Husein Albar
10/18/17 1
Tujuan pembelajaran
10/18/17 2
Definisi
• Reaksi Anafilaksis : suatu reaksi alergi sistemik yang terjadi mendadak
dan dapat menyebabkan kematian akibat reaksi imunologik antigen-
antibodi sesudah terpapar oleh alergen.
• Reaksi Anafilaktoid : suatu reaksi anafilaksis yang terjadi tanpa
melibatkan reaksi imunologik antigen-antibodi.
• Syok anafilaktik : reaksi anafilaksis yang disebabkan oleh adanya
reaksi antigen-antibodi yang timbul segera setelah antigen sensitif
masuk dalam sirkulasi yang disertai hipotensi dengan atau tanpa
penurunan kesadaran.
10/18/17 3
10/18/17 4
Definisi Anafilaksis
10/18/17 5
Etiologi
10/18/17 6
Klasifikasi Anafilaksis
Human Anaphylaxis
Immunologic Non-Immunologic
Idiopathic
IgE, FcRI Non-IgE, Non-FcRI Other Physical
Foods, venoms, Dextran, OSCS, Radiocontrast Exercise,
latex, drugs contaminants media, aspirin, opioids, cold
in heparin, transfusion NSAIDs
reactions
IgE, immunoglobulin E;
FcɛRI, high-affinity IgE receptor;
ANAPHYLACTOID
OSCS, oversulfated chondroitin sulfate;
NSAIDs, nonsteroidal anti-inflammatory drug.
10/18/17 7
Simons FER, et al. J Allergy Clin Immunol. 2010;125:S161-S181.
Patofisiologi
• Menurut Coomb dan Gell (1963), anafilaksis termasuk reaksi
hipersensitivitas tipe 1 (Immediate type reaction).
• Fase Sensitisasi : Waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai
diikatnya oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit dan basofil.
• Fase Aktivasi : Waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan antigen yang
sama. Mastosit dan Basofil melepaskan isinya yang berupa granula yang
menimbulkan reaksi pada paparan ulang.
• Fase Efektor : Waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai
efek mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas farmakologik
pada organ organ tertentu.
• Reaksi anafilaktoid tanpa melalui IgE . Zat pelepas histamin secara
langsung dan aktivasi komplemen
10/18/17 8
Patogenesis
Renjatan anafilaktik
o Terjadi akibat paparan ulang alergen yang sama yang dimediasi oleh IgE
spesifik yang melekat pada dinding mastosit dan basophil,
o yang mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah perifer dan peningkatan
permeabilitas.
o Akibatnya terjadi kebocoran cairan ke jaringan sehingga volume darah
efektif menurun, disamping hipoksemia dan disfungsi ventrikel. .
10/18/17 9
Gejala klinis alergi
10/18/17 10
Gejala saluran napas
• Saluran napas bagian atas
• Hidung dan mata: pruritus dan sekret cairan, bersin
• Bibir dan lidah:bengkak dan pruritus
• Larings dan epiglottis: edema dengan suara parau, dipfonia sampai
asfiksia
• Bronkus: spasme bronkus dengan mengi, aerasi berkurang sampai
apnu, asfiksia
10/18/17 11
Saluran cerna
• Bukan hanya dengan alergi makanan
• Nyeri kram abdominal, nausea, muntah, diare berair , perdarahan saluran
cerna, inkontinensia fekal
Kardiovaskuler
• Deplesi cairan Intravaskuler /hipovolemia
• Efek langsung pada jantung :
• Aritmia
• Kontraktilitas otot jantung berkurang
• Aliran darah koroner berkurang
• Tanda Dini: pusing dan bingung dapat berlanjut sampai : sinkop, kejang,
hilang kesadaran , syok, henti jantung
10/18/17 12
Gejala Klinis Anafilaksis
1) Gejala lokal
1) Urtikaria, pruritus, pucat, angioedema.
2) Jarang menimbulkan kematian
2) gejala sistemik
1) Melibatkan berbagai organ.
2) Biasanya terjadi dalam 30 menit setelah paparan.
