Anda di halaman 1dari 8

FIKIH KAWIN:

TA’ADDUD AL-ZAUJÂT (POLIGAMI)


MILKUL YAMIN (NON MARITAL)
MISYAR, MUT’AH (PLEASURE MARRIAGE)
‫‪TA’ADDUD AL-ZAUJÂT‬‬

‫ث‬‫سا ٓ ِء َم ۡثن ََٰى َوث ُ َٰلَ َ‬


‫اب لَ ُكم ِمنَ ٱلنِ َ‬ ‫ط َ‬ ‫طواْ فِي ۡٱليَ َٰتَ َم َٰى فَٱن ِك ُحواْ َما َ‬ ‫َو ِإ ۡن ِخ ۡفت ُ ۡم أَ اَّل ت ُ ۡق ِس ُ‬
‫َو ُر َٰبَ َۖ َع فَإِ ۡن ِخ ۡفت ُ ۡم أ َ اَّل تَعۡ ِدلُواْ فَ َٰ َو ِح َدً أ َ ۡو َما َملَ َك ۡۡ أَ ۡي َٰ َمنُ ُك ۡم َََٰٰ ِل َك أ َ ۡدن َٰ َٓى أَ اَّل تَعُولُواْ‬
‫]‪[Q.S. al-Nisa (4): 3‬‬
‫‪ Al-Amr li al-Ibâhah‬‬
‫‪ Al-Muqsith‬‬
‫‪ al-‘Adl‬‬
‫‪ Milk al-yamin‬‬
MILKUL YAMIN (NON MARITAL)
Budak: ‘abd, amat, raqabah, riqāb, dan mā malakat
aimānukum
 ‘Abd (al-raqīq -budak/hamba): [Q.S. al-Baqarah, (2): 178 dan 221]
 Amat (al-jāriyah -budak perempuan): [Q.S. al- Baqarah, (2): 221 dan
Q.S. al-Nūr, (24): 32]
 Raqabah (al-‘abdu al-mamlūk): [Q.S. al-Nisa’, (4): 92; al-Maidah, (5):
89; al-Mujadilah, (58): 3; dan al-Balad, (90): 13]
 Riqāb [Q.S. al-Baqarah, (2): 177; al-Taubah, (9): 60; dan Muhammad,
(47): 4]
 Mā malakat aimānukum dan sejenis-nya [Q.S. al-Nisa’, (4): 3, 24, 25,
36; al-Nahl, (16): 71; al-Mukminun, (23): 6; al-Nur (24): 31, 33, 58, 61;
al-Ruum, (30): 28; al-Ahzab, (33): 50, 52, 55; dan al-Ma’arij, (70): 30]
‫‪…..‬أَ ۡو َما َملَ َك ۡۡ أَ ۡي َٰ َمنُ ُك ۡم َََٰٰ ِل َك أَ ۡدن َٰ َٓى أَ اَّل تَعُولُواْ‬
‫]‪[Q.S. al-Nisa (4): 3‬‬
‫ظونَ ‪ِ ٥‬إ اَّل َعلَ َٰ ٓى أ َ ۡز َٰ َو ِج ِه ۡم أ َ ۡو َما َملَ َك ۡۡ أ َ ۡي َٰ َمنُ ُه ۡم فَإِنا ُه ۡم‬ ‫‪َ ‬وٱلاَِٰينَ ُه ۡم ِلفُ ُر ِ‬
‫وج ِه ۡم َٰ َح ِف ُ‬
‫ومينَ‬‫غ َۡي ُر َملُ ِ‬
‫‪[Q.S. al-Mukminun, (23): 5-6] ‬‬
 Ayat milk al-yamin itu secara intended original
meaning (al-I’tibar bi sabab al-nuzul) adalah bayan
lil waqi’ di masyarakat bangsa Arab, Yunani,
Romawi Persia, Babilonia
Milk al-yamin bukan ajaran Alquran. Alquran ingin
menghapuskan sistem perbudakan secara evolusi
Masih disyariatkan?
Misyâr

Misyâr (bhs ‘amiyyah yang berkembang di sebagian


Negara Teluk, dengan pengertian melewati sesuatu
tanpa menyempatkan tinggal dalam waktu yang lama):
Perjanjian istri bersedia tidak mendapatkan hak penuh
sebagai istri
MUT’AH (PLEASURE MARRIAGE)

 Nikah mut’ah (nikah muwaqqat atau nikah munqathi’).


 al-Baqarah (2): 236 dan al-Ahzab (33): 49.
 Termansukh (Pernah menjadi syariat): Al-Umm Imam
Asy-Syafi’i juz V hlm 71, Fatawi Syar'iyyah Syaikh
Husain Muhammad Mahluf juz II hlm 7, kitab
Rahmatul Ummah hlm 21, I’anatuth Thalibin juz III hlm
278 – 279, Al-Mizan al-Kubraa juz II hlm 113, dan As-
Syarwani 'alat Tuhfah juz Vll hlm. 224.
Versi Syahrur
Milkul Yamin
1. Perjanjian laki-laki perempuan untuk menjadi suami-istri dalam
waktu tertentu (Syiah menyebut nikah mut’ah)
2. Perjanjian istri bersedia tidak mendapatkan hak penuh
sebagai istri (Sebagian ulama menyebutnya nikah misyar)
3. Perjanjian supaya mantan suami yang mentalak tiga mantan
istrinya bisa menikahinya lagi (para ulama menyebut nikah
muhallil)
4. Perjanjian dilakukan oleh laki-laki dan perempuan demi
mengikat hubungan mereka tapi karena satu dan lain hal tidak
menempuh pernikahan yang lazim (ulama menyebutnya
Syibhun Nikah)
Syahrur dalam Nahwa Ushul Jadidah… hlm. 307-308: tetap harus
ada akad (kontrak), tidak boleh dilakukan dengan perempuan
yang ada hubungan mahram, tidak homo/lesbi, hubungan seksnya
juga tidak boleh dipertontonkan kapada orang lain, tidak boleh
dengan perempuan yang menjadi istri orang lain.

Anda mungkin juga menyukai