Anda di halaman 1dari 16

Kel 9 A

Meryanti caesaria siregar


Tujuan Pembelajaran :
1. Peranan tanah sebagai transmisi dari cacing
2. Faktor lingkungan dan perilaku manusia sehingga terjadinya
transmisi cacingan
3. Penyebab tinggi prevelensi cacingan diindonesia
4. Jenis-jenis cacing Soil Transmitted Helminths (STH)
5. Upaya dalam pencegaha cacingan
1. Peranan tanah sebagai transmisi dari cacingan
• Tanah merupakan tempat tinggal bagi keragaman hayati dimana 25%
dari spesies bumi tinggal di tanah
• Dapat berfungsi menyediakan ekosistem melalui berbagai interaksi
yang kompleks antara organisme dalam tanah
• Tanah yang menjadi penerima dari semua jenis limbah sehingga dapat
menyebabkan organisme yg bersifat pathogen bagi manusia
• dapat mengandung mikroorganisme seperti cacing, bakteri, virus, dan
jamur yang bersifat pathogen.
• Euedaphic Pathogenic Organisms (EPOs) dan Soil Transmitted
Pathogens (STP)
2. Faktor lingkungan dan perilaku manusia sehingga terjadinya transmisi cacingan

• telur parasit atau larva yang berkembang pada tanah yang


hangat dan lembab pada negara- negara tropis dan subtropis di
dunia.
• Infeksi STH ditemukan pada tempat yang hangat dan lembab
dimana memiliki sanitasi dan higieni yang buruk.
• Penyebaran agen penyebab penyakit melalui tanah terjadi
akibat banjir, tiupan angin kencang atau pengangkutan tanah
dari daerah endemik ke daerah lainnya
• Di daerah-daerah tropis penyebaran agen dapat terjadi pada
musim penghujan karena terjadinya banjir
Perilaku manusia sehingga terjadi kecacingan
• Membuang kotoran atau tinja dengan sembarangan
• Ketika tangan yang bsersentuhan dengan tinja atau tanah yang
mengandung telur cacing dan tidak sengaja tertelan.
• Tidak mencuci buah dan sayur dengan benar sebelum dikonsumsi.
• Berjalan tanpa alas kaki dan menyentuh tanah atau pasir tanpa
sarung tangan.
• Mengonsumsi makanan mentah atau makanan setengah matang
• Tidak mencuci makan sebelum makan
• Tidak menjaga kebesihan diri
3.Penyebab tinggi prevelensi cacingan di indonesia
4. Jenis-jenis cacing Soil Transmitted Helminths (STH)

Adalah sekelompok nematoda usus yang dalam siklus hidupnya melalui


siklus perkembangan di tanahYang termasuk STH adalah :Ascaris
lumbricoidesCacing tambang : Necator americanus dan Ancylostoma
duodenaleTrichuris trichiuraStrongyloides stercoralis
1. Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
2. Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)
3. Cacing cambuk (Trichuris trichiura)
4. Strongyloides stercoralis
1. Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

• Nematoda usus terbesar yang hidup dalam tubuh manusia


• Prevalensi cukup tinggi pada daerah tropis dengan kelembaban tinggi,
sanitasi hygiene yang kurang baik Di negara berkembang, 1 dari 4
orang terinfeksi. South east Asia 73 %, Afrika 12 %, Amerika Tengah /
Selatan 8 %
• Prevalensi di Indonesa; 60-90% Terutama di daerah tertinggal dan
daerah kumuh
• Kematian jarang terjadi kecuali terdapat penyumbatan usus
• Hospes definitif : manusia
• Ukuran cacing : Betina 20-35 cm dan Jantan 15-30 cm
• Jantan : ujung posterior runcing dengan ekor
melengkung
• Betina: ujung posterior membulat dan lurus
• Umur cacing dewasa : 1-2 tahun
• Jumlah telur : sekitar 200.000 telur per hari
• Penyakitnya disebut : Askariasis
• Habitat / predileksi : lumen usus halus
• Bentuk infektif : telur infektif (berasal dari telur yang
fertilized)
• Penularan: peroral (tertelan telur infektif)
Daur hidup
2. Cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale)

• Terdiri dari 2 Species yang penting : Ancylostoma duodenale dan Necator


americanus
• Penyakitnya disebut : ancylostomiasis/necatoriasis
• Hospes definitif : manusia
• Habitat / predileksi : mucosa duodenum dan jejunum
• Bentuk infektif : larva filariform
• Distribusi geografis : Kosmopolitan terutama di daerah tropis dan
subtropis.Dahulu banyak dijumpai pada pekerja tambang
• Cara penularan : per cutan (melalui larva infektif (filariform) yang menembus
kulit.
3. Cacing cambuk (Trichuris trichiura)
4. Strongyloides stercoralis

Anda mungkin juga menyukai