BB turun
Luka sulit sembuh
Kulit kering dan gatal
Kebal rasa di kaki atau
kesemutan
Pandangan kabur
Kriteria Diagnosis
(laboratorium)
Kriteria Diagnosis
(laboratorium)
PRE-DIABETES:

Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)


 Kadar GD puasa ( vena ) : < 100 mg/dl
 Kadar GD 2 jam pp ( vena ) : 140 – 199,9 mg/dl,
ssd pembebanan 75 gr glukosa

Glukosa Puasa Terganggu (GPT)


 Kadar GD puasa ( vena ) : 100-125,9 mg/dl
 Kadar GD 2 jam pp ( vena ) : < 140 mg/dl, ssd
pembebanan 75 gr glukosa
DIABETES MELITUS
Faktor Risiko dan Komplikasi
Faktor Risiko Genetik
•Umur, Sex
•Keturunan

Komplikasi
FR Perilaku
• Merokok • Penyakit
• Diet tdk Sehat jantung koroner
• Kons. Alkohol • Stroke
• Krng Aktifitas Fisik DIABETES • Diabetes komplik.
FR Biologis • Gagal Ginjal
• Hiperglikemi MELITUS • Impotensi
• Dislipidemia
• Retinopati
• Dll
• Dll

Faktor Lingkungan
•Sosio-ekonomi
•Budaya
DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO
DIABETES MELITUS
DETEKSI DINI
MONITORING FAKTOR RISIKO SECARA RUTIN
DAN PERIODIK
Anjuran Jangka Waktu Pemantauan Faktor Risiko DM

Faktor Risiko Orang Sehat Faktor Risiko Penderita PTM


Glukosa darah puasa 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali
Glukosa darah 2 jam 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali
Glukosa darah sewaktu 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali
Kolesterol darah total 5 tahun sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali
Trigliserida 5 tahun sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali
Tekanan darah 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali
Indeks Masa Tubuh (IMT) 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali
Lingkar Perut 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN FR DIABETES MELITUS

Populasi Populasi yg Berisiko Pasien Diabetes Melitus


Umum/Sehat Pengendalian Faktor Pengendalian Faktor Risiko
Promosi Risiko Secara Penatalaksanaan Kasus Diabetes
Kesehatan Terintegrasi Pencegahan-kendali Komplikasi

Penatalaksanaan •Penatalaksanaan Pencegahan


Promosi Gaya
Kasus F R: Komplikasi Lanjut:
Hidup Sehat : Pasien Diabetes
•Tidk Merokok •Hipertensi •Gagal Ginjal
Dengan Rasional
•Cukup Akt isik •Dislipidaemia •Peny Kardiovaskular
•Perawatan Kaki DM
•Diet Yg Sehat •Merokok •Amputasi
•Penatalaksanaan
Monitoring & •Hiperglikemia •Impotensi
Pencegahan FR : Diet Diabetes
•Obesitas •Kebutaan
 Posbindu PTM •Senam Diabetes
 Di PUSKES RSU, Klinik
Melalui PERSADIA

Surveilens Faktor Risiko Di Masyarakat Surveilens Kasus Diabetes Di YANKES


Pencegahan Primer Diabetes
TUJUAN

Menghilangkan gejala
Dan Faktor risiko

Cara:
Menormalkan
kadar glukosa darah,
Lipid (kolesterol, trigliserid),
dan kadar insulin
4 Pilar Pengendalian Diabetes

Mengatur makan

Penyuluhan/
Edukasi

Gerak badan Obat-obatan


Mengatur Makanan
(Sekarang)
 Tidak lagi suatu derita
 Anjuran makan seimbang =
makanan semua orang
 Tidak ada makanan yang
dilarang, hanya dibatasi sesuai
kebutuhan kalori
 Menu = menu keluarga
 Gula dalam bumbu tak dilarang
Gerak Badan

 Menurunkan kadar gula darah


 Menurunkan berat badan
 Mengurangi kemungkinan
terjadinya komplikasi
 Bukan sekedar bergerak, ada
aturannya (hati-hati bila ada
penyakit jantung)
Cara Gerak Badan yang Baik
 Latihan harus berkesinambungan