3) Dapat fatal
10/18/17 13
Gejala klinis syok anafilaksis
Derajat Gejala Klinik
A. Ringan Eritema luas,edema periorbita,atau
Hanya kulit dan jaringan submukosa angioedema
B. Sedang Sesak, stridor, mengi, mual, muntah, pusing,
Keterlibatan pernapasan, presinkop diaforesis, rasa tertekan di dada
kardiovaskuler,atau gastrointestinal atau tenggorok atau sakit perut
10/18/17 14
Buat diagnosis yang benar
• Mungkin pasien akan menunjukan gejala serupa
• Eksaserbasi asma
• Croup atau aspirasi bendad asing
• Sinkop kardiogenik
• Keracunan makanan atau gastroenteritis
10/18/17 15
Reaksi Vasovagal
• Vasovagal
• Pucat
• diaforesis
• Bradikardia
• Anafilaksis
• takikardia
• Kemerahan
• urtikaria/pruritis/ spasme bronkus
10/18/17 16
Diagnosis Anafilaksis bila memenuhi satu dari 3 kriteria berikut :
1). Onset akut dalam beberapa menit – jam yang melibatkan gejala pada kulit,
jaringan mukosa atau keduanya.misalnya urtikaria, pruritus, bengkak pada
bibir, lidah, uvula. .…..Dan sekurang-kurangny satu dari gejala berikut
A. Gejala pernapasan misalnya dispnu, mengi -bronchospasm, stridor, hipoksemia.
10/18/17 17
2). Dua atau lebih gejala berkut yang terjadi segera sesudah
paparan dengan alergen dalam hitungan menit sampai jam :
10/18/17 18
3). Hipotensi setelah paparan dengan alergen
10/18/17 19
Clinical Criteria for Diagnosing Anaphylaxis
Acute onset of an illness 2 of the following that
OR OR Reduced BP after
(minutes to several hours) occur rapidly after
exposure to known
with involvement of the exposure to a likely
allergen (minutes to allergen (minutes
skin, mucosal tissue,
several hours): to several hours):
or both
AND AT LEAST 1
OF THE FOLLOWING
a. Involvement of the a. Infants and children:
skin-mucosal tissue (eg, low SBP* (age specific) or
generalized hives, >30% decrease in SBP
Respiratory Reduced BP itch-flush, swollen b. Adults: SBP of <90 mm Hg or
compromise or associated lips-tongue-uvula) >30% decrease from that
(eg, dyspnea, symptoms b. Respiratory compromise person’s baseline
wheeze- of end-organ c. Reduced BP or associated
bronchospasm) dysfunction symptoms
d. Persistent gastrointestinal
symptoms (eg, crampy
abdominal pain, vomiting)
*Low SBP for children is defined as <70 mm Hg from 1 month to 1 year, <70 mm Hg plus (2x age)
from 1 to 10 years, and <90 mm Hg from 11 to 17 years.
BP, blood pressure; SBP, systolic blood pressure.
10/18/17 20
Sampson HA, et al. Ann Emerg Med. 2006;47:373-380.
Diagnosis
I. Gejala klinis terjadi segera -menit – jam, berupa urtikaria, gatal,
edema bibir,
II. Dan satu dari gejala berikut :
1) Gangguan pernapasan seperti sesak, mengi, stridor, , hipoksemia.
2) Hipotensi dan kolaps segera setelah terpapar alergen - menit - jam
3) Gejala gastrointestinal menetap berupa kram perut, muntah
10/18/17 21
Diagnosis Banding
Sinkop
o Sembuh bila pasien diletakan dalam posisi
recumbent
o Tekanan darah dan nadi normal
o Tidak ada gejala dan tanda klinis syok anafilaktis
10/18/17 22
Tata laksana Umum Anafilaksis
I. Airway
II. Breathing
III. Circulation
• Tetapi Bila Syok Anafilaksis Tindakan Pertama
Yang Harus Segera Diberikan Epinefrin….
10/18/17 23
Tata laksana
Ketenangan dokter sangat penting.
Tata laksana awal dan segera :
1) Pasang tourniquet pada bagian proksimal tempat
suntikan/sengatan.
2) Adrenalin 1:1000 - dosis 0.001 cc /kg BB ( 0,1-0,3 cc ) IM/SC
max 0.3 ml . ”drug of choice” untuk syok anafilaktik, dapat
diulangi 3 x setiap 15-20 menit.
• Dosis yang sama dapat diberikan pada tempat suntikan
/sengatan.
