Epidemiologi Etiologi
• Di Tuscon : 107 kasus dari 961 • Refluks gastroesofagus
anak • Iritan yang terhirup, seperti asap, alergen
• puncak insidensi pada usia 1-2 • Infeksi virus, bakteri (difteri)
tahun • Konsumsi alkohol yang berlebihan
• Penyalahgunaan suara, misalnya pada
• perbandingan laki- penyanyi atau pemandu sorak
laki/perempuan 1.43 : 1 • Sinusitis kronik
• Deviasi septum yang berat
• Polip hidung atau bronkitis kronik
Type of Laryngitis
Common Causes of
Laryngitis Acute (Short-lived) Chronic (longer term)
Infectious
Bacterial X
Viral X
Fungal X X
Tabel perbedaan Contact
Reflux X X
etiologi yang Pollutants X X
Smoking X
mendasari Inhaled Medications X
Caustic Ingestions X X
terjadinya Medical
Vocal misuse X X
laringitis akut Vocal abuse X
Trauma X X
dan kronis Allergic
Allergies X X
Dryness (Laryngitis Sicca)
Dehydration X X
Dry Atmosphere X X
Mouth Breathing X X
Medications X X
Thermal
Closed-Space Fire X X
Crack Pipe X X
Klasifikasi
1. Laringitis Kronik Spesifik
A. Laringitis Tuberkulosa
• Sering kali setelah diberikan pengobatan
• Melalui udara pernafasan, sputum yang mengandung kuman, atau
penyebaran melalui aliran darah atau limfe.
• Terbagi menjadi 4 stadium :
• Stadium infiltrasi :
• Mukosa laring posterior mengalami pembengkakan dan hiperemis, kadang pita suara
terkena juga, mukosa laring tampak pucat.
• Tuberkel di daerah sub mukosa sehingga mukosa tidak rata, tampak bintik-bintik yang
berwarna kebiruan - ulkus
• rasa kering ditenggorokan, panas dan tertekan di daerah laring, suara parau.
A. Laringitis Tuberkulosa
• Stadium ulcesari
• Ulkus yang timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar, dasarnya ditutupi oleh perkejuan
• Nyeri waktu menelan yang hebat - hemoptisis
• Stadium perikondritis
• Ulkus makin dalam - kartilago laring, paling sering terkena ialah kartilago aritenoid dan epiglotis
• Terbentuk nanah yang berbau - sekuster
• Afoni dan keadaan umum sangat buruk dan dapat meninggal dunia
• Stadium fibrotuberkulosa
• Terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara dan subglotik
• Pada pemeriksaan paru (secara klinis dan radiologi) terdapat proses aktif
• Klinis TB +, BTA +
• Tatalaksana : pemberian OAT
B. Laringitis Luetika
• Treponema palidum
• Sangat jarang
• Terinfeksi pada stadium dua : edema hebat dan lesi mukosa berwarna
keabu-abuan, sumbatan jalan nafas karena adanya pembengkakan
mukosa.
• Stadium tiga : terbentuk guma - pecah - menimbulkan ulcerasi,
perikondritis dan fibrosis.
• Gejala klinis : suara parau dan batuk yang kronis, disfagia bila gumma
dekat introitus esofagus. Pasien tidak merasakan nyeri, mengingat
kuman ini juga menyerang saraf-saraf di perifer
B. Laringitis Luetika
• Pemeriksaan : bila guma pecah - ulkus dalam tepi keras warna merah
tua dan mengeluarkan eksudat berwarna kekuningan.
• Diagnosis : tes serologi (RPR,VDRL, dan FTA-ABS) dan biopsi.
• Penatalaksanaan : pemberian antibiotika golongan penicilin dosis
tinggi, pengangkatan sekuester, bila terdapat sumbatan laring karena
stenosis dapat dilakukan trakeostomi dan operasi rekonstruksi.
• Prognosis : kurang bagus pada gumma yang sudah pecah, karena
menyebabkan destruksi pada kartilago dan bersifat permanen.