 Berirama
 Dilakukan selang-seling
gerak cepat-lambat

 Peningkatan bertahap
sesuai kemampuan

 Perlu latihan daya tahan


Gerak Badan

30 menit : 3 - 4 kali/minggu
(tiap hari lebih baik)
PENANGGULANGAN
STROKE
• STROKE : KELUMPUHAN AKIBAT
PENYUMBATAN/PECAH PEMBULUH DARAH OTAK.
KELUMPUHAN BISA SEMENTARA ( UNTK YG RINGAN ) ,
SAMPAI CACAT YG BERAT DAN MENETAP.
SERANGAN STROKE
I. SERANGAN ISCHEMIA OTAK SELINTAS ( Transient ischemic
attacks):
Dapat berupa kelumpuhan (paresis) mendadak dr satu /dua sisi
tubuh yg menyebabkan orang spt terjatuh selagi berjalan
/berdiri, serangan rasa berputar (vertigo),gangguan
menelan,/gangguan berbicara (disartri/pelo),rasa “tebal”
(parasthesi) satu/dua sisi badan dan rasa tebal pada satu atau
dua sisi muka.
Bisa juga gangguan mengenai syaraf pengelihatan, penderita merasa
ruangan jadi gelap sesaat. Gangguan berlangsung 1 kali/bbrp
kali dlm waktu singkat bbrp menit, sampai bbrp jam, ttp tdk lebih
dr 24 jam.
Diluar serangan tidak ada kelainan pada oemeriksaan luar.kelainan
bisa diketahui dari pemeriksaan CT Scan otak.
PENYEBAB
a. Tekanan darah terlalu tinggi shg terjd spasme
( kejang sesaat ) pembuluh darah, shg aliran
darah ke bagian otak terhenti sesaat.
b. Viskositas / kekentalan darah menyebabkan
aliran darah ke otak terhenti sesaat.
Adanya serangan ischemia otak selintas perlu
segera di tindak lanjuti secepatnya berobat ke
dokter ahli syaraf untk mendapat penanganan
cepat shg bisa dicegah STROKE (kelumpuhan
) yg menetap.
STROKE
PERDARAHAN ATAU SUMBATAN?
II. STROKE SUMBATAN

Adlh : Penyumbatan pemebuluh darah Otak


disebabkan oleh proses ARTERIOSKLEROSIS
(Penyempitan /pengerasan) pembuluh darah
Otak sbg akibat tingginya kadar LDL Kolesterol (
kolesterol Jahat), rendahnya kadar HDL
Kolesterol ( kolesterol Baik ) ditambah dg kadar
lemak darah tinggi, darah menjd kental, mudah
menggumpal dan menyumbat pembuluh darah
otak, terjadi STROKE MENETAP.
STROKE akibat THROMBOSIS CEREBRI
bisa terjadi pada penderita dg tekanan darah
rendah/normal/tinggi.
III. STROKE PERDARAHAN
Adalah : akibat tekanan darah yang terlalu
tinggi menyababkan pecah pembuluh
darah otak ( hemorhagis) , perdarahan
dlm jaringan otak. Sebelum serangan
didapat tensi yg tinggi, umumnya diatas
200 mmHg.
GEJALA : timbul tiba – tiba berupa
• Nyeri Kepala
• Muntah – muntah
• Kesadaran menurun
• Pernafasan cepat/ngorok
• Suhu badan meninggi
• Nadi Cepat
• Kelumpuhan satu sisi badan disusul kelumpuhan dua
sisi badan
• Kejang – kejang
• Angka kematian tinggi, sebagian besar penderita
meninggal dalam waktu 1-2 hari.
Mengenal Gejala Dini Stroke
METODE “SEGERA KE RS”
• 1. Se   : SEnyum asimetris
2. Ge   : GErak yang melemah
3. Ra   : SuaRA gagap
4. Ke   : KEbas / baal
5. R     : Rabun
6. S     : Sempoyongan
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
STROKE
DENGAN PENGENDALIAN TEKANAN
DARAH & DM
• Minumobat yg didapat dr dokter secara teratur.
• Periksa berkala TD & Gula darah ( bg penderita DM)
• Hindari gula untk penderita DM
• Untk Penderita Hypertensi perlu :
1. Diet rendah garam
2. Hindari /stop vetsin
3. Hindari soda baik soda dlm biskuit/ minuman soft
drink
• Menjaga berat badan ideal
• Olah raga teratur
• Tidak merokok
PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK / PPOK
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
DEFINISI
DEFINISI PPOK
PPOK
• Penyakit paru kronik
• Hambatan aliran udara di saluran
napas
• Tidak sepenuhnya reversibel.
• Bersifat progresif
• Berhubungan dengan respons
inflamasi paru
FAKTOR
FAKTOR RISIKO
RISIKO PPOK
PPOK
• Asap rokok
– Perokok aktif
– Perokok pasif
• Polusi udara
– Polusi di dalam ruangan
– Polusi di luar ruangan
– Polusi tempat kerja
• Infeksi saluran napas bawah berulang
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS PPOK
PPOK
• Anamnesis
– faktor risiko
– gejala klinis
• Pemeriksaan fisik
• Foto toraks
• Spirometri
GEJALA
GEJALA KLINIS
KLINIS PPOK
PPOK