• Lambat berikan epinefrin dapat menyebabkan kematian pasien
syok anafilaxis
10/18/17 24
Tata laksana
3) Tourniquet dilepaskan setiap 3 menit sampai tidak ada gejala dan
tanda syok
4) Bila suntikan vaksin subkutan maka dapat ditambah adrenalin
0.005 ml / kg (max: 0.3 ml) pada tempat suntikan, hanya sekali
saja!
5) Oksigen box 2-3 L / min untuk atasi hipoksemia akibat edema
glottis
4) Bebaskan jalan napas, posisi leher hiperekstensi, angkat
kepala, aspirasi mukus, pantau tanda vital
5) Bila renjatan berat diberikan 2 ml larutan 1/10.000 dalam
aquades intravena atau intrakardial
10/18/17 25
Tata laksana komplikasi
10/18/17 30
Simons KJ, Simons FER. Curr Opin Allergy Clin Immunol. 2010;10:354-361.
Why Not an Antihistamine
or Corticosteroid?
Antihistamine
• Anafilaksis bukan dimediasi oleh histamine saja *
• Antihistamin hanya menetralkan histamine dan kerja lebih lama dari
epinefrin
• Antihistamin merupakan obat lini kedua dan jangan diberikan sebagai
pengganti epinefrin *Other mediators include leukotrienes, prostaglandins, kinins, platelet-activating
factor, interleukins, and tumor necrosis factor.
Lieberman P, et al. J Allergy Clin Immunol. 2010;126:477-480.
Corticosteroids
• Corticosteroids jangan pernah digunakan sebagai pengganti atau lebih
duluan dari epinefrin dan tidak berkerja akut
• Onset kerja Corticosteroids lebih lambat dari epinefrin
10/18/17 32
Pola Anafilaxis
• Uniphasic
• Tanda dan Gejala timbul dalam beberapa menit (biasanya 30
minutes) sesudah paparan alergen
• Biphasic
• Reaksi fase lambat terjadi 1 - 72 jam (biasanya 10 jam) sesudah
serangan awal (1%-23%)
• Protracted
• Reaksi anafilaksis berat yang dapat berlangsung 24 – 36 jam
kecuali diberikan pengobatan agresif.
10/18/17 33
Biphasic Anaphylaxis
Treatment Treatment
Symptom Score
8 to 12 hours1
Antigen
First Phase Asymptomatic Second Phase
Exposure
Classic Model
30 minutes to 72 hours2
Initial
Symptoms
0 Time
Antigen Exposure
10/18/17
35
Protracted Anaphylaxis
Initial
Symptoms
0 Time
Antigen
Up to 32 hours1
Exposure
10/18/17
1. Lieberman P, et al. J Allergy Clin Immunol. 2005;115:S483-S523. 36
Kriteria opname
4. Indikasi sosial
10/18/17 37
PEMANTAUAN
1) Pantau ketat selama 24 jam, 6 jam berturut-turut
setiap 2 jam sampai keadaan umum membaik.
10/18/17 38
Komplikasi
10/18/17 41
Langkah-langkah Pencegahan
10/18/17 42
Studi kasus
10/18/17 43
Diagnosis
10/18/17 44
• Temuan yang didapatkan sebagai hasil dari penilaian
pada situasi yang ada adalah:
• Pasien tampak lemah dan sianosis. Tekanan darah 60/palpasi,
frekuensi nadi 140 kali/menit, teraba lemah, Frekuensi napas
28 kali/menit. Pada jantung dan paru tidak ditemukan
kelainan. Akral teraba dingin, dan perfusi perifer buruk.
• Berdasarkan pada hasil temuan, apakah diagnosis anak
tersebut?
• Jawaban: Syok anafilaksis akibat amoksilin
10/18/17 45
3. Berdasarkan diagnosis, apakah rencana penatalaksanaan pada pasien ini ?
Jawaban:
Pemberian O2 2 L.menit nasal
Pemberian adrenalin 1/1000, 0,01-0,03 ml/kg maksimal 0,5 ml IM
Difenhidramin 1-2 mg/kb BB IM
Segera lakukan pemasangan infuse dan berikan cairan fisiologis 30 ml/kgBB
dalam 1 jam Lakukan penilaian terhadap respons terapi.
Temuan berikut:
Pasien tampak sadar, tidak sesak dan sianosis. Tekanan darah 90/60 mmHg,
frekuensi nadi 100 kali/menit, teraba kuat. Akral hangat dan perfusi perifer
baik.
10/18/17 46
Penilaian ulang
ANY QUESTION ?
10/18/17 49