Anda di halaman 1dari 54

ROTASI

PARASITOLOGI
Dyah Ayu Puspitasari
1801301000110489
Protozoa
1. Eimeria acervulina
2. Entamoba Histolitica

Helminth Arthropoda
1. Trichostrongylus sp 1. Tabanus sp
2. Strongyloides sp 2. Otodectes cynotis
HELMINTH

Trichostrongylus sp
SIGNALEMENT
Jenis Hewan : Kambing
Jenis sampel : Feses
Asal : Peternakan Rakyat Batu
Tanggal Pengambilan Sampel : 21 April 2019
Tanggal Pengujian Sampel : 22 April 2019
Metode Pengawetan : Formalin 10 %
Metode Pengujian : Natif
ANAMNESA DAN TEMUAN KLINIS

• Tidak pernah diberikan obat cacing


• Diare
HASIL PEMERIKSAAN
Sampel feses yang telah di awetkan
menggunakan larutan formalin 10% kemudian
dilakukan pemeriksaan feses dengan metode
natif.

Trichostrongylus sp 400x
KLASIFIKASI
Hospes : Kambing, domba, sapi,
Predileksi : Abomasum, usus halus
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Class : Chromadorea
Order : Rhabditida
Family : Trichostrongylidae
Genus : Trichostrongylus
Species : Trichostrongylus sp.
MORFOLOGI
• Telur berbentuk oval
• Telur berukuran 79-92 x 31-41 µm
• Terdapat dua lapis selubung putih telur (lapisan
albumin) yg berisi blastomer
• Panjang cacing jantan 4-5.5 mm dan cacing betina
5-7 mm
• Cacing berwarna coklat kemerahan
SIKLUS HIDUP

Telur dikeluarkan brsma feses  L1  L2  L3 (Larva Infektif)


terbentuk antara 4-6 hari dibwh kondisi optimal  migrasi larva pd
rumput  termakan ternak  usus halus  cacing dewasa
PATOGENESIS
Larva infektif termakan  bermigrasi menuju usus
halus  menuju intra epitel mukosa usus halus hingga
menjadi cacing dewasa  mengakibatkan sel epitel
menjadi hyperplasia  penipisan lapisan epitel (erosi
epitel)
PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN

• Albendazole dengan dosis 10 mg/kg BB PO,


fenbendazole dengan dosis 5 mg/kg BB PO
• Pencegahan memberikan obat cacing secara rutin
dan dilakukan desinfeksi pada kandang.
HELMINTH
Strongyloides sp
SIGNALEMENT

Jenis Hewan : Burung Perkutut


Jenis sampel : Feses
Asal sampel : Malang
Tanggal Pengambilan : 10 April 2019
Tanggal Pengujian : 11 April 2019
Media Pengawet : Formalin 10%
ANAMNESA DAN TEMUAN KLINIS

Bulu kusam, diare, nafsu makan masih baik dan


burung masih terlihat lincah.
HASIL PEMERIKSAAN

Pada hasil pemeriksaan sedimen feses


didapatkan telur cacing nematoda
Strongyloides sp.

Strongyloides sp. 400x


KLASIFIKASI
Hospes : Sapi, domba, angsa, burung, kalkun
Predileksi : Usus halus, sekum
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Ordo : Rhabditida
Famili : Strongyloididae
Genus : Strongyloides
Spesies : Strongyloides sp
MORFOLOGI
• Telur berbentuk elips, berdinding tipis, mengandung larva
• Telur berukuran 40-64 x 20-42 mikron
• Cacing betina ukuran tubuh  ±1 x 0,05 mm, esofagus sepanjang
tubuh serta pendek dan terbuka
• Uterus berupa satu barisan lurus yang berisi 40-50 telur
SIKLUS HIDUP
• Free living
Telur dikeluarkan brsma feses  L1 dapat langsung menjadi 
L3 (Larva Infektif)  berkembang menjadi bentuk free living

• Parasitic Life cycle


Larva yg tdk infektif berkembang menjadi larva infektif disebut
filariform larva  menginfeksi inang baru akan terbentuk cacing
jantan & betina
PATOGENESIS
Penetrasi larva filariform infektif melalui kulit atau ingesti  menimbulkan
Cutaneus Larva Migrans dan Visceral Larva Migrans menembus saluran
limfatik atau kapiler terbawa sampai ke jantung kanan dan kapiler pulmonal
 keluar dari kapiler pulmonal dan penetrasi ke dalam alveoli paru 
bermigrasi ke saluran pernafasan atas, sampai ke esofagus dan tertelan masuk
ke lambung dan usus
PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN

• Obat cacing Mebendazole atau Pyrantel tetrat secara


oral

• Pencegahan cara mengandangkan hewan ternak,


memberikan pakan berkualitas, menjaga sanitasi
kandang, pemberian obat cacing secara berkala
PROTOZOA

Eimeria acervulina
SIGNALEMENT
Jenis Hewan : Ayam
Jenis sampel : Feces
Asal sampel : Pasar hewan splindid, Malang
Tanggal Pengambilan : 23 April 2019
Tanggal Pengujian : 24 April 2019
Media Pengawet : Formalin 10%
ANAMNESA DAN TEMUAN KLINIS

Ayam tidak mau makan, lethargi, diare, bulu kusam


HASIL PEMERIKSAAN

Pemeriksaan dengan metode apung


ditemukan bentukan ookista eimeria
acervulina

Eimiria acervulina 400x


KLASIFIKASI
Hospes : Unggas, sapi, anjing, kucing
Predileksi : Usus halus
Filum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoasida
Subkelas : Coccidiasina
Ordo : Eucoccidiorida
Subordo : Eimeriorina
Famili : Eimiriidae
Genus : Eimiria
Spesies : Eimiria acervulina
MORFOLOGI

• Ookista berbentuk bulat

• Ookista berukuran panjang ukuran 14-31 μm lebarnya 9-20

• Dinding ookista terdiri dari dua lapis, yaitu dinding dalam dan
dinding luar.
SIKLUS HIDUP
Siklus aseksual dan siklus seksual
Stadium skizogoni (merogoni), gametogoni, dan sporogoni.
 Sporogoni (aseksual)
Sporozoit masuk mukosa usus  tropozoit I
 Skizogoni I (aseksual)
Tropozoit I  Skizon I  merozoit I
 Skizogoni II (aseksual)
Merozoit I  Skizon II  merozoit II
 Gametogoni (seksual)
 Merozoit II  gametosit  mikrogamet (jantan) dan makrogamet (betina)
 zigot  ookista  keluar bersama feses  bersporulasi  ookista
infektif
PATOGENESIS
Tertelannya ookista infektif  ookista pecah oleh tekanan
dinding usus halus  dan oleh enzim tripsin dibebaskan ke
dalam usus  pecahnya dinding ookista menyebabkan pecahnya
sporokista  sporokista pecah  sporozoit  sporozoit
menembus sel epitel usus
PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN

Pengobatan dg coccidiostat atau coccidiosidal


Pengendalian pada Eimeria sangat bergantung pada
sanitasi yang baik dalam suatu peternakan
PROTOZOA

Entamoba Histolitica
SIGNALEMENT
Jenis sampel : Feses
Jenis Hewan : Orang utan
Asal Sampel : Kebun Binatang Surabaya
Tanggal Pengambilan : 23 April 2019
Tanggal Pengujian : 23 April 2019
Media Pengawet : Formalin 10%
ANAMNESA DAN TEMUAN KLINIS

Kotoran nampak lembek warna kotoran cenderung


coklat gelap, nafsu makan menurun dan rambut
kusam.
HASIL PEMERIKSAAN

Pada hasil pemeriksaan sedimen feses


didapatkan protoza jenis Entamoeba
histolytica

Entamoeba histolytica 400x


KLASIFIKASI
Hospes : Orang utan, monyet, anjing, kucing, tikus
Predileksi : Usus besar
Kingdom : Animalia
Filum : Sarchomastigophora
Kelas : Archanoebae
Ordo : Entamoebida
Famili : Entamoebidae
Genus : Entamoeba
Spesies : Entamoeba histolytica
MORFOLOGI

• Trofozoit berukuran 10–60 μm dan berdiameter 4–7 μm

• Endosom disentral berukuran 0.5 μm

• Membran intin berupa garis dan mempunyai kromatin

• Bentuk kista bulat, kadang ovoid, berukuran 3.5-20 μm


SIKLUS HIDUP

Bentuk kista dewasanya tertelan  lumen usus mengalami ekskistasi  setiap


inti mengadakan pembelahan ganda dan diikuti sitoplasmanya sehingga
jumlahnya menjadi 8  disebut stadium metakista  stadium tropozoit.
Tropozoit bergerak mencari makan dan memperbanyak diri dengan cara
pembelahan ganda. Stadium tropozoit berkembang menjadi prekista dengan
bentuk membulat dan ukurannya mengecil dan intinya satu. Setelah itu
bentuknya membulat membentuk kista. Kista yang berinti satu akan mengalami
pembelahan ganda menjadi 2 dan kemudian menjadi 4 dan berlanjut. Kista
tersebut dapat keluar dari tubuh bersama dengan feses
PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN

Pengobatan dilakukan dengan memberikan


diiodohydroxyquin. Tindakan sanitasi dan manajemen
merupakan faktor penting untuk mencegah pencegahan dari
entamobiasis
ARTHROPODA

Tabanus sp
SIGNALEMENT
Jenis sampel : Lalat
Asal sampel : Peternakan Sapi
Tanggal Pengambilan : 25 April 2019
Tanggal Pengujian : 26 April 2019
ANAMNESA DAN TEMUAN KLINIS

Sampel ditemukan disekitar kandang sapi. Tidak


tampak adanya gejala klinis yang menciri pada
hewan disekitar area penemuan lalat.
HASIL PEMERIKSAAN

Lalat hasil koleksi diawetkan


dengan metode pengawetan
kering dan pinning dan
selanjutnya dilakukan
identifikasi menggunakan
mikroskop.

Tabanus sp
KLASIFIKASI

Hospes : Sapi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Tabanidae
Genus : Tabanus
Spesies : Tabanus sp
MORFOLOGI

• Lalat yang besar dengan panjang 5-25 mm, tegap

• Bentangan sayap mencapai 6,5 cm

• Memiliki warna tubuh yang bervariasi dari coklat, hitam,

• Memiliki kepala yang besar berbentuk setengah lingkaran dengan


sepasang mata yang menyolok
SIKLUS HIDUP

Telur ( menetas dlm wktu 4-14 hari ) larva  pupa


(Berkembang dlm waktu 5-20 hari)  lalat dewasa
PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN

• Pencegahan dilakukan dengan cara meningkatkan


kebersihan, dan desinfeksi sekitar kandang

• Pengobatan banyak digunakan suramin dan


Isometamidium chloride
ARTHROPODA

Otodectes cynotis
SIGNALEMENT
Jenis Sampel : Ear Cerumen
Jenis Hewan : Kucing
Warna : Red Tabby
Asal Sampel : Pasar Bratang Surabaya
Tanggal Pengambilan : 24 Maret 2019
Tanggal Pengujian : 24 Maret 2019
ANAMNESA DAN TEMUAN KLINIS

Kucing ditemukan di sekitar pasar bratang dengan bulu


kusam, kotor dan nafsu makan turun. Telinga kucing tampak kotor,
sering menggaruk-garuk bagian telinga, dan terdapat kutu.
HASIL PEMERIKSAAN

Hasil koleksi serumen telinga diamati


dibawah mikroskop dengan perbesaran
400x,

Otodectes cynotis
KLASIFIKASI

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Chelicerata
Kelas : Arachnida
Subkelas : Acarina
Superordo : Acariformes
Ordo : Astigmata
Family : Psoroptidae
Genus : Otodectes
Spesies : Otodectes cynotis
MORFOLOGI
• Berukuran panjang sekitar 300 µm,
• memiliki sucker yang berbentuk mangkok
• Pada betina dewasa, dua pasang kaki pertama yang memiliki
pretarsi pendek dan bertangkai, sedangkan pada pasangan kaki
ke tiga dan empat memiliki cambuk di terminal (terminal whip)
seperti setae, dan pasangan kaki keempat jauh lebih berkurang,
dengan bukaan genital yang melintang
• Pada jantan keempat kaki pendek, terdapat tangkai pretarsi dan
pulvilli, tetapi posterior pendek
SIKLUS HIDUP

Siklus hidup Otodectes dimulai dari telur, hexapod


Larva, Nimpa (Protonimpa-tritonimpa), dan dewasa.
Seluruh perkembangan hidup Otodectes terjadi di
hospes. Keseluruhan Hidup dari telur hingga
dewasa menempuh waktu 3 minggu
PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN

Pada kucing pengobatan dengan selamektin memberikan hasil yang baik.


Pengobatan dilakuakan kembali 1 bulan kemudian. Pembersihan area
kandang juga perlu dilakukan untuk mencegah infeksi
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai