A B
C SEMUA PENGUKURAN
D TIDAK PASTI
E F
7
SUMBER KETIDAKPASTIAN
Standar atau acuan
Benda ukur
Peralatan
Metode pengukuran
Kondisi lingkungan
Personil pelaku pengukuran
Pentingnya Analisis Kesalahan
1. Memahami jenis-jenis kesalahan yang terjadi dalam
melakukan pengukuran.
2. Memahami teknik meminimalisir kesalahan yang
dilakukan dalam melakukan pengukuran
Jenis- Jenis Kesalahan
1. Kesalahan umum (gross errors)
Kesalahan umum didefinisikan sebagai kesalahan yang
disebabkan kecerobohan . Sebagai contoh dalam membaca
ampermeter analog dibaca 30,5 A padahal range yang
diggunakan adalah 300 mA (nilai sebenarnya adalah 30,5
mA). Kesalahan lain yang termasuk dalam kesalahan umum
adalah penyetelan instrumen yang tidak tepat dan
pemakaian instrumen yang tidak sesuai. Selain itu
kesalahan penafsiran termasuk jenis kesalahan ini juga
Kesalahan sistematis systematic errors)
Kesalahan sistematis adalah kesalahan yang secara konsisiten
terulang apabila dilakukan pengulangan percobaan.
Contoh kesalahan sistematis antara lain kesalahan kalibrasi
alat ukur atau perubahan dalam system yang menyebabkan
kesalahan pembacaan alat ukur . Misalkan pada kasus
perubahan kelenturan pegas atau penurunan kekuatan
magnet karena faktor umur atau kesalahan dalam
menggunakan skala pengukuran.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi
kesalahan sistematis ini adalah dengan mengkalibrasi alat
ukur yang akan dipergunakan secara tepat jika masih
memungkinkan.
Kesalahan acak
Kesalahan acak adalah kesalahan yang terjadi secara kebetulan,
besarnya berfluktuasi tanpa bisa diduga dengan menggunakan
pengetahuan system pengukuran dan kondisi pengukuran.
Kesalahan acak biasanya diakibatkan dari ketidakmampuan peneliti
untuk melakukan pengukuran yang sama pada cara yang sama untuk
memperoleh angka eksak yang sama.
Misalkan Anda mengukur massa bola sebanyak tiga kali dengan
timbangan yang sama sehingga anda peroleh hasil pembacaan yang
agak berbeda yaitu 77,46 g, 77,43 g dan 77,45 g.
Cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan acak
yang terjadi adalah dengan melakukan percobaan untuk memperoleh
data yang lebih banyak.
Kesalahan acak dapat dievaluasi dengan analisis statistik dan tingkat
kesalahannya dapat dikurangi dengan merata-rata sejumlah besar
data pengamatan.
Istilah-istilah Umum dalam Pengukuran
1. Keterbacaan (Readability)
Keterbacaan menunjukkan seberapa teliti skala suatu alat ukur
dapat dibaca secara jelas. Voltmeter yang mempunyai skala 10 volt
tentu saja memiliki keterbacaan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan voltmeter yang memiliki skala 5 volt pada jangkauan
(range ) yang sama
2 Kepekaan (Sensibility)
Kepekaan instrumen menyatakan perbandingan antara gerakan
linear jarum penunjuk pada alat ukur dengan perubahan nilai
besaran yang diukur yang menyebabkan gerakan itu. Misalkan
suatu perekam 1 mV memiliki skala yang panjangnya 25 cm maka
kepekaan perekam ini adalah 25 cm/mV, jika pengukuran itu linear
sepanjang skala.
lanjutan
3. Ketelitian (Accuracy)
Akurasi menyatakan seberapa dekat antara nilai hasil pengukuran
dengan nilai sebenarnya atau nilai yang dapat diterima dari suatu
besaran yang diukur.
4. Presisi (ketepatan) menunjukkan tingkat kesamaan di dalam
sekelompok pengukuran atau sejumlah instrumen.
5. Resolusi menyatakan perubahan terkecil dalam nilai yang diukur
(instrumen akan memberi respon). Sebagai contoh voltmeter analog
10 V memiliki presisi 50 mV, dengan demikian 50 mV menyatakan
perubahan tegangan terkecilnya sehinggga resolusi pengukurannya
adalah 50 mV.