Anda di halaman 1dari 47

PRESENTASI KASUS

CONGESTIVE HEART FAILURE


DIABETES MELLITUS TIPE 2

Pembimbing:
Dr. Marwan Nasri,M.Ked(Cardio),Sp.JP
Dr.Kamal Kharrazi Ilyas

Dipresentasikan oleh:

Maulida Tinur
Yosita Kartina
Afdhalul Rinaldy

BAGIAN SMF KARDIOLOGI


RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
2019
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
GAGAL JANTUNG
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
TANDA & GEJALA KLINIS
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
EK
G
TH FOT
OR O
AK
S
LA
B
OR OR
IU AT
M
DIABETES MELLITUS
Perjalanan Diabetes Melitus Menjadi Gagal
Jantung
KLASIFIKASI
Kriteria Diagnostik Diabetes melitus menurut American Diabetes
Association 2010

DIAGNOSIS
Diagnosis DM dengan Gagal Jantung
The American Diabetes Association (ADA)
merekomendasikan pemeriksaan
Penatalaksanaan Gagal Jantung dengan
Diabetes Melitus
Komplikasi DM dengan Gagal Jantung
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MU
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Meurebo
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Suku : Aceh
Status Perkawinan : Sudah menikah
No. CM : 32-64-96
Tanggal Masuk : 02 Februari 2019
Tanggal Pemeriksaan : 02 Februari 2019
Keluhan utama:

ANAMNESIS
sesak napas
Keluhan tambahan :
Cepat lelah, Nyeri dada, batuk, mual,muntah,
nafsu makan berkurang
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Cut Nyak Dhien dengan keluhan sesak napas sejak 4 hari yang lalu dan memberat
2 hari terakhir. Sesak napas timbul saat pasien melakukan aktivitas ringan

ANAMNESIS
Pasien juga mengeluh sering terbangun pada malam hari akibat sesak. Sesak nafas berkurang saat pasien
dalam posisi duduk dan apabila tidur pasien lebih nyaman menggunakan 2-3 bantal. Pasien juga mengeluhkan
batuk saat sesak.

Pasien mengeluhkan bahwa dirinya merasa cepat lelah. Kelelahan dirasakan saat beraktivitas

Pasien juga merasakan nyeri pada dadanya, nyeri yang dirasakannya menjalar ke leher, lengan kiri dan bagian
belakang. Nyeri dada yang dirasakan pasien bersifat hilang timbul dan berkurang dengan istirahat. Nyeri dada
yang dirasakan pasien bersifat tumpul.

Pasien juga merasakan nyeri pada dadanya, nyeri yang dirasakannya menjalar ke leher, lengan kiri dan bagian
belakang. Nyeri dada yang dirasakan pasien bersifat hilang timbul dan berkurang dengan istirahat. Nyeri dada
yang dirasakan pasien bersifat tumpul.
Riwayat Penyakit Dahulu

•Pasien pernah mengalami hal yang sama dan dirawat


•Riwayat DM (+)
•Riwayat Hipertensi (+)
 

ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga

•Riwayat keluhan yang sama : disangkal


•Riwayat hipertensi : disangkal
•Riwayat DM : disangkal
•Riwayat penyakit jantung : disangkal
•Riwayat penyakit ginjal : disangkal
•Riwayat alergi : disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Frekuensi Jantung : 74x/i, reguler
Frekuensi Nafas : 32x/i
Temperatur : 36,5 0C
Status Generalis

Pemeriksaan Kepala

PEMERIKSAAN FISIK
• Bentuk kepala : Mesocephal, simetris, venektasi temporal (+)
• Rambut:Warna rambut hitam, merata, tidak mudah
dicabut
• Mata : Simetris, Palpebra udem(-/-),ptosis(-/-)
konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), refleks
cahaya (+n/+n), pupil isokor diameter 3 mm

• Hidung : Napas cuping hidung (-)


• Mulut : Bibir sianosis (-),lidah sianosis (-)
• Pemeriksaan leher :
• Tekanan Vena Jugularis : R + 2 cmH2O
• Kelenjar Tyroid : Tidak membesar
Status Lokalis

Paru

PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi :Dinding dada simetris, pergerakan simetris
Palpasi :Vokal fremitus kanan dan kiri normal
Perkusi :Apeks paru kanan sonor, apeks paru
kiri sonor Basal paru kanan sonor,
basal paru kiri
Auskultasi :Paru kanan: suara dasar vesikuler
+/+)
Paru kiri: suara darar vesikuler (+/+)
Rh basah basal(+/+)
Status Lokalis

Jantung

PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V 2 jari lateral LMCS.
Perkusi : Batas jantung atas: di ICS III
Batas jantung kanan: di ICS III LPSD
Batas jantung kiri: di 2 jari Lateral LMCS.
Auskultasi : BJ I >BJ II, murmur (+), gallop S3 (-).

Abdomen

Inspeksi : Kesan simetris, Distensi (-)


Palpasi : Soepel (+), Hepar, lien,ren tidak teraba
Perkusi : Tympani (+), Asites (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

Ekstremitas Superior Inferior

PEMERIKSAAN FISIK
Kanan Kiri Kanan Kiri

Sianotik - - - -

Edema - - - -

Ikterik - - - -

Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif

Tonus otot Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus

Sensibilitas N N N N

Atrofi otot - - - -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

Hemoglobin 15,5 12-16 gr/dl

Leukosit 8,29 4,8-10,8 x 103/ul

Trombosit 341 150-400 x 103/ul

Hematokrit 43,9 42-52%

Creatinin darah 0,79 0,60-1,10 mg/dl

Ureum darah 38,5 15-45 mg/dl

Kolesterol total 176 < 200 mg/dl

Trigliserida 227,8 30-200 mg/dl

LDL 123,7 < 150 mg/dl

HDL 23,9 > 45 mg/dl

Gula darah sewaktu 256,7 < 200 mg/dl


EKG

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan: Sinus ritme + OMI Antero-septal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thorax
DIAGNOSIS
Congestive Heart Failure + Diabetus
Mellitus Tipe II
Non Farmakologis

1. Bed rest
Pada CHF suplay O2 menurun, maka demand O2harus diturunkan

TATA LAKSANA
dengan tirah baring
1. Posisi setengah duduk
Meningkatkan komplians paru sehingga suplay O 2 dapat
meningkat
Untuk menurunkan Venous return sehingga preload ↓ 
pengisian ventrikel ↓ & vol end diastolic bertambah  kontraktilitas ↑
 SV ↑  CO ↑
1. Diet rendah garam
Pada CHF: CO ↓ + perfusi ↓  Ginjal ( di sel aparatus
jukstaglomerular) mensekresi renin  retensi Na+H20
2. Diet rendah serat
Cegah konstipasi sehingga mengurangi beban kerja jantung
Farmakologis

O2 4-5 L/I
IVFD Nacl 0,9% 10 tetes/menit
Inj. Furosemid 2 ampul/8jam  1 amp/12 jam

TATA LAKSANA
Inj.Ranitidin 1 ampul/12 jam
Spironolakton 1x25 mg
Concor 1x1,25 mg
Atrovastatin 1x10 mg
Clopidogrel 1x75 mg
Isosorbit Dinitrat 3x5 mg
Sucralfat Syrup 3xCI
PROGNOSIS
•Ad fungsional : dubia ad malam
•Ad sanationam : dubia ad malam
•Ad vitam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
ANALISA KASUS
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai