Anda di halaman 1dari 28

1

SISTEM DAN KEBIJAKAN PERBANKAN


DI INDONESIA II
2

MATERI KULIAH

Materi Pokok
I. Kebijakan Perbankan di Indonesia Pasca Krisis
1. Latar belakang Kebijakan
2. Kebijakan Pada Pasca Krisis
i. Pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
ii. Program Penjaminan Pemerintah
iii. Pendirian Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
iv. Restrukturisasi Perbankan

II. Kebijakan Perbankan Kedepan


1. Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
2. Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia

Buku dan Bahan Bacaan:


Perry Warjiyo (Eds). Bank Indonesia: Bank Sentral Republik Indonesia,
Sebuah Pengantar (Kode W)
Iskandar Simorangkir dan Suseno (Eds). Perbankan di Indonesia (Kode I)
Prepared by IS
I. Kebijakan Perbankan Indonesia Pasca Krisis 3

1. Latar Belakang Kebijakan

Krisis Perbankan berawal dari krisis nilai MEMPERBURUK PEREKONOMIAN


tukar INDONESIA

1. SEKTOR EKSTERNAL :
- Neraca Pembayaran memburuk
akibat capital outflow

2. SEKTOR RIIL :
- Inflasi Meningkat
- Pertumbuhan Ekonomi Menurun
• Krisis Nilai Tukar di Thailand
- Kewajiban hutang LN Corporate
• Penurunan Kepercayaan KRISIS NILAI TUKAR
sektor meningkat (Rp)
Investor Asing terhadap RUPIAH
- Biaya Produksi Meningkat
Perekeonomian Nasional
3. FISKAL :
- Pengeluaran Pemerintah (LN)
meningkat tajam
4. KEUANGAN/MONETER :
- Kewajiban LN bank dlm rupiah
meningkat tajam
- Kredit bermasalah karena
pertumbuhan melambat
- Meningkatkan Fragility di
Perbankan Prepared by IS
I. Kebijakan Perbankan Indonesia Pasca Krisis 4

1. Latar Belakang Kebijakan


Dalam rangka pemulihan perekonomian nasional dari krisis dilakukan
program stabilisasi dan reformasi perekonomian
PROGRAM STABILISASI DAN
REFORMASI PERKEONOMIAN

I. Kebijakan Makroekonomi :
1. Kebijakan Ffskal :
- Mengurangi subsidi
- Transparansi fiskal PENYEHATAN DAN
- Penundaan/pembatalan Proyek PEMULIHAN
2. Kebijakan Moneter :
PEREKONOMIAN
- Meningkatkan suku bunga
- Intervensi valas
INDONESIA
II. RestrukturisasiSektor Keuangan
1. Pencabutan ijin usaha bank-bank tidak sehat
2. Penyediaan batuan likuiditas
3. Merger bank
III.Reformasi Struktural di Sektor Riil
1. Perdagangan Luar Negeri
2. Investasi
3. Deregulasi dan Privatisasi
III.Jaringan Pengaman Sosial
- Meningkatkan bantuan ke rakyat kecil
Prepared by IS
I. Kebijakan Perbankan Indonesia Pasca Krisis 5

1. Latar Belakang Kebijakan


Penutupan 16 Bank Pada 1 November 1997 yang dimaksudkan untuk
menyehatkan sektor keuangan, sebaliknya telah mengakibatkan terjadinya
bank runs pada sejumlah bank yang dianggap nasabah merupakan bank
“Bermasalah” khususnya bank swasta (self-fullfilling prophecy)
Des. 96 Des. 97 Jan. 98 Feb. 98 Mar. 98 P
a
Kelompok Bank Pangsa (%) n
g
s
Bank Umum a
1. Bank Persero 36.0 42.8 47.7 47.0 46.6
D
2. BUSN Devisa 49.7 43.2 36.9 37.1 37.6 a
3. BUSN Non Devisa 5.5 2.2 1.5 1.9 2.3 n
a
4. BPD 2.8 2.2 1.6 1.7 1.6
5. Bank Campuran 1.7 2.4 3.0 3.0 2.8 P
i
6. Bank Asing 4.1 7.2 9.3 9.3 9.2 h
a
k
BPR*) 0.5 0.4 0.3 0.3 0.3
III
*) Pangsa terhadap bank umum
Sumber: Bank Indonesia
Prepared by IS
I. Kebijakan Perbankan Indonesia Pasca Krisis 6

