Anda di halaman 1dari 4

Salat Lima Waktu dalam Al-

Qur'an
M. Ishom el-Saha

Penulis
Minggu, 7 November 2021 · 05:49 WIB

M Ishom El Saha

Salat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh tiap-tiap manusia yang
sudah berikrar tunduk kepada Allah Swt. Dalam Al-Qur'an disebut:

‫َح اِفُظْو ا َع َلى الَّص َلٰو ِت َو الَّص ٰل وِة اْلُو ْس ٰط ى َو ُقْو ُم ْو ا ِهّٰلِل ٰق ِنِتْيَن‬

Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā.75) Berdirilah karena Allah
(dalam salat) dengan khusyuk. (Al-Baqarah [2]:238)

Ayat ini sekalipun tidak menyebut secara eksplisit macam-macam salat akan
tetapi para ulama sependapat bahwa yang dimaksud ialah salat lima waktu.

Alasan para ulama adalah (1) lafal "as-shalawat" adalah bentuk jamak yang
menunjukkan jumlah bilangan tiga ke atas, (2) lafal as-shalat al-wustha dalam
bentuk tunggal yang berarti ada lagi salat selain yang disebut dalam lafal as-
shalawat; dan (3) masih berkaitan dengan lafal as-shalawat al-wustha atau salat
yang terletak di tengah antara salat-salat lain, para ulama berpendapat bahwa
kalau salat dalam sehari jumlahnya genap maka tidak ada yang disebut salat
yang di tengah. Hal itu berarti jumlah salat yang diwajibkan bagi ummat Islam
jumlahnya ganjil, yakni 5 waktu sehari.

Selain QS. Al-Baqarah: 238 Perintah Salat lima waktu juga didapati dalam
beberapa ayat al-Quran. Pertama dalam QS. An-Nuur: 58 disebut langsung
nama salat Isya' dan salat Fajar (subuh). Allah Swt berfirman:
‫ٰل‬ ‫ٰل‬ ‫ْأ‬ ‫ٰا‬
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن َم ُنْو ا ِلَيْسَت ِذ ْنُك ُم اَّلِذ ْيَن َم َلَك ْت َاْيَم اُنُك ْم َو اَّلِذ ْيَن َلْم َيْبُلُغ وا اْلُح ُلَم ِم ْنُك ْم َث َث َم ّٰر ٍۗت ِم ْن َقْبِل َص وِة اْلَفْج ِر‬
‫َوِح ْيَن َتَض ُعْو َن ِثَي اَبُك ْم ِّم َن الَّظِهْي َرِة َوِم ْۢن َبْع ِد َص ٰل وِة اْلِع َش ۤا ِۗء َثٰل ُث َع ْو ٰر ٍت َّلُك ْۗم َلْيَس َع َلْيُك ْم َو اَل َع َلْيِهْم ُج َن اٌۢح‬
‫َبْع َد ُهَّۗن َطَّو اُفْو َن َع َلْيُك ْم َبْعُض ُك ْم َع ٰل ى َبْع ٍۗض َك ٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهّٰللا َلُك ُم اٰاْل ٰي ِۗت َو ُهّٰللا َع ِلْيٌم َحِكْيٌم‬
Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan
perempuan) yang kamu miliki dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di
antara kamu meminta izin kepada kamu tiga kali, yaitu sebelum salat Subuh,
ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)-mu di tengah hari, dan setelah salat
Isya. (Itu adalah) tiga (waktu yang biasanya) aurat (terbuka) bagi kamu.523)
Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu)
itu. (Mereka) sering keluar masuk menemuimu. Sebagian kamu (memang sering
keluar masuk) atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-
ayat kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (An-Nūr [24]:58)

Kedua, dalam QS. Qaaf: 39-40 disebut waktu-waktu salat yaitu (a) sebelum
terbit matahari yakni salat Subuh (b)sebelum terbenam matahari yaitu salat
Zuhur dan Asar dan (c) pada waktu malam hari yaitu Magrib dan Isya. Firman
Allah Swt.:

ۚ‫َفاْص ِبْر َع ٰل ى َم ا َيُقْو ُلْو َن َو َس ِّبْح ِبَحْمِد َر ِّبَك َقْبَل ُطُلْو ِع الَّش ْم ِس َو َقْبَل اْلُغ ُرْو ِب‬

Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) terhadap apa yang mereka


katakan dan bertasbihlah seraya bertahmid (memuji) Tuhanmu sebelum terbit
dan terbenamnya matahari. (Qāf [50]:39)

‫َوِم َن اَّلْيِل َفَس ِّبْح ُه َو َاْد َباَر الُّسُجْو ِد‬

Bertasbihlah pula kepada-Nya pada sebagian malam hari dan setiap selesai
salat. (Qāf [50]:40)

