Kelompok 3:
Muhamad Hasin Tuba
Muhammad Irza Tsaquf Ali
Muhammad Zain Mubarak
A. Mutasyabih ayat pada Q.S. Al-Baqarah [2]: 62,
Penjelasan Mutasyabih
Penyebutan dhamir ‘huwa’ dimaksudkan sebagai ta’kid (penguat),
trinitas bagi Nya. Maha suci Allah dari sifat-sifat yang tidak layak
Allah saja yang paling berhak menyandang Tuhan, bukan yang lain,
termasuk Isa yang, atas izin Allah, memiliki kemampuan luar biasa
C. Mutasyabih ayat pada Q.S. Al-baqarah
َو ِاْذ ُقْلَنا اْد ُخُلْو ا ٰه ِذِه اْلَق ْر َيَة َف ُكُلْو ا ِم ْن َه ا َحْي ُث ِش ْئ ُتْم َرَغ ًدا َّو اْد ُخُلوا اْلَباَب ُس َّجًدا َّو ُق ْو ُلْو ا
ِح َّط ٌة َّنْغ ِف ْر َلُكْم َخٰط ٰي ُكْم ۗ َوَس َنِزْيُد اْلُم ْحِس ِنْي َن
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman, “Masuklah ke negeri ini (Baitulmaqdis), maka
makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Dan masukilah
pintu gerbangnya sambil membungkuk, dan katakanlah, “Bebaskanlah kami (dari dosa-dosa
kami),” niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Dan Kami akan menambah (karunia)
bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Al-Baqarah: 58)
َف َبَّدَل اَّلِذ ْيَن َظ َلُم ْو ا َق ْو اًل َغ ْي َر اَّلِذ ْي ِق ْي َل َلُه ْم َف َاْنَزْلَنا َع ىَل اَّلِذ ْيَن
َظ َلُم ْو ا ِرْج ًزا ِّم َن الَّس َم ۤاِء ِبَم ا َك اُنْو ا َيْف ُس ُق ْو َن
Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah
lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka Kami
turunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu,
karena mereka (selalu) berbuat fasik. (Al-Baqarah: 59)
Penjelasan Mutasyabih
Terdapat banyak kemiripan di sini. Di al-Baqarah menggunakan lafaz
قلنـا, yang dikenal dengan mu’ażżim nafsah (Allah mengagungkan
Dzat-Nya sendiri), karena ayat ini menekankan dua kenikmatan
sekaligus, yaitu memasuki Baitul Maqdis dan makan buah-buahan yang
bermacam-macam, karenanya ditambah dengan lafaz رغدا. Berbeda
dengan al-a’raf, yaitu menggunakan قیـل. Sebab ayat ini hanya
menginformasikan bahwa mereka menempati daerah tersebut. Karena
itu, ayat ini diperjelas oleh ayat di al-Baqarah.
Terima Kasih