1. Latar Belakang Kebijakan

Krisis perbankan juga menyebabkan terjadinya pengalihan dana


masyarakat di bank ke uang kartal

Perkembangan Bulanan Uang Kartal


Juta rupiah
90,000

80,000

70,000

60,000
Penutupan Bank
50,000
(1 Nov. 1997)
40,000

30,000
2 bulan setelah
20,000 penutupan bank
10,000 1 bulan setelah penutupan bank
0

1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001

Prepared by IS
I. Kebijakan Perbankan Indonesia Pasca Krisis 7

1. Latar Belakang Kebijakan (Data belum


diperbaharui)

Krisis perbankan telah mengakibatkan penurunan kinerja perbankan


nasional……..
ROA dan CAR menjadi negatif…. non performing loan (NPL) meningkat
tajam
Tabel. Kinerja Perbankan Nasional
Keterangan 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002

Non Performing Loan (Gross) 10.4 9.5 8.1 50 32.8 18.8 12.1 8.1
Non Performing Loan (Net) n.a. n.a. n.a. n.a. 7.3 5.8 3.6 2.1
Return on Assets (ROA) 1.13 1.22 1.37 -18.76 -6.14 1.56 1.45 1.96
BO/PO*) 92 92 0.95 148.14 154.16 98.12 98.41 94.76
Rasio Modal (CAR) 11.85 11.82 9.19 -15.68 -9.11 12.46 19.93 22.44
Loan to deposit ratio (LDR) n.a. 78.31 86.42 72.37 26.16 33.41 33.01 38.24
Rasio alat likuid/simpanan rp**) 3.16 5.50 7.36 8.19 8.88 9.34 8.01 8.60
BMPK (Jlh bank melanggar) 33 52 56 137 n.a. n.a. n.a. n.a.

*) BO=Biaya operasional; PO=Pendapatan operasional


**) Alat likuid terdiri dari Kas bank dan giro bank pada BI
Sumber: Bank Indonesia
Prepared by IS
8
2. Kebijakan Perbankan Pasca Krisis

• Penutupan bank telah mengakibatkan hilangnya kepercayaan


masyarakat terhadap bank sehingga terjadi bank runs dan krisis
perbankan.
• Krisis perbankan telah mengakibatkan anjloknya kinerja perbankan
nasional dan permasalahan likuiditas telah meluas menjadi
permasalahan solvabilitas.
• Untuk mengatasi krisis perbankan tersebut beberapa langkah
kebijakan dilakukan oleh Pemerintah dan BI, dengan beberapa
kebijakan utama
i. Pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
ii. Program Penjaminan Pemerintah
iii. Pendirian Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
iv. Restrukturisasi Perbankan

Prepared by IS
9
2. Kebijakan Perbankan Pasca Krsis

i. Pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) :

 Seperti diuraikan sebelumnya penutupan bank telah mengakibatkan


terjadinya penarikan dana besar-besaran (Bank Runs) pada sejumlah
bank.
 Resiko sistemik yang terjadi pada perbankan nasional mendorong
Pemerintah untuk memberikan BLBI.
 Pemberian BLBI tersebut dimaksudkan untuk menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap bank dan pada lanjutannya dapat mencegah
penarikan dana besar-besaran pada seluruh bank (resiko sistemik).
 Berbeda dengan fungsi lender of last resort (LOLR). BLBI merupakan
bantuan likuiditas darurat untuk mencegah resiko sistemik (systemic
risk), sedangkan LOLR adalah pinjaman diberikan BI terhadap bank
yang mengalami liquidity missmatch.