• Batuk
• Produksi sputum
• Sesak napas
• Aktiviti terbatas
TUJUAN
TUJUAN PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
• Mencegah progresifiti penyakit
• Mengurangi gejala
• Meningkatkan toleransi latihan
• Mencegah dan mengobati komplikasi
• Mencegah dan mengobati eksaserbasi berulang
• Mencegah atau meminimalkan efek samping obat
• Memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru
• Meningkatkan kualiti hidup penderita
• Menurunkan angka kematian
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
PPOK
PPOK
• Evaluasi dan monitor penyakit
• Menurunkan faktor risiko
• Tatalaksana PPOK stabil
• Tatalaksana PPOK eksaserbasi
TERAPI
TERAPI PPOK
PPOK
• STOP ROKOK
• OBAT-OBATAN
• TERAPI OKSIGEN
• REHABILITASI RESPIRASI
• EDUKASI
DETEKSI DINI KANKER LEHER
RAHIM & PAYUDARA
PENDAHULUAN
• Kanker penyebab kematian ke 2 di dunia (WHO, 2005) &
ke 5 di Indonesia (SKRT, 2001)
• Kanker leher rahim & payudara merupakan kanker
terbanyak di Indonesia
• Kanker leher rahim:
– mempunyai patofisiologi yg jelas,
– dapat dideteksi & diobati pd saat lesi pra-kanker/displasia
• Kanker payudara
– Subyek kegiatan yg sama dg kanker leher rahim yi: Ibu/WUS
– Walau blm dpt di deteksi pd lesi prakanker, b/ ditemukan &
diobati pd stadium 1 atau 2, survival rate meningkat menjadi 80%
Pengendalian Penyakit Kanker

• PENCEGAHAN PRIMER
• PENCEGAHAN SEKUNDER
• PENCEGAHAN TERTIER
Pengendalian Penyakit
Kanker Leher Rahim & Payudara
• Pencegahan Primer
– KIE spt menghindari perilaku seksual yang berisiko
tinggi
– Assessment Faktor Risiko
– Immunisasi HPV
• Pencegahan Sekunder
– Mengidentifikasi dan mengobati lesi pra-kanker
sebelum berkembang menjadi kanker
– Penemuan & tatalaksana kanker stadium awal
• Pencegahan Tertier
– Penemuan & tatalaksana kanker stadium lanjut
– Perawatan paliatif
Deteksi Dini Kanker Payudara
• Deteksi dini pada puskesmas hanya dapat
menemukan kasus pada stadium awal
• Dilakukan dengan cara CBE (Clinical Breast
Cancer) yi pemeriksaan fisik oleh petugas
terlatih
• Diharapkan dpt menemukan kasus tumor
diameter + 1 cm
• Rujuk ke dokter ahli bedah/Bdh onk utk
pengobatan
• Mengajarkan cara SADARI kpd WUS
Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim dan Pengobatannya

“Single Approach”
Perbandingan Cara Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim

n
ua
ka

an
ng

ia
ed
rja
tis
tif

an

rs
te
ak
ek

Am

te
Ke
Pr
Ef

Ke
IVA1 Ya Ya Ya Ya Ya
Pap Smear Ya Ya Tidak Tidak
Tidak
Tes HPV/DNA Ya Ya Tidak Tidak
Tidak
Servikografi Ya Ya Tidak Tidak
Inspeksi Visual dg Asam Asetat (IVA)
Tidak
1

Sumber: PATH 1997.

May 1997 PATH, 1997


Faktor Risiko
Kanker Leher Rahim :

merokok
Sistem imun menurun

Berganti-ganti
Pasangan seksual

Ibu & saudara perempuan


terkena kanker leher rahim

Usia hub sex <20 tahun

Penyakit menular Riwayat papsmear sblmnya abN


seksual
GEJALA PENYAKIT KANKER
LEHER RAHIM
Stadium dini
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan
gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang
sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk
melakukan deteksi dini.

Stadium lanjut:
Perdarahan sesudah senggama
Perdarahan spontan antara periode mens
Nyeri panggul
Nyeri ketika berhubungan seksual
Keputihan yang berlebih dan tidak normal
Apa itu IVA?
• Melihat serviks untuk mendeteksi abnormalitas setelah mengoleskan larutan asam asetat (asam cuka) (3-5%)
• Asam asetat menegaskan dan menandai lesi pra-kanker dengan perubahan warna agak keputihan (acetowhite
change).

Normal CIN III


Gambaran Leher Rahim
Pada Krioterapi

Sebelum diobati
Saat sesudah 4 bulan
Dilakukan krioterapi berikutnya
Deteksi Dini & Pengobatan
Kanker Leher Rahim
• Kanker serviks dapat dicegah
• Sdh ada pemeriksaan yg dpt mendeteksi
saat lesi prakanker atau NIS (Neoplasia
Intraseluler Serviks)
• Pengobatan yang efektif, aman, dg biaya
rendah utk lesi pra-kanker telah ada
selama bertahun-tahun
• “Single Approach” ad/ deteksi &
pengobatan yg dilakukan dlm 1 kali
kunjungan
Keberhasilan Program
Keterkaitan
Deteksi Dini Efektivitas
dan Pengobatan Pengobatan

Cakupan
Deteksi Dini
Min 80% WUS

Source: Max Parkin, IARC


Mengapa “Single Approach?”
• Aman, mudah dilakukan dan tidak mahal
• Bisa dipelajari oleh semua ahli medis/tenaga
kesehatan
• Semua perlengkapan dan peralatan tersedia di
tempat
• Hasil deteksi dapat segera tersedia, & dpt
segera memberi pengobatan rawat jalan
sehingga mengurangi opportunity loss
• Cocok untuk tempat dengan sarana yang paling
minim

Anda mungkin juga menyukai