Anda di halaman 1dari 12

WAKAF SAHAM

DALAM WACANA
FIKIH
BAB VI  Dalam perspektif Al-Qur’an, terdapat tiga model sistem ekonomi,
(Wakaf Saham Dalam yakni, riba, perdagangan, dan sedekah. Al-Qur’an mengharamkan
Wacana Fikih) sistem riba dan menghalalkan sistem perdagangan, serta
merekomendasikan sistem sedekah.
 Sedekah meliputi sedekah wajib (zakat), sedekah jariyah (wakaf),
dan sudah langsung, berupa infaq yang bersifat konsumtif.
 Wakaf sebagai bentuk sedekah jariyah, yang pahalanya selalu
mengalir walaupun orangnya sudah lama meninggal. Bentuk
wakaf sebagai investasi abadi bisa berupa harta, kekayaan
intelektual, dan lain-lain.
 Berasal dari kata waqafa (menahan, berhenti, diam di tempat,
tetap berdiri).
 Menurut syara’ wakaf adalah menahan dzat (asal) benda dan
mempergunakan hasilnya artinya menahan benda dan
Pengertian Wakaf mempergunakan manfaatnya di jalan Allah.
 Menurut Imam Taqiyuddin wakaf adalah menahan harta yang
dapat diambil manfaatnya serta tetap zat harta tersebut, dan
tidak boleh men-tasharruf-kannya.
 Menurut Abu Hanifah wakaf adalah menahan suatu benda yang
menurut hukum tetap milik wakif dalam rangka mempergunakan
manfaatnya untuk kebaikan.
Pengertian Wakaf  Menurut Jumhur wakaf adalah menahan suatu benda yang
menurut beberapa mungkin diambil manfaatnya (hasilnya) sedangkan bendanya
tidak terganggu.
ulama
 menurut Malikiyah wakaf adalah perbuatan wakif yang
menjadikan manfaat hartanya untuk digunakan oleh mustahiq
(penerima wakaf).
 Syarat Wakif
 Dewasa (baligh)
 Berakal sehat
 Dalam keadaan sehat (tidak sakit keras)
 Cakap bertindak (rasyid)
Rukun & Syarat  Kemauan sendiri
Wakaf  Syarat Mauquf (harta yang diwaqafkan)
 Memiliki nilai (harga) atau mutaqawwim
 Jelas (diketahui)
 Miliki wakif
 Terpisah, bukan milik bersama (musya’)
 Syara Mauquf Alaih (tujuan wakaf atau penerima manfaat wakaf)
 Wakaf seorang muslim atau nonmuslim
 Tidak sah wakaf seorang muslim atau nonmuslim yang diajukan
untuk tindakan buruk
 Wakaf untuk masjid dan sejenisnya
 Wakaf seorang muslim atau nonmuslim tidak sah jika untuk
kegiatan keagamaan di luar Islam
Rukun & Syarat  Syarat Shighat (Ikrar Wakaf)
Wakaf  Ikrar harus menyebutkan untuk jangka waktu yang tidak terbatas
(ta’bid)
 Dilaksanakan secara langsung atau seketika (munjiz)
 Bersifat mengikat (ilzam)
 Harus menyebutkan sasaran yang jelas
 Ikrar tidak boleh disertai persyaratan- persyaratan yang
bertentangan dengan tujuan wakaf.
 Di kalangan ulama fikih terjadi polemik dan perbedaan pendapat
terkait dengan status hukum wakaf, apakah tindakan wakif
bersifat mengikat dan tidak dapat dibatalkan atau sebaliknya.
 Menurut mazhab Hanafi, harta yang telah diwakafkan tetap
berada pada milik wakif dan boleh ditarik kembali oleh wakif
 Menurut mazhab Maliki, harta yang telah diwakafkan tetap
menjadi milik wakif, akan tetapi tidak boleh melakukan tasharruf,
Status Hukum baik dengan menjual, mewariskan, atau menghibahkan selama
harta itu diwakafkan.
Wakaf  Menurut mahzah Syafi’i, harta yang diwakafkan terlepas dari
kepemilikan wakif menjadi milik Allah dan berarti menahan harta
untuk selama-lamanya, sehingga benda yang diwakafkan
disyaratkan benda yang tahan lama dan tidak cepat habis.
 Menurut mazhab Hambali, jika seseorang telah mewakafkan