Prepared by IS
10
2. Kebijakan Perbankan Pasca Krsis

i. Pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) :

Posisi BLBI
Triliun Rp
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0

-97 -97 t-97 -97 -97 -98 -98 r-98 r-98 -98 -98 l-98 -98 -98 t-98 -98 -98 -99 -99 r-99 r-99 -99
g p c ov c an eb a p ay un u g p c ov c an eb a p ay
Au Se O N De J F M A M J J Au Se O N De J F M A M

Prepared by IS
11
2. Kebijakan Perbankan Pasca Krisis

ii. Program Penjaminan Pemerintah

 Tidak terdapatnya program penjaminan nasabah pada saat penutupan


bank dan asymmetric information nasabah terhadap bank
mengakibatkan hilangnya kepercayaan nasabah terhadap bank.
 Hilangnya kepercayaan nasabah mengakibatkan terjadinya penarikan
dana besar-besaran (bank runs) pada bank swasta nasional.
 Untuk mencegah meluasnya bank runs, Pemerintah memberikan
blanket guarantee pada akhir bulan Januari 1998 sesuai dengan
Keputusan Presiden No. 26 tahun 1998 tanggal 26 Januari 1998.
 Kebijakan blanket guarantee merupakan pemberian jaminan atas
kewajiban bank terhadap deposan dan kewajiban kreditur dalam dan
luar negeri.
 Pada awal penjaminan s/d akhir 2001; diperpanjang s/d akhir 2003.
Secara bertahap akan dikurangi dan dihapus setelah pendirian LPS.

Prepared by IS
12
2. Kebijakan Perbankan Pasca Krisis

iii. Pembentukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)

 BPPN didirikan dengan maksud agar terdapat lembaga tersendiri


untuk menyehatkan perbankan bermasalah sehingga BI dapat lebih
berkonsentrasi mengawasi dan membina bank.
 BPPN didirikan berdasarkan Keppres No. 27 tanggal 27 Februari 1998.
Sesuai dengan PP No. 17 tanggal 27 Februari 1998, masa tugas BPPN 5
tahun, dengan tugas-tugas sbb:
 Melakukan penyehatan bank yang ditetapkan dan diserahkan oleh BI
 Menyelesaikan aset bank baik aset phisik maupun non phisik melalui
unit pengelolaan aset
 Mengupayakan pengembalian uang negara yang telah tersalur di bank-
bank
 BI telah mengalihkan pengawasan 54 bank yang bermasalah kepada
BPPN

Prepared by IS
13
2. Kebijakan Perbankan Pasca Krisis

…Setelah ketiga kebijakan sebelumnya dilakukan, restrukturisasi


perbankan menyeluruh juga dilakukan BI dan Pemerintah…..

iv. Restrukturisasi Perbankan Indonesia

Restrukturisasi perbankan dilakukan melalui dua program utama:


a. Program penyehatan perbankan, meliputi:
 Program Penjaminan
 Program Rekapitalisasi Bank Umum
 Program Restrukturisasi Kredit
b. Program Pemantapan Ketahanan Sistem Perbankan, meliputi:
 Pengembangan Infrastruktur Perbankan
 Peningkatan Mutu Pengelolaan Perbankan
 Pemantapan Pengawasan Bank

Keseluruhan Program Restrukturisasi dapat dilihat pada Gambar 1 halaman


berikutnya
Prepared by IS
2. Kebijakan Perbankan Pasca Krisis
14

iv. Restrukturisasi Perbankan di Indonesia

Gambar 1

Prepared by IS
15
II. Kebijakan Perbankan Masa Depan

1. Arsitektur Perbankan Indonesia (API)

 Banyaknya tantangan perbankan nasional baik internal, nasional dan global


mendorong perlunya dilakukan penataan industri perbankan ke depan agar
dapat berkembang lebih sehat, kuat dan mampu bersaing secara global.
 Pada tahun 2003, BI merumuskan cetak biru pembangunan perbankan Indonesia
atau lebih dikenal Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
 API merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat
menyeluruh dan memberikan arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan
untuk rentang 5 s/d 10 tahun ke depan.
 Visi API: Mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat, dam efisien guna
menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional.

Prepared by IS
16
ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA

ENAM PILAR API


Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan
efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan
dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi nasional

Sistem Infrastruktur
Struktur Pengawasan
yang Pendukung
Perbankan
Independen yang
yang Sehat
dan Efektif Mencukupi

Sistem Industri
Perlindungan
Pengaturan Perbankan
Konsumen
yang Efektif yang Kuat

Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6

Prepared by IS
II. KEBIJAKAN PERBANKAN MASA DEPAN 17
2. STABILITAS SISTEM KEUANGAN (SSK):

AGENDA
• Latar Belakang

• Overview Konsep Stabilitas Sistem Keuangan

• Macro-prudential Analysis

• Implementasi SSK di BI

Prepared by IS
18
Latar Belakang SSK

• Pelajaran berharga dari krisis tahun 1997 :


 Stabilitas moneter hanya dapat tercapai dengan stabilitas
sistem keuangan
 Mahalnya biaya penyelesaian krisis (51% dari PDB tahunan)
• Stabilitas sistem keuangan telah menjadi agenda pokok Bank
Sentral dan Lembaga Internasional, e.g. :
 Pembentukan FSF, FSI, FSAP
 Pembentukan organisasi SSK dan penerbitan kajian SSK di
beberapa Bank Sentral
• Rekomendasi IMF :
 “BI should establish a Financial Stability Unit for conducting
the micro and macro level analysis required to detect systemic
vulnerability” (MAE Report - October 2002)
 “….by June 2003 BI should established FSS unit… (LoI-IMF,
2003).
Prepared by IS
Overview Konsep Stabilitas Sistem Keuangan: 19

• Stabilitas Moneter vs Stabilitas Keuangan

• Perbedaan antara stabilitas moneter dan stabilitas


keuangan:
• Stabilitas moneter terkait dengan stabilitas tingkat
harga secara umum (inflasi)
• Stabilitas keuangan adalah stabilitas lembaga keuangan
dan pasar keuangan yang membentuk sistem keuangan
• Meskipun sasaran kebijakannya berbeda, namun
keterkaitan antar keduanya semakin meningkat (BIS, Annual
Report 1996-97)

(Andrew Crocket, “Why is Financial Stability a Goal of Public


Policy”).
Prepared by IS
Overview Konsep Stabilitas Sistem Keuangan: 20

Apa itu SSK?

• Terhindarnya dari krisis keuangan (avoidance of financial crisis) (Sinclair,


2001; MacFarlane, 1999)

• Stabilitas lembaga dan pasar keuangan yang membentuk sistem keuangan.


Stabilitas pasar keuangan adalah minimalnya volatilitas harga yang dapat
mengganggu perekonomian (Crockett, 1997)

• Krisis keuangan adalah gangguan terhadap pasar keuangan sehingga pasar


keuangan tidak dapat menyalurkan dana secara effisien kepada sektor-
sektor investasi yang produktif (Frederick Mishkin,1991 )

Prepared by IS
21
Lingkup dan Fokus SSK

Fokus SSK:
• Lembaga-lembaga
keuangan utama yang
sehat dan berfungsi baik Sektor
Riil
Tiadanya faktor-faktor
Lembaga,
yang berpotensi Pasar dan
membahayakan Infrastruktu
r Keuangan
kelangsungan usaha Fiskal
Moneter
lembaga keuangan utama
• Pasar keuangan yang stabil
Perekonomian
dan berfungsi baik Internasional
 Volatilitas harga yang
minimal
Prepared by IS
22
Mengapa Diperlukan Stabilitas Keuangan ?

Stabilitas Keuangan:
• Menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi deposan dan
investor
• Meningkatkan efisiensi intermediasi keuangan
• Meningkatkan fungsi pasar keuangan dan memperbaiki alokasi
sumber daya
• Mengembangkan sistem keuangan yang sehat dan transparansi
• Mengurangi gejolak dan risiko sistemik

Instabilitas (Krisis) Keuangan – implikasi negatif


• Besarnya biaya fiskal untuk menyelamatkan lembaga keuangan
yang bermasalah
• Penurunan (kerugian) PDB akibat timbulnya krisis perbankan dan
krisis mata uang (currency crisis)
Prepared by IS
23
Issu Stabilitas Keuangan menjadi Agenda Prioritas …

Sejumlah perkembangan dalam beberapa tahun terakhir telah


menjadikan issu stabilitas keuangan sebagai agenda prioritas bagi
otoritas moneter dan pengawas serta para pengambil kebijakan
publik.
• Pertumbuhan tinggi volume transaksi keuangan
• Peningkatan kompleksitas instrumen keuangan baru
• Besarnya biaya fiskal penyelesaian krisis keuangan
• Kelemahan mendasar pada beberapa lembaga keuangan yang
berpotensi sistemik
• Terintegrasinya stabilitas moneter dan stabilitas sistem
keuangan
• Sistem keuangan berisiko menghadapi kegagalan (failure)
sehingga menuntut intervensi pemerintah dan kebijakan
penyelamatan
Prepared by IS
Macro-prudential Analysis: 24

Integrated Financial System

Economic Reform and Financial


Integration

Macroeconomic Banking Sector:


Capital Inflows
conditions and Initial conditions and
policy response regulatory framework
• Investment boom
• Asset price
increases
• Consumption boom Collateral
• Increase in short-
Interest and FX term debt and fx
exposure Lending boom
rate policies

Macroeconomic vulnerability
increases while banks portfolios
become riskier
Prepared by IS
25
Stabilitas Keuangan Dibangun Atas Lima Pilar Utama …

1. Lingkungan makro-ekonomi yang stable ;


2. Kerangka pengawasan prudensial yang sehat;
3. Lembaga keuangan yang dikelola dengan baik;
4. Pasar keuangan yang beroperasi secara efisien dan lancar; dan
5. Sistem pembayaran yang aman dan lancar.
Elemen penting lainnya adalah standar industri, termasuk standar
akuntansi, kerangka hukum, corporate governance, ketentuan
kepailitan.

(John F. Laker, Ass. Governor Reserve Bank of Australia – Financial


Stability, 1999)

Prepared by IS
26
FRAMEWORK

Framework of Financial System Stability (FSS)

well-managed
stable financial sound framework
macroeconomic of prudential
institutions
environment supervision

stable and sound


efficient financial safe and robust
markets financial system payments system

Coordination & Crisis


Surveillance Regulation
Cooperation Management
• Regulatory
Early Warning
• Internal Framework •Lender of last
Systems
Coordination • Financial resort
•Macroeconomic
• External Architecture •Deposit
Indicators
Coordination • Market insurance
•Micro-prudential
• Joint Committee discipline •Crisis resolution
Indicators (agr.)

Prepared by IS
Bagaimana Upaya untuk Mewujudkan Stabilitas Keuangan? 27

1. Kekuatan pasar  Bergantung pada kekuatan pasar (market forces);


forces mis. New Zealand

2. Jaringan  Penjaminan Deposito (deposit insurance scheme


Pengaman  Lender of last resort
(Safety nets)
 Penyelesaian Krisis (Crisis resolution)

3. Regulasi dan  Regulasi untuk melindungi efektivitas usaha lembaga keuangan dan
Standar nasabah (customer protection); mis. pemisahan tegas antara kegiatan
commercial dan investment banking (di AS dan Jepang)
 Risk-based capital adequacy (BIS, BCBS)
 Regulasi untuk mendukung kekuatan pasar (self-regulation or incentive-
compatible financial regulation e.g. risk management practice)

4. Analisis dan  Analisis dan pemantauan terhadap kestabilan sistem keuangan termasuk
Pemantauan rekomendasi kebijakan.
Prepared by IS
Implementasi SSK di BI: 28

Kerangka Kerja Stabilitas Sistem Keuangan


Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui kestabilan
moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk
Misi BI pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan.

Turut aktif menciptakan dan memelihara sistem keuangan


Tujuan SSK yang stabil dan sehat

Pemantapan Peningkatan Penetapan Jaring


Peningkatan
Strategi SSK Pengaman &
Regulasi & Riset & Koordinasi &
Penyelesaian
Standar Surveillance Kerjasama
Krisis

• Regulasi &
Sistem Deteksi • Lender of last
Standar resort
Dini • Koordinasi
Instrumen (Basle Core - Kondisi Normal
• Indikator Makro- internal - Krisis Sistemik
Principles,
CPSIP, IAS, prudensial
• Indikator Mikro- • Koordinasi • Penyelesaian
ISA, dsb). eksternal Krisis
prudensial - Jaring
• Disiplin
(aggregat) Pengaman
Pasar
Prepared by IS

Anda mungkin juga menyukai