Ketiga, di dalam QS al-Isra' : 78 disebut perintah mendirikan salat dimulai dari


waktu tergelincirnya matahari (duluukis-syams) sampai waktu gelapnya malam
(ghasyaqil-lail) serta pada waktu yang bersamaan dengan terbitnya fajar
(qur'aanal-fajr) dalam firman Allah Swt.:

‫َاِقِم الَّص ٰل وَة ِلُد ُلْو ِك الَّش ْم ِس ِاٰل ى َغ َس ِق اَّلْيِل َو ُقْر ٰا َن اْلَفْج ِۗر ِاَّن ُقْر ٰا َن اْلَفْج ِر َك اَن َم ْش ُهْو ًدا‬

Dirikanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan


(laksanakan pula salat) Subuh! Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh
malaikat). (Al-Isrā' [17]:78)

Kalimat "tergelincirnya matahari hingga gelapnya malam" menjadi petunjuk


perintah salat Zuhur dan Asar. Sedangkan kalimat "gelapnya malam" sendiri
menunjukkan waktu pelaksanaan salat Maghrib dan Isya, hingga waktu
bersamaan dengan terbitnya fajar dikerjakan salat Subuh.

Keempat, di dalam QS. al-Ruum: 17-18 disebut berangkaian salat di waktu


petang (hiina tumsuun), di waktu pagi (hina tusbihuun), di waktu sore
('asyiyyan), serta di waktu luhur (hiina tuzdhiruun). Allah Swt berfirman:

‫َفُسْبٰح َن ِهّٰللا ِح ْيَن ُتْم ُسْو َن َوِح ْيَن ُتْص ِبُحْو َن‬

Bertasbihlah kepada Allah ketika kamu berada pada waktu senja dan waktu
pagi. (Ar-Rūm [30]:17)

‫َو َلُه اْلَحْم ُد ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َو َع ِش ًّيا َّو ِح ْيَن ُتْظ ِهُرْو َن‬

Segala puji hanya bagi-Nya di langit dan di bumi, pada waktu petang dan pada
saat kamu berada pada waktu siang.584). (Ar-Rūm [30]:18)

QS. al-Ruum 17-18 ini oleh sahabat Ibnu Abbas dijadikan petunjuk perintah
salat lima waktu.

:‫ قال هللا تعالى‬:‫ أين؟ فقال‬:‫ فقيل له‬،‫ الصلوات الخمس في القرآن‬:‫ي هللا عنه قال‬R‫عن ابن عباس رض‬
،‫ (وعشيًا) العصر‬،‫ (وحين تصبحون) صالة الفجر‬،‫(فسبحان هللا حين تمسون) صالة المغرب والعشاء‬
. ‫(وحين ُتظهرون) الظهر‬

Artinya: "Diriwayatkan langsung dari Ibnu Abbas yang berkata: Salat lima
waktu terdapat di dalam al-Quran. Lalu beliau ditanya: Mana, tunjukkan! Beliau
menjawab bahwa Allah telah berfirman: Maha suci Allah pada saat kalian di
waktu petang (hiina tumsuun) mengerjakan salat Magrib dan Isya, di waktu pagi
(hiina tusbihuun) mengerjakan salat Subuh, di waktu sore ('asyiyyan)
mendirikan salat Asar, serta di waktu luhur (hiina tuzdhiruun) melakukan salat
Luhur.

Kalaupun seumpama salat Isya tidak dimasukkan dalam salat yang dikerjakan di
waktu petang (hiina tamsuun), maka ia termaktub dalam QS. Hud 114:

‫َو َاِقِم الَّص ٰل وَة َطَر َفِي الَّنَهاِر َو ُزَلًفا ِّم َن اَّلْيِل ۗ ِاَّن اْلَحَس ٰن ِت ُيْذ ِهْبَن الَّسِّيٰا ِۗت ٰذ ِلَك ِذ ْك ٰر ى ِللّٰذ ِكِرْيَن‬

Dirikanlah salat pada kedua ujung hari (pagi dan petang) dan pada bagian-
bagian malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus
kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu
mengingat (Allah). (Hūd [11]:114)

Al-Qur'an tidak mengumpulkan dalam satu ayat perintah salat lima waktu
dengan tujuan: (1) agar kita ingat salat kapan saja saat kita membaca Al-Qur'an.
Sebab, perintah salat hampir ada dalam potongan-potongan ayat dan surat Al-
Qur'an. (2) agar kita dapat merasakan nikmatnya salat lima waktu dan ke-
khusyu'annya dengan cara terus-menurus mengerjakannya, seperti halnya Allah
Swt tak sesekali menjelaskan perintah salat dalam ayat Al-Qur'an.

Selain itu, yang paling utama, kita mengerjakan salat lima waktu berdasarkan
praktik yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Selama masa hidup beliau
tidak ada penyangkalan praktik ibadah salat lima waktu sebagai living moslem.

M. Ishom el Saha (Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin, Serang)

Anda mungkin juga menyukai