hartanya, maka wakif tidak mempunyai kekuasaan bertindak atas
hartanya itu dan tidak bisa menariknya kembali.
 Jika harta wakaf tertentu mengalami kerusakan maka
dimungkinkan pergantian harta wakaf melalui ibdal (penukaran)
dan istibdal (penggantian). Terkait dengan ibdal dan istibdal harta
wakaf ada beberapa pendapat di kalangan ulama sebagai berikut:
 Dalam perspektif madzhab Hanafi, ideal dan istibdal
diperbolehkan. Ulama mazhab Hanafi mengemukakan tiga
Status Hukum bentuk, yaitu:
 Apabila wakif mensyaratkan bahwa ia akan mengganti harta wakaf
Wakaf itu dengan tanah, maka penggantian itu boleh.
 Apabila wakif tidak mensyaratkan apapun dan harta wakaf tidak
bisa lagi dimanfaatkan dan tidak ada lagi hasilnya, maka
penggantian wakaf boleh apabila mendapat izin dari penguasa.
 Apabila penggantian tidak disyaratkan wakif dan penggantian itu
pada dasarnya memberi manfaat dan wakil akan menggantikannya
dengan yang lebih baik, maka penggantian itu tidak sah.
 Mazhab Maliki memperbolehkan penggantian barang wakaf yang
bergerak dan melarang penggantian barang wakaf yang tidak
bergerak kecuali dalam keadaan darurat. Ulama mazhab Maliki
menyatakan bahwa:
 Apabila harta wakaf berbentuk masjid maka tidak boleh dijual.
 Apabila harta wakaf berbentuk harta dan tidak bergerak, maka boleh
dijual dengan syarat dibelikan lagi sesuai dengan kebutuhan.
 Dalam bentuk benda lain dan hewan, apabila manfaatnya tidak ada
Status Hukum lagi maka boleh dijual dan hasil penjualannya dibelikan barang atau
hewan sejenis.
Wakaf  Ulama Mazhab Syafi'i berpendapat apabila harta wakaf berupa
masjid maka tidak boleh dijual dan tidak boleh dikembalikan
kepada wakif walaupun masjid itu telah rusak dan tidak dapat
digunakan untuk shalat, akan tetapi pihak penguasa harus
memperbaikinya. Dengan demikian Syafi'iyah melarang penjualan
barang wakaf selama masih mendatangkan hasil sesedikit apapun,
meskipun pihak pengadilan melalui hakim mengizinkan
penjualannya.
 Dalam hal boleh tidaknya penggantian barang wakaf, ulama
Hanabilah tidak membedakan antara barang bergerak dan tidak
bergerak. Ulama mazhab Hanbali menyatakan bahwa:
 Apabila manfaat harta wakaf telah hilang sedangkan biaya untuk
Status Hukum memperbaiki tidak ada, maka harta wakaf boleh dijual apa.
 Apabila harta wakaf telah dijual maka hasil penjualannya boleh
Wakaf dibelikan apa saja asalkan bermanfaat bagi kepentingan umum.
 Apabila manfaat harta wakaf sebagian masih bisa dimanfaatkan,
maka harta tidak boleh dijual.
 Tidak boleh memindahkan masjid dan menukarnya dengan yang
lain kecuali apabila masjid tidak tidak bermanfaat lagi
 Pembahasan tentang administrasi wakaf mencakup ketentuan-
ketentuan yang berhubungan dengan pengelola wakaf atau
nadzir.
 Menurut Al-Shan’any, nadzir adalah orang yang berhak untuk
bertindak atas harta wakaf, baik untuk mengurusnya,
memelihara, dan mendistribusikan hasil wakaf kepada orang yang
berhak menerimanya.
Administrasi  Keberadaan nazdir bertujuan untuk menjaga agar dalam
pengelolaan wakaf tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
Wakaf dari tujuan wakaf yang telah ditentukan oleh wakif.
 Syarat nadzir
 Berakal
 Dewasa
 Adil
 Kecakapan hukum
 Islam

Anda mungkin juga menyukai