Klasifikasi
2. Laringitis Non Spesifik
2. Laringitis Non Spesifik
• Radang kronis yang disebabkan oleh infeksi pada saluran pernapasan, seperti influensa,
bronkhitis atau sinusitis.
• Akibat paparan zat-zat yang membuat iritasi, seperti asap rokok, alkohol yang berlebihan, asam
lambung atau zat-zat kimia yang terdapat pada tempat kerja.
• Terlalu banyak menggunakan suara, dengan terlalu banyak bicara, berbicara terlalu keras atau
menyanyi (vokal abuse)
Patofisiologi
• Proses peradangan yang menyebabkan perubahan yang ireversibel
pada mukosa laring.
• Proses reaktif dan reparatif laring menggambarkan faktor-faktor
patogen yang bersifat menetap
• Perubahan yang terjadi pada mukosa : edema, hiperemis, infiltrasi
serta proliferasi mukosa menggambarkan respon inflamasi yang
berbeda-beda dari setiap tingkatan
• Proses peradangan merusak jaringan epitel dari laring - bagian
posterior dari dinding mukosanya
Patofisiologi
• fungsi utama laring terganggu : proses pengeluaran mukus
trakeobronkial terganggu.
• Saat gerakan silia epitel terganggu → stasis mukus pada dinding
posterior laring dan sekitar plika vokal → merangsang batuk yang
reaktif.
• Mukus pada pita suara dapat menyebabkan laringospasme.
• Perubahan signifikan pada epitel pita suara dapat terjadi
hiperkeratosis, diskeratosis, parakeratosis, akantosis, dan seluler
atipik.
Gejala klinis
• Gejala laringitis kronik : jika gejala yang terjadi lebih dari 3 minggu,
antara lain:
1. suara yang serak atau parau
2. batuk kering, tenggorok terasa kering
3. nyeri tenggorok
4. suara yang semakin lama semakin melemah
Diagnosis dan diagnosis banding
Diagnosis : Diagnosis banding :
1. Pemeriksaan tidak langsung • Contact granulomas
jalan napas dengan • Stenosis glotis
menggunakan cermin
• Iatrogenic vocal fold scar
2. Secara langsung dengan
nasolaringoskopi • Sulkus vokal
• Lesi vascular pita suara
• Kista pita suara
Tatalaksana
• Terapi Medis
• Staphylococcus aureus (paling sering): antibiotika untuk patogen gram positif
dan gram negatif : amoksisilin dan asam klavulanat.
• Terapi Operatif
• Laringitis sendiri bukan suatu alasan untuk melakukan operasi
• Beberapa prosedur yang biasa diindikasikan: reduksi stenosis diindikasikan
jika kondisi atau proses infiltrasi, seperti amyloidosis, Wegener
granulomatosis, rheumatoid arthritis, atau systemic lupus erythematous,
secara signifikan mempersempit lumen laring.
Komplikasi
• Penyebaran infeksi ke sistemik atau struktur di sekitarnya
• Stenosis laring akibat suprainfeksi akut pada laringitis kronik dan
edema atau stenosis sekunder akibat proses lama yang telah terjadi;
• Kerusakan struktur pita suara yang permanen
• Transformasi menjadi keganasan
Prognosis
Pada laringitis kronik prognosis bergantung kepada penyebab dari
laringitis kronik tersebut.
Kesimpulan
• Laringitis kronik adalah suatu proses inflamasi pada mukosa pita suara
karena penggunaan yang berlebihan, iritasi, atau infeksi dalam jangka
waktu yang lama.
• Laringitis kronik dapat timbul pada anak-anak maupun dewasa (lebih
banyak diderita oleh pria dari pada wanita)
• Pengobatan untuk laringitis kronik :
• Menganjurkan pasien untuk tidak banyak bicara, menjauhkan pasien dari
faktor pemicu seperti asap, dan debu
• Medikamentosa
• Operatif
Terima kasih