Anda di halaman 1dari 7

Teknik Autopsi

Pemeriksaan Rongga Kepala


Disusun Oleh :
Anggia Sovina Ariska (G1A218027)

Pembimbing
dr. Erni Handayani Situmorang, Sp. F., MH
Insisi Kulit Kepala
• Pemeriksaan pada kepala dimulai dengan membuat irisan pada
kulit kepala, dimulai pada prosessus mastoideus, melingkari kep
ala ke arah puncak kepala (vertex) dan berakhir pada prosessus
mastoideus sisi lain.
• Pengirisan dibuat sampai pisau mencapai periosteum
• Kulit kepala kemudian dikupas ke arah depan sampai kurang le
bih 1-2 sentimeter di atas batas orbita (Margo supraorbitalis) da
n ke arah belakang sampai sejauh protuberantia occipitalis exter
na
• Perhatikan dan catat kelainan yang terdapat, baik pada permuka
an dalam kulit kepala maupun permukaan luar tulang tengkorak
• Kelainan yang biasa ditemukan adalah tanda kekerasan, baik me
rupakan resapan darah maupun garis retak/patah tulang
Pembukaan Rongga Tengkorak
• Untuk membuka rongga tengkorak, dilakukan penggergajian tulang teng
korak, melingkar di daerah frontal sejarak kurang lebih 2 cm di atas mar
go supraorbitalis, di daerah temporal 2 cm di atas daun telinga
• Pada daerah temporal ini, penggergajian dilakukan setelah otot temporal
is dipotong dengan pisau terlebih dahulu
• Pada daerah temporalis ini penggergajian dilakukan melingkar ke arah b
elakang, 2 cm sebelah atas protuberantia occipitalis externa, dengan gari
s penggergajian yang membentuk sudut 120 derajat dari garis penggerg
ajian terdahulu.
• Agar penggergajian tidak merusak jaringan otak, penggergajian harus
dilakukan dengan hati-hati dan dihentikan setelah terasa tebal tulang ten
gkorak telah terlampaui.
• Atap tengkorak selanjutnya dilepas dengan menggunakan pahat terbent
uk T (T-chisel) dengan jalan mendongkel pada garis penggergajian
Pemeriksaan Rongga Tengkorak
• Setelah atap tengkorak dilepaskan, lakukan :

1. Penciuman terhadap bau yang keluar sebab pada beberapa jenis


keracunan, dapat tercium bau yang khas
2. Perhatikan adanya kelainan baik pada permukaan dalam atap
tengkorak maupun pada duramater yang kini tampak.
3. Duramater kemudian digunting mengikuti garis penggergajian,
dan daerah subdural dapat diperiksa akan adanya perdarahan,
pengumpulan nanah dan sebagainya
4. Otak dikeluarkan dengan pertama-tama memasukkan dua jari
tangan kiri di garis pertengahan daerah frontal, antara bagian
otak dan tulang tengkorak
5. Dengan sedikit menekan bagian frontal akan tampak folk cerebri
yang dapat dipotong atau digunting sampai dasar tengkorak
6. Kedua jari tangan kiri kemudian dapat sedikit mengangkat bagia
n frontal dan memperlihatkan nn.olfactorius, nn.opticus, yang ke
mudian dipotong sedekat mungkin pada dasar tengkorak
7. Pemotongan lebih lanjut dapat dilakukan pada aa.karotis interna
yang memasuki otak, serta saraf-saraf otak yang keluar pada das
ar otak
8 Miringkan kepala mayat ke salah satu sisi, serta jari-jari tangan
kiri sedikit menarik/mengangkat bagian pelipis (temporalis) sisi
yang lain, tentorium cerebelli akan jelas tampak dan mudah dipot
ong, dimulai dari foramen magnum ke arah lateral menyusun tepi
belakang tulang karang otak (os petrosum).
9. Potong saraf-saraf otak yang keluar pada dasar otak
10. Dengan cara yang sama, tentorium cerebelli sisi lainnya juga di
potong
11. Kepala kemudian dikembalikan pada posisi semula dan batang
dapat dipotong melintang dengan memasukkan pisau sejauh-jau
hnya dalam foramen magnum
12. Dengan tangan kiri menyanggah daerah bagian occipital, dua j
ari tangan kanan dapat ditempatkan di sisi kanan dan kiri
batang otak yang telah terpotong, untuk kemudian menarik bagi
an bawah otak ini dengan gerakan memutar/meluksir hingga k
eluar dari rongga tengkorak
13. Setelah otak dikeluarkan, duramater yang melekat pada dasar
tengkorak harus dilepaskan dari dasarnya, agar dapat dipehatika
n adanya kelainan pada dasar tengkorak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai